Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERTEMUAN VII : SOCIAL PERCEPTION Oleh : Sulis Mariyanti

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERTEMUAN VII : SOCIAL PERCEPTION Oleh : Sulis Mariyanti"— Transcript presentasi:

1 PERTEMUAN VII : SOCIAL PERCEPTION Oleh : Sulis Mariyanti

2 PENGERTIAN MANUSIA Adalah makhluk sosial
T.L manusia adalah hasil interaksi antara manusia (pikiran, value,sikap,motive dll) & Lingkungannya (budaya, tradisi, norma) PSIKOLOGI SOSIAL Adalah cabang ilmu psikologi yg mempelajari interaksi antar manusia & bagaimana hal tsb mempengaruhi T.L (pengaruh interaksi, interdependency,influence pd T.L individu & pikirannya)

3 SOCIAL INTERACTION Saling mempengaruhi antar pribadi & berlangsung cepat, tukar menukar info,modifikasi T.L & pikiran sbg hasil interaksi SOCIAL INTERDEPENDENCE Memberikan kebahagian & semangat dlm in teraksi sulit menghasilkan analisa yg jelas tentang determinant2 T.L sosial JADI hubungan sosial itu sangat kompleks

4 KONSEP-KONSEP SOCIAL SOCIAL CONCEPT ROLE OF OTHERS
EXAMPLE OF STIMULI SOCIAL CONCEPT ROLE OF OTHERS ROLE OF SUBJECT Impression Formation FIXED POSE Foto, daftar sifat2 A.Observer Video Tape Atribution BEHAVIOR SEQUENCE B.Observer INTERVENTION DIRECTED AT SUBJECT C.Participant INSTRUKSI Social Influence D.Participant SUBJECT INTER- ACTS WITH OTHER Interdependence DISKUSI, Kerjasama

5 CIRI-CIRI KONDISI SOSIAL
Kondisi A (IMPRESSION FORMATION) Jumlah informasi sangat terbatas Informasi yg “sepele”  Impresi /kesan Contoh : penyebutan nama dapat memberikan impresi tertentu Jo terkesan lbh ramah, lbh dekat dibandingkan dng Johana terkesan lebih formal Kondisi B (ATRIBUTION) Jumlah info lbh banyak/kaya Membutuhkan proses kognitif/ pemaknaan mendalam yg “lebih”, hingga membentuk kesan secara menyeluruh Memungkinkan terbentuk penilaian karena diketahui latar belakang T.L  evaluasi positif dan negatif Bila info yg ada kontradiktif akan lbh sulit

6 Kondisi C (SOCIAL INFLUENCE)
Perubahan pada subyek (fokus person) karena ada kontak/hubungan dng yang lain Kontak dng yg lain tidak harus dalam bentuk manusia, bisa dengan buku, TV (iklan,dll), aturan/hukum, iklim Kondisi D (INTERDEPENDENCE) Saling ketergantungan Saling mempengaruhi T.L pasangan Interaksi sehari-hari dipenuhi model aksi interpersonal Carl Jung : aspek yg “meaningfull” dalam interaksi  “the meeting of two personalities is like the contact of two chemical substances, if there is any reaction,both are transformed”

7 SOCIAL PERCEPTION Kesan & persepsi kita pada org lain merupakan kesimpulan dari T.L orang tsb Untuk itu perlu info akurat. Perkiraan kita tentang kepribadian & perasaan sese- orang  mjd pedoman untuk berespon & berinteraksi

8 IMPRESSION FORMATION Adalah proses dimana info tentang org lain, kita olah menjadi pengetahuan atau pemikiran yang menetap tentang org tsb. Misal : si A orangnya mudah tersinggung, si B orangnya cuek sekali, si C ambisius dll Proses terbentuknya Impresi : Pertemuan Kategori & interelasi yg dipersepsi dari kategori tsb  akan membentuk “Cognitive Frame work” (bisa luas /sempit) INFO : Looks Says Do KATEGORI

9 Hubungan antara kategori-kategori yg ada merupakan DETERMINAN PREDIKSI tentang org tsb.
Hasil Prediksi dapat berbeda-beda antar individu Contoh : Pria bertato, berkacamata tebal, bicara serak Preman Seniman, Ilmuwan ? Prediksi & ekspektasi dapat digeneralisasi. Bila kita berinteraksi secara efisien, sehingga minimal kita memiliki info tentang org tsb.

