PENINGKATAN PEMAHAMAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP PADA KONSEP PENCERNAAN MAKANAN MAKALAH OLEH Muhammad Irwandie ACD 113 017 UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang perubahan tingkah laku yang dalam pengertian luas mencakup bidang Kognitif, Afektif & Psikomotor (Sudjana, 1995) BELAJAR Proses Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation HASIL BELAJAR suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang (sudjana, 1995)
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif GI di SMP pada materi Sistem Pencernaan Pada Manusia ?
BAB I PENDAHULUAN 1.3 Pembatasan Masalah Peningkatan hasil belajar model pembelajaran kooperatif GI
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Tujuan Penulisan Mengetahui peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif GI.
BAB I PENDAHULUAN 1.5 Manfaat Penulisan 1. Sebagai bahan informasi penerapan peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif GI. 2. Sebagai bahan masukkan untuk guru, untuk di pertimbangkan dalam melakukan proses belajar mengajar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2008) “hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Menurut Howard Kingsley, hasil belajar dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian serta (3) sikap dan cita-cita. Menurut Sardiman (2007), “hasil belajar adalah hasil langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar-mengajar yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya”. Sehingga hasil belajar dapat ditafsirkan sebagai output dari proses belajar-mengajar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.2 Pengertian Pembelajaran kooperatif Bern dan Erickson (2001) “Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”. Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.3 Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation Group Investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Eggen & Kauchak (Maimunah, 2005) mengemukakan Group Investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
2.4 Ciri-Ciri Model Group Investigation BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.4 Ciri-Ciri Model Group Investigation Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif
2.5 Sintak Model Group Investigation BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.5 Sintak Model Group Investigation Tahap Tingkah laku guru Tahap 1 Tahap pengelompokkan siswa yaitu tahap mengidentifiaksi topik yang akan diidentifikasi serta membentuk kelompok investigasi dengan tiap kelompok 4 – 5 orang. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen Tahap 2 Orientasi siswa kepada masalah Tahap perencanaan (planning) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. Tahap 3 Tahap penyelidikan (investigation) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi / tugas yang berbeda dari kelompok lain.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Tahap 4 Tahap pengorganisasian ( tahap laporan akhir) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Masing – masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan. Tahap 5 Tahap presentasi (presenting) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok. Tahap 6 Tahap evaluasi (evaluating) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. Evaluasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.6 Kelebihan Model Group Investigation Secara Pribadi dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif rasa percaya diri dapat lebih meningkat dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik Secara Sosial meningkatkan belajar bekerja sama belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis belajar menghargai pendapat orang lain meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.6 Kelebihan Model Group Investigation 3. Secara Akademis siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan bekerja secara sistematis mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
2.7 Kelemahan Model Group Investigation BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.7 Kelemahan Model Group Investigation Sedikitnya materi yang tersampaikan pada sat u kali pertemuan Sulitnya memberikan penilaian secara personalTidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.8 Sistem Pencernaan pada Manusia
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.4. Saran
Thank You Muhamad Irwandie ACD 113 017