KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Advertisements

P3K OFF. OLIVIA CHRISTINE M. OFF. RAYMOND SIAGIAN STAGE 3.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
BAB 12 KERACUNAN Tujuan instruksional :
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
KESEHATAN TENTANG DIARE.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
Pokok Bahasan 14 Kelelahan
GAGAL GINJAL KRONIk (CHORONIC KIDNEY DISEASE)
PALANG MERAH INDONESIA KECAMATAN CINAMBO KOTA BANDUNG
LUKA BAKAR.
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYA
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
Kebutuhan cairan dan elektrolit
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
Menghitung Tetesan Infus
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Gizi pada ibu hamil & komplikasinya
BIOLOGI DASAR MANUSIA “IMUNOLOGI DAN SISTIM LIMFATIK”
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
Prinsip perawatan pasien medik
DIET PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
Cara-cara Pemberian Obat
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
TUJUAN PEMBERIAN PERTOLONGAN
KERACUNAN.
FARMAKOKINETIK.
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
ASSALAMUALAIKUM. WR. WB.
Disusun oleh: NOPIA NUR HAYATI
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
Tinjauan farmakokinetika
PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
CEDERA JARINGAN LUNAK Yang termasuk dalam kelompok jaringan lunak antara lain kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar,
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Puskesmas Binangun Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
Dr.Hendry Widjaja,MARS. Tujuan Utama : Mempertahankan penderita tetap hidup Membuat keadaan penderita tetap stabil Mengurangi rasa nyeri,
ANAFILAKSIS IMTIHANAH AMRI.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
AGD DINKES Prov. DKI JAKARTA. S H O C K merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat Kumpulan.
Transcript presentasi:

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PEMBERIAN OBAT O L E H : MULYANTO NUR, S.Kep, Ns.

Obat adalah : Suatu zat yang dapat merubah fungsi tubuh sewaktu dimasukkan ke dalam organisme hidup Sebagai substansi atau bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi dan membebaskan atau mencegah penyakit

Pengobatan adalah : Tindakan therapy yang dilakukan kepada seseorang untuk mengatasi gangguan kesehatannya. Resiko menimbulkan efek yang berbahaya bila ; Dosis, Cara pemberian, Waktu dan jenis obat tidak diberikan secara tepat dan benar

Perawat adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan di dalam suatu system pelayanan kesehatan

Fungsi perawat dalam pengobatan Bertanggung jawab dan bertugas memberikan pertolongan kepada pasien dan orang-orang yang memerlukan perawatan dan pertolongan.

Untuk itu perawat harus : Mengerti efek pemberian obat Penatalaksanaan pemberian obat secara tepat dan benar Memantau respon pasien terhadap pemberian obat Perawat harus mempunyai pengetahuan mengenai: Kegiatan obat yang spesifik Masalah kesehatan pasien Kondisi pasien yang bagaimana yang memerlukan obat

Peran perawat dlm penatalaksanaan pengobatan Harus berpegang pada “ Prinsip 7 Benar “ yang merupakan Frame Work , yaitu : Benar Pasiennya Benar Obatnya Benar Dosisnya Benar Cara Pemberiannya Benar Teknik Pemberiannya Benar Waktu Pemberiannya Benar Pendekatannya

DAYA KERJA OBAT SECARA FISIOLOGIS Daya kerja obat secara fisiologis pada obat oral yaitu : Obat diminum melalui mulut masuk ke lambung Dari lambung obat masuk ke usus Dari usus ke sirkulasi darah dimana obat masuk ke cairan ekstrasel Dari cairan ekstrasel kemudian masuk ke cairan intrasel Dari cairan intrasel ini obat kembali masuk ke ruang cairan ekstrasel Dan dari cairan ekstrasel ini obat kembali ke dalam sirkulasi darah Dari sirkulasi darah ini obat akan melalui dua jalan yaitu : Dari sirkulasi darah kemudian obat dimetabolisme di dalam hati dan kembali keusus dan kemudian obat keluar melalui faeces Dari sirkulasi darah kemudian obat masuk ke ginjal dan dari ginjal maka obat keluar melalui urine

Daya kerja obat secara fisiologis per – injeksi atau dengan parenteral yaitu : Obat masuk atau dimasukkan ke dalam cairan limfe atau obat masuk melalui saluran limfe Dari limfe obat masuk ke dalam sirkulasi darah Dari sirkulasi darah obat kemudian ke cairan ekstrasel Dari cairan ekstrasel kemudian masuk ke cairan intrasel Dari cairan intrasel ini obat kembali masuk ke ruang cairan ekstrasel Dan dari cairan ekstrasel ini obat kembali ke dalam sirkulasi darah Dari sirkulasi darah ini obat keluar melalui dua jalan yaitu : Dari sirkulasi darah kemudian obat dimetabolisme di dalam hati dan ke usus kemudian obat keluar melalui faeces Dari sirkulasi darah kemudian obat masuk ke ginjal dan bila ginjal sehat obat keluar bersama dengan urine

Proses pergerakan obat utk mencapai kerja obat/efek therapy melalui 4 proses: Absorbsi Distribusi Metabolisme Eliminasi / Ekresi

1. Absorbsi Pergerakan obat dari saluran gastrointestinal, ke dalam cairan tubuh, melalui : Absorbsi aktif  menembus membrane Absorbsi pasif  butuh pembawa ( enzim, protein )

