KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh : Trilius Septaliana Kusuma Rukmana,S.Pd.
Advertisements

Penyusunan Tes Oleh: Budi Usodo.
Penerapan PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH dalam pembelajaran matematika
PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KETERAMPILAN MENJELASKAN
PEMBELAJARAN TUNTAS (Mastery Learning).
PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Winsr-rev2008 Kesulitan Belajar Matematika Winanti S. Respati.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
SEMINAR PROPOSAL JUDUL
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENILAIAN.
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
KEEFEKTIFAN INQUIRY BASED LEARNING
Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia
Pemecahan masalah SD.
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
PENGERTIAN MATEMATIKA
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
Kesulitan Belajar Matematika NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN TEORI BANDURA Oleh : Casutri
HANDOUT 9 Frieda A. Tonglo, S. Psi, M.Ed
PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Analisis Metode Eksperimen
TES PENCAPAIAN PRESTASI TERSTANDARDISASI
Hakikat Sains Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya IPA membahas tentang gejala-gejala.
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
TEORI BELAJAR TEORI KETERAMPILAN PROSES
Pengertian Strategi Pembelajaran pkn Dick dan carey mengatakan “strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu materi pembelajaran yang akan digunakan.
PEMBELAJARAN TUNTAS (Mastery Learning).
MK. 6- SMP TES DIAGNOSTIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL.
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Remedial Dan Pengayaan
PEMBELAJARAN TUNTAS (Mastery Learning).
ASESMEN DAN PENYUSUNAN PROGAM PENDIDIKAN INDIVIDUAL
ASESMEN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
SMP TES DIAGNOSTIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL.
Kelompok Pertama : 1.ZULFIKAR ISMAR 2.CIPTO 3.KARTUBI.
SISTEM PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
Metode Inkuiri Strategi yang menekankan kepada proses mencari dan menemukan. cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, dan analisis menuju.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KETERAMPILAN MENJELASKAN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PEMBELAJARAN TUNTAS (Mastery Learning).
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
2019 Pembelajaran Tuntas SD Notre Dame PROSES PEMBELAJARAN  KKM (LULUS) PENGAYAAN < KKM REMEDIAL LULUS KD berikutnya BISA PORTOFOLIO T U N T.
Transcript presentasi:

KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Oleh: Dian Fitriani, Yunita Nurzainina, Novia Pangastuti, Nur Aina Hidayah

HAKIKAT MATEMATIKA Definisi Matematika Alasan Belajar matematika Kurikulum Matematika Pendekatan Pengajaran Matematika Implikasi dengan Anak Kesubel

Definisi Bahasa simbolis Johnson dan Myklebust Bahasa simbolis Fungsi praktis: mengekspresikan hubungan2 kuantitatif dan keruangan Fungsi teoritis: memudahkan berpikir

Paling (1982): ide tentang matematika tergantung pengalaman dan pengetahuan Perhitungan Berpikir logis

Kesimpulan: Secara kontemporer, pandangan tentang hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri.

Pembelajaran MTK di SD mencakup 3 cabang Aritmatika Berhitung Pengetahuan tentang bilangan Aljabar Penggantian penggunaan bilangan dengan abjad Geometri Berkenaan dengan titik dan garis Titik ; tidak memiliki panjang dan lebar Garis ; hanya dapat diukur panjangnya

Alasan Belajar Matematika

Cornelius (1982), sebagai sarana: berpikir logis memecahkan masalah sehari-hari Mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman Mengembangkan kretaivitas Meningkatkan kesadaran perkembangan budaya

Kurikulum Belajar MTK

Kurikulum MTK, mencakup: Hasil belajar Perhitungan Matematis Penalaran Matematis Kurikulum MTK, mencakup: Konsep Keterampilan Pemecahan Masalah

Keterampilan Pemecahan masalah Konsep Pemahaman dasar siswa Klasifikasi, asosiasi Konsep Dilakukan oleh seseorang Keterampilan Aplikasi konsep dan keterampilan Pemecahan masalah

Pendekatan Belajar Matematika

Pendekatan Pengajaran MTK Urutan belajar bersifat perkembangan Belajar tuntas Strategi belajar Pemecahan masalah Pendekatan Pengajaran MTK

Pendekatan Urutan Belajar Penekanan: pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman dasar, pengajaran keterampilan MTK prasyarat Banyak dipengaruhi teori perkembangan kognitif Piaget Perlu dimulai dari peristiwa konkret  semi konkret  abstrak

Pendekatan Belajar Tuntas Penekanan Memiliki Terstruktur Pembelajaran langsung Struktur bertaraf tinggi Diurutkan secara sistematis Pembelajaran sangat langsung

Pendekatan Strategi belajar Memusatkan pada Bagaimana belajar matematika Metakognisi Memantau, mendorong, mengatakan, bertanya pada diri sendiri Meningkatkan berpikir dan memproses informasi

