Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Lambung

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Yetti Wira Citerawati Sy
Advertisements

DASAR DIETETIK untuk pasieN
Darwis Dosen Jurusan Gizi
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
Paskalis Lukimon (Ners)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Kelompok 2.
Askep Keganasan Kulit Melani Kartika Sari.
Kelainan Sistem Pencernaan
KESEHATAN TENTANG DIARE.
.. SUSPEK TYPOID ...
Biology Presentation Kanker Mulut.
OLEH: Ns. Titik Anggraeni, S.Kp.,M.Kes.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Sri Dewi Sulastri (RKM )
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
ASKEP PADA KEGANASAN SISTEM PERNAFASAN
Patologi Umum.
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
Nyeri Abdomen KASUS.
TYPOID PADA ANAK.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMA MALIGNA
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Dispepsia.
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan
CA HATI FANY ANITARINI.
KANKER PAYUDARA OLIVIA PUTRI GUMANTI III B.
CANCER.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
FIBRIO ADENOMA. Asuhan kebidan pada ibu dengan gangguan sistim reproduksi BY: VANITRA IRMA
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Kanker payudara,prosedure pemeriksaan,deteksi dini
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
Asuhan Keperawatan pada Pasien Konstipasi
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
K51 SRI SULUHLESTARI.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
FIBRIO ADENOMA, KISTA SARCOMA, DAN SARCOMA
MERILIZA WATI S NIM: TINGKAT III B.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
TYPOID PADA ANAK.
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
FIBRO ADENOMA Sisrina nota rita
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
FIBRIO ADENOMA,KISTA SARCOMA ,SARCOMA
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Karsinoma Gaster.
PERSENTASI PENYAKIT MAAG
ASKEP PD PASIEN DGn MYOMA UTERI
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
ASKEP COLITIS ULSERATIF
MENGENAL, MENCEGAH & MENGOBATI KANKER PAYUDARA DIAWAL PAGI
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
TRAUMA ABDOMEN.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
Leukemia Meiloid Akut (LMA) PROFESI NERS PSIK FK KEDOKTERAN UNHAS.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Kelompok V.  Riwayat Kesehatan masa lalu Secara khusus kita akan bertanya tentang masalah yang terjadi sebelumnya  Anemia, Gangguan perdarahan Melakukan.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Transcript presentasi:

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Lambung ysd

Definisi Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002) Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)

Etiologi Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster, seperti ; 1. Gastritis kronis. 2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory). 3. Herediter. 4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan. 5. Sering makan makanan yang terlalu pedas. 6. Kurang makanan yang mengandung serat. 7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.

Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang.  Peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker. ulkus gastrikum  kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk. Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung. Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat. Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.

Tanda dan Gejala Karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor : a. Nyeri b. Penurunan Berat badan. c. Muntah d. Anoreksia. e. Disfagia. f. Nausea. g. Kelemahan. h. Hematemasis. i. Regurgitasi. j. Mudah kenyang. k. Asites l. Keram abdomen m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.

Bila kanker lambung bertambah besar  teraba adanya massa pada dinding perut. Pada stadium lanjut, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh. Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang Gejala kanker lambung bisa dikelirukan dengan tukak lambung. Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka dicurigai suatu kanker lambung.

Fatofisiologi Seperti tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya adalah perubahan mukosa yang abnormal . Pengaruh keadaan lingkungan Faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori. Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arteri hepatika, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna.

Klasifikasi Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat dibagi atas : Tipe I (pritrured type) Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi. Tipe II (superficial type) Dapat dibagi atas 3 sub tipe. II.a. (Elevated type) Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar. II.b. (Flat type) Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.

II.c. (Depressed type) Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan. Type III. (Excavated type) Tumor ganas lanjut dan sering disertai kombinasi seperti II c Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas : 1. Bormann I. Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular. 2. Bormann II Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.

3. Bormann III. Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa. 4. Bormann IV Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

Komplikasi 1. Perforasi Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik. 2. Hematemesis. Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan anemia. 3. Obstruksi. Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah. 4. Adhesi. Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

Penatalaksanaan 1. Bedah jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya. 2. Radiasi Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil. 3. Kemoterapi Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.

