Pengangguran dan Inflasi Ilmu Ekonomi Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi suatu negara tingkat pengangguran Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi dengan mereka yang belum mendapatkan pekerjaan. Pengangguran: adalah mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya.
Penduduk, angkatan kerja, dan pengangguran Uraian Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Total penduduk (000) Penduduk usia kerja (000) Angkatan kerja (000) Penduduk bekerja (000) Penganggur (000) Penganggur (%) 213.734 151.936 103.416 92.057 11.359 11,0 % 216.372 154.858 105.678 94.048 11.630 219.010 157.780 107.940 96.310 10,8 % 221.496 160.550 110.064 99.984 10.080 9,2 % 223.962 163.320 112.228 101.941 10.287 226.468 166.090 114.372 105.254 9.118 8,0 % 226.954 168.880 116.516 108.969 7.547 6,5 % dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D., Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.71
Kategori penganggur Berdasar alasan mengapa menganggur. Penganggur friksional menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi/kota penganggur sukarela (voluntary unemployment). Penganggur Struktural belum bisa mendapatkan pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari. sarjana peternakan, tapi lowongan yang tersedia bukan untuk sarjana peternakan. Penganggur musiman karena kondisi ekonomi sedang mengalami resesi atau dalam kondisi menurun.
Berdasar seberapa intensif dia menganggur. Penganggur penuh tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali, (tidak melakukan aktivitas yang menghasilkan) Setengah Penganggur bekerja kurang dari 35 jam seminggu (tidak sepenuhnya menganggur). Penganggur terselubung seperti bekerja untuk mendapatkan upah tapi pekerjaan yang dilakukannya tidak produktif.
Bagaimana pengangguran diukur? Bekerja (131,5 juta) Tidak Bekerja (6,2 jt) Tidak berada dalam angkatan kerja (67,5 juta) (anak sekolah Ibu RT, dll) Populasi Orang dewasa (205,2 juta) Angkatan kerja (umur 15-64) (137,7) Tingkat pengangguran = (jumlah penganggur/angkatan kerja) x 100 = (6,2/137,7) x100 = 4,5 % Tingkat partisipasi angkatan kerja = (angkatan kerja/populasi orang dewasa) x 100 = (137,7/205,2) x100 = 67,1 %
Mengapa setiap negara selalu ada pengangguran. Pencarian kerja proses yang dilakukan oleh pekerja dalam rangka menemukan pekerjaan yang sesuai dengan selera keahlian mereka Peraturan upah minimum yang tdk bisa dipenuhi Serikat pekerja dan tawar menawar kolektif tawar menawar menyangkut gaji dan kondisi kerja, pemogokan Teori upah efisiensi upah diatas tingkat ekuilibrium yang dibayarkan oleh perusahaan dalam rangka menaikkan produktivitas pekerja. Kesehatan kerja Perputaran pekerja Kualitas pekerja
Peraturan upah minimum Kelebihan Tenaga kerja = pengangguran Penawaran Tenaga kerja Upah minimum Ld: Labor demand Le: Labor equilibrium Ls: Labor supply WE Permintaan Tenaga kerja LD LE LS Kuantitas tenaga kerja
Penyebab lain timbulnya pengangguran. Pertumbuhan penduduk yang tinggi Rendahnya laju investasi produktif Siklus bisnis yang melemah Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat Strategi industri yang labor saving
Alternatif strategi mengatasi Pengangguran. Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif untuk berusaha. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor pendidikan adanya kesesuaian dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki prosfek perkembangan. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk
Seberapa jauh Pengangguran perlu ditekan. Penganggur friksional tidak menjadi prioritas bagi pemerintah Pada kondisi tingkat pengangguran maksimum 5% dari angkatan kerja, ekonomi sudah dianggap dalam kondisi ekonomi penuh.
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengagguran Kebijakan Fiskal : mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah Kebijakan moneter : menambah penawaran uang, mengurangi/menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk sektor atau kegiatan tertentu Kebijakan segi penawaran : mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan, memberi subsidi dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu
Inflasi Inflasi: didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat. (lebaran, natal, tahun baru) Kenaikan harga secara umum kenaikan harga hanya pada salah atu jenis barang tidak termasuk kategori inflasi Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat. Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak 744 komoditas, di 45 kota; Rata-rata tiap kota bervariasi antara 283 s/p 399 komoditas.
Inflasi Indonesia dan beberapa negara Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Q1 Q4 Q2 Indonesia Malaysia Thailand Filipina Korea selatan Hongkong Taiwan Singapura 9,35 1,5 4,3 2,2 -3,7 1,3 1,4 12,55 1,2 0,8 3,9 3,2 -1,2 -1,7 0,6 10,00 1,7 1,6 2,6 -1,5 0,4 5,1 1,8 3,1 3,4 -1,9 -0,1 0,7 1,0 2,3 3,8 -2,1 0,9 6,4 2,1 2,9 7,9 3,0 0,2 8,8 8,5 7,8 5,3 7,1 2,5 2,4 -0,2 dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D., Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.149
Penghitungan Inflasi Inflasi = (P1 –P0)/P0 Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga: Inflasi = (P1 –P0)/P0 P1 : harga barang atau jasa di akhir periode P0 : harga barang dan jasa di awal periode Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak : Inflasi = ( IHK 1Januari 2012 - IHK 1 Januari 2011 )/ IHK 1 Januari 2011
Jenis Inflasi: Menurut besarnya: Inflasi ringan ( dibawah 10%) Inflasi sedang ( antara 10% s/p 30%) Inflasi berat ( 30% s/p 100%) Hiperinflasi ( di atas 100%)
Berdasarkan sumber inflasi: Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan. Cost push inflation, inflasi karena dorongan biaya. Berdasarkan asal inflasi: Domestic inflation Foreign atau imported inflation
Teori inflasi: Inflasi Inersia kecenderungan bahwa setiap tahun (setiap periode) orang percaya akan terjadi inflasi disebut juga inflasi harapan (expected inflation). Inflasi menurut teori kuantitas dua penyebab: jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat; harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa yad memperparah terjadinya inflasi. Inflasi akibat perang dan ketidakstabilan politik. Inflasi menurut teori Keynes Inflasi terjadi karena beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup diluar batas kemampuannya”. Kelompok masyarakat: Pemerintah Pengusaha swasta Serikat pekerja
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi Kebijakan fiskal : menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah Kebijakan moneter : mengurangi, menaikkan suku bunga dan mebatasi kredit Segi penawaran : melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak keatas bahan mentah, malakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan menggalakkan perkembangan teknologi
END