PHARINGITIS Annisetya Robetha M. Bate ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

TUBERCULOSIS (TB PARU)
Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin :Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin : 1.Ketidak mampuan u/ mempertahankan posisi yang sesuai.. A. Merujuk.
Kelainan Sistem Pencernaan
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
TBC.
“SPUTUM”.
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
PNEUMONIA.
PILEK PENGERTIAN: Pilek, biasa juga dikenal sebagai nasofaringitis, rinofaringitis, koriza akut, atau selesma, merupakan penyakit menular pada sistem pernapasan,
KEMAMPUAN MIKROBA UNTUK MENIMBULKAN PENYAKIT
Sistem Pertahanan Tubuh
Annisetya Robetha M. Bate ( ) Melisa Ripasindo Yulanda ( ) Oktaviana sari Nainggolan ( )
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
DISUSUN OLEH: DOKTER MUDA SMF THT RSUD DR. SOEBANDI, JEMBER.
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
ASKEP PADA KEGANASAN SISTEM PERNAFASAN
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
BAKTERI.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
SUCI FITRIA III B.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
DIFTERIa.
PNEUMONIA dr. Purwanto.
Terapi Jus & Diet (7.10): Jenis-jenis Penyakit dan Resep Terapinya
PRISKILA APRILIA HAMBER
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
DISUSUN OLEH: SITI GUSTIARSIH
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
ASUHAN KEBIDANAN IV TENTANG MASTITIS
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
MAHASISWA/I JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Askep klien dengan pneumonia
Kelompok 3 PARU - PARU.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
TUGAS PATOLOGI DIFTERI.
RINITIS Dr. Khairiyadi, Sp.A, M.Kes.
ASKEP COLITIS ULSERATIF
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Askep gangguan sistem pernafasan.
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
Cuci tangan merupakan SARAN KESEHATAN YANG PALING SEDERHANA, namun efektif untuk menangkal serangan bakteri, kuman, atau virus penyebab penyakit. Sayangnya,
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Gangguan pada sistem pernapasan Ika Rian Sari, S.Pd.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Tonsilofaringitis Akut Rustam Siregar Divisi Infeksi dan Penyakit tropis Departemen Ilmu kesehatan anak FK UNS/RS.Dr Moewardi.
Terapi Jus & Diet (7.6): Jenis-jenis Penyakit dan Resep Terapinya
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

PHARINGITIS Annisetya Robetha M. Bate (2009.33.032) Melisa Ripasindo Yulanda (2009.33.002) Oktaviana sari Nainggolan (2009.33.033)

Pengertian Pharingitis adalah penyakit peradangan yang menyerang tenggorokan atau faring. Kadang disebut radang tenggorokan. Pharingitis dapat disebabkan oleh virus dan kuman.

Etiologi Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Contoh virus yang menyebabkan faringitis adalah virus flu. Contoh Bakteri yang menyebabkan faritingitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

Ada 2 macam faringitis: Faringitis Akut Yaitu radang tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70% dan streptokokus group A adalah organisme bakteri yang umum berkenaan dengan faringitis akut. Faringitis Kronik Faringitis kronik umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja/tinggal dengan lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik, penggunaan habitual alkohol dan tembakau.

Pharingitis Krn Bakteri Streptokokus

PATOFISIOLOG

patofisiologi Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis. Pada infeksi faringitis, virus atau bakteri secara langsung menginvasi mucosa pada rongga tenggorokan, menyebabkan suatu respon inflamasi lokal. berbeda halnya dengan virus, seperti rhinovirus,dapat mengiritasi mukosa rongga tenggorokan. Streptococcal infeksi/peradangan ditandai oleh pelepasan dan invasi toksin ekstra seluler lokal dan proteases

Tanda & Gejala Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri di perut dan muntah-muntah. Tenggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarna merah dan membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lapisan seperti krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah bening di leher sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda dengan faringitis virus, penderita faringitis streptokokus tidak mengalami rhinitis, suara serak atau batuk.

