“OBESITAS PADA ANAK” Disusun Oleh: Delicia Dana Damri

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERKEMBANGAN FISIK & KOGNITIF PADA ANAK TENGAH Chapter 9  © 2009 by the McGraw-Hill Companies, Inc.
Advertisements

PREVENTIF DAN PROMOTIF PADA OBESITAS
Idealkah Berat Badan Si Kecil? Kapankah si kecil dikatakan terlalu gemuk atau terlalu kurus? Minimnya pengetahuan ibu tentang berat badan, justru akan.
Hipertensi (Darah Tinggi)
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Kenali dan Kendalikan Obesitas Obesitas (kegemukan) merupakan salah satu masalah yang ditakuti remaja, khususnya remaja putri. Mereka merasa kehilangan.
Penyebab Obesitas Anak dan Cara Mengatasinya
Lemak dan protein Hindari daging berlemak
Balita & Tumbuh Kembang
Oleh : Irmayanti Sirman Nim : p Kelas : B
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Timur
GIZI PADA REMAJA oleh : Ketut Martadiputra
DIACONT.
Diabetes Mellitus.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Mengenal Tipe Kegemukan
Menekan Karyawan Obesitas di Perusahaan
PENYAKIT DIABETES BY:SUN SIREGAR.
GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Perkembangan Fisik & Kognitif pada Anak Tengah
Makanan dan Minuman Pembakar Lemak
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Obesitas Ganggu Kecerdasan
DIABETES MELLITUS.
Awas! Bahaya Diet Ada beberapa cara diet yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti berkurangnya volume darah (hypovolemia). Penyakit ini diketahui dengan.
5. Malas Beraktivitas Fisik
KESEIMBANGAN ENERGI SYAFRIANI, SKM, M.KES.
MANAJEMEN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS (DM) SYAFRIANI
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
GIZI PADA KEHAMILAN UTARY DWI L, SST, M.Kes.
OM SWASTYASTU.
Prevalensi Obesitas Mahasiswa Baru FMIPA UGM
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI SEIMBANG BAYI DAN BALITA
Rusman Efendi PRODI GIZI STIKES HUSADA BORNEO
Biopsikologi Stres Nuristighfari Masri Khaerani.,M.Psi.,Psi
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
Gizi Dalam daur Kehidupan I (GDDK)
DIABETES MELITUS GESTATIONAL
DIABETES MILITUS RUMAH SAKIT TEBET
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
Atika Yasmine Wulandari Herlinda Puspitasari
Oleh Meili rianita Skep Ners
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS KAMONJI
Tim PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Puskesmas Bangunsari
Siklus Daur Kehidupan Manusia
DIABETES MELITUS L/O/G/O.
HIPERTENSI.
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
Penyuluhan Kesehatan Diet Kelebihan Kolesterol. Apa itu Kelebihan Kolesterol??? Kondisi dimana jumlah kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
EDUKASI PESERTA PROLANIS PRODHIMA OLEH : Dr M. EVARISTA.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
PENCEGAHAN STROKE PADA LANJUT USIA
GIZI LEBIH Oleh: Dr. Sri Utami, B.R. MS.
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) Tiga Belas Pesan Umum Gizi Seimbang
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan Dr. Ema Mayasari UPTD PUSKESMAS TELAGASARI.
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Devi Latifah Pembimbing I : Frecillia Regina, dr.,SpA.IBCLC.
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
PENYAKIT TIDAK MENULAR | MALNUTRISI
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

“OBESITAS PADA ANAK” Disusun Oleh: Delicia Dana Damri Ramandhika Wibiastuti Agustina Pungki Astuti

definisi Obesitas merupakan keadaan patologis, dengan terdapatnya penimbunan lemak berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.Tetapi masih banyak pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat.

Tren gizi Iebih pada balita dalam 5 tahun terakhir menunjukkan fluktuatif sebesar : 12,2% (Riskesdas 2007), 14% (Riskesdas 2010) & dan 11,9% (Riskesdas 2013). Pada kelompok anak usia 5-12 tahun (18,8%) Pada anak usia 13-15 tahun (10,8%) Pada usia 16-18 tahun (7,3%).

