SOCIL PERCEPTION DAN SOCIAL INFLUENCE NOVENDAWATI WAHYU SITASARI PERTEMUAN 12 NOVENDAWATI WAHYU SITASARI PSIKOLOGI
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa konsep social perception dan pengaruhnya dalam kehidupan sosial
PENGERTIAN MANUSIA Adalah makhluk sosial T.L manusia adalah hasil interaksi antara manusia (pikiran, value,sikap,motive dll) & Lingkungannya (budaya, tradisi, norma) PSIKOLOGI SOSIAL Adalah cabang ilmu psikologi yg mempelajari interaksi antar manusia & bagaimana hal tsb mempengaruhi T.L (pengaruh interaksi, interdependency,influence pd T.L individu & pikirannya)
SOCIAL INTERACTION Saling mempengaruhi antar pribadi & berlangsung cepat, tukar menukar info,modifikasi T.L & pikiran sbg hasil interaksi SOCIAL INTERDEPENDENCE Memberikan kebahagian & semangat dlm in teraksi sulit menghasilkan analisa yg jelas tentang determinant2 T.L sosial JADI hubungan sosial itu sangat kompleks
KONSEP-KONSEP SOCIAL SOCIAL CONCEPT ROLE OF OTHERS EXAMPLE OF STIMULI SOCIAL CONCEPT ROLE OF OTHERS ROLE OF SUBJECT Impression Formation FIXED POSE Foto, daftar sifat2 A.Observer Video Tape Atribution BEHAVIOR SEQUENCE B.Observer INTERVENTION DIRECTED AT SUBJECT C.Participant INSTRUKSI Social Influence D.Participant SUBJECT INTER- ACTS WITH OTHER Interdependence DISKUSI, Kerjasama
CIRI-CIRI KONDISI SOSIAL Kondisi A (IMPRESSION FORMATION) Jumlah informasi sangat terbatas Informasi yg “sepele” Impresi /kesan Contoh : penyebutan nama dapat memberikan impresi tertentu Jo terkesan lbh ramah, lbh dekat dibandingkan dng Johana terkesan lebih formal Kondisi B (ATRIBUTION) Jumlah info lbh banyak/kaya Membutuhkan proses kognitif/ pemaknaan mendalam yg “lebih”, hingga membentuk kesan secara menyeluruh Memungkinkan terbentuk penilaian karena diketahui latar belakang T.L evaluasi positif dan negatif Bila info yg ada kontradiktif akan lbh sulit
Kondisi C (SOCIAL INFLUENCE) Perubahan pada subyek (fokus person) karena ada kontak/hubungan dng yang lain Kontak dng yg lain tidak harus dalam bentuk manusia, bisa dengan buku, TV (iklan,dll), aturan/hukum, iklim Kondisi D (INTERDEPENDENCE) Saling ketergantungan Saling mempengaruhi T.L pasangan Interaksi sehari-hari dipenuhi model aksi interpersonal Carl Jung : aspek yg “meaningfull” dalam interaksi “the meeting of two personalities is like the contact of two chemical substances, if there is any reaction,both are transformed”
SOCIAL PERCEPTION Kesan & persepsi kita pada org lain merupakan kesimpulan dari T.L orang tsb Untuk itu perlu info akurat. Perkiraan kita tentang kepribadian & perasaan sese- orang mjd pedoman untuk berespon & berinteraksi
IMPRESSION FORMATION Adalah proses dimana info tentang org lain, kita olah menjadi pengetahuan atau pemikiran yang menetap tentang org tsb. Misal : si A orangnya mudah tersinggung, si B orangnya cuek sekali, si C ambisius dll Proses terbentuknya Impresi : Pertemuan Kategori & interelasi yg dipersepsi dari kategori tsb akan membentuk “Cognitive Frame work” (bisa luas /sempit) INFO : Looks Says Do KATEGORI
Hubungan antara kategori-kategori yg ada merupakan DETERMINAN PREDIKSI tentang org tsb. Hasil Prediksi dapat berbeda-beda antar individu Contoh : Pria bertato, berkacamata tebal, bicara serak Preman Seniman, Ilmuwan ? Prediksi & ekspektasi dapat digeneralisasi. Bila kita berinteraksi secara efisien, sehingga minimal kita memiliki info tentang org tsb.
