KEPEMIMPINAN OTORITER Ainayyah Firdausi N Berlian Dwi Dahniar Inna Rochmawati M. Firlie Fauqi Putri Ilma Elvira
Definisi Ciri - ciri Kelebihan dan kekurangan
1) Menurut Ralf Stogdil (1974), 2) Menurut James H. Donelly, 3) Menurut Bedeian & Gullect Management (1983), 4) Menurut John A. Pearce dan Richard B. Robinson, 5) Menurut Manual F. M, 6) Menurut John Maxwell, 7) Menurut Gibson at.al (1997), 8) Menurut Panji Anoraga (2000), 9) Menurut Komaruddin (1990), 10) Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17), Kepemimpinan menurut beberapa ahli
Unsur – unsur Kepemimpinan 1.Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain (Power-ability to influence). 2.Orang-orang yang dapat pengaruh (Follower) 3.Adanya maksud-maksud dan tujuan yang hendak dicapai (Appropiate). 4.Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dalam mencapai maksud dan tujuan tertentu.
Kepemimpinan Otoriter Bisa disebut kepemimpinan otokratis adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin yang memiliki paham dimana pemimpin adalah penguasa dan semua kendali ada di tangan pemimpin.
Ciri - ciri a)Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi (bersikap adigang, adigung, dan adiguna), b)Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, c)Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, d)Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, e)Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, f)Adanya sikap eksklusivisme, g)Selalu ingin berkuasa secara absolut, h)Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, i)Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh j)Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
Kelebihan 1.Langkah-langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. 2.Kecepatan dan ketegasan dalam membuat keputusan dan bertindak. 3.Meningkatkan produktivitas
Kekurangan 1.Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi. Karena mereka hanya melakukan pekerjaan sebatas dengan apa yang diperintahkan oleh atasannya. 2.Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan. Karena semua keputusan ada di tangan pemimpinnya 3.Suasana kerja yang kaku, tegang, dan mencekam yang dapat berakibat ketidakpuasan karyawan, permusuhan, pindah, dan mutu kerja berkurang. 4. Tidak cocok untuk diterapkan di segala kondisi dalam organisasi. Lebih cocok pada organisasi dalam keadaan darurat
?????
T H A N K Y O U F O R A T T E N T I O N