Pengolahan Limbah Padat PERTEMUAN 10 Nayla Kamilia Fithri

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KELOMPOK 1 Nurul Indah S Ratih Dwi A. Retno Gumelar Tuan Hanni
Advertisements

KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
Litosfir Litosfer ,diambil dari bahasa Yunani, yaitu lythos, yang berarti batuan, dan sphere, yang berarti lapisan. Secara definisi litosfer adalah lapisan.
Pengelompokkan Limbah Berdasarkan:
LIMBAH INDUSTRI Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai.
Definisi SAMPAH : Semua jenis buangan yang bersifat padat atau semi padat yang dibuang karena tidak dipergunakan untuk tidak diinginkan (Tchobano Glous)
LIMBAH IPA Created by : Franki Nova H, ST.
PENANGANAN BAHAN BAKU.
Sampah dan Pengelolaannya
PENCEMARAN UDARA OLEH : NARA ISWARI (10) RIDHO YURIO K. (16) ROSELINA ARUM. A (19) YULIANA EVITA N. (31)
PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN SAMPAH
Karakteristik Limbah Padat
PENGELOLAAN LIMBAH.
Modul 05: Pengolahan Limbah Padat
Modul 4: Pengolahan Limbah cair
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
ATMOSFER INDIKATOR KOMPETENSI
Eko Suhartono Bag. Kimia/Biokimia Fak. Kedokteran UNLAM
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
PRESENTASI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
Sampah dan pengelolaannya
DASAR - DASAR PENGOPOSAN
Sampah (Limbah Padat) Sampah adalah semua limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan binatang yang biasanya padat dan dibuang karena tidak.
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN
Teknologi Biogas.
Sumber, Jenis Limbah Padat dan Efeknya terhadap Kesehatan Masyarakat
Asep Andi Suryandi ( ), Eko Aptono Tri Yuwono ( )
KELOMPOK VIII Annisa fitri dewi ( )
Defnisi Limbah DAN RUANG LINGKUP
Oleh kelompok 6 (kelas F)
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN
PENCEMARAN.
Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya
AIR – H2O Jagat raya – tidak mungkin ada kehidupan tanpa air
Pengolahan AIR BUANGAN (WASTE WATER TREATMENT)
PENGELOLAAN SAMPAH TLS SKS
Ekologi Pencemaran Tanah
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Oleh : Abdul Jabbar Afif Firmansyah Amirul Mu’minin M. Reza Fauzi
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
PENGELOLAAN LIMBAH PADA INDUSTRI PERTAMBANGAN
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
KOLAM STABILISASI.
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
LIMBAH.
By : Jessica Sharon Wichita
PENCEMARAN LINGKUNGAN
STAR.
AJI BAGUS PRASETIO JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Pencemaran Laut Dan Pesisir “Limbah Industri Tahu” Di susun oleh: Mansur Rumata , Juni, 2016.
Manajemen Farmasi Industri Apotik dan Obat
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pengelolaan Limbah Peternakan 2018
Pengolahan Limbah Padat
Perencanaan dan Strategi Pengolahan Air Minum dan Air Bersih
LIMBAH.
Oleh : 1. Amik Gendro S.(04) 2. Gita Tamara(10) 3. Hani Safitri(11) 4. Heni Aulia L.(12) 5. Kiki dyah Ayu(15) 6. Megalina(18) 7. Nurul Ulfinana(22) JENIS-JENIS.
BAB XI PENCEMARAN LINGKUNGAN
TUGAS PERANCANGAN IPAL RIVALDI SIDABUTAR / PENGOLAHAN AIR LIMBAH/LUMPUR DENGAN PROSES DIGESTASI ANAEROBIK.
Rumah Hemat & Mandiri Energi dengan Kombinasi Biogas dan Energi Mekanik Motor.
PEMCEMARA N LINGKUNGA N. Perhatikan gambar dibawah ini.
PENCEMARAN AIR Ir. Moh Sholichin, MT.
Optimasi Energi Terbarukan (Energi Biomassa dan Energi Biogas)
LIMBAH DAN PEMANFAATANNYA SERTA ETIKA LINGKUNGAN Oleh Kelompok 9 Denti Yana ( ) Emiyati ( ) Septika ( )
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

Pengolahan Limbah Padat PERTEMUAN 10 Nayla Kamilia Fithri Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

PENGAWETAN BUAH, IKAN, DAGING LIMBAH PADAT ADALAH HASIL BUANGAN INDUSTRI BERUPA PADATAN, LUMPUR ATAU BUBUR YANG BERASAL DARI SUATU PROSES PENGOLAHAN (DARYANTO, 1995). SUMBER LIMBAH PADAT: PABRIK GULA PULP KERTAS RAYON PLYWOOD LIMBAH NUKLIR PENGAWETAN BUAH, IKAN, DAGING