TEORI-TEORI PEMBENTUKAN IMPRESI IMPLICIT PERSONALITY THEORY COMBINING INFORMATION THEORY STEREOTYPES ATTRIBUTION
1.IMPLICIT PERSONALITY THEORY Kategori-kategori yg paling banyak digunakan dalam pembentukan kesan/impresi adalah “trait” (sifat) Menurut Allport & Odbert ada 18.000 trait Misal : ramah,cerewet, kaku, tegas,sensitif,dll TRAIT adalah satu set kategori yg digunakan untuk menggambarkan, mengingat, mengkomunikasikan T.L org lain atau diri sendiri Trait-trait yg dipersepsi ada interelated/saling berhubungan. Contoh : Tegas Ambisius
Interelasi antara “traits” yg diasumsikan ini yg disebut dalam teori implicit personality theory yaitu bagaimana menggeneralisasikan prediksi kita tentang org lain lebih jauh dari info yg ada (yg kita miliki) Implicit Personality Theories membantu mempermu- dah info yg kita terima dalam interaksi sosial, menga- rahkan respon kita kepada org lain Inti dari teori ini setiap org akan membentuk “cognitive framework”
2.COMBINING INFORMATION TUJUAN : membuat penilaian yg utuh dan sejauh mana hubungan dengan seseorang itu dirasakan menyenangkan. CARANYA antara lain : Mencari trait2 yg positif/kesan yg lbh positif Membuat rata-rata trait yg positif Membobotkan yg satu lbh tinggi dari yg lain Kebanyakan org percaya,bahwa ada beberapa nilai yg membuat “a good first impression” (info yg paling awal diperoleh/primacy effect) Biasanya impresi thd org lain info dng trait negatif daripada trait positif.
Info yg digunakan untuk JUDGEMENT/penilain biasanya : Info yg paling awal diperoleh (primacy effect) Info dengan trait negatif (lbh sering) Karakteristik yg digunakan untuk menilai berbeda. (mis: Karakteristik menilai Satpam berbeda dg Supir) Bagaimana dengan info yg kontradiktif ? Misal : Hostile Vs Dependent Penelitian Asch & Zukier (1984), bahwa kontradiksi dapat dijelaskan dalam : A.Hubungan Sebab Akibat Mis: Dia benci dependent pd org lain, sehingga cenderung hostile B.Memisahkan ke 2 trait dalam situasi yg berbeda : Mis :Hostile pada A dan Dependent pada B
3.STEREOTYPES Mirip teori “implicit” Bedanya : stereotipe berkonotasi negatif dlm arti “prejudiced expectation” ; social undesire bility Definisi stereotipe diperbaiki menjadi “prejudgment”, sehingga lbh berkonotasi positif Meskipun demikian, perlu disadari konotasi negatif tidak semudah itu menjadi musnah, khususnya stereotipe sosial Misal : Suku Batak? Manado? Padang? Jawa? Madura ? Sunda?