Pendekatan Pemecahan Masalah Berpikir pemecahan masalah Pemrosesan informasi MTK Menekankan: Memahami masalah Merencanakan pemecahan Melaksanakan pemecahan Memeriksa kembali 4 langkah (Kennedy, 1989)

Implikasi Pendekatan dengan Anak Berkesulitan Belajar “Dapat digunakan secara gabungan untuk membantu anak berkesulitan belajar”

Guru harus menyadari taraf perkembangan siswa Memerlukan pendekatan belajar tuntas Pendekatan strategi belajar  efektif Pemecahan masalah  bagian yang sulit

Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar Matematika Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia(lerner, 1988:430) Menurut Lerner (1981 :357), beberapa karakteristik :

Adanya gangguan dalam hubungan keruangan Abnormalitas Persepsi Visual Asosiasi Visual Motor Perverasi

Kesulitan Mengenal dan Memahami Simbol Gangguan Penghayatan tubuh Kesulitan dalam Bahasa dan Membaca Skor PIQ Jauh Lebih Rendah daripada Skor VIQ.

Kekurangan Pemahaman Tentang Simbol Nilai Tempat KEKELIRUAN UMUM YANG DILAKUKAN OLEH ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Beberapa kekeliruan umumyang dilakukan anak dalam menyelesaikan tugas Matematika menurut Lerner (1987): Kekurangan Pemahaman Tentang Simbol Nilai Tempat Penggunaan Proses yang Keliru

Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan dapat dilihat dari: Mempertukarkan simbol-simbol Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai tempat. Semua digit ditambahkan bersama (alogaritma yang keliru dan tidak memperhatikan nilai tempat). Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan nilai tempat. Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan.

Lanjutan.. d. Perhitungan e. Tulisan yang Tidak Dapat Dibaca

ASSESMEN 1. Assesmen Informal Berbagai observasi terhadap perilaku anak sehari-hari dalam bidang studi matematika, kinerja anak dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, atau tes buatan gru yang dikaitkan dengan kurikulum atau buku pelajaran dapat menyajikan insormasi sebagai dasar pemberian pelayanan pembelajaran remidial.

a. Inventori Suatu tes informal dalam bentuk inventori dapat dibuat oleh guru untuk mengukur keterampilan anak dalam bidang studi matematika secara tepat.

b. Asesmen yang Didasarkan atas Kurikulum Zigmond et al. (Lerner, 1998: 444) merekomendasikan adanya langkah strategi asesmen yang didasarkan atas kurikulum bidang studi matematika yang dapat membimbing para guru dari keputusan melakukan assesmen ke rancangan pembelajaran, yaitu:

Memutuskan apa yang diukur Memilih atau mengembangkan suatu hierarki keterampilan Memutuskan dimana memulai Memilih atau mengmbangkan instrumen Melaksanakan tes Mengadministrasikan tes Mencatat kekeliruan dan gaya kinerja

Menganalisis temuan dan meringkaskan hasil Memperkirakan alasan kekeliruan dan menentukan bidang yang akan diperiksa Memeriksa Melengkapi catatan dan merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran khusus Melaksanakan pembelajaran; dan memutakhirkan informasi asesmen

c. Menganalisis Kekeliruan Siswa Guru yang mengajar anak berkesulitan belajar matematika hendaknya mampu menditeksi berbagai tipe kekeliruan siswa.

2. Instrumen Asesmen Formal Instrumen formal mencakup tes yang bersifat umum untuk digunakan dalam kelompok dan yang digunakan secara individual.

a. Tes Kelompok Baku Instrumen formal yang berupa tes baku yang digunakan biasanya mencantumkan validitass dan reliabilitasnya. Tes semacam ini biasanya mencantumkan berbagai tabel yang menjelaskan macam-macam interpretasi skor kelas, usia, skor baku, dan persentil.

b. Tes Klinis Individual Tes ini dirancang untuk diberikan kepada seorang siswa secara individual. Tes klinis umumnya lebih dapat memberikan informasi diagnostik daripada tes kelompok, menyediakan data tentang bidang-bidang khusus kesulitan matematika, dan lebih memberikan arah dalam penyusunan rancangan pembelajaran.

PENGAJARAN REMEDIAL BERHITUNG

A. Prinsip pengajaran berhitung Menyiapkan anak untuk belajar berhitung Maju dari konkret ke abstrak Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang Generalisasi ke situasi baru

Menyadari kekuatan dan kelemahan Membangun fondasi yang kokoh tentang konsep dan keterampilan berhitung Menyajikan program berhitung yang seimbang Penggunaan kalkulator

B. Berbagai aktivitas untuk pengajaran remedial Pengajaran konsep berhitung Pengajaran keterampilan berhitung

Terima Kasih