Pemeriksaan Diagnosis 1. Pemeriksaan fisis. Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba. 2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi. Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal. 3. Gastroskopi dan Biopsi. Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.

4. Pemeriksaan darah pada tinja 4. Pemeriksaan darah pada tinja. Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin. 5. Sitologi. Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.

mikroskopis ( pengambilan spesimen untuk biopsi dan Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena : - memungkinkan dokter melihat lambung secara langsung ( memberikan visualisasi langsung terhadap lesi ) - bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan dalam kanker lambung - bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis ( pengambilan spesimen untuk biopsi dan pemeriksaan sitologi ) Treatment : Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi Scan CT abdomen menunjukkan massa padat Pemeriksaan lab menunjukkan anemia (hb, hmt, dan jumlah sel darah di bawah normal

PENGKAJIAN a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan  Apakah ada riwayat kanker pada keluarga  Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan  Lingkungan tempat tinggal klien  Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien  Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.

b. Nutrisi metabolik  Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari  Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi  Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.  Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus  Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)  Adanya makanan tambahan  Napsu makan berlebih/kurang  Kebersihan makanan yang dikonsumsi

c. Eliminasi  Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan  Adanya mencret bercampur darah  Adanya Diare dan konstipasi  Warna feses, bentuk feses, dan bau  Adanya nyeri waktu BAB d. Aktivitas dan latihan e. Tidur dan istirahat

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. 2. Nyeri berhubungan dengan distensi gastrik dari tumor lambung. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan malnutrisi sekunder terhadap kanker lambung.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Tujuan : klien dapat mempertahankan masukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dibuktikan dengan terpeliharanya berat badan normal

Intervensi : Dorong pemberian makan sedikit dan sering dengan makanan yang tidak mengiritasi untuk menurunkan iritasi lambung Berikan diet saring tinggi kalori, protein, vitamin, dan mineral. Anjurkan penggunaan suplemen makanan enteral (sustacal, ensure) bila masukan diet kurang dari 50% Berikan vitamin B12 parenteral secara pasti bila gastrektomi total dilakukan. Pantau kecepatan dan frekuensi terapi intravena Catat masukan, haluaran dan berat badan setiap hari.

Kaji tanda-tanda dehidrasi (haus, membran mukosa kering, turgor kulit buruk, dan takikardia) Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium harian untuk memperhatikan adanya abnormalitas metabolik (Na, K, glukosa, nitrogen, dan urea darah) Kolaborasi dengan medik untuk pemberian antiemetik sesuai dengan ketentuan Berikan sedikitnya 2500 ml cairan setiap hari

Nyeri berhubungan dengan distensi gastrik dari tumor lambung Tujuan : mendemonstrasikan nyeri hilang dari ketidaknyamanan. Kriteria evaluasi : - Nyeri berkurang - Pasien Tdk merintih - Ekspresi wajah relaks.

 kelebihan masukan makanan menyebabkan Intervensi : Anjurkan pasien untuk istirahat  jaringan memerlukan oksigen lebih sedikit selama periode istirahat karena lebih sedikit energi diperlukan. Juga sekresi gastrik lebih sedikit selama istirahat. Anjurkan makan porsi kecil tapi sering sebagai ganti makan porsi besar tiga kali  kelebihan masukan makanan menyebabkan distensi gastrik, yang menimbulkan nyeri lambung. Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian analgetik

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan malnutrisi sekunder terhadap kanker lambung Tujuan : mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas. Kriteria evaluasi : Keluhan kelelahan dan kelemahan berkurang bila melakukan aktivitas.

Intervensi : Pantau : warna dan konsistensi feses; tanda vital setiap 4 jam; respon terhadap aktivitas fisik (frekuensi pernapasan).  untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan dari hasil yang diharapkan. Berikan bantuan pada aktivitas sesuai kebutuhan. Rencanakan periode istirahat selama siang hari.  istirahat mengurangi penggunaan energi. Berikan pengobatan yang diprogramkan terhadap anemia (suplemen besi atau transfusi darah).  Darah lengkap dapat diberikan bila hemoragi masif terjadi Lakukan pemeriksaan dengan hematest pada semua feses bila gelap.  feses hitam, seperti ter menunjukkan perdarahan GI