Dampak negatif Stereotipe : Membuat kelompok lain dalam kategori “unfavorable” (tdk menyenangkan) Bila dianut banyak org, maka interaksi menjadi terhambat Membentuk harapan yg salah, khususnya jika ada T.L yg kontradiktif Demensi Stereotipe : Etnis (Suku, Ras,Agama) Demografis (Gender,Regional) Kelompok Minoritas Ethnocentris Thinking : berupa asumsi bahwa T.L & nilai2 kelomp tertentu lbh baik,sehingga adanya penyimpangan merupakan hal buruk
4.ATRIBUTION Atribusi = penyimpulan berdasarkan (personal thought,motives, feeling, traits, intensi) 1.HEIDER “NAÏVE” PSYCHOLOGY Tokoh : Fritz Heider Alasan munculnya T.L sangat simple why someone did something? Bahwa T.L dapat disebabkan oleh : Personal Forces (ability, effort) Environmental Forces (luck,hambatan,tingkat kesukaran T.L
Misal : Saat masuk bioskop tiba-tiba ada pria yang menabrak kamu. SIMPULANNYA adalah Personal Forces : Marah, karena : memang pria itu sengaja menabrak, pria itu berusaha menabrak, atau menyakiti dirinya (badan besar) Environmental Forces :karena sedang sial, atau lantai bioskop tidak rata, ruangan gelap Menurut HEIDER alasan T.L “make sense to us” (masuk akal)
Lanjutan … 2.KELLEY’S ATTRIBUTION THEORY Tokohnya : HAROLD KELLEY Bertitik tolak dari teori HEIDER yaitu Internal Forces & External Forces T.L/Respon dapat diidentifikasi melalui metode “presence-absence test” Misal Jika A hadir ada efek X Jika A tdk hadir tidak ada efek X Dari respon yang muncul tsb, kita dapat mengetahui penyebabnya (internal /external forces)
3 Faktor dasar yg memperkaya metode Presence- Absence Test yaitu apakah respon2 tsb disebabkan oleh internal/external forces: KONSISTENSI RESPON dalam waktu & situasi, yaitu apakah respon tsb terjadi hanya pada situasi & waktu tertentu Informasi berupa KONSENSUS bahwa orang lain berespon serupa, yaitu apakah org lain berespon thd rangsang yg sama dng cara yg sama DISTINCTIVENESS (kekhususan) respon in-dividu pada rangsang yg bervariasi.Dikatakan Distinctiveness tinggi bila respon seseorang berbeda pada setiap rangsang yang ada
Kombinasi antara Konsistensi tinggi, Konsensus tinggi & Distinctiveness tinggi menghasilkan EXTERNAL ATRIBUTION Kombinasi antara Konsistensi tinggi,Konsensus rendah,Distinctiveness rendah menghasilkan INTERNAL ATTRIBUTION Contoh kasus :Restaurant Padang “Sarimande” menurut si Amir enak.Enak? External Atribution : Konsistensi Tinggi : Amir sering makan disitu Konsensus Tinggi :Org lain juga mengatakan hal yg sama Distinctiveness Tinggi : Amir dpt membedakan Restaurant yg enak & tdk enak
Internal Atribution Konsistensi tinggi :Amir sering makan di situ Konsensus rendah : org lain tidak setuju Distinctiveness rendah : Amir doyan segala makanan yg enak maupun yg tdk enak. Jika konsistensi Rendah, maka atribusi yg terbentuk tidak dapat disimpulkan sebagai internal/eksternal, tetapi ada faktor-faktor spesifik yg merangsang terbentuknya T.L
3. JONES & DAVIS : A THEORY ABOUT PER-SONAL ATTRIBUTION Tokoh : E.E. Jones & Keith Davis Fokus pada atribusi personal, yaitu apakah T.L individu menunjukkan kecenderungan yg menetap. Asumsi : T.L terbentuk dari suatu rangkaian yg diawali oleh disposisi (kecenderungan) personal intention abilityT.L /Action Teori ini memperkaya teori Heider dengan : Tingkah laku/Act menyangkut : Pilihan (choices) Menghasilkan efek untuk individu
