Pusat – Pusat Peradaban Masa Bani Abasiyah dan Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat
Kufah Kufah merupakan merupakan ibu kota pertama bagi kerajaan Abasiyah pada waktu diumumkan berdirinya kekhalifahan Abasiyah. Golongan Abasiyah menyadari bahwa Kufah merupakan basis pendukung Ali dan keturunannya, oleh karena itu untuk menghindari konfrontasi dan melihat banyaknya penduduk Kufah yang tidak setia serta tidak jujur dalam mengakui kekhalifahan Abasiyah, maka Khalifah Abdul Abbas as-Safah memindahkannya ke kota Hirah sebagai pusat kerajaan Abasiyah untuk sementara.
Anbar (Hasyimiyah) Kota Anbar adalah kota tua yang dibangun oleh salah seorang raja Persia yang bergelar Heraklius. Pada saat Abasiyah berdiri maka khalifah pertama Abu Abas assafah memperbaiki kota ini dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah. Pada saat di Hasyimiyah inilah orang-orang Rawandiyah melakukan pemberontakan pada saat al-Mansur menjadi khalifah kedua, dan hari terjadinya pemberontakan dikenal dengan hari Hasyimiyah. Merasa dirinya tidak aman , karena pernah mendapat ancaman dari lawan politik, maka khalifah selalu pesimis tinggal di kota ini. Selanjutnya khalifah al Mansur merancang untuk mendirikan kota baru yang namanya Baghdad. Meskipun ibu kota Abasiyah di pindahkan ke Bagdad di wilayah bekas kekuasaan Romawi timur yang terkenal dengan Babilonia akan tetapi Hasyimiyah tetap menjadi salah satu pusat peradaban Islam Abasiyah sampai sekarang. Selama 4 tahun Abu Abas menjadi khalifah kota ini menjadi pusat ibu kota Abasiyah. Pada saat perkembangan peradaban Abasiyah mengalami masa puncak kejayaan, Hasyimiyah termasuk salah satu pusatnya pegembangan ilmu pengetahuan.
Baghdad Kota Baghdad di bangun oleh khalifah ke 2 al Mansur tahun 136 H/762 M terletak antara sungai Tigris/Dajlah dan Eufrat/Furat . Tujuan al Mansur membangun kota ini ialah untuk seteril dari kelompok syiah maupun kelompok bani Umayah yang baru saja dikalahkan. Letaknya. Istana khalifah terletak di tengah-tengah kota Baghdad dengan gaya seni arsitektur Persia yang dikenal dengan nama Al-Qashr Az-Zahabi (istana emas), istana ini dilengkapi dengan bangunan masjid, tempat pengawal istana, polisi, dan tempat tinggal putra-putri serta keluarga khalifah. Baghdad di bangun oleh arsitek yang didatangkan dari Syiria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang, dan kota ini berbebentuk bundar. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Harun al–Rasyid dan anaknya Al-Makmun. Universitas Nidzamiyah dan Perpustakaan Baitul Hikmah , dilengkapi dengan faslitas belajar yang lengkap.
Karkh Kota Karkh di bangun oleh khalifah al Mansur dengan tujuan menjadikan kota Karkh sebagai kota bayangan bagi Baghdad yang menjadi kota pusat pemerintahan. Hal ini disebabkan karena Kota Baghdad sudah terlalu sesak dengan berbagai bangunan, Masjid, istana, madrasah, maktab dan bagunan fasilitas pemerintahan lainnya, maka kota Karkh oleh khalifah al Mansur memindahkan pusat-pusat perniagaan dipindahkan dari kota Baghdad ke kota Karkh. Perniagaan yang dominan adalah perniagaan minyak wangi, tukang-tukang besi, , tukang-tukang kayu, perniagaan-perniagaan pakaian dan senjata, serta perniagaan bunga, dan perniagaan alat musik.
Samarra Asal kata Samarra dri bahasa arab yang artinya = siapa yang melihat pasti senang. Kota ini di bangun di timur sungai Dajlah/Tigris, dan berada di bagian utara kota Baghdad sejauh 124 km. di bagian timur berbatasan dengan Kirkuk, utara dengan Nainawa, barat dengan propinsi Anbar. Karena alasan keberadaan tentara Turki yang bertugas menjaga keamanan kekuasaan Al-Mu’tashim jumlahnya sangat besar dan kota Baghdad tidak dapat menampung seluruh tentara Turki, serta agar masyarakat tidak terganggu maka pada tahun 221 H pada masa Al-Mu’tashim ibu kota ke khalifahan dipindah ke Samarra sampai tahun 276 H, karena pada saat Al—Mu’tamid ’Alallah ibu kotanya dipindah lagi ke Baghdad. Di antara bangunan-bagunan besar yang indah di kota samarra ialah mahligai khalifah al Mutawakkil khalifah ke 10 yang diberi nama mahligai al–Arus selanjutnya di bangun mahligai-mahligai Khalifah berikutnya, al Mukhtar dan al Walid.
Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat Banyak orang mengatakan bahwa pusat ilmu pengetahuan dan symbol kesuksesan adalah barat, tetapi pada kenyataannya tidak semua yang diungkapkan tersebut benar karena pusat ilmu pengetahuan juga symbol kesuksesan yang sebenarnya adalah dunia Islam khususnya pada zaman dinasti abbasiyah dimana umat islam mendapatkan masa kejayaannya (golden age of islam). Pada saat tersebut Islam menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mengundang para pelajar dari seluruh dunia khususnya para pelajar barat untuk menuntut ilmu ditempat tersebut.
Munculnya dinasti Abbasiyah sebagai pelopor ilmu pengetahuan, merupakan salah satu penyebab terjadinya Renaissance bangsa barat karena banyaknya orang barat yang pergi belajar pada zaman tersebut, dipelopori oleh Pope Sylvester (±946-1003), seorang paus Gereja Roma yang mengenalkan astronomi dan matematika Arab juga nomor-nomor Arab di istana Romawi, jejaknya diikuti oleh banyak pelajar barat seperti Constantinus Africanus, Hermannus Alemannus (Herman the German), Bishop Raymond (Raimundo), Gerrard of Cremona, John of Seville, Michael Scot, Stephenson of Saragossa, William of Lunis, Philip of Tripoli, Robert of Chester, dan Adelard of Bath, seorang sarjana bahasa arab di Inggris yang menempuh perjalanan secara ekstensif untuk mencari buku yang berbahasa arab. Dan kebanyakan dari mereka adalah penerjemah buku-buku berbahasa Arab ke bahasa Latin dan Yahudi, dan beberapa buku yang telah diterjemahkan tersebut dialihbahasakan ke dalam bahasa lokal di Eropa.
Constantinus Africanus (1020-1099), seorang warga Muslim Afrika yang belajar di tanah Arab selama tiga puluh tahun dan banyak menterjemahkan buku-buku yang berbahasa Arab ke bahasa Latin. Constantine adalah orang yang mengorganisir sekolah kedokteran pertama di Salerno, perkembangan ini diikuti dengan didirikannya sekolah tersebut di Montpellier dan Paris. Adelard of Bath lahir pada tahun 1075 di Bath, Inggris. Dia menyelesaikan studinya dan mengajar di Prancis dan pergi ke Syiria, Palestina, Silisia dan Spanyol sebelum akhirnya kembali ke Inggris dan menjadi guru pada masa pemerintahan raja Henry II, dia telah banyak menterjemahkan buku Matematika dan Astronomi, dan terjemahannya yang paling terkenal adalah skema Astronomi berjudul al-Majriti (1126), dia juga banyak menterjemahkan skema milik al-Khawarizmi khususnya tentang ilmu sempoa dan astrolabe, dia juga menterjemahkan buku matematika al-Khawarizmi yang diberi judul Liber Ysagogarum Alchorismi, dan Quaestiones naturales miliknya terdiri dari 76 diskusi ilmiah yang diambil dari pengetahuan orang-orang muslim.
Robert of Chester (l.1100), seorang Inggris Arabist[3], banyak menterjemahkan buku-buku penting dari bahasa Arab ke bahasa Latin, buku yang diterjemahkan merupakan karya-karya besar al-Khawarizmi, dan Abu Musa Jabir ibn Hayyan, diantaranya adalah Liber algebrae et almucabola (1145) yang memuat tentang ilmu Aljabar, dan Liber de compositione alchimiae (1144) yang memuat tentang ilmu Kimia. Gerrard of Cremona (1114-1187) lahir di Cremona, Italia, dia adalah sarjana eropa pada pertengahan abad ke-12, dia adalah penerjemah buku di bidang astronomi, kedokteran, dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sains seperti terjemahannya yang paling terkenal adalah Almagest karya Ptolemy yang diterjamahkan dari bahasa arab ditemukan di Toledo, dia dipercaya sebagai salah seorang yang menerjemahkan karya besar Ibnu Sina al-Qanun fi al-Tibb.
Michael Scot (1175-1235) adalah seorang matematikawan, cendikiawan, dan astrolog dari skotlandia, pada tahun 1227 dia menjadi ilmuan di istana Fredrick II, dia banyak menterjemahkan karya-karya al-Bitruji, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd. Pergerakan penerjemahan dia mulai dengan menerjemahkan naskah-naskah Arab ke Latin pada tahun 1217 di Toledo, dan pergerakan penerjemahannya dianggap mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap renaissance bangsa barat. Hermannus Alemannus (w. 1272), disebut juga sebagai Herman dari Jerman adalah seorang uskup dikota Astorga, León, Spanyol. Dia menerjemahkan buku filosofi Arab ke bahasa Latin, dia bekerja di sekolah penerjemahan Toledo pada pertengahan abad ke-13 (kira-kira tahun 1240-1256).