Secara garis besar, limbah padat terdiri dari: Limbah padat yang mudah terbakar Limbah padat yang sukar terbakar Limbah padat yang mudah membusuk Lumpur Limbah yang dapat di daur ulang Limbah radioaktif Bongkaran bangunan

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT Dengan adanya limbah padat dalam lingkungan, maka akan timbul: 1. Gas beracun seperti: - Asam Sulfida H2S - Amoniak (NH3) - Methan (CH4) - CO2 - CO Gas ini akan timbul, bila limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya mikroorganisme. Dengan adanya musim hujan dan kemarau, akan terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.

2. Penurunan kualitas udara Dalam sampah yang ditumpuk akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 methane yang bila melebihi Nilai Ambang Batas akan merugikan manusia, di mana kadar H2S sebesar 50 ppm akan membawa mabuk dan pusing. 3. Penurunan kualitas air Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan/bersama-sama air limbah, maka akan menyebabkan air menjadi keruh dan rasanya berubah. 4. Kerusakan permukaan tanah

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu: Limbah padat tanpa pengolahan dan limbah padat dengan pengolahan Limbah padat tanpa pengolahan: Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya, bisa langsung dibuang ke tempat tertentu seperti TPA. Limbah padat dengan pengolahan: Limbah padat yang mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya, harus diolah dahulu sebelum dibuang ke tempat tertentu. (Lihat mekanisme pengolahan limbah)

FAKTOR2 YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MENGOLAH LIMBAH PADAT 1. Jumlah limbah sedikit: mudah ditangani sendiri banyak: membutuhkan penanganan khusus (tempat dan sarana pembuangan) 2. Sifat fisik dan kimia limbah Sifat fisik: mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan dan pilihan pengolahan. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan Karena lingkungan ada yang peka/tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu diperhatikan: a. Tempat pembuangan akhir (TPA) b. Unsur yang akan terkena c. Tingakat pencemaran yang akan timbul 4. Tujuan akhir dari pengolahan Ada 2 tujuan akhir, yaitu: Bersifat ekonomis dan non-ekonomis Tujuan pengelolaan yang bersifat ekonomis: Meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk didaur ulang/dimanfaatkan lain. Tujuan pengelolaan yang bersifat non-ekonomis: Untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT Ada 4 cara, yaitu: Pemisahan Penyusutan ukuran Pengomposan Pembuangan limbah

1. PEMISAHAN Karena limbah padat terdiri dari: ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Pemisahan ada 3 sistem, yaitu: a. Sistem balistik: adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran/berat volume b. Sistem gravitasi: adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat. misal : barang yang ringan/terapung barang yang berat/tenggelam c. Sistem magnetis: adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet, yang bersifat magnet akan langsung menempel. misal: untuk memisahkan campuran logam dan non logam

2. PENYUSUTAN UKURAN Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya pengolahannya menjadi mudah. 3. PENGOMPOSAN Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya/volumenya.

4. PEMBUANGAN LIMBAH Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi 2, yaitu: a. Pembuangan di laut b. Pembuangan di darat (sanitary landfill) Pembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan: Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu-lintas kapal Laut menjadi dangkal Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya (misal: limbah B3 /limbah radioaktif), dapat membunuh biota laut

b. Pembuangan di darat/di tanah Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut: Pengaruh iklim, temperatur dan angin Struktur tanah Jaraknya harus jauh dengan pemukiman Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan peternakan, flora atau fauna. Jadi: Pilih lokasi yang benar2 tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun Pembuangan di darat/tanah dibagi: Penebaran di atas tanah Penimbunan/penumpukan Pengisian tanah yang cekung (landfill)

Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis sebagian besar dilakukan sebagai berikut: Ditumpuk pada Areal Tertentu Penimbunan limbah padat pada areal tertentu membutuhkan areal yang luas dan merusakkan pemandangan di sekeliling penimbunan. Mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya, karena adanya reaksi kimia yang rnenghasilkan gas tertentu, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah mengalami kontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah.Pada musim kemarau timbunan mengalami kekeringan dan ini mengundang bahaya kebakaran.   Pembakaran Limbah padat yang dibakar menimbulkan asap, bau dan debu. Pembakaran ini menjadi sumber pencemaran melalui udara dengan timbulnya bahan pencemar baru seperti ,hidrokarbon, karbon monoksida, bau, partikel dan sulfur dioksida. Pembuangan Pembuangan tanpa rencana sangat membahayakan lingkungan.Di antara beberapa pabrik membuang limbah padatnya ke sungai karena diperkirakan larut ataupun membusuk dalam air. Ini adalah perkiraan yang keliru, sebab setiap pembuangan bahan padatan apakah namanya lumpur atau buburan, akan menambah total solid dalam air sungai.

