METODE USULAN PENILAIAN INVESTASI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
Advertisements

ASPEK FINANSIAL FEASIBILITY STUDIES.
ANALISA BIAYA DAN PENDAPATAN
Aspek Keuangan.
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
Lecture Note: Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
Penganggaran Modal.
CAPITAL BUDGETING / Penganggaran Modal
Lecture Note: Rini Aprilia, M.Sc
Rika Kharlina Ekawati, S.E., M.T.I
PENILAIAN SURAT BERHARGA
KEPUTUSAN PENDANAAN Struktur Modal οƒ  perimbangan utang jangka panjang dengan modal sendiri (Modal Saham Biasa, Surplus Capital, dan Laba ditahan). LEVERAGE.
KONSEP INVESTASI PERENCANAAN INVESTASI KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG, UMUMNYA MENYANGKUT PENGELUARAN YANG BESAR YANG AKAN MEMBERIKAN MANFAAT.
Evaluasi Investasi Tujuan:
COST OF CAPITAL 17-Mar-17 Cost of Capital.
PERTEMUAN MINGGU 3 & 4 Biaya Modal (Cost of Capital)
ANALISIS INVESTASI PUBLIK
ASPEK KEUANGAN.
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
BAB 9 ANALISIS RISIKO DALAM PENGANGGARAN MODAL
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
LEVERAGE OPERASI DAN KEUANGAN SERTA BEP
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil
NPV DAN IRR.
Investasi dalam aktiva tetap
Investasi dalam aktiva tetap
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
PENILAIAN SURAT BERHARGA
BIAYA MODAL ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB.
Bab 8 Suku Bunga dan Penilaian Obligasi
Investasi dalam efek.
BAB 7 PENILAIAN SAHAM Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: Arus kas yang berkaitan dengan saham Beberapa pendekatan yang.
ANGGARAN PENANAMAN MODAL
4. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
PENGANGGARAN MODAL.
Nida Nusaibatul Adawiyah
Bab 12: Penggunaan Leverage : Struktur Keuangan dan Struktur Modal
PERTEMUAN MINGGU 1 PENILAIAN SURAT BERHARGA JANGKA PANJANG
Penilaian Surat Berharga
Investasi dalam efek.
PENILAIAN SURAT BERHARGA JANGKA PANJANG
Investasi dalam efek.
Bab 10: Biaya Modal (Cost of Capital)
PRINSIP – PRINSIP INVESTASI MODAL
ASPEK KEUANGAN.
PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN PERT 1
COST OF CAPITAL KUWAT RIYANTO, SE, M.M
Capital Budgeting (Penganggaran Modal)
ASPEK KEUANGAN.
Investasi dalam efek.
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
Penganggaran modal & kriteria investasi
DISCOUNTED CASH FLOW DAN TEKNIK PENILAIANNYA
ASPEK2 SKB Pasar Konsumen dan Produsen Pemasaran Teknik dan teknologi
Nilai pasar vs Nilai intrinsik
08 Studi Kelayakan Bisnis
SESI KEDELAPAN ASPEK KEUANGAN IMPLIKASI DALAM SKB
Zainul muchlas, se., mm. ASPEK KEUANGAN DALAM SKB Zainul muchlas, se., mm.
Biaya Modal (Cost of Capital)
Cost of Capital (Biaya Modal)
ASPEK KEUANGAN Asri Nur Wahyuni, SE., M.M..
BIAYA MODAL ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB.
Studi Kelayakan Bisnis
Oleh : Meri Dwi Anggraini, SE, M.Si. Konsep Leverage LEVERAGE Secara harfiah diartikan sebagai pengungkit Dalam manajemen keuangan leverage dapat diartikan.
Manajemen Keuangan 1 Penganggaran Modal (Analisis Usulan Investasi)
Materi Manajamen Proyek
METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV,MIRR
PENGANGGARAN MODAL ..
Transcript presentasi:

METODE USULAN PENILAIAN INVESTASI Payback period (PBP) : periode yang di perlukan untuk menutup kembali seluruh investasi awal yang di keluarkan dengan menggunakan arus kas masuk yang di peroleh dari proyek tsb Net Present Value (NPV) : di dasarkan pada arus kas diskonto dengan menghitung arus kas masuk bersih yang diharapkan dari investasi, di diskonto dengan biaya modal kemudian dikurangi dengan investasi awal Internal Rate of Return (IRR) : tingkat diskonto yang menghasilkan NPV=0

