Aktiva tetap berwujud adalah jenis aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik dapat dilihat Modal atau kapital dalam hal ini adalah aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam operasi perusahaan Anggaran modal adalah suatu tinjauan umum tentang pengeluaran-pengeluaran yang terencana pada aktiva tetap
Penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis dan memilih proyek atau investasi dalam aktiva tetap berwujud yang menguntungkan bagi perusahaan
Perputaran dana dalam Aktiva tetap Dana yg ditanam dlm aktiva tetap sama halnya dgn dana yg ditanam dalam aktiva lancar juga mengalami proses perputaran. Secara konsepsionil, sebenarnya tdk ada bedanya antara investasi dalam aktiva tetap dengan investasi dalam aktiva lancar. Tetapi, perputaran dana yg tertanam pada kedua aktiva itu adalah berbeda. Perbedaannya adalah terletak pada soal “waktu” dan “cara perputaran”.
Perputaran dana dalam aktiva lancar Kas Aktiva Lancar Kas Perputaran dana dalam aktiva Tetap Depresiasi Aktiva Tetap Kas
Perputaran dana dalam aktiva Tetap Jumlah dana yg diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode investasi atau selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlahnya berangsur-angsur berkurang sesuai metode depresiasi yang digunakan,. Misalnya: bagunan dibeli dengan harga perolehan sebesar Rp. 100 juta, umur ekonomisnya 10 tahun, depresiasi digunakan “Straight line” method” atau dengan persentase tetap dari harga beli sebesar 10% pertahun, perjalanan dari dana yang tertanam dalam aktiva tetap secara individuil, diilustrasikan dalam gambar berikut:
Perputaran dana dalam aktiva Tetap secara Individual 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 2 3 4 5 6 7 8 9 1
Oleh karena dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap selama waktu penggunaannya tidak sama, yaitu mulai dari Rp.100 juta pada saat pembelian sampai Rp.0 pada akhir tahun ke-10, maka dapat dikatakan bahwa dana rata-rata yg ditanamkan dalam aktiva tetap (bagunan) tersebut selama 10 tahun apabila menggunakan metode depresiasi “straight line” adalah Rp. 50 juta., yaitu: Rp. 100.000.000 + Rp.0,00 2 atau Rp. 100. Jt + Rp.90 Jt + Rp.80 Jt + Rp.70 + Rp. 60 Jt +Rp.50 Jt + Rp. 40. Jt + Rp.30 jt + Rp. 20 jt + Rp.10 Jt + Rp.0,00 11 Rp. 550.000.000 11 = Rp. 50.000.000
Perputaran dana dalam beberapa aktiva tetap Contoh: perjalanan dari dana yang ditanamkan dalam 5 buah alat produksi dengan umur ekonimisnya masing2 5 tahun, dan alat produksi tersebut dibeli secara berturut dengan beda waktu satu tahun, menggunakan penyusutan dengan persentase tetap sebesar 20% dari harga beli, dan masing2 alat produksi tersebut dibeli dengan harga Rp. 5.000,-. Perjalanan dana yg tertanam dalam kelima alat produksi tersebu adalah sebagai berikut:
Jumlah depresiasi setiap tahun Perhitungan dana tertanam dlm aktiva tetap pada setiap awal dan akhir tahun Tahun Dana pada awal tahun Jumlah depresiasi setiap tahun Dana pada Akhir tahun 1 A Rp 5,000.00 Rp 1,000.00 Rp 4,000.00 2 Rp 4,000.00 Rp 3,000.00 B Rp 9,000.00 Rp 2,000.00 Rp 7,000.00 3 Rp 3,000.00 C Rp 12,000.00 Rp 9,000.00 4 Rp 2,000.00 D Rp 14,000.00 Rp 10,000.00 5 Rp 1,000.00 Rp - E Rp 15,000.00 Rp 5,000.00 6 A * *) Beli Mesin baru A lagi. Nilai masimum dicapai setelah tahun ke 4.
Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal, karena: Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. Pengeluaran modal sangatlah penting Kesalahan pengambilan keputusan, akan mempunyai akibat yg panjang.