· John William Draper dalam “Intellectual Development of Europe” Pengakuan para ahli dari Barat tentang pengaruh Islam terhadap dunia Barat di masa lalu · John William Draper dalam “Intellectual Development of Europe” “Saya sangat menyesalkan dengan sebuah sistematis dimana kesastraan Eropa mencoba membutakan pandangan akan kewajiban kita kepada umat Muhammad, dan tentu saja usaha ini tidak dapat menyembunyikan banyak hal tersebut. Ketidakadilan didirikan diatas kebencian terhadap agama dan kesombongan akan Negara mereka tidak dapat diabadikan selamanya. Orang arab telah meninggalkan intelektual mereka yang mengesankan di eropa, ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihapuskan dan telah dituliskan disurga dan setiap orang dapat melihat siapa yang membaca nama-nama bintang dikehidupan surga”.
Robert Briffault dalam “Making of Humanity” “Kebangkitan barat yang sesungguhnya berada dibawah pengaruh kebangkitan budaya orang-orang Arab dan Moor dan itu bukan terjadi pada abad ke-15. Spanyol, bukan Italia, adalah tempat lahirnya kebangkitan eropa setelah tenggelam jauh dibawah kaum Barbar. Kegelapan ini menimbulkan kelalaian dan degradasi ketika kota-kota besar dunia seperti Baghdad, Kairo, Kordoba, dan Toledo tumbuh menjadi pusat kebudayaan dan aktivitas intelektual. Dan ini semua dibawah pengaruh pengganti Muslim Spanyol di Oxford seperti Roger Bacon, seseorang yang belajar bahasa Arab juga keilmuan mereka.” “Sangat memungkinkan sekali bahwa dalam pengecualian untuk orang Arab, kebudayaan eropa modern tidak akan pernah bangkit secara keseluruhan; dan ini sangatlah mutlak bahwa dalam pengecualian terhadap mereka, tidak akan ada kebohongan bahwa karakter yang memungkinkan dapat melebihi tahapan yang sebelumnya adalah sebuah evolusi.”
George Sarton dalam “Introduction to the History of Science” “Sangat cukup untuk menyebutkan banyak nama-nama agung dizaman yang berbeda yang berada dibarat : Jabir ibn Haiyan, al-Kindi, al-Khawarizmi, al-Fargani, al-Razi, Thabit ibn Qurra, al-Battani, Hunain ibn Ishaq, al-Farabi, Ibrahim ibn Sinan, al-Masudi, al-Tabari, Abul Wafa, Ali ibn Abbas, Abul Qasim, Ibn al Jazzar, al-Biruni, Ibn Sina, Ibn Yunus, al-Kashi, Ibn al-Haitham, Ali ibn Isa al-Ghazali, al-Zarqab, Omar Khayyam, Penyebutan nama-nama yang menarik dan tidak sulit untuk diucapkan. Dan apabila seseorang mengatakan kepada anda bahwa secara ilmiah pada abad pertengahan tidak terjadi sesuatu atau zaman yang hampa maka berikanlah nama-nama tersebut kepadanya, mereka yang hidup dizaman yang singkat, pada tahun 750 sampai 1100 M.”
George Saliba dalam Islam Science and the Making the European Renaissance “Kemajuan utama ilmu pengetahuan di eropa sejak abad ke-16 sampai 17 adalah hasil dari produk pergerakan dinamis dan kebanyakan diinisialkan dengan ditemukannya dunia baru.” H.G. Wells “Umat muslim telah meninggalkan tradisi yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, dan menginspirasi orang-orang dengan kemuliaan dan toleransi. Mereka mengajarkan dengan kemuliaan dan pada saat itu pula dipraktekan. Pengajaran ini mengajarkan kita pada eksistensi dalam bermasyarakat yang ketika itu kekejaman sedang merajarela dan penindasan juga ketidakadilan dibandingkan dengan kesosialisasian yang lalu…Islam penuh dengan kejantanan, kebaikan, dan persaudaraan.” Prof. Kodrad. Dalam bukunya ”Ubar den Usprung deermite Literichen Minnesang” yang diterbitkan di Swiss tahun1918,menyatakan bahwa Eropa mendapat sastra dan nyala api peradaban moderen adalah dari Islam”.
Bernard Lewis, ”Mengingat bahwa peradaban Kristen pada dasarnya adalah peradaban Eropa, sedangkan peradaban Islam sangat kontras dengan peradaban Eropa, Asia, dan Afrika, dan inilah yang disebut sebagai peradaban universal yang sebenarnya.” Prof. Dr. Charles Singer, ”Di Barat Ilmu Tasrih (Anatomi) dan Ilmu Kedokteran sebenarnya tidak ada, ilmu mengenal penyakit dipergunakan dengan cara-cara yang bukan-bukan, seperti dengan jengkalan jari, tumbuh-tumbuhan, tukang jual obat dan takhayul yang dijadikan untuk pengobatan”. Prof. Kodrad, Dalam bukunya ” Ubar den Usprung deermite Literichen Minnesang” yang diterbitkan di Swiss tahun1918,menyatakan bahwa Eropa mendapat sastra dan nyala api peradaban moderen adalah dari Islam”.