Konstruksi dan Material Berkelanjutan
Sustainable construction aims at reducing the environmental impact of a building over its entire lifetime, while optimizing its economic viability and the comfort and safety of its occupants.
Konstruksi Berkelanjutan Konstruksi berkelanjutan merupakan prinsip pembangunan yang diterapkan mulai dari pemanfaatan bahan baku, perencanaan, infrastruktur, dan pengelolaan limbah. Konsep konstruksi berkelanjutan menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu. Selain itu konstruksi berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan yang merupakan proses pemeliharaankeseimbangan kehidupan secara ekologis, sosial, dan ekonomis.
Material yang digunakan dalam konstruksi digolongkan dalam dua bagian besar (Gavilan dan Bemold, 1994) 1. Consumable material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: semen, pasir, kerikil, batu bata, besi tulangan, baja, dan lain-lain. 2. Non-consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dinding penahan sementara.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut; a. Tidak beracun, sebelum atau sesudah dipakai b. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan c. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan) d. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan) e. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium. Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu). Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Long distance transportation of construction materials has a detrimental impact on the environment and people’s health through pollution and noise. Traditional Scottish housing uses local materials and detailing to suit the local climate.
Re-used stone minimises our use of non-renewable resources and should be specified when available. If stone cannot be recycled it is best to source new materials as locally as possible.
Prefabrication gives factory controlled precision on site. Contractors should be required to implement waste minimisation strategies to prevent this.
Housing providers can store materials for re-use either on site or in a special store. best option of all is to reuse buildings (St. Peters Court, Aberdeen, Castlehill HA)
Bricks can easily be re-used in landscaping and the building (Glenalmond Street, Glasgow Case Study No 3.) Re-used door being re-finished to satisfy fitness for purposes.
Traditional buildings provide good examples of protection detailing and robust materials to cope with the tough Scottish climate helping them to last for hundreds of years. This river is at the limit of extraction already. Any additional consumtion by human use will damage the precious ecosystem served by it.
Terima Kasih