Klasifikasi Proyek 1. Replacement: perawatan bisnis mengganti peralatan yg rusak 2. Replacement: pengurangan biaya mengganti peralatan yg sudah ketinggalan jaman sehingga mengurangi biaya 3. Ekspansi produk atau pasar yg sudah ada pengeluaran2 untuk meningkatkan output produk yg sudah ada atau menambah toko. 4. Ekspansi ke produk atau pasar yang baru 5. Proyek keamanan atau lingkungan 6. Penelitian dan pengembangan 7. Kontrak2 jangka panjang: kontrak untuk menyediakan produk atau jasa pada kustomer tertentu 8. Lain-lain: bangunan kantor, tempat parkir, pesawat terbang perusahaan.
TAHAP-TAHAP PENGANGGARAN MODAL Biaya proyek harus ditentukan Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas) Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya,
Usulan-usulan investasi dan pemilihan alternatif. Investasi penggantian, misalnya aktiva yg sudah aus yg harus diganti dgn aktiva baru, apabila produksi akan terus dilanjutkan. Investasi penambahan kapasitas, misalnya usulan penambahan jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi penambahan kapasitas sering juga bersifat penggantian (dari kapasitas kecil menjadi besar dan efisien). Dgn sendirinya tingkat ketidak pastian lebih rumit dari investasi penggantian. Investasi penambahan jenis produk baru, misalnya penambahan investasi khusus utk memproduksi produk baru, tanpa mengabaikan produksi produk lama. Investasi lain-lain, misalnya pemasangan pemanas, AC, sistem musik di kantor.
Pengertian cash flow Untuk menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yg dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas, sehingga jumlah kas perusahaan tdk sama dengan keuntungan yg dilaporkan dalam buku. Setiap usul pengeluaran modal mengandung 2 macam aliran kas (Cash Flows): Aliran Kas Keluar neto (net outflow of cash), yaitu diperlukan untuk investasi baru, dan Aliran Kas Masuk neto tahunan (net annual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, sering disebut “net cash proceeds”
Contoh kasus: PT. Petepete, membeli mesin baru utk mengganti mesin lama. Harga mesinbaru Rp. 60.000,- taksiran umur 3 tahun, mesin lama masih mempunyai umur penggunaan 3 tahun lagi, kalau dijual sesuai dgn harga bukunya sebesar Rp. 15.000,-. Kalau mesin lama dijual dan diganti dgn mesin baru, maka jumlah investasi tambahan atau aliran kas keluar neto adalah Rp. 45.000,- yaitu harga beli mesin baru dikurangi hasil penjualan mesin lama Rp. 15.000,- Penggantian mesin lama dapat menghemat by TK, Material, dan reparasi setiap tahunnya sebesar Rp. 27.500,- sebelum pajak. Pajak penghasilan sebesar 40%. Berdasarkan data tsbt. Kita dapat menyusun dua macam perhitungan yaitu atas dasar Accounting dan cash flow.
Perhitungan keuntungan mnurut buku dan “cash Flows) Uraian Dasar Accounting Dasar Cash Flow Penghematan biaya untuk TK, Material, reparasi Rp.27.500,- Depresiasi mesin baru Rp.20.000,- Depresiasi mesin lama (Rp.5.000,-) Rp.15.000,- Kenaikan keuntungan kena pajak Rp.12.500,- Kenaikan pajak pengasilan (40%) Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Kenaikan keuntungan neto sesudah pajak Rp. 7.500,- Kenaikan Cash inflows atau proceeds Rp.22.500,-
Tambahan “net cash in flows” setiap tahunya sebesar Rp. 22 Tambahan “net cash in flows” setiap tahunya sebesar Rp. 22.500,- adalah sama besarnya dengan keuntungan neto sesudah pajak (Rp.7.500,-) plus tambahan depresiasi (Rp.15.000,-). Tambahan “Cash flows” selama 3 tahun, yaitu selama umur penggunaan mesin baru adalah 3 x Rp. 22.500,- = Rp.67.500,-. Kalau digambarkan maka pola “cash flow” ddari proyek investasi penggantian tersebut adalah: Tahun 1 2 3 Investasi tambahan (cash outlay) Rp.45.000,- - Aliran Kas Masuk (net cash flow) Rp.22.500,-
Beberapa metode yang digunakan untuk menyeleksi usulan investasi: 1. Metode Payback Periode (PP) Payback Periode merupakan periode yang dibutuhkan supaya mampu menutup kembali pengeluaran investasi dengan memanfaatkan aliran kas neto (net cash flow) atau proceed. Resiko akan semakin kecil apabila modal yang dikeluarkan dapat segera kembali. Kriteria penerimaan proyek yang akan diterima adalah jika perbandingan antara periode pengembalian lebih rendah dari periode pengembalian maksimum.