LANDFILL PROSES KONVERSI BIOLOGIS Proses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas) atau tanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (limbah padat) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut berupa gas methane yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.

Modern Landfill Konsep landfill seperti di sebelah ialah sebuah konsep landfill modern yang di dalamnya terdapat suatu sistem pengolahan produk buangan yang baik. Landfill ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate).

Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal – proses aerobik) dan menghasilkan gas methane (pada proses anaerobiknya). Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi

Pengolahan Leachate dan biogas Secara sepintas, metode landfill relatif mudah dilakukan dan bisa menampung sampah dalam jumlah besar. Akan tetapi, anggapan ini kurang tepat karena jika tidak dilakukan secara benar, landfill dapat menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan lingkungan. Masalah utama yang sering timbul adalah bau dan pencemaran air lindi (leachate) yang dihasilkan.

Pengolahan Leachate dan biogas Selain itu, gas metana yang dihasilkan oleh landfill dan tidak dimanfaatkan akan menyebabkan efek pemanasan global. Jika termampatkan di dalam tanah, gas metana bisa meledak. Oleh sebab itu, dalam sistem landfill yang baik diperlukan adanya unit pengolahan air lindi dan unit pengolahan biogas.

Unit Pengolahan Air Lindi (leachate) Air lindi air dengan konsentrasi kandungan organik yang tinggi yang terbentuk dalam landfill akibat adanya air hujan yang masuk ke dalam landfill. Air lindi cairan yang sangat berbahaya karena selain kandungan organiknya tinggi, unsur logam (seperti Zn, Hg) dapat menyerap dalam tanah sekitar landfill kemudian dapat mencemari air tanah di sekitar landfill. Pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai alternatif seperti : Resirkulasi air lindi kembali ke dalam landfill. Hal ini dapat meningkatkan laju dekomposisi kandungan organik menjagi biogas hingga sekitar 70%. Resirkulasi air lindi dapat dilakukan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan, air lindi harus diolah untuk mengurangi volumenya.

Unit Pengolahan Air Lindi (leachate) Pengolahan dengan menggunakan pengolahan limbah secara biologis,yaitu dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif yang berfungsi mendegradasi kandungan organik yang terdapat dalam air lindi. Setelah kandungan organik dalam air lindi turun drastis, kemudian dapat dilakukan pemurnian kembali dengan menggunakan alat filtrasi. Air keluaran yang diharapkan dari pengolahan semacam ini dapat langsung dibuang ke lingkungan karena tidak berbahaya bagi lingkungan. Pengolahan dengan menggunakan pengolahan limbah secara kimiawi, yaitu menggunakan membran dimaksudkan untuk mengurangi kadar COD, BOD serta kandungan logam pada air lindi. Umumnya diperlukan pengolahan bertahap untuk menghasilkan limbah yang memenuhi syarat baku mutu limbah seperti bioreaktor dengan membran (membrane bioreactor) atau integrasi antara ultrafiltrasi dan karbon aktif.

Gas yang dihasilkan dari landfill didominasi oleh metana dan karbondioksida. Kandungan metana berkisar antara 45-55% sedangkan karbon dioksida berkisar antara 40-50%. Kandungan metana yang lebih tinggi juga pernah dilaporkan. Kombinasi kedua gas bisa mencapai 99% dari semua gas. Walaupun demikian, satu persen gas sisanya harus sangat diperhatikan,Nitrogen, Hydrogen, Hydrogen Sulphide, Oxygen. karena bisa bersifat korosif, beracun, ataupun berbau tak sedap. Dalam kondisi ideal, kalor jenis gas yang dihasilkan bisa mencapai 450-540 Btu/SCF.

Unit pengolahan biogas terbagi dalam 2 proses yaitu ; Figure , Power generation from landfill gas and solid waste to energy recycling (Image adapted from Australian Energy News Unit pengolahan biogas terbagi dalam 2 proses yaitu ; proses pembentukan dan penyaluran gas serta sistem pemprosesan gas. Proses pembentukan gas dalam landfill melibatkan reaksi yang kompleks sehingga laju pembentukan gas akan bervariasi antar-landfill. Laju maksimum dicapai ketika kondisi lingkungan mencapai kondisi optimum yaitu pH mendekati netral, kelembaban cukup, serta temperatur yang moderat. Hal yang paling mengganggu adalah kehadiran oksigen yang akan menghentikan reaksi anaerobik menjadi aerobik.