ARUS KAS DARI TIGA PROYEK MUTUALLY EXCLUSIVE Tahun A B C PVIF (10%) ------------------------------------------------------------------ 0 (1.500) (1.500) (1.500) 1,000 1 150 150 300 0,909 2 1.350 300 450 0,826 3 150 450 750 0,751 4 (150) 600 750 0,683 5 (600) 1.875 900 0,621

PAYBACK PERIOD Payback Period untuk keempat proyek adalah: Unrecovered cost at start of year Payback = Year before full recovery + ---------------------------------------- Cash flow during year Payback Period untuk keempat proyek adalah: - Proyek A = 2 tahun (150+1350) - Proyek B = 4 tahun (150+300+450+600) - Proyek C = 3 tahun (300+450+750) Proyek yang dipilih berdasarkan metode Payback Period adalah proyek A (dipilih proyek yang mempunyai payback period paling pendek)

NET PRESENT VALUE 𝑡𝑷𝑽= 𝑡π‘ͺ𝑭 𝟏 (𝟏+π’Œ) 𝟏 + 𝑡π‘ͺ𝑭 𝟐 (𝟏+π’Œ) 𝟐 ………+ 𝑡π‘ͺ𝑭 𝒏 (𝟏+π’Œ) 𝒏 βˆ’ 𝑰 𝟎 𝑁𝑃𝑉 𝐡 = 150 (1+0,1) 1 + 300 (1+0,1) 2 + 450 (1+0,1) 3 + 600 (1+0,1) 4 + 1875 (1+0,1) 5 βˆ’1500= (136,36)+(247,93)+(338,09)+(409,81)+(1164,23) βˆ’1500 = 2.296,42 – 1.500 = 796,42 Suatu usulan proyek investasi dinyatakan β€œlayak diterima” jika NPV lebih besar sama dengan NOL. Apabila NPV kurang dari NOL, maka usulan proyek investasi β€œtidak layak di laksanakan”. NPV semakin besar, maka keuntungan yang diperoleh dari proyek investasi semakin besar

IRR Dengan tingkat diskonto 25,4%, NPV yang dihasilkan - 0,72 𝑡π‘ͺ𝑭 𝟏 (𝟏+𝑰𝑹𝑹) 𝟏 + 𝑡π‘ͺ𝑭 𝟐 (𝟏+𝑰𝑹𝑹) 𝟐 + ……+ 𝑡π‘ͺ𝑭 𝒏 (𝟏+𝑰𝑹𝑹) 𝒏 βˆ’ 𝑰 𝟎 =𝟎 Proyek C, tingkat diskonto 25,4% 300 (1+0,254) 1 + 450 (1+0,254) 2 + 750 (1+0,254) 3 + 750 (1+0,254) 4 + 900 (1+0,254) 5 βˆ’1500=0 [239,23+286,17+380,34+303,30+290,24] – 1500 = 0 1.499,28 – 1.500 = -0,72 Dengan tingkat diskonto 25,4%, NPV yang dihasilkan - 0,72 Suatu proyek dapat dianggap β€œlayak diterima” apabila IRR lebih besar sama dengan biaya modal. Apabila biaya modal 10%, maka proyek C yang mempunyai IRR 25,4% dpat diterima / di laksanakan

SUKU BUNGA DAN OBLIGASI 6 SUKU BUNGA DAN OBLIGASI π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‚π‘π‘™π‘–π‘”π‘Žπ‘ π‘–=𝐢 π‘₯ 1 π‘Ÿ 1βˆ’ 1 (1+π‘Ÿ) 𝑑 + 𝐹 (1+π‘Ÿ) 𝑑 F = nilai nominal obligasi C = kupon yang di bayarkan setiap periode T = waktu samapai jatuh tempo R = suku bunga pasar

OBLIGASI Obligasi mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: Bunga (coupon), Obligasi memiliki bunga yang sering disebut coupon , merupakan salah satu bentuk pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi, selain pendapatan berupa gains, yaitu selisih harga jual obligasi dengan harga belinya. Nilai nominal (face value or par value) Obligasi mempunyai nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam obligasi, dan merupakan jumlah nilai yang akan dibayar kembali ketika obligasi jatuh tempo. Jangka waktu jatuh tempo (maturity) Obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang terbatas, yaitu tanggal saat nilai nominal obligasi harus dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi.