10 TEORI-TEORI PEMBENTUKAN IMPRESI
IMPLICIT PERSONALITY THEORY COMBINING INFORMATION THEORY STEREOTYPES ATTRIBUTION

11 1.IMPLICIT PERSONALITY THEORY
Kategori-kategori yg paling banyak digunakan dalam pembentukan kesan/impresi adalah “trait” (sifat) Menurut Allport & Odbert ada trait Misal : ramah,cerewet, kaku, tegas,sensitif,dll TRAIT adalah satu set kategori yg digunakan untuk menggambarkan, mengingat, mengkomunikasikan T.L org lain atau diri sendiri Trait-trait yg dipersepsi ada interelated/saling berhubungan. Contoh : Tegas Ambisius

12 Interelasi antara “traits” yg diasumsikan ini yg disebut dalam teori implicit personality theory yaitu bagaimana menggeneralisasikan prediksi kita tentang org lain lebih jauh dari info yg ada (yg kita miliki) Implicit Personality Theories membantu mempermu- dah info yg kita terima dalam interaksi sosial, menga- rahkan respon kita kepada org lain Inti dari teori ini  setiap org akan membentuk “cognitive framework”

13 2.COMBINING INFORMATION
TUJUAN : membuat penilaian yg utuh dan sejauh mana hubungan dengan seseorang itu dirasakan menyenangkan. CARANYA antara lain : Mencari trait2 yg positif/kesan yg lbh positif Membuat rata-rata trait yg positif Membobotkan yg satu lbh tinggi dari yg lain Kebanyakan org percaya,bahwa ada beberapa nilai yg membuat “a good first impression” (info yg paling awal diperoleh/primacy effect) Biasanya impresi thd org lain  info dng trait negatif daripada trait positif.

14 Info yg digunakan untuk JUDGEMENT/penilain biasanya :
Info yg paling awal diperoleh (primacy effect) Info dengan trait negatif (lbh sering) Karakteristik yg digunakan untuk menilai berbeda. (mis: Karakteristik menilai Satpam berbeda dg Supir) Bagaimana dengan info yg kontradiktif ? Misal : Hostile Vs Dependent Penelitian Asch & Zukier (1984), bahwa kontradiksi dapat dijelaskan dalam : A.Hubungan Sebab Akibat Mis: Dia benci dependent pd org lain, sehingga cenderung hostile B.Memisahkan ke 2 trait dalam situasi yg berbeda : Mis :Hostile pada A dan Dependent pada B

15 3.STEREOTYPES Mirip teori “implicit”
Bedanya : stereotipe berkonotasi negatif dlm arti “prejudiced expectation” ; social undesire bility Definisi stereotipe diperbaiki menjadi “prejudgment”, sehingga lbh berkonotasi positif Meskipun demikian, perlu disadari konotasi negatif tidak semudah itu menjadi musnah, khususnya stereotipe sosial Misal : Suku Batak? Manado? Padang? Jawa? Madura ? Sunda?

16 Dampak negatif Stereotipe :
Membuat kelompok lain dalam kategori “unfavorable” (tdk menyenangkan) Bila dianut banyak org, maka interaksi menjadi terhambat Membentuk harapan yg salah, khususnya jika ada T.L yg kontradiktif Demensi Stereotipe : Etnis (Suku, Ras,Agama) Demografis (Gender,Regional) Kelompok Minoritas Ethnocentris Thinking : berupa asumsi bahwa T.L & nilai2 kelomp tertentu lbh baik,sehingga adanya penyimpangan merupakan hal buruk

17 4.ATRIBUTION Atribusi = penyimpulan berdasarkan (personal thought,motives, feeling, traits, intensi) 1.HEIDER “NAÏVE” PSYCHOLOGY Tokoh : Fritz Heider Alasan munculnya T.L sangat simple why someone did something? Bahwa T.L dapat disebabkan oleh : Personal Forces (ability, effort) Environmental Forces (luck,hambatan,tingkat kesukaran T.L

18 Misal : Saat masuk bioskop tiba-tiba ada pria yang menabrak kamu.
SIMPULANNYA adalah Personal Forces : Marah, karena : memang pria itu sengaja menabrak, pria itu berusaha menabrak, atau menyakiti dirinya (badan besar) Environmental Forces :karena sedang sial, atau lantai bioskop tidak rata, ruangan gelap Menurut HEIDER  alasan T.L “make sense to us” (masuk akal)

