Analisa Longsor Pada Tambang Batubara Terbuka

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Advertisements

PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MODUL 13 : MANAJEMEN LINGKUNGAN
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT
13 MODUL 13 Stabilitas lereng (lanjutan) 1 Jurusan Teknik Sipil
MANAJEMEN RISIKO PROYEK
Perawatan Mesin dan Peralatan
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S..
PENGELOLAAN PEMELIHARAAN
AUDIT SISTEM KEPASTIAN MUTU
PERENCANAAN.
PLANNING A SOFTWARE PROJECT Ir. Waniwatining Astuti, M.T.I.
FUNGSI MANAJEMEN RESIKO
Aktifitas Pengembangan & Pemeliharaan Sistem
Tugas Pengendalian Mutu
Perancangan Tata Letak
SISTEM MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO/IEC : 2005.
Manajemen Risiko Proyek
STANDAR MANAJEMEN LABORATORIUM
AUDIT SISTEM PEMASARAN
Diperbaruhi oleh : Siswanto, Ir. MT. dkk.
Hubungan Akuntansi dan Sistem Pengendalian MAnajemen
Materi – 03 Sistem Kantor.
EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI
Manajemen Risiko Pertemuan XI
Daftar Kerugian Potensial
MANAJEMEN JARINGAN Bobi Kurniawan, ST.,M.Kom
Audit Internal K3 By : Wahyuni, S.Psi, M.Kes.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
ANALISA KINERJA SISTEM
MANAJEMEN RISIKO PROYEK
DISASTER RECOVERY.
Pengendalian Resiko.
INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S..
MANAJEMEN RISIKO PROYEK
PENGANTAR RISIKO & ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
Integrating Safety, Environmental and Quality Risks for Project Management Using a FMEA Method (Mengintegrasikan Keselamatan, dan Kualitas Lingkungan untuk.
KEAMANAN INFORMASI INFORMATION SECURITY
Audit Lingkungan Ardaniah Abbas.
PENGANTAR RISIKO & ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
Manajemen Mutu dan Resiko
Pengendalian Risiko Amalia Ilmiani.
FAKULTAS SAINS & TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI (SMK3 KONSTRUKSI) Disampaikan oleh
Manajemen Resiko Dalam Pengembangan SI
Perancangan Tata Letak
Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi
OPTIMASI SUMBER DAYA ALAM
METODE TAMBANG BAWAH TANAH
STANDAR KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan Metode tambang terbuka merupakan kegiatan penambangan yang diterapkan terhadap endapan batubara yang terletak di dekat permukaan bumi. Dengan.
SISTEM PERENCANAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Devinisi Audit Internal
Abdul latieff HSE Officer. Definisi Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia.
PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU. Kalikan angka bulan lahir anda dengan 4.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007
Bab 2 metodologi pengembangan sistem akuntansi
PERBEDAAN PERSYARATAN
Komitmen dan Kebijakan dalam Membangun Manajemen K3
Perawatan Mesin dan Peralatan
MANAJEMEN RISIKO KORPORASI (ERM)
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
KESTABILAN LERENG Pada umumnya tanah atau batuan di alam berada dalam keadaan seimbang dalam artian lain keadaan dimana distribusi tegangan pada tanah.
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO PERENCANAAN BANGUNAN SABO
Transcript presentasi:

Analisa Longsor Pada Tambang Batubara Terbuka Landslide Analyze in Coal Open-Pit Teknik Geologi STT Migas Balikpapan

Kelompok 1: Rizky Teddy Audinno Eric Prayogo Muhammad Ilham Nur Setiawan Fadel Muhammad Kharisma Prawinata Geby Reski Anggraeni Teknik Geologi STT Migas Balikpapan

Pendahuluan Disain lereng merupakan seni dalam menentukan keseimbangan antara kemiringan lereng dan keuntungan bagi perusahaan tambang. Lereng yang semakin curam akan memaksimalkan perolehan penambangan, namun meningkatkan risiko kestabilan lereng. Sebaliknya lereng yang semakin landai akan menurunkan perolehan penambangan, namun merendahkan risiko kestabilan lereng (lereng cenderung lebih stabil). Suatu pendekatan analisis risiko merupakan pendekatan yang komprehensif dalam menentukan kestabilan lereng tambang terbuka. Pendekatan ini merupakan fungsi dari probabilitas kelongsoran (PK) lereng dan dampak akibat longsoran tersebut. PK lereng ditentukan dari adanya variasi nilai parameter masukan yang selanjutnya akan menghasilkan variasi nilai FK lereng. Dampak longsoran ditentukan dari besaran volume longsoran yang akan terjadi yang mengakibatkan kemungkinan kecelakaan (fatalitas dan/atau cidera), kerusakan peralatan, gangguan produksi, serta kerugian ekonomik lainnya.