Contoh soal perusahaan GLOBAL menerbitkan obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo 10 tahun, dengan nominal Rp1.000.000,- dan kupon yang dibayarkan setiap tahun Rp80.000,- Jika suku bunga pasar sebesar sama dengan coupon rate yaitu 8%, maka nilai obligasi adalah Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp 1.000.000 / (1,08)10 = Rp 1.000.000 / 2,1589 = Rp 463.190 Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi = Rp 80.000 x {1 – 1/ (1,08)10 } / 0,08 = Rp 80.000 x { 1 – 1 / 2,1589} / 0,08 = Rp 80.000 x 6,7101 = Rp 536.810 Nilai obligasi = Rp 463.190 + Rp 536.810 = Rp 1.000.000 Dengan demikian jika suku bunga di pasar sama dengan coupon rate, maka nilai obligasi sama dengan nilai nominalnya

Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp 1.000.000 / (1,10)9 Jika suku bunga di pasar satu tahun kemudian naik menjadi 10%, maka nilai obligasi perusahaan GLOBAL, untuk sisa umur obligasi selama 9 tahun adalah: Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp 1.000.000 / (1,10)9 = Rp 1.000.000 / 2,3579 = Rp 424.100 Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi = Rp 80.000 x { 1 – 1 / (1,10)9} / 0,10 = Rp 80.000 x { 1 -1 / 2,3579 } / 0,10 = Rp 80.000 x 5,7590 = Rp 460.720 Nilai obligasi = Rp 424.100 + Rp 460.720 = Rp 884.820

Proses transaksi obligasi Investor Obligasi Agen Penjual Anggota Bursa Sistem FITS Penyampaian order jual/beli Konfirmasi Order Posisi Order Order Investor Menerus kan order ke sistem FITS

EFEK FISHER Fisher effect, menjelaskan tentang hubungan antara nominal returns, real returns dan inflasi : 1 + R = ( 1 + r ) x ( 1 + h ) R= nominal rate, r = real rate, h= tingkat inflasi. Contoh jika nominal rate (R) = 15,5% , sedangkan tingkat inflasi (h) = 5%. Berapa real rate-nya (r) ? 1 + 0,155 = ( 1 + r ) x ( 1 + 0,05 ) 1 + r = 1,155 / 1,05 1 + r = 1,10 r = 10%

7 PENILAIAN SAHAM

SAHAM Saham adalah salah satu alternative sumber dana jangka panjang bagi suatu perusahaan, baik dijual melalui Private Placement maupun Initial Public Offering (IPO) Penilaian saham lebih sulit daripada penilaian obligasi, karena Arus kas yang dihasilkan saham biasa tidak pernah dapat di ketahui terlebih dahulu Saham biasa tidak punya jangka waktu jatuh tempo Tidak ada cara yang mudah untuk menentukan berapa tingkat keuntungan yang disyaratkan pasar

contoh Anda mempertimbangkan membeli satu lembar saham pada hari ini dan merencanakan untuk menjual kembali saham tersebut satu tahun kemudian dengan harga Rp7.000,- Anda memprediksi saham tersebut akan membayarkan dividen pada akhir tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika Anda mensyaratkan tingkat keuntungan sebesar 25% atas investasai saham tersebut, berapa harga saham yang bersedia Anda bayar ? π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š π’”π’†π’Œπ’‚π’“π’‚π’π’ˆ= (𝟏.𝟎𝟎𝟎+πŸ•.𝟎𝟎𝟎) (𝟏+𝟎,πŸπŸ“) =πŸ”.πŸ’πŸŽπŸŽ Dengan demikian Rp6.400 adalah merupakan nilai saham tersebut pada hari ini. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝑷 𝟎 = ( 𝑫 𝟏 + 𝑷 𝟏 ) (𝟏+𝒓) Po = nilai / harga sekarang saham P1 = harga pada suatu periode waktu yang akan datang D1 = dividen kas yang dibayarkan pada akhir periode R = tingkat keuntungan yang disyaratkan pasar

