TUGAS AKHIR ANALISIS BORAKS PADA JAJANAN BAKSO DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN BANJARBARU SELATAN Oleh : Rosy Anjani Syafitri J0B111215 Dosen Pembimbing : Umi Baroroh, L.U S.Si., M.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU AGUSTUS, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis pangan yang beredar di pasaran seperti bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang telah menjadi makanan populer dan harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat bukan hanya karena rasa yang nikmat, namun karena bakso berasal dari olahan daging sapi yang merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, serta memiliki kandungan nutrisi yang baik dari vitamin yang dikandungnya, seperti lemak, mineral, serta karbohidrat.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah jajanan bakso di pasar tradisional Kecamatan Banjarbaru Selatan mengandung boraks dan berapa konsentrasinya ? 1..3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengetahui ada tidaknya penggunaan boraks pada jajanan bakso di pasar tradisional Kecamatan Banjarbaru Selatan dan mengetahui berapa konsentrasinya ?
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Memberikan informasi ilmiah mengenai ada tidaknya dan konsentrasi boraks pada jajanan bakso di pasar tradisional Kecamatan Banjarbaru Selatan. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan boraks pada makanan dan diharapkan meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada produk yang mengandung boraks.
BAB II TINJANUAN PUSTAKA Boraks Boraks merupakan senyawa kimia natrium tetraborat (Na2B4O7.10H2O), berat molekul 381,37 gr/mol, berat jenis 1,68 - 1,72 kg/m3, dan titik leleh 750 oC. Boraks berupa hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih dan tidak berbau. Boraks atau yang lazim disebut asam borat (boric acid) adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B). Asam borat terdiri atas tiga macam senyawa, yaitu asam ortoborat (H3BO3), asam metaborat (HBO2), dan asam piroborat (H2B4O7).
Dampak Boraks Terhadap Kesehatan Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, dan hilang nafsu makan.
BAB III METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pengambilan sampel dilakukan di pasar- pasar tradisional yang ada di Kecamatan Banjarbaru Selatan. Analisis sampel dilakukan di laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Banjarbaru. Waktu penelitian ini dilaksanakan tanggal 25 Agustus sampai 19 September 2014.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi batang pengaduk, rubber bulb filler (penyedot), cawan porselen, cawan abu berpenutup, cawan petri, corong kaca, gelas piala 250 mL, labu ukur 100 mL, mortar, neraca analitik, penjepit kayu, pH meter, pipet tetes, pipet volume 10 mL, sendok tanduk, stamper, statif, tanur, dan waterbath. Bahan yang digunakan pada penelitian meliputi air kapur, akuades, indikator fenolftalein, kertas Whatman, kristal CaCl2, larutan HCl 0,5 %, larutan H2SO4 pekat, larutan H2SO4 1 N, manitol, etanol, larutan NaOH 10%, dan larutan NaOH 0,198 N.
Metode Kertas Kunyit (Tumerik) Prosedur Penelitian Pengujian Kualitatif Boraks Metode Kertas Kunyit (Tumerik) - Dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara digerus sampai halus - Diencerkan dengan akuades - Diambil dan dimasukkan ke dalam cawan petri Sampel Akuades Larutan Sampel
- Ditambahkan 1 mL HCl 0,5% - Aduk sampel lalu dicelupkan kertas tumerik - Angin-anginkan kertas tumerik dan diamati perubahan warna yang terjadi HCl 0,5% Hasil Hasil positif : warna merah atau merah kecoklatan pada kertas tumerik/kurkumin
1 mL asam sulfat pekat dan 5 mL etanol b. Metode Nyala Api - Sampel dihomogenkan terlebih dahulu, dimasukkan ke dalam cawan porselen untuk kemudian dilakukan furnace kurang lebih 4 jam dengan suhu 6000C - Sampel yang sudah di furnace ditambahkan 1 mL asam sulfat pekat dan 5 mL etanol di dalam cawan porselin. Kemudian dibakar dan diperhatikan nyala api yang terbentuk Sampel 1 mL asam sulfat pekat dan 5 mL etanol Hasil Hasil positif : nyala api hijau
Pengujian Kuantitatif Boraks a. Metode Titrimetri
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil analisis kualitatif boraks pada jajanan bakso di pasar tradisional Kecamatan Banjarbaru Selatan
Tabel 2. Hasil analisis kuantitatif boraks pada jajanan bakso di pasar tradisional Kecamatan Banjarbaru Selatan
Berdasarkan hasil analisis boraks pada sampel bakso di pasar tradisional Kecamatan Banjarbaru Selatan, dari 12 jenis sampel bakso diperoleh 10 sampel yang negatif mengandug boraks dan 2 sampel positif yang tidak memenuhi syarat sebagai makanan layak konsumsi karena mengandung bahan yang dilarang. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan dan SNI 01-3818-1995.
BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Hasil analisis kualitatif dari 12 sampel jajanan bakso diperoleh 10 sampel negatif dan 2 sampel positif. Hasil analisis kuantitatif diketahui kadar boraks pada sampel bakso E sebesar 2,935 mg/g dan sampel bakso J sebesar 2,105 mg/g. Saran Perlu dilakukan analisis dengan metode lain yang tidak memerlukan waktu yang lama.
Terima Kasih…