Sumber-sumber Ketidakpastian dalam Lereng Sumber-sumber ketidakpastian dalam lereng (Steffen dkk, 2008)

Penyebab Longsor Longsoran pada dinding highwall umumnya dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Faktor Internal berupa tersingkapnya bidang- bidang patahan (kekar/sesar) pada bukaan atau dinding tambang serta kondisi kekuatan batuan yang lemah. Faktor Eksternal berupa lereng jenuh akibat buruknya sistem penirisan tambang, implementasi desain yang tidak sesuai sehingga terjadi overcut dan/atau undercut serta pengaruh aktivitas peledakan.

Jenis Longsoran Global Failure (Longsor Besar) Lereng keseluruhan (overall slope) longsor yang dapat membahayakan keselamatan pekerja dan keberlangsungan tambang. Longsor ini memerlukan waktu rehabilitasi cukup lama, mengganggu jadwal produksi dan pemenuhan kontrak penjualan. Inter-ramp Failure (Longsor Multi jenjang) Longsor yang terjadi pada lebih dari 1 jenjang, dan kadangkala merusak jalan angkutan ke tambang. Bench Failure (Longsor Tunggal) Kelongsoran lereng hanya mempengaruhi operasi produksi di sekitar jenjang yang longsor.

Pendekatan Nilai FK Ada 2 kelemahan utama pendekatan FK untuk disain lereng, yakni: Nilai ambang batas FK minimum didasarkan pada jumlah kasus yang terbatas dan kombinasi pengaruh banyak faktor, sehingga sulit untuk diterapkan pada kondisi tertentu. Nilai FK tidak memberikan suatu skala linier terhadap penilaian probabilitas kelongsoran lereng.

Tabel Geometrik dan Redesain

Pendekatan Nilai PK Gambar . Konsep Probabilitas Kelongsoran dan besaran ketidakpastian (Steffen dkk., 2008) PK lereng ditentukan dari perbandingan antara luas area di bawah kurva dari distribusi nilai FK<1 terhadap distribusi nilai FK ≥ 1. Makin besar rentang distribusi nilai FK, maka makin tinggi ketidakpastian dari nilai FK dengan nilai PK yang sama.

Ambang Batas Nilai FK & PK Tabel. Ambang Batas Nilai FK & PK Lereng Tambang Terbuka (SRK 2010)

Tabel. Keluaran Analisis Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran Hasil Analisa FK & PK Tabel. Keluaran Analisis Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran

Pendekatan Analisis Resiko Resiko = PK Lereng x Dampak Kelongsoran PK yang dihitung sebagai bagian dari proses disain biasanya didasarkan pada perhitungan model stabilitas lereng. Karena analisis risiko merancang kriteria kemamputerimaan terhadap dampak dengan lebih dari satu peluang kejadian, maka evaluasi yang mendalam terhadap PK lereng sangat diperlukan, yakni dengan memasukkan sumbersumber ketidakpastian lainnya yang tidak dihitung dalam model stabilitas lereng. Untuk maksud tersebut dan analisis dampak kelongsoran lereng, maka sumber-sumber informasi non formal (penilaian keteknikan dan para pakar) dimasukkan ke dalam proses dengan bantuan metode seperti pengembangan analisis diagram logika dan pohon kejadian (event tree). Teknik tersebut telah digambarkan secara rinci oleh Harr (1996), Vick (2002) dan Baecher dan Christian (2003).

Metodologi Untuk Evaluasi Risiko Kelongsoran Lereng Identifikasi bahaya yang menyebabkan timbulnya kejadian Mengkaji peluang atau probabilitas terjadinya kejadianrisiko Mengkaji dampak bahaya longsoran Mengkombinasikan probabilitas dan dampak untuk menghasilkan kajian risiko Membandingkan risiko yang dihitung dengan kriteria benchmark untuk menghasilkan suatu kajian risiko Penggunaan kajian risiko sebagai suatu bantuan terhadap pengambilan keputusan Australian Geomechanics Society (2000)

Gambar. Metodologi Untuk Evaluasi Risiko Kelongsoran Lereng (Steffen dkk, 2008)

Akibat Longsor Menurut Terbrugge (2006), dampak akibat kelongsoran lereng tambang terbuka, sebagai berikut: Cidera dan/atau fatalitas terhadap karyawan Kerusakan peralatan Dampak ekonomi pada produksi (produksi terhenti) Kondisi tanggap darurat (force majeure) bila produksi tidak memenuhi kontrak penjualan Tindakan industrial Hubungan masyarakat: resistensi stakeholder, dampak lingkungan, dsb.