D1 = D0 x ( 1 + g ) D2 = D0 ( 1 + g )2 Dt = D0 ( 1 + g )t Pendekatan Dividen Tetap Pendekatan Dividen Dengan Pertumbuhan Tetap Pendekatan ini menganggap bahwa besar dividen kas yang dibayarkan perusahaan tetap setiap tahunnya. rumus : 𝑷 𝟎 = 𝑫 𝒓 Contoh: perusahaan Global mempunyai kebijakan pembayaran dividen yang tetap setiap tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 20%, berapa nilai saham tersebut ? P0 = Rp1.000/0,20 = Rp5.000,- per saham. Pendekatan ini beranggapan bahwa, suatu perusahaan membayarkan dividen kas setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang tetap (g). Jika misalnya D0 merupakan besarnya dividen yang baru dibayarkan perusahaan, maka dividen pada tahun yang akan datang D1, adalah: D1 = D0 x ( 1 + g ) Dividen dua tahun yang akan datang D2 adalah : D2 = D0 ( 1 + g )2 Dengan demikian secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Dt = D0 ( 1 + g )t

Contoh lain pendekatan dividen dengan pertumbuhan tetap Selama tingkat pertumbuhan (g) lebih kecil dari tingkat diskonto (r), maka nilai sekarang dari serangkaian arus kas dapat ditulis lebih sederhana sebagai berikut: 𝐏 𝟎 = 𝐃 𝟎 (𝟏+𝐠) (π«βˆ’π ) = 𝐃 𝟏 (π«βˆ’π ) Anggap dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 230, tingkat keuntungan yang disyaratkan r = 13 % dan tingkat pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 5%. Berdasarkan informasi tersebut, maka nilai atau harga saham adalah: 𝐏 𝟎 = πŸπŸ‘πŸŽ (𝟏+𝟎,πŸŽπŸ“) (𝟎,πŸπŸ‘βˆ’πŸŽ,πŸŽπŸ“) =πŸ‘.πŸŽπŸπŸ—

Dengan menggunakan dividend grorwth model, dapat pula digunakan untuk menghitung harga saham pada suatu saat tertentu. 𝐏 𝐭 = 𝐃 𝐭 (𝟏+𝐠) (π«βˆ’π ) = 𝐃 𝐭+𝟏 (π«βˆ’π ) Contoh, jika ingin mengetahui harga saham pada tahun kelima, (P5). Pertama, dihitung dividen pada tahun kelima (D5). Karena dividen kas yang dibayarkan sekarang Rp230,- dengan tingkat pertumbuhan tetap 5% per tahun, maka dividen pada tahun kelima adalah 𝐃 πŸ“ = πŸπŸ‘πŸŽ (𝟏+𝟎,πŸŽπŸ“) πŸ“ = 230 x 1,2763 = 293,5 Dengan demikian, harga saham pada tahun ke-5 adalah: 𝐏 πŸ“ = πŸπŸ—πŸ‘,πŸ“ (𝟏+𝟎,πŸ“) (𝟎,πŸπŸ‘βˆ’πŸŽ,πŸŽπŸ“) =πŸ‘.πŸ–πŸ“πŸ

Pendekatan dividen yang tidak tetap Dividen kas yang dibayarkan perusahaan dari waktu ke waktu adalah berfluktuasi, tergantung pada kebijakan dan besar kecilnya laba perusahaan Contoh, pertimbangkan suatu perusahaan yang sekarang tidak membayar dividen. Diperkirakan perusahaan baru membayar dividen pertama kali pada tahun kelima, sebesar Rp500,- per saham. Diharapkan dividen kemudian tumbuh sebesar 10% dalam waktu yang tidak terbatas. Tingkat keuntungan yang disyaratkan atas saham perusahaan tersebut sebesar 20%. Harga saham perusahaan sekarang 𝐏 πŸ’ = πŸ“πŸŽπŸŽ (𝟎,πŸβˆ’πŸŽ,𝟏) =πŸ“.𝟎𝟎𝟎 Jika saham bernilai Rp5.000 pada tahun keempat, maka dapat dihitung nilai sekarang saham perusahaan tersebut dengan mendiskontokan harga saham pada tahun keempat dengan 20% 𝑷 𝟎 = πŸ“πŸŽπŸŽπŸŽ (𝟏+𝟎,𝟐) πŸ’ =𝟐.πŸ’πŸπŸ

soal suatu saham diperkirakan akan membayarkan dividen kas sebagai berikut: Tahun Dividen yang diharapkan 1 Rp100,- 2 Rp200,- 3 Rp250,- Setelah tahun ketiga dividen yang dibayarkan dianggap mengalami tingkat pertumbuhan yang tetap sebesar 5% per tahun. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan 10%, berapa nilai saham tersebut hari ini ?.