Contoh : Ada usul investasi dalam suatu proyek yang membutuhkan investasi sebesar Rp 120.000,00 yang diprerkirakan mempunyai proceeds selama usianya seperti nampak dibawah ini. Pola proceeds (keuntungan neto sesudah pajak plus depresiasi). Tahun proceeds: 1 .............. Rp 60.000,00 2 ............... Rp 50.000,00 3 ............... Rp 40.000,00 4 .............. Rp 30.000,00 5 ............... Rp 20.000,00 6 ............... Rp 10.000,00
Payback period dari investasi dihitung : Jumlah Investasi Rp. 120.000,00 Proceeds tahun 1 Rp. 60.000,00 Rp. 60.000,00 Proceeds tahun 2 Rp. 50.000,00 Investasi yang belum tertutup sesudah akhir tahun Ke-2 Rp. 10.000,00 Proceeds tahun ke 3 Rp. 40.000,00 Dana yang dibutuhkan Rp. 10.000,00 Waktu yang dibutuhkan Rp. 10.000,00 pada tahun ke-3 adalah Rp. 10.000,00 x 1 tahun = 3 bulan Rp. 40.000,00 Maka Payback Period dari investasi adalah 2 tahun 3 bulan.
2. Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan selisih yang terjadi antara nilai arus kas masuk sekarang yang akan diterima di periode yang akan datang dengan nilai arus kas keluar. Untuk kriteria penerimaannya dapat di lihat dari NPV yang positif, ini menjelaskan bahwa Rate of Return dari investasi nilainya lebih tinggi jika dibanding dengan Discount Rate, dan juga sebaliknya. NPV =
contoh : Perhitungan NPV atas dasar discount rate 10%
3. Profitability Index (PI) Merupakan pembagian antara nilai arus kas masuk sekarang yang akan diterima di periode yang akan datang dengan nilai arus kas keluar. Untuk kriteria penerimaannya investasi dapat dilihat dari profitability index yang lebih dari satu dan juga sebaliknya. Apabila kita menggunakan profitability index lebih besar dari 1 maka dapat diterima. contoh : Dari contoh soal NPV, kita dapat menghitung “Profitability Index (PI)” =Rp 164.430,00 Rp 120.000,00 =1,37
4. Internal Rate of Return (IRR) Didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari prooceeds yang diharapkan akan diterima (PV of Future Proceeds ) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays ). Internal Rate of Return (IRR) harus dicari dengan trial and error / coba coba.
5. Accounting Rate of Return (ARR) Istilah lain dari metode ini adalah Average Rate of Return, metode ini menunjukkan besarnya persentase keuntungan bersih setelah pajak. Penghitungannya diperoleh dari average investment atau initial investment. Kriteria penerimaan investasi di lihat dari nilai ARR yang lebih dari 100%, bila nilai ARR kurang dari 100% maka investasi tidak diterima. Tiga metode lainya (payback, NPV, dan internal rate of return) mendasarkan diri pada prooceeds atau cash flows, maka metode accounting rate of return ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku (reported accounting income).
Kebaikan dari metode ini adalah pada kesederhanaanya dan mudah dimengerti. Namun kelemahan dari metode ini adalah: Tidak memperhatikan “ time value of money” Menitikberatkan pada masalah accounting, dan kurang memperhatikan data cash flows dari investasi yang bersangkutan. Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan. Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi.
