TOPIK 1 LOGIKA M. A. INEKE PAKERENG, M.KOM. inekep200472@yahoo.com.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pertemuan ke-2 Oleh : Muh. Lukman Sifa, Ir.
Advertisements

STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI LATIHAN SOAL LATIHAN SOAL TUGAS.
DASAR-DASAR LOGIKA Septi Fajarwati, S.Pd..
TAUTOLOGI DAN EKUIVALEN LOGIS
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
Ekuivalensi Logika.
LOGIKA LOGIKA LOGIKA.
Kuliah matematika diskrit Program Studi Teknik Elektro
OPERASI pada bentuk ALJABAR
STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI LATIHAN SOAL LATIHAN SOAL TUGAS.
Konvers , Invers, Kontraposisi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Logika Proposisional [Kalkulus Proposisi]
TOPIK 1 LOGIKA.
Logika Proposisi Pertemuan 1:
Logika Proposisional [Tabel Kebenaran (TK) Identis]
Logika Proposisional [Manipulasi Formula Proposisional]
Bab III : Logical Entailment
PEMBUKTIAN Secara umum pembuktian dapat ditulis sebagai :
Agiska Ria Supriyatna, S.Si, MTI
Inferensi Penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi Kaidah :
Pertemuan ke 1.
Logika informatika 2.
Logika informatika 4.
LOGIKA Logika mempelajari hubungan antar pernyataan-pernyataan yang berupa kalimat-kalimat atau rumus-rumus, sehingga dapat menentukan apakah suatu pernyataan.
Agiska Ria Supriyatna, S.Si, MTI
LogikA MATEMATIKA.
Implikasi dan Aplikasi
LOGIKA TATAP MUKA 2 FKIP UNIVERSITAS PANCA MARGA.
IMPLIKASI (Proposisi Bersyarat)
BAB 2 LOGARITMA.
TOPIK 1 LOGIKA M. A. INEKE PAKERENG, M.KOM.
TAUTOLOGI, KONTRADIKSI DAN EKIVALENSI
Bab III : Standard Axiom Schemata
BAB 5 Induksi Matematika
Logika Matematika Pernyataan.
Bab III : Standard Axiom Schemata
TOPIK 1 LOGIKA.
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
PENARIKAN KESIMPULAN/ INFERENSI
Konvers, Invers, dan Kontraposisi Suatu Implikasi
LOGIKA TATAP MUKA 3 PGSD FKIP UPM PROBOLINGGO.
ILMU KOM PUTER FAK MIPA UGM.
PERTEMUAN 05 APLIKASI GERBANG LOGIKA BINER
Core Jurusan Teknik Informatika Kode MK/SKS : TIF /2
EKUIVALEN LOGIS.
Pertemuan 1 Logika.
SPB 1.4 KUANTOR SPB 1.5 TAUTOLOGI, KONTRADIKSI DAN EKIVALENSI
Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar
ILMU KOM PUTER FAK MIPA UGM.
Core Jurusan Teknik Informatika Kode MK/SKS : TIF /2
LOGIKA TATAP MUKA 2 PGSD FKIP UPM PROBOLINGGO.
Metode penelitian lesson#8 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Grace Lusiana Beeh, S. Kom.
TOPIK 1 LOGIKA M. A. INEKE PAKERENG, M.KOM.
M. A. INEKE PAKERENG, S.Kom., M.Kom.
TOPIK 1 LOGIKA.
BAB 2 KONSEP EKUIVALENSIA.
Materi. Terima Kasih !!!
Asrul Sani, ST. M.Kom MT Pertemuan 3 Asrul Sani, ST M.Kom MT - Logika Informatika.
Asrul Sani, ST. M.Kom MT Pertemuan 4 Asrul Sani, ST M.Kom MT - Logika Informatika.
Asrul Sani, ST. MKom Pertemuan 5 Asrul Sani, ST M.Kom MT - Logika Informatika.
IMPLIKASI DAN BIIMPLIKASI
Pertemuan 1 Logika.
Gerbang Digital Dwi Sudarno Putra
C. Aturan Kombinasi. C. Aturan Kombinasi Rumus Kombinasi.
Logika Predikat 2 (QL) Oleh : Dani Suandi, M.Si. KELOMPOK I.
BAB 5 Induksi Matematika
Bab III : Standard Axiom Schemata
Transcript presentasi:

TOPIK 1 LOGIKA M. A. INEKE PAKERENG, M.KOM. inekep200472@yahoo.com

EKUIVALENSI SUATU FORMULA MATERI 2 EKUIVALENSI SUATU FORMULA

Ekuivalensi dari Suatu Formula (1) Misalkan : A dan B adalah 2 pernyataan P1, P2, …, Pn adalah variabel dalam A dan B. Jika seluruh nilai kebenaran dari A sama dengan nilai kebenaran B untuk setiap kombinasi nilai-nilai kebenaran yang diberikan pada P1, P2, …, Pn, maka A dan B adalah ekuivalen.

Ekuivalensi dari Suatu Formula (2) Dalam membuktikan ekuivalensi p ≡ q, ada 3 macam cara yang bisa dilakukan : P diturunkan terus menerus (dengan menggunakan hukum-hukum yang ada), sehingga akhirnya didapat q. q diturunkan terus menerus (dengan menggunakan hukum-hukum yang ada) sehingga akhirnya didapat p. p dan q masing-masing diturunkan secara terpisah (dengan menggunakan hukum-hukum yang ada) sehingga akhirnya sama-sama didapat R. Sebagai aturan kasar, biasanya bentuk yang lebih kompleks yang diturunkan ke bentuk yang lebih sederhana. Jadi, bila p lebih kompleks dari q, maka aturan (1) yang dilakukan. Sebaliknya, jika q lebih kompleks dari p, maka aturan (2) yang digunakan. Aturan (3) digunakan jika baik p maupun q sama-sama cukup kompleks.

Ekuivalensi dari Suatu Formula (3) Contoh:  (P)  P P  P  P (P  P)  Q  Q P  P  Q  Q

Rumus Ekuivalensi Tambahan P  Q ≡ ~P  Q ≡ ~Q  ~P ~(P  Q) ≡ P  ~Q P  (QR) ≡ (P  Q) R ~(P  Q) ≡ P  ~Q P  Q ≡ (PQ)  (QP) (P  Q) ≡ (P  Q)  (~P  ~Q) Q  P ≡ ~P  ~Q P  ~Q ≡ Q  ~P Q  ~P ≡ P  ~Q

Contoh Soal Buktikan ekuivalensi kalimat-kalimat berikut dengan tabel kebenaran dan dengan rumus ekuivalensi: ~ (p  ~q )  (~p  ~q ) ≡ ~p ~ ((~ p  q )  (~p  ~q ))  (p  q) ≡ p (p  (~ (~p  q)))  (p  q) ≡ p P  (Q  R) ≡ P (~Q  R) ≡ (PQ)  R (~P  (~Q  R))  (Q  R)  (P  R) ≡ R