SKEMA Disposisi Personal intentionAbility Choice Action No Choice Action Efek T.L / Action : Unik Biasa Efek yg UNIK umumnya memberi informasi yg menunjukkan ciri- ciri/disposisi yg didasarkan pada karakteristik pribadi Ramah, Jujur, On Time Efek 1,2, 3, dst Efek 1, 2, 3, dst
4.SELF ATRIBUTION 1. Tokohnya BEM Manusia menggunakan proses yg sama untuk atribusi diri sendiri seperti atribusi pada org lain Manusia ingin membuat atribusi T.L sendiri (external/internal) JONES & NISBETT Walaupun proses Self Atribusi & Atribusi Org lain sama, namun ada bedanya yaitu : Self Atribusi :Controled by situation (external) sedangkan Atribusi Org Lain berdasarkan internal proses , sebab :
Pada Self Attribution kita stabil (lingkungan yg berubah) Pada Attribution Org Lain org lain berubah lingkungan stabil TERAPAN PERSEPSI SOSIAL : Pedoman bereaksi pada org lain Dapat mempelajari sebab T.L tertentu dilakukan Akurasi & kemungkinan dijadikan tolok ukur tidak terjamin
PENGANTAR Seorang atasan menginstruksikan bawahannya untuk menyelesaikan tugasnya segera Adik kelas (junior) “diplonco” oleh senior Kakak sebagai tokoh idola adiknya Mengapa mereka (individu) tsb di atas bertingkah laku sesuai “permintaan” orang lain? 2 ELEMEN penting dalam SOCIAL INFLUENCE 1. Intervensi seseorang (org lain) AGENT 2. Menyebabkan perubahan pada PERSON (Fokus Person)
SKEMA SOCIAL INFLUENCE PERSON --------------------- PERSON INTERVENSI ______________________________________________ SEBELUM SESUDAH AGENT/OR-LA
FENOMENA SOCIAL INFLUENCE KARAKTERISTIK TIPE KONSEP AGENT INTERVENSI ORANG ASING KEHADIRAN FISIK 1.SOC.FACILITATION ORANG YG DIKENAL T.L MODEL 2.IMITASI KELOMPOK KONSENSUS TENTANG 3.COMPLIANCE RESPON YG DIPILIH TO OTHERS NORMA SITUASI YG MENUNTUT 4.CONFORMITY PD NORMA FIGUR/TOKOH PERINTAH 5.OBIDIENCE
1.SOCIAL INFLUENCE Contoh Tingkah Laku : Atlet lari lebih cepat di arena pertandingan dari-pada saat latihan (lari sendirian) Penari tampak lebih ekspresif dalam membawa-kan tariannya di panggung daripada saat latihan Si Penyayi tampak lebih “menjiwai” nyanyian-nya di depan penonton daripada saat latihan sendiri Kehadiran agent tidak mempunyai intensi untuk mempengaruhi (INTERVENSI)
PENELITIAN SOCIAL FACILITATION NORMAN TRIPLET “Kehadiran orang lain dapat meningkatkan performance”. JADI kehadiran orang lain mempunyai efek Social Facilitation FLOYD ALLPORT & JOHN F.D Menemukan hal yg kontradiktif yaitu kehadiran orang lain meningkatkan performance, tetapi juga meningkatkan kesalahan. ZAJONC a. Menemukan bahwa kehadiran org lain meningkatkan arousal individu yg selanjutnya mempertajam performance yg dominan (respon yg kuat & mantap pada diri individu)
b. Jika respon yang dituntut adalah respon yang dominan performance meningkat Jika respon yang dituntut adalah respon yang lemah performance turun ANALISA lebih jauh menemukan bahwa social facilitation akan muncul bila anggota kelompok terlibat penuh dengan tugas-tugas tsb. Contoh :
2.IMITATION Perubahan pada tingkah laku PERSON merupa- kan peniruan (mencopy) pada tingkah AGENT (orang lain) AGENT tidak mengekspresikan intensi untuk mempengaruhi PERSON Syaratnya “serangkaian” tingkah laku AGENT diperankan di depan PERSON IMITASI diukur melalui derajat kesamaan antara tingkah Laku AGENT dan PERSON
