PENDAPATAN NASIONAL DAN STRUKTUR EKONOMI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
Advertisements

PERTEMUAN KE Pengertian Tabel I-O 2. Jenis Transaksi Tabel I-O.
Kerangka Dasar dan Manfaat Tabel I-O, asumsi dan Keterbatasannya
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan ke
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
Klasifikasi/Pengelompokan/ Penggolongan/Stratifikasi
ALIRAN STRUKTURALIS Adalah aliran pengembangan ide dasar sosialisme yang muncul di akhir 1940 dan 1950an. Teori strukturalis percaya bahwa pembangunan.
ILLUSTRATED WEEKLY NEWSPAPER
BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
PELAKU EKONOMI PERTEMUAN 10.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
MENGHASILKAN INDUSTRIALISASI PINGGIRAN
Faktor Eksternal Kebijakan Fiskal Faktor Internal Output
Pertemuan 7 Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri
PERTUMBUHAN EKONOMI ,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI , DAN KRISIS EKONOMI
GROSS DOMESTIC PRODUCT
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN
Produk Domestik Regional Bruto
SEKTOR PERTANIAN.
PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan national Pertemuan 9.
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
STIE DEWANTARA ASPEK EKONOMI & SOSIAL Studi Kelayakan Bisnis, Sesi 8.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
PERTEMUAN IX USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
TRANSFORMASI STRUKTURAL
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
STRATEGI PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
PERDAGANGAN INTERNATIONAL
PELAKU – PELAKU EKONOMI
Modul / Tatap Muka 13 EKONOMI INDONESIA MENUJU 2013
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PROSPEK DAN POTENSI UKM.
PENDAPATAN NASIONAL Teori Ekonomi Makro Ekonomi Pembangunan.
PELAKU – PELAKU EKONOMI
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
GROSS DOMESTIC PRODUCT
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Lingkungan Pemasaran Global
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
PERSPEKTIF KUALITAS PELUANG DAN TANTANGAN
Peranan Sektor Industri di Indonesia
Faktor Eksternal Kebijakan Fiskal Faktor Internal Output
MANAJEMEN DAN BISNIS Lingkungan Bisnis Pertemuan 10 1.
PEREKONOMIAN INDONESIA
MK. PIE BY: TRIANI RW, S.PD., M.PD.
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
PERSPEKTIF KUALITAS PELUANG DAN TANTANGAN
Ekonomi Makro Perekonomian nasional -
03 PEREKONOMIAN INDONESIA PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KONSEP DASAR PENDAPATAN NASIONAL
MEMAHAMI ILMU EKONOMI Nuryana Haprin. Teori Ekonomi Mikro Teori Ekonomi Mikro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil.
Transcript presentasi:

PENDAPATAN NASIONAL DAN STRUKTUR EKONOMI

SEKTOR EKONOMI Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa

STRUKTUR EKONOMI Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Sektor Primer Identik Dengan Sektor Pertanian Sektor Sekunder Identik Dengan Sektor Industri Sektor Tersier Identik Dengan Sektor Jasa-jasa

TEORI TRANSFORMASI STRUKTURAL Arthur Lewis Membagi perekonomian suatu negara menjadi dua, yaitu perekonomian tradisonal dan perekonomian industri. Semakin tinggi tinggkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, akan diikuti oleh semakin besarnya masyarakat yang bekerja di sektor industri Hollis Chenery …sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, masyarakat suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri

Tabel: Struktur Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) Sisi Permintaan 2005 2006* 2007* Konsumsi swasta 3,95 3,1 – 4,1 3,8 – 4,8 Konsumsi pemerintah 8,06 15,9 – 16,9 3,0 – 4,0 Total konsumsi 4,41 4,6 – 5,6 3,7 – 4,7 Total investasi 9,93 5,0 – 6,0 9,9 – 10,9 Ekspor barang dan jasa 8,6 9,1 - 10,1 9,7 – 10,7 Impor barang dan jasa 12,35 6,2 – 7,2 8,3 – 6,3 PDB 5,6 5,0 – 5,7 5,3 – 6,3 Sisi Penawaran Pertanian 2,49 4,3 – 5,3 6,1 – 7,1 Pertambangan dan Penggalian 1,59 8,5 – 9,5 7,2 – 8,2 Industri Pengolahan 4,62 2,2 – 3,2 3,3 – 4,3 Listrik, gas, dan air bersih 6,49 5,8 – 6,8 6,8 – 7,8 Bangunan 7,34 7,1 – 8,1 7,3 – 8,3 Perdagangan, hotel, dan restoran 8,59 4,4 – 5,4 5,7 – 6,7 Pengangkutan dan komunikasi 12,97 11,6 – 12,6 12,6 – 13,6 Keuangan, persewaan, dan jasa 7,12 3,9 – 4,9 Jasa-jasa 5,16 4,9 – 5,9

Tabel: Struktur PDB Indonesia, 2005 Sektor Dalam persen Pertanian 13,41 Pertambangan 10,44 Industri 28,05 Listri, gas, dan air 0,92 Bangunan 6,35 Perdagangan 15,74 Pengangkutan dan komunikasi 6,63 Keuangan 8,36 Jasa-jasa 10,10 Total 100,00 Sumber: BPS, 2005

Trend Pertumbuhan Ekonomi Jatim Struktur Ekonomi Jatim Tahun 2013 Tahun 2012-2013 (c to c )* 2012 2013 PDRB ADHK ADHB (Trilyun) 2008 304,92 619 2009 320,21 684,23 2010 342,25 778,45 2011 366,98 884,14 2012 393,67 1.001,72 2013 419,43 1.136,33 Struktur Ekonomi Jatim Tahun 2013 INDUST. PENGOLAHAN LAIN - LAIN PHR PERTANIAN 7 *) Sumber : BPS Jatim, Pebruari 2014