ANALISIS RESIKO DALAM PENGANGGARAN MODAL 8 ANALISIS RESIKO DALAM PENGANGGARAN MODAL Risiko dari suatu proyek investasi diartikan sebagai variabilitas arus kas proyek investasi dari arus kas yang diharapkan dari proyek tersebut. Semakin besar variabilitas arus kas suatu proyek, berarti semakin tinggi risiko proyek tersebut, dan sebaliknya.

Proyeksi Arus Kas Perusahaan X Tahun 1-5 Penjualan 6.000.000 Biaya variable 3.000.000 Biaya tetap 1.791.000 Penyusutan 300.000 Laba sebelum pajak 909.000 Pajak (34%) 309.000 Laba bersih 600.000 Arus kas 900.000 Investasi awal 1.500.000

ANALISIS SENSITIVITAS Analisis sensitivitas : pendekatan untuk mengukur berapa sensitive perhitungan NPV terhadap perubahan asumsi yang digunakan dalam menghitung NPV tersebut Perusahaan X berencana melakukan investasi sebesar 1.500.000 dengan umur 5 tahun dengan asumsi kondisi ekonomi normal Arus kas setiap tahun = laba bersih + penyusutan = 600.000 + 300.000 = 900.000 Jika tingkat diskonto 15%, maka NPV proyek tersebut ialah 𝑁𝑃𝑉 5 =βˆ’1.500.000+ 900.000 (1+0,15) 1 + 900.000 (1+0,15) 2 + 900.000 (1+0,15) 3 + 900.000 (1+0,15) 4 + 900.000 (1+0,15) 5 = -1.500.000 + (782.608,70+680.529,30+591.764,61+514.577,92+447.459,06) = -1.500.000 + 3.016.940 = 1.516.940 Karena NPV positif, maka proyek investasi tersebut layak dilaksanakan

ANALISIS BREAK-EVENT ACCOUNTING PROFIT BEP CASH BEP Menunjukkan besarnya penjualan yang menghasilkan arus kas operasi sama dengan NOL. Cash BEP = π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘βˆ’π‘π‘’π‘›π‘¦π‘’π‘ π‘’π‘‘π‘Žπ‘› β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘—π‘’π‘Žπ‘™βˆ’π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 2.091.000 βˆ’1.000.000 2.000βˆ’1.000 =1.091/𝑒𝑛𝑖𝑑 Menunjukkan besarnya penjualan yang menghasilkan laba bersih sama dengan NOL. Perusahaan X memiliki Biaya tetap = 2.091.000 Biaya variable = 1.000/unit Harga jual produk = 2.000/unit Accounting BEP = π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘—π‘’π‘Žπ‘™βˆ’π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2.091.000 2.000βˆ’1.000 =2.091/unit

FINANCIAL BEP Disebut juga Present Value BEP, Menunjukkan besarnya penjualan yang menghasilkan NPV sma dengan NOL. Financial BEP = 𝐸𝐴𝐢+π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘ π‘₯ 1βˆ’ 𝑑 𝑐 βˆ’π‘π‘’π‘›π‘¦π‘’π‘ π‘’π‘‘π‘Žπ‘› π‘₯ 𝑑 𝑐 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘—π‘’π‘Žπ‘™βˆ’π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘₯ 1βˆ’ 𝑑 𝑐 EAC = Equivalent Annual Cost Tc = tariff pajak pendapatan perusahaan contoh, perusahaan DARMA, melakukan investasi Rp1.500.000 dengan umur 5 tahun. Biaya tetap selain penyusutan Rp1.791.000 tiap tahun, sedangkan penyusutan Rp300.000 per tahun. Biaya variabel Rp1.000 per unit, dan harga jual produknya Rp2.000 per unit. Tarif pajak perusahaan 34% dan tingkat diskonto sebesar 15%. 𝑬𝑨π‘ͺ= 𝟏.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎 𝑷𝑽𝑰𝑭𝑨 πŸ“,πŸπŸ“% =πŸ’πŸ’πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ Financial BEP = 447.500+1.791.000 1βˆ’0,34 βˆ’300.000 π‘₯ 0,34 2.000βˆ’1.000 π‘₯ 1βˆ’0,34 = 2.315