MANUSIA : Mempunyai kemampuan bawaan untuk meniru Observasi model/agent dapat menghasilkan info tentang ketrampilan yg dibutuhkan Person Tingkah laku yg ditiru bervariasi pada situasi / kondisi yg berbeda. Misal : anak meniru T.L agresi di saat tertentu & di saat lain meniru T.L altruism (menolong) Imitasi akan optimal bila ‘model’ memiliki nilai yg tinggi & karakteristik yang menarik bagi PERSON di saat person bimbang (ambiguous set-ting)
3.SOCIAL CONFORMITY KONFORMITAS merupakan situasi dimana individu mengubah ‘belief’ & T.Lnya menjadi sama dng anggota lain dalam kelompok Prosesnya mirip imitasi, BEDANYA model lebih dari satu & T.L Person dilakukan dihadapan AGENT AGENT berniat mengubah PERSON, jika T.L Person tidak berubah dianggap MAKAR / MBALELO Person & Agent adalah anggota suatu kelompok tertentu yg kuat (KOHESIF) & Agent tidak saja melakukan persuasif dalam mengubah, namun juga dapat menjatuhkan SANKSI
Konfirmitas dapat terjadi pada kelompok formal maupun informal A.CONFORMITAS pada org lain “Group Pressure” efektif pada situasi dimana person dalam kondisi tidak menentu/ bimbang Pertanyaan : “Apakah Person akan conform, walaupun tahu T.L tsb salah ?” JAWABAN eksperimen Solomon Asch : 1. Konformitas meningkat, jika pendapat/info tsb diterima oleh mayoritas kelompok 2.Jika tdk ada kesepakatan konformitas menurun 3. Mayoritas kelompok meningkat konformitas meningkat
Konformitas meningkat, jika Person Fatigue /Kelelahan Tidak mempunyai info tentang stimulus Status yg lebih rendah dari Agent Membutuhkan interaksi B.CONFORMITAS pada norma & hukum Norma/Hukum : merupakan T.L standard yg dise pakati oleh kelompok & mempunyai dampak yg besar pada T.L Sosial Norma & Aturan, bukan berupa manusia tetapi mempunyai karakteristik sebagai agent Dapat berupa kesepakatan formal (peraturan, kontrak) maupun informal (janji)
Setiap anggota kelompok berkepentingan untuk mempertahankan konformitas pd norma-norma yg penting T.L anggota kelompok dimonitor jika “makar” diberi sanksi/ hukuman sosial THIBAUT & KELLEY (1959), fungsi norma/atur- an/hukum adalah : Koordinasi Tingkah Laku (mis : jam kerja) Menghindari terjadinya Konflik C.OBEDIENCE Obedience menunjuk pd situasi dimana agent me miliki kewenangan untuk mempengaruhi PER-SON dan person berkewajiban mematuhi
Agen memiliki “status” yg lbh tinggi daripada Person (F Agen memiliki “status” yg lbh tinggi daripada Person (F.P) dan rules/aturan merupakan bagian dari system sosial dengan definisi untuk mempengaruhi “lower status”.Misal : status ke-pangkatan dalam militer Sebab – sebab terjadinya Konformitas & Kepa- tuhan : Ide-ide perbandingan sosial(Social Comparison) Menghindari sanksi sosial (Social Disapproval) Kebutuhan yg kuat/besar untuk diterima dalam kelompok tsb
TERAPAN KONFORMITAS Terapan Konformitas dalam kehidupan : Konformitas erat dng kehidupan antar manusia. Kondisi interaksi menunjukkan apakah konfor- mitas adalah sesuatu yg + atau - adaptif / maladaptif CAMPBELL (1961) Pada saat membuat keputusanbutuh konfor- mitas, tidak baik maladaptif Seharusnya : pada saat pengumpulan pendapat tidak konform, karena terjadi distorsi pertimba- ngan- pertimbangan alternatif. Jika keputusan sdh dibuat perlu konformitas.”mbalelo” tdk berguna
