Visual Technologies, Image Reproduction, and the Copy

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hieronimus Edhi Nugroho, M.Kom
Advertisements

Kategori Desain Grafis
Storyboard dalam proses produksi
Dra. Istiyati Catharina, M.Pd.
Konsep dasar Pengolahan citra digital
B. MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
Hak Kekayaan Intelektual
Intellectual Property Rights (IPR)/ Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) Konsep Open Source.
ETIKA penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
Dialog, Musik dan Sound Effect
HARKAT SENI MATERI KULIAH APPLIED MEDIA AESTHETICS SUMBER:JUDUL BUKU CARA MENGHAYATI SEBUAH FILM /TERJEMAHAN OLEH ASRUL ( PENGARANG ASLI: JAMES.
Kebudayaan Dari kata - Buddhayah (Buddhi) – “budi” atau akal
HAKI Hak atas Kekayaan Intelektual
HOW TO SAY IN ADVERTISING
SEJARAH SENI RUPA TOPIK 8 SENI RUPA MODERN SUREALISME, EKLEKTISISME, POP ART, OPTIC ART, POSMO ART, ENVIRONTMENT ART, INSTALATION ART TUJUAN INSTRUKSIONAL.
IKLAN: display media cetak
Iklan Surat Kabar.
BUDAYA MASSA DAN BUDAYA POPULER
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
Sosiologi Antropologi Pendidikan
Evaluasi Materi Sejarah & Perkembangan Seni Rupa Pertemuan 13
ADVERTISING NURUL MUSTAWATIRA P..
KARYA INOVATIF Karya Seni
Pengantar Apresiasi Seni
PENGETAHUAN HAKI prodi desain komunikasi visual
Storyboard.
PEMAHAMAN WARGA NEGARA TENTANG KONSTITUSI DAN HAK ASASI WARGA NEGARA
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Hak Cipta Legal Aspek Produk TIK.
Digital Watermarking.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
ETIKA penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA
PERKEMBANGAN DKV Pertemuan ke-3.
Era Percetakan.
Muhammad Irawan Saputra, S.I.Kom., M.I.Kom
Hak Kekayaan Intelektual
KOMPETENSI V PERTEMUAN MINGGU VI
Part 1 PENGENALAN GRAFIKA.
BERAPRESIASI SENI TARI
KOMPETENSI !V V PERTEMUAN MINGGU VI
Visual Technologies, Image Reproduction, and the Copy
Kelompok 6 Defi Desiana ( ) Nurul Hasanah ( ) Legiyem ( )
MODUL 9 MENGELOLA INFORMASI
NILAI ESTETIK.
MEDIA & MARKET PEOPLE’S INSIGHT
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
Pengertian, Asas dan Prinsip Koperasi
DEMOKRASI DALAM KONSEP POLITIK LOKAL
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN
KEGIATAN BELAJAR 2 Pada kegiatan belajar ini, Kita akan mempelajari tentang mengidentifikasi aspek kode etik dan HAKI bidang TIK. Diharapkan setelah mempelajari.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI FOTOGRAFI
Yogi Muhamad Yusup S.I.Kom, M.Pd
MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR
Pengembangan Media Foto
MENJELASKAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI FILM
“Sosiologi Perkotaan”
Film dan Perkembangannya
HAKI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
TINJAUAN DESKOMVIS TOPIK 5 MODEL TINJAUAN ESTETIKA FILOSOFI DARI RENAISANCE, PENCERAHAN, MODERN DAN POST MODERN TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN.
DESAINGRAFIS PRAMANA DITA Pertemuan II.
LITERASI MEDIA&ANTISIPASI TERHADAP MASALAH SOSIAL
KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
Foto Jurnalis Bahasa Gambar MATERI compiled & designed by:
Hak atas Kekayaan Intelektual
Teori konvergensi new media
Komunikasi Massa – Pertemuan 4
MEDIA DISPLAY DAN REALIA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA BY : LENNI KHOTIMAH HARAHAP MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017.
Jurnalistik dan Pers Selain komunikasi, istilah jurnalistik juga memiliki kaitan erat dengan istilah pers. Bahkan, jurnalistik sering diidentikkan dengan.
Transcript presentasi:

Visual Technologies, Image Reproduction, and the Copy

Teknologi Visual Aktivitas reproduksi mampu merubah politik Dimulai awal abad 19 Mendiskusikan teknologi visual dari mekanis ke digital Mendiskusikan juga perubahan makna sosial dan nilai visual