9 BIAYA MODAL

BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana, tingkat pendapatan yang disyratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh perusahaan Biaya modal adalah salah satu tolak ukur untuk menilai apakah keputusan pembelanjaan yang di ambil pihak manajemen sudah merupakan keputusan yang optimal Macam-macam biaya modal Biaya modal dari masing-masing sumber dana Biaya modal saham biasa Biaya modal utang Biaya modal saham istimewa Biaya modal laba ditahan Biaya modal rata-rata tertimbang

Biaya modal saham biasa Biaya modal saham biasa π‘˜ 𝑒 adalah tingkat pendapatan minimum yang harus di peroleh perusahaan atas investasi yang di belanjai dengan saham biasa Tiga pendekatan mengukur biaya modal saham biasa Pendapatan Investasi bebas resiko ditambah premi asuransi π’Œ 𝒆 = 𝑹 𝒇 +π’‘π’“π’†π’Žπ’Š π’‚π’”π’–π’“π’‚π’π’”π’Š Misalkan pendapatan investasi bebas resiko dengan tingkat diskonto 15% dan premi asuransi 5%, maka biaya modal saham biasa adalah π’Œ 𝒆 =πŸπŸ“%+πŸ“%=𝟐𝟎%

Pendekatan dividen saham yang diharapkan Pendekatan Capital Asset Pricing Model Jika dividen diasumsikan tetap π‘˜ 𝑒 = 𝐷 𝑃 0 Perusahaan X menerbitkan saham biasa dengan nilai nominal 1.000 dijual dengan harga 1.500. setiap tahun membagikan dividen yang tetap jumlahnya, yaitu 150. maka biaya modal saham biasa π‘˜ 𝑒 = 150 1500 π‘₯100%=10% Jika dividen/lembar diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan sebesar g dan π‘˜ 𝑒 lebih besar dari g. apabila dividen saham perusahaan diperkirakan tumbuh sebesar 5%. π‘˜ 𝑒 = 𝐷 1 𝑃 0 +𝑔 = 150 1500 +5% = 15% 𝑅 𝑖𝑑 = 𝑅 𝑓 + 𝛽 𝑖 ( 𝑅 π‘šπ‘‘ βˆ’ 𝑅 𝑓 ) 𝑅 𝑖𝑑 = pendapatan saham i pada periode t 𝑅 𝑓 = pendapatan investasi bebas resiko 𝑅 π‘šπ‘‘ = pendapatan pasar pada periode t 𝛽 𝑖 = koefisien resiko sistematis saham i Perusahaan X menerbitkan saham biasa dengan beta 1,5 dan 𝐸(𝑅 π‘š ) sebesar 20%. Pendapatan investasi bebas resiko 10%, maka biaya modal saham biasa π’Œ 𝒆 =𝟏𝟎%+𝟏,πŸ“ (𝟐𝟎%βˆ’πŸπŸŽ%) = 25%

Biaya modal utang Adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan pemberi pinjaman atas investasi perusahaan yang di belanjai dengan utang. 𝑃 π‘œ = 𝑑=1 𝑛 𝐼 𝑑 +𝑃 (1+π‘˜ 𝑑 ) 𝑑 Jika obligasi dijual dengan harga yang tidak sama dengan nilai nominal, berarti terjadi premi atau diskonto, maka besarnya modal utang setelah pajak dapat dihitung dengan rumus: 𝑃 π‘œ = harga jual surat utang yang di terbitkan n= jangka waktu jatuh tempo utang It = besarnya bunga yang dibayarkan pada periode t P = nilai pelunasan pokok utang Kd = biaya modal utang sebelum pajak P = nilai nominal obligasi Po = harga jual obligasi n= umur obligasi It = biaya bunga obligasi yang jumlahnya tetap T = pajak π‘˜ 𝑑 = 1βˆ’π‘‡ [ 𝐼 𝑑 + 𝐼 𝑛 π‘ƒβˆ’ 𝑃 0 ] 1 2 (𝑃+ 𝑃 0 )