SOCIAL RELATIONSHIP PERTANYAAN : Mengapa manusia saling tertarik untuk mem- bentuk hubungan sosial(kekerabatan sosial) Dalam perkembangan kekerabatan sosial, proses apa saja yang terjadi? INTERPERSONAL ATTRACTION Arti orang lain bagi kita : Sahabat, teman dekat strong attachment Sebel,tdk bersahabat,tidak sukaaktif dihindari Sisanya berada diantara kedua kondisi diatas
INTERPERSONAL ATTRACTION PERTANYAAN Mengapa kita tertarik pada seseorang,tetapi tidak menyukai org lain ? Mengapa Sita memilih pacar si A bukan si B? JAWABAN Karena hubungan dengan org tsb Rewarding / Reinforcing Faktor-faktor yang mempengaruhi “interpersonal attraction : Proximity (kedekatan) Attitude similarity (kesamaan sikap) Physical attractiveness (daya tarik fisik)
1.PROXIMITY Pepatah “tak kenal, maka tak sayang” sema- kin sering jumpa, semakin dekat, kita akan tahu semakin tahu kebaikan-kebaikannya. Contoh Penelitian Festinger (1950) tentang hu- bungan antara penghuni rumah kompleks dng bentuk lingkungan “U”
Hubungan terbentuk dipengaruhi oleh : Jarak antar rumah Arah/Direction muka/depan rumah Penelitian rumah susun : apartemen yg dekat dengan pintu masuk; tangga & kotak surat paling populer Jadi karakteristik ‘arsitektur’ yg meningkatkan kontak antar individu meningkatkan kemung- kinan terbentuknya persahabatan MENGAPA? Mungkin karena : Manusia memilih interaksi yg menyenangkan de- ngan orang-orang yg sering dijumpai sehingga berusaha untuk memastikan hubungan yg terbentuk berlangsung lancar
Selalu bertemu pada situasi yg menyenangkan - meningkatkan evaluasi positif Hubungan antar kedekatan (proximity) & daya tarik merupakan ‘reward’ yg didapat dalam in- teraksi Contoh : Kalau ‘dekat’ sering jumpa usaha & cost lbh sedikit Cintaku disebrang lautan.Interlokal mahal kesempatan jumpa jarang reward rendah
2.ATTITUDE SIMILARITY Walaupun kalau dekat sayang/klop, tidak semua orang yg dekat disyang berat BYRNE & NELSON (1965) Semakin mirip sikap antar manusia, maka daya tarik untuk berhubungan semakin tinggi. Dalam kehidupan sehari-hari ada kasus-kasus yang justru dengan adanya ‘attitude similarity’ semakin memperburuk hubungan dan mimilih yg ‘dissimilar’ Contoh : Orang yg mirip sikapnya dengan kita ternyata lebih sukses kita merasa terancam.
Kecenderungan untuk berhubungan berdasar- kan asumsi-asumsi : Lebih dapat diramalkan Kita yakin interaksi dengan orang yg mirip dalam sikap dengan kita akan REWARDING (Bra-mel,1963) Kita mengantisipasi interaksi yg rewarding,kare- na harapan orang tsb (agent) juga suka pada kita (walster & walster, 1963) JADI PROSESNYA : Persepsi attitude similarity harapan untuk in-teraksi yg REWARDING peningkatan daya tarik untuk berhubungan
3.PHYSICAL ATTRACTIVENESS Masyarakat/individu sekarang ini “tergila-gila” dengan daya tarik fisik, yaitu terlihat dengan menjamurnya Fitness centre, obat pelangsing, kosmetika pemutih/pencerah, salon, body building, SPA, dsb WALSTER (1966) penelitian ‘computer dance’ dari sejumlah atribut yg dipilih sebagai ciri-ciri mengapa seseorang akan diajak berkencan adalah DAYA TARIK FISIK HARRY REIS & LADD WHEELER (1982) Laki-laki : daya tarik fisik oke sosial interaksi oke.
Perempuan : daya tarik fisik oke, tidak berhubu- ngan dengan tingginya social interaction Kwalitas pengalaman sosial dipengaruhi oleh daya tarik fisik, baik bagi perempuan & laki-laki Mahasiswa yg menarik lebih akrab, lebih ter- buka dalam interaksi