Manifestasi klinis faringitis akut, yaitu : - Membran mukosa sangat merah dan tonsil berwarna kemerahan. - Folikel limfoid membengkak dan di penuhi dengan eksudat dan pembesaran. - Nyeri tekan nodus limfa servikal. - Demam - Malaise - Sakit tenggorok - Serak dan batuk - Sakit kepala

Manifestasi klinis faringitis kronik yaitu : Pasien dengan faringitis kronik mengeluh sensasi iritasi dan sesak pada tenggorok yang terus-menerus, lendir yang terkumpul dalam tenggorok dan dapat dikeluarkan dengan membatukkan, kesulitan menelan

Tes Diagnostik Kultur tenggorok Pemeriksaan serologic adalah pemeriksaan terhadap sputum klien untuk mengetahui tingkat keganasan bakteri atau virus. Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan

Therapy Medik Apabila penyebabnya diduga infeksi virus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri Gram positif disamping analgetika dan kumur dengan air hangat. Penisilin dapat diberikan untuk penyebab bakteri GABHS, karena penisilin lebih kemanjurannya telah terbukti, spektrum sempit,aman dan murah harganya. Dapat diberikan secara sistemik dengan dosis 250 mg, 2 atau 3 kali sehari untuk anak-anak, dan 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari selama 10 hari. Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan eritromisin.

Untuk faringitis akut : Jika di duga atau ditunjukkan adanya penyebab bakterial, pengobatan dapat mencakup pemberian Agens antimicrobial untuk streptokukus group A, penisilin merupakan obat pilihan. Untuk pasien alergi terhadap penisilin atau yang mempunyai organisme resisten terhadap eritromisin digunakan sefalosporin. Antibiotik di berikan selama sedikitnya 10 hari untuk menghilangkan streptokokus group A dari orofaring.

Untuk faringitis kronik Didasarkan pada penghitungan gejala, menghindari pemajanan terhadap iritan, dan memperbaiki setiap gangguan saluran napas atas, paru atau jantung yang mungkin mengakibatkan terhadap batuk kronik. Kongesti nasal dapat dihilangkan dengan sprei nasal / obat-obatan yang mengandung epinefrin sulfat (Afrin) atau fenilefrin hidroklorida (Neo-Synphrine). Jika terdapat riwayat alergi, salah satu medikasi dekongestan antihistamin seperti Drixarol / Dimentapp, diminum setiap 4-6 jam. Malaise secara efektif dapat dikontrol dengan aspirin / asetaminofen.

Diagnosa Keperawatan & Intervensi 1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan. Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam, diharapkan nyeri klien dapat berkurang atau hilang. Intervensi : - Kaji ulang tingkat nyeri - Kaji tanda-tanda vital - Berikan penkes sederhana tentang penanganan nyeri. - Kolaborasi dalam pemberian analgetik

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan menelan atau nyeri menelan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat tepenuhi dan kesulitan menelan saat makan dapat teratasi.

Intervensi : - Kaji tingkat intake makanan klien - Anjurkan klien untuk makan makanan yang tinggi kalori dan serat. - Anjurkan klien makan makanan sedikit tapi sering. - Anjurkan klien untuk makan makanan yang disediakan selagi hangat.

3. Kerusakan komunikasi verbal b/d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatn 1x24 jam, diharapkan pasien dapat berkomunikasi dengan lebih baik dari sebelumnya.

Intervensi : - Kaji tingkat berkomunikasi klien - Anjurkan klien untuk tidak mencoba bicara. - Anjurkan klien untuk berkomunikasi lewat tulisan. Faktor predisposisi : sinusitis, rhinitis kronik, perokok dan peminum alkohol, infeksi, daerah berdebu, kebiasaan bernapas melalui mulut

SEKIAN…… TERIMA KASIH....