Di Indonesia, terutama dikota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat pada : perubahan pola makan / konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol Tingginya minat terhadap penawaran makanan siap saji ( fast food ) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas

Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari.

Berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2006 untuk anak-anak prasekolah (0-60 bulan). Obesitas = Z-score IMT/U atau BB/TB > +3. Menurut referensi pertumbuhan WHO 2007 untuk anak-anak usia sekolah (5-19 tahun). Obesitas = Z-score IMT/U > +2

Kriteria yang digunakan untuk menetukan obesitas (neuman -1983) Overweight Obesitas BB / TB (Pra pubertas) 110 -119 % (90-95 persentil) 120% (95 persentil) BB /Umur 110-119% 120 % (> 2 SD di atas mean) umur Lipatan kulit (trisep /subscapula) 0-36 bulan >2 sd > 90 persentil Lipatan kulit 0-18 bulan >2 SD >95 persentil

klasifikasi Menurut gejala klinisnya, obesitas dibagi menjadi dua: Obesitas Sederhana (Simple obesity) Bentuk Khusus Obesitas

Obesitas Sederhana (Simple obesity) Terdapat gejala kegemukan saja tanpa disertai kelainan hormonal/mental/fisik lainya, obesitas ini terjadi karena factor gizi.

Bentuk Khusus Obesitas Kelainan Endokrin/hormonal Biasanya adalah Sindrom Cushing, pada anak yang sensitif terhadap pengobatan hormon steroid. Kelainan somatodismorfik Sindrom Prader-Willi, Sindrom Summit dan Carpenter, Sindrom Laurence-Moon-Bield, dan Sindrom Cohen. Obesitas pada kelainan ini hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan ortopedi. Kelainan hipotalamus Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan berakibat terjadinya obesitas, sebagai akibat kraniofaringioma, leukimia serebral, trauma kepala, dll

etiologi Faktor genetik Faktor lingkungan Faktor-faktor penyebab Obesitas pada Anak: Faktor genetik Faktor lingkungan

Faktor Genetik Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang tua obesitas, 40% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 20-25 % Kerentanan terhadap obesitas ditentukan secara genetik sedang lingkungan menentukan ekspresi fenotipe.

Faktor lingkungan Aktifitas fisik Aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap pengaturan berat badan karena konsumsi energi yang berlebihan dan tidak diimbangi oleh aktivitas yang cukup dapat menyebabkan penimbunan energi dalam bentuk lemak di tubuh sehingga mengakibatkan kenaikan berat badan.

Berdasarkan rekomendasi WHO anak-anak dan remaja berusia 5-17 disarankan untuk melakukan latihan fisik minimal 60 menit baik intensitas sedang maupun penuh setiap hari. Latihan dengan intensitas penuh dilakukan cukup 3 kali dalam seminggu.

b. Faktor gizi Peranan faktor gizi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Pada bayi Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap minum susu harus habis. Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap kali anak menangis Pemberian makanan tambahan tinggi energi pada usia dini Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi, sehingga bayi selalu haus/ minta minum.

Gangguan emosional Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dala memperoleh kasih sayang Gaya hidup masa kini Kecenderungan anak-anak lebih menyukai makanan ‘fast food’ yang berkalori tinggi seperti hamburger, ayam goreng, kentang goreng, es krim, aneka macam mie, dll.

c. Faktor sosial ekonomi Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau juga akan mempengaruhi resiko obesitas pada anak anak.

patogenesis Terjadinya obesitas membentuk jumlah sel lemak . Terdiri dari : Jumlah sel lemak normal tetapi terjadi hipertropi pembesaran Jumlah sel lemak meningkat / hiperplasi dan juga terjadi hipertrofi. - Penambahan jumlah dan pembesaran sel lemak paling cepat Terjadi pada masa kanak –kanak dan mencapai puncaknya pada masa dewasa. Setelah masa dewasa tidak akan terjadi pertambahan Jumlah sel, tetapi akan terjadi perbesaran sel.