Dampak Ekonomi Menurut Terbrugge (2005), dampak ekonomi akibat kelongsoran lereng tambang terbuka mencakup beberapa kemungkinan dibawah ini: Biaya Pembersihan (clean-up cost) : biaya pemindahan material longsor dan penyiapan lokasi penambangan dapat segera dilakukan. Remediasi lereng : Lereng mungkin harus dipotong untuk mencegah longsoran lanjutan akibat lereng bagian atas yang lebih curam, atau sistem support dibutuhkan. Perbaikan jalan angkutan dan pembukaan akses jalan: jalan angkutan dan ramp mungkin rusak dan pembukaan akses jalan tersebut menuju tambang harus dipertimbangkan. Perhitungan ini seharusnya mempertimbangkan penggunaan jalan angkutan alternatif, dan biaya yang berkaitan jika hanya ada satu ramp ke dalam pit yang rusak. Pemindahan Peralatan: Biaya pemindahan peralatan ke bagian lain dari tambang sehingga dapat lebih produktif. Kerusakan peralatan dan infrastruktur: Biaya penggantian peralatan dan infrastruktur. Hal ini menjadi pertimbangan penting untuk kasus di mana suatu fasilitas pengolahan dekat dengan lokasi crest lereng tambang. Biaya yang berkaitan dengan fatalitas dan cidera: Biaya ini termasuk biaya industrial dan aksi legal. Gangguan produksi: Hal ini mempengaruhi kontrak dan biaya pemenuhan terhadap kontrak.

Slope Monitoring

Tujuan Utama Memelihara kondisi operasional yang aman untuk melindungi personil dan peralatan Memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dari area yang berpotensi tidak stabil sehingga rencana tambang dapat dimodifikasi untuk meminimalkan dampak dari ketidakstabilan lereng. Memberikan informasi geoteknik untuk menganalisis mekanisme ketidakstabilan lereng yang berkembang, merancang tindakan rencana perbaikan yang tepat dan melakukan desain lereng selanjutnya. Menilai kinerja dari implementasi desain lereng.

Tujuan Khusus Mendeteksi dan merekam setiap gerakan lereng sebagai dasar untuk: Menjamin keselamatan operasional Penetapan batas pergerakan (tipe longsoran) Mengelola ketidakstabilan Penyelidikan longsor dan ketidakstabilan. Pemantauan ketidakstabilan membantu dalam mengidentifikasi mekanisme longsor, menyediakan data penting untuk analisis kembali dan mendefinisikan pekerjaan perbaikan yang tepat Mengkonfirmasikan model desain untuk menyediakan dasar untuk menilai dan memodifikasi desain, termasuk unsur-unsur tertentu. Geologi, termasuk tipe distribusi batuan dan alterasi Model struktur, dengan mempertimbangkan major dan minor struktur Properti batuan Tekanan air tanah Tingkat in situ stress, khususnya untuk lereng yang tinggi Memastikan bahwa kriteria lereng desain dicapai dengan prosedur operasional yang sesuai.

Metodologi Definisi kondisi project Prediksi dari semua mekanisme potensial yang dapat mengendalikan ketidakstabilan Penentuan parameter yang akan dipantau dan besarnya potensi Pembentukan sistem pemantauan yang sesuai, termasuk instrumentasi dan lokasi Formulasi prosedur pengukuran, termasuk frekuensi, pengumpulan data, prosessing, interpretasi dan pelaporan Penugasan tugas untuk desain, konstruksi dan operasi dari sistem Perencanaan kalibrasi rutin dan pemeliharaan Pembentukan rencana tanggap pemicu (TARPs) dan akuntabilitas terkait tindakan untuk meminimalkan dampak ketidakstabilan.

Peralatan Utama Visual yang inspeksi Crackmeter, baik manual atau dengan extensometer wireline Survei pemantauan - RTS GPS Fotogrametri Laser scanning Radar, baik darat berbasis satelit dan berbasis (InSaR) Tiltmeters dan electrolevels Monitoring lereng bawah permukaan (instrumen biasanya dipasang di lubang bor) meliputi: Inclinometers Geser strip dan domain waktu reflectometer (TDR) kabel Extensometers Termistor Mikro seismik Piezometers

Visual Inspeksi Lereng

Crack Meter 

Slope Stability Radar dan Robotic Total Station

Robotic Total Station

Vibrating Wireline Piezometer

Wireline Extensometer

Keuntungan Utama Adanya peringatan deteksi longsor dini. Mengurangi kecemasan setiap operasional tambang. Memungkinkan geoteknik, mineplan, produksi untuk membuat keputusan dalam meningkatkan produktivitas tambang yang lebih optimal. Produksi di daerah berisiko geoteknik dapat ditingkatkan. Dapat memantau stabilitas lereng ketika terjadi peledakan dan memungkinkan produksi peralatan ke zona ledakan lebih cepat. Memungkinkan pemantauan terus-menerus dan update pada gerakan massa batuan yang berhubungan dengan kondisi cuaca. Peningkatan umur tambang, dengan adanya monitoring lereng dalam hubungannya dengan prosedur manajemen risiko. Peningkatkan pemahaman tentang kinerja massa batuan dan dampak terhadap stabilitas struktur lereng.

Daftar Pustaka Azizi, Masagus Ahmad. 2012. ANALISIS RISIKO KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA (STUDI KASUS TAMBANG MINERAL X). PROSIDING SIMPOSIUM DAN SEMINAR GEOMEKANIKA KE-1 TAHUN 2012. matonimous.blogspot.com/2012/09/slope- monitoring.html http://www.iagi.or.id/paper/mekanisme-longsoran-pada- lereng-highwall-dan-usulan-penanggulangannya-di- tambang-batubara-senakin-pt-arutmin-indonesia