Biaya modal saham istimewa Dividen saham istimewa jumlahnya tetap serta dinyatakan sebagai persentase tertentu dari nilai nominal, dan tidak memiliki jatuh tempo π‘˜ 𝑝 = 𝐷 𝑃 0 π‘₯ 100% Perusahaan X menerbitkan saham istimewa dengan nilai nominal 2.000 dan dividen sebesar 20% dari nilai nominal. Saham istimewa dijual dengan harga 4.000. maka biaya modal saham istimewa π‘˜ 𝑝 = 400 4000 π‘₯ 100%=10% Biaya modal Laba ditahan π’Œ 𝒓 = 𝑫 𝟏 𝑷 𝟎 +π’ˆ

Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) Menghitung investasi yang dibiayai oleh lebih dari satu sumber dana (kombinasi) Contoh: suatu perusahaan melakukan investasi sebesar 100 juta, yang di belanjai dengan sumber dana sebagai berikut: Jenis sumber dana jumlah Proporsi Biaya modal WACC Utang 30.000.000 0,3 7% 2,1% Saham istimewa 10.000.000 0,1 13% 1,3% Saham biasa 60.000.000 0,6 15% 9,0% 12,4%

PENGGUNAAN LEVERAGE: STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL 10 PENGGUNAAN LEVERAGE: STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL

LEVERAGE Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva atau dana yang menimbulkan beban tetap. Jenis leverage: Financial Leverage : timbul karena perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap (utang) . Financial leverage di bedakan menjadi Struktur keuangan: bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya (terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang, dan modal) Struktur modal : menyangkut pembelanjaan jangka panjang (komposisi utang, saham biasa dan saham istimewa Faktor leverage: perbandingan antara nilai buku total utang dengan total aktiva atau perbandingan antara total utang dan modal Operating Leverage : timbul karena perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap (aktiva tetap)

Operating Leverage OL timbul bila perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva tetap karena akan menimbulkan beban tetap berupa penyusutan Jika OL semakin besar, maka penjualan semakin besar dan BEP semakin tinggi 𝑫𝑢𝑳= %βˆ†π‘¬π‘©π‘°π‘» %βˆ†π‘·π’†π’π’‹π’–π’‚π’π’‚π’ 𝒂𝒕𝒂𝒖 π‘ͺ 𝑿 C= kontribusi marjin (penjualan-biaya variabel) X = penjualan Informasi Perusahaan X Harga jual produk = 2.000/unit Biaya tetap = 20.000.000 Biaya variable = 1.500/unit volume penjualan = 100.000 unit (2008) 120.000 unit (2009) 𝑫𝑢𝑳(πŸπŸŽπŸŽπŸ—= πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.πŸŽπŸŽπŸŽβˆ’πŸ‘πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 πŸ‘πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 π’™πŸπŸŽπŸŽ% πŸπŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.πŸŽπŸŽπŸŽβˆ’πŸπŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 π’™πŸπŸŽπŸŽ% = πŸ‘πŸ‘% 𝟐𝟎% =𝟏,πŸ”πŸ“ Laba = P x Q – [FC+(VCxQ)] Laba (2008) = 2.000 x 100.000 – [20.000.000 (1.500x100.000)] = 200.000.000 – 170.000.000 = 30.000.000 Laba (2009) = 2.000 x 120.000 – [20.000.000 (1,500 x 120.000)] = 240.000.000 – 200.000.000 = 40.000.000

soal Informasi Perusahaan Y Harga jual produk = 2.000/unit Biaya tetap = 60.000.000 Biaya variable = 1.000/unit volume penjualan = 100.000 unit (2008) 120.000 unit (2009)

Financial Leverage Kombinasi Leverage Timbul apabila perusahaan membelanjai kegiatan operasi dan investasi menggunakan dana dengan beban tetap (utang) 𝐷𝐹𝐿= %βˆ†πΈπ΄π‘‡ %βˆ†πΈπ΅πΌπ‘‡ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝐸𝐡𝐼𝑇 πΈπ΅πΌπ‘‡βˆ’(π‘Ÿπ‘₯𝐷) rxD = bunga yang di bayar Kombinasi Leverage Gabungan OL dan FL yang mengukur pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan EAT atau NI 𝐷𝐢𝐿= %βˆ†πΈπ΅πΌπ‘‡ %βˆ†π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘₯ %βˆ†πΈπ΄π‘‡ %βˆ†πΈπ΅πΌπ‘‡ = %βˆ†πΈπ΄π‘‡ %βˆ†π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› Atau DCL = DOL x DFL