KATA DAN FRASA
KATA DASAR Kata : satuan terkecil pembentuk kalimat ( dan mengandung sebuah ide ) (TBI Rujukan: 44) 1. Kata Dasar: kata yang masih asli belum menda- pat imbuhan. Kata yang berupa kata dasar ditulis serangkai sebagai satu kesatuan Contoh: Ayah akan tiba di Surabaya malam ini.
2.Kata Berimbuhan/Jadian / Turunan: kata yang sudah mendapat imbuhan ( awalan, sisipan, akhiran, dan imbuhan gabung). a. 1) imbuhan yang terdiri atas awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. contoh: memukul, penyanyi, telunjuk, tulisan
2)Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia Contoh: mem-PHK di-PTUN-kan di-restart me-recall
b. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya. Contoh: Penulisan gabungan kata bila mendapat : Awalan : menyebar luas, digaris bawah Akhiran : sebar luaskan, garis bawahi Imbuhan gabung : menyebarluaskan,
c. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai Contoh: mencapuradukkan menggarisbawahi pertanggungjawaban
IMBUHAN GABUNG Simolfiks : berhalangan --- berhalang --- halangan digarisbawahi --- digaris bawah --- garis bawahi persatuan ---- persatu ----- satuan kesatuan ----- kesatu -----satuan
Konfiks : pertempuran ---- pertempur ---- tempuran berdatangan ---- berdatang ---- datangan pertanggungjawaban ---- pertanggung jawab ---- tanggung jawaban kehujanan ----- kehujan ----- hujanan
AWALAN MeN- : * me ----- rusak, lapor, minta dll. * men---- dengar, telan, cuci, jahit dll. * mem --- bawa, pukul dll. * meng --- gambar, vokal, kapur, hapus * meny --- sapu dll. * menge – kata bersuku satu
PeN- :. pe ----- rusak, lapor, minta dll PeN- : * pe ----- rusak, lapor, minta dll. * pen---- dengar, telan, cuci, jahit dll. * pem --- bawa, pukul dll. * peng --- gambar, vokal, kapur, hapus * peny --- sapu dll. * penge – kata bersuku satu
Imbuhan per- & ber- per-/ ber- Per- / ber- : Pe-/ be- : Pel-/ bel- :
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai Contoh: asusila, antardaerah,anumerta,antimalaria, anti-Amerika,audiogram, bilingual, biokimia, caturtunggal,
Gabungan kata dasawisma, dekameter, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektromagnetik, inframerah, inkonvensional, intrakurikuler, kooperatif, mahasiswa, multiguna, narapidana, nonstop,pascasarjana, pancaindra, pan-Asia, paripurna, poligami, prasejarah, pramusaji, purnatugas, reorganisasi, saptapesona, semifinal, subbab, swadaya, transmigrasi, tritunggal, tunarungu, ultraviolet, serbaada, (EYD Plus:18).
Catatan 1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu. Misalnya non- Indonesia, pro- Amerika 2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur- unsurnya dimulai dengan huruf kapital
Contoh: Maha Pemurah Maha Pengampun 3 Contoh: Maha Pemurah Maha Pengampun 3. Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai Maha Esa mahakuasa mahakasih
4. Bentuk- bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar. Contoh: Kelompok yang pro lebih banyak daripada yang kontra. Para demonstran anti terhadap korupsi.
5. Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti bentuk berimbuhan. Contoh: tak laik terbang tak tembus cahaya tak bergeming
c. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur- unsurnya. Contoh: buku- buku, pukul- memukul Catatan: a. bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja Contoh: rumah petak>>>>>> rumah- rumah petak
b. Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektif ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur kedua dengan makna yang berbeda. Contoh: orang besar: orang- orang besar orang besar- besar gedung tinggi: gedung- gedung tinggi gedung tinggi- tinggi
2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang 2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. Contoh: keibu- ibuan perundang- undangan mengendap- endap Catatan: Angka 2 dapat digunakn dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti catatan rapat atau kuliah.
