Program Peningkatan Kualitas SDM melalui Gerakan Menghormati Guru Munas LDII 8 – 10 Nopember 2016
Latar Belakang Sudah bisa diamati dengan jelas, bahwa negara negara yang dianggap berkarakter dan mempunyai penguasaan ilmu pengatahuan dan teknologi, dikenali, bahwa budaya menghormati guru adalah bagian yang paling penting dalam menyukseskan program pendidikan. Misal di Finlandia, Jepang, Tiongkok, Turki, Korea Selatan merupakan beberapa contoh kecil dimana budaya menghormati guru adalah bagian utama dari sukesnya program pendidikan. Dimaksud karakter adalah : committment pada moral & kinerja (performance)
ALUR Program Peningkatan Kualitas SDM FGD Pendidikan (4 kali) Gerakan Menghormati Guru (GMG) Peningkatan Kualitas Kehidupan Belajar-Mengajar Terbentuknya Karakter peserta didik dan Hasrat Belajar Berkelanjutan (manusia pembelajar/learner)
Gerakan Menghormati Guru PPG/5 unsur dari sisi Guru Gerakan Menghormati Guru Response Guru Karena Dihormati (Intrinsik) Gerakan Masyarakat Untuk Menghormati Guru (Ekstrinsik) Guru Mengembangkan Moral Karakter Guru Mengembangkan Kompetensi & Kinerja Dukungan Pemerintah Gerakan Masyarakat Gerakan Dunia Usaha Moral karakter: Educator disiplin, sabar, tekun, inisiatif, inovatif, Dsb, Performance Karakter : Penguasaan materi ajar Mengikuti Perkembangan neuro education Digital Pedagogy Mindfulness (Kekhusukan) Insentif financial Sarana pembelajaran, Sistem penilaian Kinerja (selain sertifikasi guru) Menghargai guru sebagai wujud Insentif sosial Meningkatkan peran komite sekolah Akses Angkatan Kerja CSR untuk Peningkatan sarpras pendidikan Menghasilkan anak didik yang memiliki karakter & pembelajar/learner.
Langkah LDII dalam Gerakan Menghormati Guru Dalam setiap kepengurusan pada tingkat PAC, Gerakan Menghormati Guru dilaksanakan dengan melaksanakan pertemuan berkala antara unsur orang tua, ustad, pendidik dan pengurus organisasi untuk membahas program dan kegiatan pembentukan karakter peserta didik diluar jam sekolah, dalam menyikapi berbagai “kondisi sekitar” yang berpengaruh pada pembentukan karakter, agar nantinya setelah mencapai usia dewasa dapat menjadi pemuda yang berkarakter.
Neuro Education Timbulnya wawasan baru yang disebut neuro pendidikan (neuro education) adalah arena bagaimana penelitian neuroscience bisa memberikan masukan pada praktik pendidikan dan meningkatkan yang disebut ilmu belajar (the science of learning). Inilah yang disebut temuan berdasarkan kenyataan belajar- mengajar (evidence-based findings to teaching and learning). Guru dan pendidik harus menyadari bahwa otak berubah terus dengan adanya pengalaman belajar.
Digital Pedagogy Digital Pedagogi dikembangkan, bukan tentang bagaimana menggunakan teknologi digital untuk mengajar, lebih tepatnya adalah, mendekati alat tersebut dari perspektif pedagogis kritis. Jadi, itu adalah lebih tentang bagaimana penggunaan alat digital secara lebih kritis dan serius, yaitu tentang memutuskan untuk kapan “menggunakan atau tidak menggunakan” alat-alat digital dalam pendidikan, dan juga memperhatikan dampak alat digital pada proses pembelajaran.
Melahirkan Committment Bersama GMG LDII mengusulkan dicanangkannya Gerakan Menghormati Guru (GMG), karena memang sebagai sebuah ormas yang sangat peduli terhadap terbentuknya karakter bangsa (moral character & performance character), memandang bahwa peningkatkan kualitas belajar-mengajar, sebagai cara pembentukan karakter, maka faktor kunci adalah di kualitas guru. Karenanya diperlukan upaya yang bersifat implementasi “nilai” sosial budaya untuk meningkatkan kualitas guru dengan memulai untuk secara bersama menghormati guru.