19 Lanjutan … 2.KELLEY’S ATTRIBUTION THEORY Tokohnya : HAROLD KELLEY
Bertitik tolak dari teori HEIDER yaitu Internal Forces & External Forces T.L/Respon dapat diidentifikasi melalui metode “presence-absence test” Misal Jika A hadir  ada efek X Jika A tdk hadir  tidak ada efek X Dari respon yang muncul tsb, kita dapat mengetahui penyebabnya (internal /external forces)

20 3 Faktor dasar yg memperkaya metode Presence- Absence Test yaitu apakah respon2 tsb disebabkan oleh internal/external forces: KONSISTENSI RESPON dalam waktu & situasi, yaitu apakah respon tsb terjadi hanya pada situasi & waktu tertentu Informasi berupa KONSENSUS bahwa orang lain berespon serupa, yaitu apakah org lain berespon thd rangsang yg sama dng cara yg sama DISTINCTIVENESS (kekhususan) respon in-dividu pada rangsang yg bervariasi.Dikatakan Distinctiveness tinggi bila respon seseorang berbeda pada setiap rangsang yang ada

21 Kombinasi antara Konsistensi tinggi, Konsensus tinggi & Distinctiveness tinggi  menghasilkan EXTERNAL ATRIBUTION Kombinasi antara Konsistensi tinggi,Konsensus rendah,Distinctiveness rendah menghasilkan INTERNAL ATTRIBUTION Contoh kasus :Restaurant Padang “Sarimande” menurut si Amir enak.Enak? External Atribution : Konsistensi Tinggi : Amir sering makan disitu Konsensus Tinggi :Org lain juga mengatakan hal yg sama Distinctiveness Tinggi : Amir dpt membedakan Restaurant yg enak & tdk enak

22 Internal Atribution Konsistensi tinggi :Amir sering makan di situ Konsensus rendah : org lain tidak setuju Distinctiveness rendah : Amir doyan segala makanan yg enak maupun yg tdk enak. Jika konsistensi Rendah, maka atribusi yg terbentuk tidak dapat disimpulkan sebagai internal/eksternal, tetapi ada faktor-faktor spesifik yg merangsang terbentuknya T.L

23 3. JONES & DAVIS : A THEORY ABOUT PER-SONAL ATTRIBUTION
Tokoh : E.E. Jones & Keith Davis Fokus pada atribusi personal, yaitu apakah T.L individu menunjukkan kecenderungan yg menetap. Asumsi : T.L terbentuk dari suatu rangkaian yg diawali oleh disposisi (kecenderungan) personal  intention  abilityT.L /Action Teori ini memperkaya teori Heider dengan : Tingkah laku/Act menyangkut : Pilihan (choices) Menghasilkan efek untuk individu

24 SKEMA Disposisi Personal intentionAbility  Choice  Action   No Choice  Action  Efek T.L / Action : Unik Biasa Efek yg UNIK umumnya memberi informasi yg menunjukkan ciri- ciri/disposisi yg didasarkan pada karakteristik pribadi Ramah, Jujur, On Time Efek 1,2, 3, dst Efek 1, 2, 3, dst

25 4.SELF ATRIBUTION 1. Tokohnya BEM Manusia menggunakan proses yg sama untuk atribusi diri sendiri seperti atribusi pada org lain Manusia ingin membuat atribusi T.L sendiri (external/internal) JONES & NISBETT Walaupun proses Self Atribusi & Atribusi Org lain sama, namun ada bedanya yaitu : Self Atribusi :Controled by situation (external) sedangkan Atribusi Org Lain berdasarkan internal proses , sebab :

26 Pada Self Attribution  kita stabil (lingkungan yg berubah)
Pada Attribution Org Lain  org lain berubah  lingkungan stabil TERAPAN PERSEPSI SOSIAL : Pedoman bereaksi pada org lain Dapat mempelajari sebab T.L tertentu dilakukan Akurasi & kemungkinan dijadikan tolok ukur tidak terjamin


Download ppt "PERTEMUAN VII : SOCIAL PERCEPTION Oleh : Sulis Mariyanti"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google