GABUNGAN KATA/ KATA MAJEMUK/KOMPOSITUM Umumnya ditulis tepisah kereta api, sapu tangan, duta besar dll. Ditulis terpisah dengan tanda hubung buku- sejarah baru, buku sejarah- baru Ditulis serangkai matahari, halalbihalal, olahraga, belasungkawa, kacamata dll. (Pedoman Kata Baku, 2014: 173)
FRASA / KELOMPOK KATA Pengertian : satuan pembentuk kalimat yang memunyai fungsi sintaksis tertentu (S,P,O,Pel, K). Contoh: Besok pagi/ kakak saya/ akan menjemput/ ayah ibu /di bandara. Gadis yang berambut panjang itu/ sangat cantik.
Adik telah mengerjakan tugas tadi pagi. Pemuda berkacamata itu mahasiswa stikes dari NTT. Kemarin malam keluarga kami telah mengadakan selamatan. Besok paman akan menyembelih sapi.
JENIS FRASA BERDASARKAN JENIS KATA Frasa benda/ nomina : frasa yang intinya/ unsur pusatnya berupa kata benda Contoh : Tadi malam adik saya telah menerima hadiah ulang tahun ( kado ulang tahun). 2. Frasa kerja/ verba : unsur intinya berupa kata kerja
Materi Pembelajaran Tadi pagi/ ibu/ telah membeli/ berbagai sayuran/ di pasar. 3. Frasa sifat/ adjektif : unsur intinya berupa kata sifat Contoh : Anak penjual sayur itu/ sangat rajin. 4. Frasa keterangan/ adverb : unsur intinya beru- pa kata keterangan
Materi Pembelajaran Contoh : Rombongan itu/ akan berangkat/ ke lokasi itu /nanti malam. 5. Frasa bilangan/ numeralia : frase yang dibentuk dengan menambahkan kata penggolong/ kata bantu bilangan Idul Adha nanti/ keluarga kaya itu/ akan me- nyembelih / lima ekor kambing.
Materi Pembelajaran 6. Frasa depan/ preposisional : frasa yang terdiri atas kata depan yang berfungsi sebagai penjelas Contoh : Mereka / sedang membeli/ buku gambar /di Toko Melati.
BERDASARKAN HUBUNGAN UNSUR-UNSURNYA Frasa setara ( Koordinatif ): frasa yang unsur-unsurnya berkedudukan sama, biasanya terdiri atas inti semua, dan biasanya bisa disisipi kata hubung dan serta kata hubung atau. Contoh : Ayah ibunya/ sedang berbelanja /alat rumah tangga /di Pasar Glodok. ( S-P-PEL-K)
Materi Pembelajaran 2. Frasa bertingkat (subordinatif/ endosentris): frase yang terdiri atas unsur inti dan penjelas/ atribut atau sebaliknya Contoh : Kakak saya/ sedang menulis/ di kamar. Kakak saya/ sedang menulis /surat lamaran pekerjaan.
Materi Pembelajaran 3.Frasa eksosentris : unsur pembentuknya inti semua dan tidak dapat saling mengganti/ mewakili Contoh : Para saudagar/ sedang melaksanakan/ jual beli / di pasar. 4. Frasa atribut berimbuhan : unsur penjelasnya / atributnya berupa kata berimbuhan
Materi Pembalajaran Contoh : Para pengunjung/ sedang menaiki/ tangga berjalan. Ayahku /guru kesenian /di sekolah itu. 5. Frasa idiomatik : frasa berupa ungkapan Orang itu/ diajukan/ ke meja hijau /oleh lawan politiknya.
Materi Pembelajaran 6. Frasa apositif : frasa yang unsurnya bisa saling mengganti karena memiliki makna yang sama dan biasanya penulisannya diapit dua tanda baca koma. Contoh : Soeharto, mantan presiden RI kedua, telah meninggal dunia. Soeharto telah meninggal dunia. Mantan presiden RI kedua telah meninggal dunia.
Uji Kompetensi Tentukan jumlah frase dan jenisnya berdasar- kan jenis katanya - Pohon rindang mampu menetrali- sai polusi udara. 2. Tentukan jumlah frase dan jenisnya berdasar- kan hubungan unsur-unsurnya - Kini mahasiswa itu sedang mempersiapkan tugas akhir di kampusnya.