Dampak dari obesitas pada anak : Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler Diabetes Mellitus tipe-2 Obstruktive sleep apnea Gangguan Ortopedik Pseudotumor serebri

Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin Trigliserida LDL-kolesterol tekanan darah sistolik penurunan kadar HDL- kolesterol. Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.

Diabetes Mellitus tipe-2 Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25% sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT> + 3SD atau > persentile ke 99.

Obstruktive sleep apnea Sleep apnea dapat diartikan sebagai berhentinya pernapasan untuk sementara. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma. Dan dapat menyebabkan tidur gelisah. sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat badan.

Gangguan Ortopedik Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.

Pseudotumor serebri Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.

komplikasi obesitas pada anak gangguan psikologis Resiko penyakit kardiovaskular Asma Inflamasi kronik DM 1 dan 2 Kelainan ortopedik Penyakit hati Pada dewasa Obesitas persisten Dampak kurang baik pada sosial ekonomi Risiko penyakit kardiovaskular Kematian dini

Gejala klinis pada Anak Obesitas Anak obesitas mempunyai badan relative pendek dari anak sebayanya. Bentuk muka anak yang obesitas tidak proporsional hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda. Terdapat timbunan lemak di daerah payudara pada anak laki-laki Perut menggantung dan sering disertai striae (garis putih pada kulit) adanya timbunan lemak pada daerah pangkal paha Paha dan lengan atas besar jari-jari tangan relatif kecil dan runcing. Anak lebih cepat mencapai masa pubertas.

Penatalaksanaan Prinsip pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut : Memperbaiki faktor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor kejiwaan Motivasi penderita obesitas tentang perlunya pengurusan badan. Memberikan diet rendah kalori yang seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan. Menganjurkan penderita untuk olahraga yang teratur/anak bermain secara aktif, sehingga banyak energy yang digunakan.

Cara pengaturan diet Bayi Bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapinya bukan untuk menurunkan berat badannya tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi diberikan diet sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan

Pengaturan terapinya dengan : 110 kkal/kg BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan 90 kkal/kg BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar. Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu rendah/tanpa lemak. Anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi biarkan melakukan aktifitas.

Pada anak prasekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat badan harus diperlambat dengan : Diet seimbang 60kkal/kg BB/hari.  Makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi. Dorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan mengurangi menonton TV yang berlebihan.

Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat badan anak dan menaikkan tinggi badannya Diet sekitar 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/ kg BB/hari. Mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik. Tidak boleh menonton televisi terlalu lama dan disertai makan makanan yang tinggi energy. Mengorganisir kelompok olahraga/rekreasi, agar anak lebih aktif.

Pada obesitas remaja, kita harus menurunkan BB anak untuk mencapai BB yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet yang diberikan adalah sekitar 850 kkal/hari . Selain itu, anak harus didorong untuk melakukan aktivitas , baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok . Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan teman-temannya.

strategi kontrol berat badan pada anak obesitas adalah : Kontrol lingkungan anak Pantau perilaku anak Aktivitas fisik ditingkatkan Modifikasi diet, contoh dengan “taffic light diet” Tentukan tujuan penurunan BB Berikan reward terhadap perubahan perilaku yang berhasil. Pemecahan masalah Motivasi keluarga tentang pola makan yang sehat di keluarga. Menganjurkan keluarga untuk memantau gaya hidupnya. Perbanyak materi dan makna konsultasi dengan keluarga.

prognosis Prognosis obesitas tergantung pada penyebab dan ada/tidak adanya komplikasi. Obesitas yang berlanjut sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.

Pencegahan Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI jarang menjadi obesitas, karena komposisi ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi. KMS  perlu untuk memantau pertumbuhan anak, sehingga kita mengetahui setiap penyimpangan arah dari grafik berat badan anak. Anak sedini mungkin dikenalkan dengan aktifitas fisik, baik melalui bermain maupun olahraga. Menonton TV hanya sebagai selingan saja.

Intervensi Pencegahan obesitas pada anak sekolah Modifikasi makanan di sekolah Perbanyak jalan dari/ke sekolah Kurangi menonton TV, dll yang mengurangi aktivitas Ubah pendidikan fisik di sekolah

terimakasih