10 Besar Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk “Top 200 best Companies in Asia” Menurut Far Eastern Economic Review (25/12/2003-5/1/2004) Sumber: http://www.feer.com/articles/2003/0312_25/free/p064.html, accessed 25 Dec 2003

Tabel: Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja Periode Pertumbuhan Ekonomi (%) A Tambahan Angkatan Kerja (juta) B Penciptaan Lapangan Kerja Netto (juta) C Rasio D=C/A Agt 2002 - Agt 2003 4,61 1, 97 1,16 252.634 Agt 2003 - Agt 2004 4,94 1,22 0,91 184.403 Agt 2004 - Nov 2005 6,81 1,88 0,24 34.747 Feb 2005 - Feb 2006 5,43 0,48 0,23 42.181 Sumber: Diolah dari Sakernas dan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (BI), 2006

Strategi Indutrialisasi Broad-based industry strategi industrialisasi yang mengembangkan industri-industri yang berspektrum luas. Pada kenyataannya strategi ini lebih menekankan pengembangan industri-industri berbasis impor (industri elektronik, tekstil, dll) Hi-tech industry strategi industrialisasi yang mengutamakan industri-industri berteknologi canggih (industri pesawat terbang, kapal dll) Agroindustry Industri hasil pertanian berbasis dalam negeri dan merupakan kelanjutan pembangunan pertanian

Strategi industrialisasi yang dipilih oleh Indonesia lebih cenderung pada strategi Broad-based industry dan Hi-tech industry, dengan alasan : Memiliki kenggulan seperti: tenaga kerja murah dan sumber daya alam yang melimpah Bisa mengambil pelajaran dari industri-industri asing Menghasilkan nilai tambah yang besar Sulit untuk ditiru oleh negara lain

Alasan lain…. Faktor Politik - Mengejar simbol-simbol pembangunan - Keberpihakan terhadap kelompok kapitalis Faktor Ekonomi - Mengejar transformasi struktural - Rendahnya tingkat industrialisasi yang dijalankan

Padahal…. Kondisi negara serba terbatas Minimnya modal yang dimiliki Kualitas sumberdaya manusia yang rendah Minimnya penguasaan teknologi

Dengan kondisi yang serba terbatas, untuk menjalankan strategi Industrialisasi Broad-based industry dan Hi-tech industry pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan yang sangat proteksionis dibidang perdagangan dan industri (melalui bea masuk). Strategi ini sering disebut dengan “rezim proteksionisme”

Kebijakan Proteksionis Ditempuh Melalui 3 Fase: Fase strategi substitusi impor part one (awal 1970 an) instrumen yang digunakan: - tarif bea masuk - pajak penjualan barang impor Fase strategi substitusi impor part two instrumen yang digunakan bersifat non tariff barrier, yaitu dengan cara pembatasan impor kuantitatif dan ditingkatkannya kandungan lokal Fase orientasi ekspor (1982) instrumen yang digunakan adalah subsidi dan kemudahan-kemudahan lain untuk promosi ekspor

Dampak Industrialisasi “rezim proteksionisme” Kesenjangan Sektoral antara sektor industri dengan non industri (pertanian) Kurangnya keterkaitan antar sektoral (Forward Langkage & Backward Langkage) Akumulasi kapital pada sekelompok orang tertentu Terjadi dualisme - Dualisme Sosial - Dualisme Teknologi - Dualisme Finansial - Dualisme Regional

Perbandingan Asset 300 Konglomerat, Asset Pemerintah dan GDP (Rp milyar) Tahun Asset 300 konglomerat (a) Asset Pemerintah (b) GDP (c) (a) : (b) (b) : (c) 1988 53.182,0 124.013,0 139.452,0 38,1 88,9 1989 90.968,7 144.455,0 167.184,7 54,4 88,3 1990 128.634,1 179.153,0 195.597,2 65,8 88,6 1991 161.999,5 201.068,0 225.995,7 71,7 89,0 1992 196.732,9 238.000,0 256.508,0 76,7 92,8 1993 227.327,3 261.018,0 300.000,0 75,8

Neraca Perdagangan Produk Manufaktur Indonesia 1989-1993 (juta US $) Tahun Teknologi Tinggi Teknologi Menengah Teknologi Rendah Total Manufaktur Total Neraca perdaganga 1989 - 1.477,7 - 5.594,1 4.262,0 - 2.809,8 5.799.3 1990 - 2.297,6 - 7.898,6 4.108,3 - 6.087,9 3.837.1 1991 - 2.539,2 - 9.728,1 5.413,0 - 6.854,3 3.273,6 1992 - 2.827,2 - 8.858,3 7.519,0 - 4.166,5 6.687.4 1993 - 2.775,1 - 10.013,6 10.092,5 - 2.696.5 8.495,2

Jenis udang Dominan dikembangkan di Indonesia Udang windu (Penaeus monodon) Udang putih (P. merguensis, P. vannamei) Udang galah (Macrobachium rosenbergii) Udang api-api (Metapenaeus spp) Dominan dikembangkan di Jawa Timur Udang putih (P. merguensis, L. vannamei, L stylirostris) Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) P. monodon P. merguensis Metapenaeus spp Macrobachium rosenbergi

PANGAN TIDAK CUKUP BAGI MASYARAKAT TUNA LAHAN , TUNA PEKERJAAN DLL PENYEBAB: FAKTOR EKONOMI, KENAIKAN HARGA BBM, KEHILANGAN PEKERJAAN DLL                                                                                                       DAMPAKNYA BUSUNG LAPAR, KEMATIAN BAYI, BALITA, IBU TIDAK SEHAT