Absorbsi obat dipengaruhi o/ keadaan : a. Aliran darah Sirkulasi yang baik  syok, vasokontriksi  menghambat absorbsi obat b. Rasa nyeri, makanan pedas, padat dan berlemak Memperlambat masa pengosongan lambung sehingga obat lebih lama berada dalam lambung c. Latihan Dapat mengurangi aliran darah dan mengalihkan darah lebih banyak ke otot sehingga menurunkan sirkulasi ke gastrointestinal

2. Distribusi Obat yang berada dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh  tersebar, dapat dipengaruhi oleh : Aliran darah Afinitas ( kekuatan penggabung ) dengan protein Efek pengikat protein

3. Metabolisme Prose perubahan struktur kimia obat yang terjadi di dalam tubuh yang dikatalisasi oleh enzim. Yang merupakan tempat metabolisme utama adalah hati karena memiliki atau mengandung enzim metabolisme yang lebih banyak

4. Eliminasi/Ekskresi Proses pengeluaran atau penghilangan obat : Route utama eliminasi atau ekresi obat adalah ginjal Route lain yaitu empedu, faeces, paru-paru, keringat, saliva, dan air susu

Daya kerja obat secara fisiologis dipengaruhi oleh : Cara pemberian Penyerapan ( absorbsi ) Penyebaran ( distribusi ) Metabolisme Pengeluaran ( eksresi ) Cara kerja Titik tangkap Side efek Toksisitas Dosis dan penggunaan klinik

MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN OBAT KEPADA PASIEN PENGERTIAN : Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien dengan program pengobatan yang telah ditentukan secara tepat dan benar TUJUAN: Membantu mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan penyakit Membantu menegakkan diagnosa Meningkatkan daya tahan tubuh Memberikan ketenangan dan rasa puas dalam diri pasien

Cara pemberian obat : Pemberian obat dapat melalui bermacam cara sesuai dengan kebutuhan pasien , yaitu : Melalui mulut ( oral ) Melalui jaringan tubuh ( parenteral ) dengan cara : Subcutan intracutan Intravena Intramuscular Pemberian obat lokal ( setempat ) misalnya pada kulit

PERTOLONGAN PERTAMA DAN KERACUNAN OBAT Adalah pertolongan segera pada orang yang mendapat kecelakaan atau mendadak sakit untuk menyelamatkan hidup Tujuan Menyelamatkan jiwa Mencegah kerusakan  parah Mempertahankan hidup

Tugas yg terpenting pd pertolongan pertama: Tentukan cara yang terbaik untuk menyelamatkan orang Usahakan korban mendapat udara segar Resusitasi  cegah terjadinya shock

Keracunan obat Antihistamin  kejang Luminal  obat tidur  tidak sadar Morfin  pupil kontraksi sebesar ujung jarum ( pin point ) Aspirin  setelah 12 / 24 jam  telinga mendengung, gelisah, pernapasan cepat dan dalam, kulit kering  tidak sadar

Tehnik pertolongan pada keracunan obat : Encerkan racun : Memberi minum banyak Dewasa 3 – 4 gelas Anak-anak 1 – 2 gelas Memberi minum susu / telur Rangsang muntah dengan obat emetik ( obat muntah ) Misalnya : Garam dapur 1 sendok + 1 gelas air Bubuk mustard ( soda kue ) 1 sendok + 1 gelas air hangat Mengumbah lambung

Sikap perawat pada pasien keracunan : Pasien yang tidak sadar harus di miringkan kepalanya, agar jalan napas tidak terganggu Pasien yang kejang, anggota geraknya jangan ditahan, tapi jauhkan dari benda berbahaya Longgarkan pakaian, bila ada sesak berikan O2 atau napas buatan Jangan memberi minum pada pasien yang kejang, setelah kejang berhenti miringkan kepala agar lendir mengalir keluar

ALERGI OBAT Merupakan reaksi imunologi terhadap sesuatu obat yang sebelumnya telah mengadakan kontak dengan tubuh ( sensifitasi ) Pada saat tubuh pertama kali megadakan kontak dengan benda asing ( antigen )  tubuh bereaksi menghasilkan antibody. Sewaktu tubuh mengadakan kontak dengan obat yang sama yang merupakan antigen  tubuh akan memberikan respon alergi  proses alergi

Reaksi alergi dapat ringan, sedang, sampai berat ( reaksi anafilaktik ) Reaksi ringan Hanya melibatkan antigen, antibody dan pembebasan histamine Alergi sedang  Rash, pruritus, angiodema ( edema akibat kenaikan permeabilitas kapiler darah ), rhinitis ( pilek ), air mata, mual, muntah, wheezing, dispnea, diare Reaksi anafilaktik / Alergi berat  Kolaps sirkulasi, asfiksia akibat bengkak pada laring, dan sumbatan saluran pernapasan

Penanganan segera : Adrenalin dalam aqua 1 : 1000 ; 0,1 – 0,5 ml intramuscular atau intravena, ulangi setiap 15 – 20 menit sesuai keperluan Campurkan adrenalin dalam aqua 1 : 1000; 0,1 – 0,3 ml dalam 10 ml normal salin, diberikan secara intravena

Tindakan umum : Atur posisi berbaring dengan ektremitas inferior ditinggikan ( trendelenburg ) Pertahankan saluran pernafasan, bila diperlukan dapat dilakukan tracheostomi atau pemasangan pipa endotrakheal Berikan oksigen sesuai keperluan Berikan cairan normal salin secara intravena untuk mengganti cairan dan jalur obat tambahan. Bila terjadi hipotensi berat maka tetesan cairan dipercepat Pasang tourniquet vena diatas tempat reaksi ( pada alergi akibat sengatan insekta atau lokasi suntikan )