Perkembangan Teknologi Visual Perkembangan teknologi kadang tidak bisa terprediksi ARPANET yang dulunya hanya untuk militer sekarang berkembang sangat luas Perkembangan fotografi telah mengubah dunia “Kita belum belum bisa dikatakan melihat kalau belum memiliki fotonya”

Motion and Sequent Gambar gerak/film dan sequence mulai muncul 1800an Gambar gerak bermula dari penelitian-penelitian gerakan Kemudian berkembang menjadi hiburan jalanan (praxinoscope)

Motion and Sequent Stereoscope (more private) Pada 1891 Thomas edison memperkenalkan Kinescope

Motion and Sequent Kemudian ditemukan pita celluloid. Teknologi ini memungkinkan penyimpanan dan reproduksi film Perkembangan film didukung juga dengan perkembangan bioskop (proyektor, film dan penonton yang banyak) Hal ini mengembangkan budaya massa pada teknologi motion picture, menggeser budaya private viewing Perkembangan berlanjut dengan karya D.W Griffith

Motion and Sequent Perkembangan berlanjut dengan adanya montage dari Eisenstein Pertengahan abad 20 muncul televisi Kemudian teknologi digital muncul pada akhir abad 20

Image Reproduction: The Copy Copy telah ada sejak jaman Mesir Kuno Funeral schrolls Dibuat untuk raja, rakyat biasa diberikan copy-nya Kegiatan ini berlangsung ratusan tahun Copy dari buku kematian ini akhirnya dijadikan “template” (menyisakan ruang kosong untuk nantinya diberi nama yang meninggal)

Image Reproduction: The Copy Menghargai keaslian juga terjadi pada sejarah visual Benda seni yang berada di museum, dan tempat ibadah sering untuk dilarang membuat replikasinya Semakin langka maka umumnya sesuatu semakin berharga Kemudahan dalam mereproduksi benda seni dengan perkembangan teknologi telah mengubah nilainya di pasaran namun pengakuan atas nilai keaslian masih kuat

Image Reproduction: The Copy Pandangan terhadap nilai visual telah berubah dengan adanya fotografi Seniman dulunya membuat beberapa variasi lukisan kemudian disediakan juga replikanya dengan sepengetahuan dan pengawasan sang seniman Fotografi menjadi bukti adanya sesuatu dan juga menjadi bukti ilmiah

Mechanical Reproduction Walter Benjamin: Tidak ada originalitas (konvensional) tetapi yang ada serial (dari originalitas baru) yang memiliki nilai sama pada satu pekerjaan di tempat tertentu Originalitas tidak lagi satu benda, tetapi satu seri yang dikerjakan pada satu waktu dan tempat tertentu Penghargaan atas originalitas berubah dari nilai kerja dari seorang seniman kepada nilai keunikan dan keaslian Asli, terpercaya 

Mechanical Reproduction Seni sekarang diartikan sebagai pola desain dari produk dan sirkulasi Pemahaman ini bisa menjadi dukungan terhadap demokrasi ataupun sosialis (sebuah benda seni tidak hanya dimiliki dan dinikmati oleh kelas tertentu)

Mechanical Reproduction Reproduksi barang saat ini nilainya semakin menurun dan terjadi pembajakan Alat pemindai kepalsuan seperti x-ray imaging juga berkembang

Mechanical Reproduction Benda seni memiliki aura Nilai ini berasal dari keunikan dan aturan ritual walaupun tidak bersinggungan dengan agama Walaupun reproduksi yang sangat sempurna memiliki kelemahan yaitu tidak adanya nilai waktu dan tempatnya (sejarah)

Mechanical Reproduction Keaslian Aura tidak bisa di reproduksi Makna Keaslian telah berkembang dari makna sebelumnya (asli; terpercaya) Keaslian adalah sebuah gambar yang tanpa adanya bantuan teknologi atau teknik visual

Mechanical Reproduction Keaslian adalah kualitas yang menempel pada sebuah tipe klasik dalam sebuah kategori dari orang atau icon tertentu. (Keaslian adalah bentuk klasik dari sesuatu)

The Politics of Reproducibility Ditulis Benjamin 1930, di jerman bersamaan dengan maraknya fasisme Image digunakan untuk menumbuhkan profil pemimpin dan nilai yang di kultuskan secara politik Image bisa dimanipulasi untuk kepentingan politik