Accounting rate of return atas dasar initial investment: = contoh : Dari contoh 9.1 (lihat buku) kita dapat menghitung besarnya “accounting rate of return”-nya sebagai berikut: Accounting rate of return atas dasar initial investment: = = 16,67% Accounting rate of return atas dasar investasi rata-rata (average in invesment) = 33,34% Kalau kita harus memilih salah satu dari beberapa usul investasi dengan menggunakan metode ini, maka akan memilih investasi yang dapat menghasilkan “accounting rate of return” yang paling besar.
Hubungan antara NPV dan IRR Menjelaskan bahwa ketiga metode penilaian usul (NPV-PI-IRR) akan memberikan jawaban yang sama mengenai diterima atau ditolaknya suatu usul investasi tertentu. Metode NPV adalah memperhitungkan selisih antara present value dan net cash flow / proceed pada tingkat diskonto tertentu dengan present value dari initial outlays. Metode IRR adalah memperhitungkan besarnya tingkat diskonto yang menjadikan net present value sama dengan nol, sehingga perbedaannya terletak pada discount rate / tingkat diskonto yang dipergunakan.
Dari gambar tersebut terlihat hubungan-hubungan net present value IRR dan tingkat diskonto sebagai berikut : Sumbu tegak adalah kondisi NPV pada tingkat diskonto 0% yaitu sebesar Rp. 26.000.000,00 Titik IRR pada titik A sebesar 18,562% saat NPV = 0. Dengan tingkat diskonto di bawah IRR maka NPV positif dan dengan tingkat diskonto di atas IRR maka NPV negatif. Semakin besar tingkat diskonto semakin kecil NPV dan di atas tingkat diskonto yang menjadikan NPV = 0 atau IRR maka NPV menjadi negatif. Besarnya sudut X tergantung besar kecilnya tingkat IRR, apabila tingkat IRR semakin kecil maka sudut X semakin besar dan sebaliknya apabila tingkat IRR semakin besar maka sudut X semakin kecil.
Pencatuan Modal Pencatuan modal Menyusun skala prioritas investasi dikarenakan keterbatasan dana perusahaan dimana terjadi setiap waktu kalau ada kendala mengenai jumlah dana yang dapat diinvestasikan selama suatu periode tertentu.
Contoh soal
Mencoba menyusun kombinasi yang terdiri dari usul-usul investasi yang akan dilakukan tahun ini dan yang akan ditunda tahu depan sebagai berikut:
Dana investasi tahun ini yang digunakan Rp 15juta dan yang ditunda memerlukan Rp 3juta dan keseluruhan menjadi Rp 18 juta. (Masih dalam batas anggaran investasi tahun ini= Rp16 juta dan anggaran investasi tahun depan = Rp 2 juta)
Dana investasi digunakan tahun ini Rp 15juta usulan ditunda tahun depan membutuhkan dana investasi sebesar Rp 2 juta sehingga keseluruhan menjadi Rp 17 juta.
Dana yang diperlukan untuk tahun ini Rp 15 juta dan yusulan yang ditunda tahun depan Rp 2 juta, keseluruhan berjumlah Rp 17 juta.
Perluasan Penggunaan Konsep Nilai Sekarang ( Present Value) Investasi merupakan keputusan pemilih alternativ. Konsep nilai-sekarang arus-kas banyak membantu pimpinan perusahaan dalam melakukan keputusan pemilihan alternatif,misal: 1. Apakah perusahaan akan tetap menggunakan mesin yang sekarang digunakan atau akan menggantinya dengan mesin jenis baru yangb lebih efisien? 2. Apakah perusahaan akan menerima usul untuk mengadakan ekspansi atau tetap mempertahankan tingkat kapasitas yang ada sekarang. 3. Dalam rangka usaha mengadakan komputerisasi,apakah sebaiknya perusaaan membeli seperangkat komputer ,atau mengadakan kontrak leasing(buy-or-lease proposals). 4. Dalam hal perusahaan mendapatkan tawaran beberapa beberapa model peralatan model manakah yang akan dipilih.?