The Politics of Reproducibility Keberadaan image sangat sentral dalam politik Nazi John Heartfields menggunakan manipulasi foto Hitler untuk menentang Nazi Manipulasi foto ini mampu menguatkan pesan politik

The Politics of Reproducibility Foto Che Guevara membuat foto mampu memuat simbol politik yang sangat kuat Fotonya tidak hanya menjadikan ia pahlawan untuk Amerika Latin tetapi sebagai simbol revolusi kaum sosialis di seluruh dunia

The Politics of Reproducibility Foto Che menggunakan baret yang merupakan simbol alternatif dan aktifis politik Bintang yang ada di baret menandakan ia adalah komandan tertinggi pada saat perjuangan gerilya Foto ini bisa menjadi sangat sederhana hingga menimbulkan makna yang lebih umum

The Politics of Reproducibility Beberapa faktor meluasnya foto-foto tersebut karena: Unique Sacred Asli dan merujuk sosok tertentu Mudah direproduksi (simpel)

The Politics of Reproducibility

Copies, Ownership, and Copyright Tulisan Walter Benjamin tersebut belum bisa mencakup tentang penggandaan dan modifikasi Keaslian berkembang pada penggandaan dan modifikasi dengan mekanisme resmi Penggandaan tergantung pada hukum resmi tentang hak kekayaan intelektual di masing-masing negara

Copies, Ownership, and Copyright Copyright: the right to copy Copyright ini tidak hanya satu penggandaan tapi satu set penggandaan. Copyright ini juga meliputi distribusi, produksi, penggandaan, penayangan, perform, membuat, mengubah berdasarkan aslinya Berne Convention 1886: “Copyright melindungi ekspresi ide bukan ide” (harus dituangkan dalam bentuk nyata)

Copies, Ownership, and Copyright Sebuah lukisan merupakan milik pelukis Ketika dijual, kepemilikian lukisan dipindahkan, namun hak untuk mereproduksi tetap ada pada pelukis Pelukis menjual objek, bukan menjual ekspresi ide Begitu juga terjadi dengan visualisasi pada saat sekarang, membeli sebuah visualisasi tidak selalu otomatis membeli copyright nya

Copies, Ownership, and Copyright Deteksi kepalsuan dahulu dilakukan oleh para penikmat seni Pertengahan abad 20 deteksi kepalsuan bergeser ke laboratorium (analisis kimia, X-ray, CT scan, infrared)

Reproduction and Digital Image Teknologi sekarang tidak ada original storage Karena teknologi digital memungkinkan penyimpanan sangat minimal dalam ketergantungan terhadap benda fisik Reproduksi dahulu kala mengurangi kualitas, sekarang reproduksi memiliki kualitas sama Teknologi ini mampu mengurangi ketergantungan pada satu original medium Reproduksi adalah karakter penting dalam teknologi digital

Reproduction and Digital Image Evaluasi pada produksi saat ini semakin diminati (visual playback) Kemudahan ini bahkan mengungguli apa yang dicapai oleh kamera polaroid yang telah ada sebelumnya Visual playback ini mempengaruhi kerja visual dan berbagai bidang lain

Reproduction and Digital Image “Creative Geography” Kreatifitas ini dilakukan pertama kali pada tahun 1858 Bermula dengan dibuatnya foto yang berjudul “fading away” Dibuat oleh Henry Peach Robinson

Reproduction and Digital Image Penerapan di film pertama kali dilakukan oleh Lev Kuleshov di tahun 1922 Dengan menggunakan intercut pada scene dua orang berjalan yang seakan ada di jalan yang sama dan akan bertemu Fenomena ini memungkinkan kita memanipulasi lokasi, kedekatan, dan historical period dengan bantuan digital effect

Reproduction and Digital Image Sampai 1900an kegiatan ini dilarang pada seni dan juga visualisasi komersial Namun yang terjadi sekarang semua visualisasi komersial melakukannya

Reproduction and Digital Image Tidak hanya berkembang pada sosial media, nanti (saat ini) “Creative Geography” berkembang ke arah virtual Tourism

Reproduction and Digital Image Public display of personal image membuat interaksi baru tentang personal image, fotografi komersial, cultural memory dan ruang publik Perkembangan digital imaging sudah mencapai perkembangan mengihidupkan kembali aktor yang sudah meninggal