BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSYARATAN HYGIENE SANITASI TPM
Advertisements

STRES PENGUBAH TINGKAH LAKU TERNAK
IX. PENGARUH CUACA/IKLIM TERHADAP TERNAK
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
ASPEK TEKNIS PENDIRIAN KANDANG
Perumahan yang Sehat.
Perancangan sistem pembuangan dan vent
Ilmu Produksi Aneka Ternak
DEFINISI BENIH / BIBIT Dr
Sanitasi dan Keamanan.
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
Pengelolaan lingkungan hidup Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup bukan saja tanggung.
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
GEDUNG BERTINGKAT RENDAH
PERKANDANGAN SAPI PERAH
KANDANG DAN PERALATAN TERNAK PERAH Ilmu Produksi Ternak Perah
KEBUTUHAN PERKANDANGAN
KANDANG TERTUTUP VS KANDANG TERBUKA
Kandang dan Peralatan.
Membibitkan tanaman perkebunan dan penanaman tanaman perkebunan
PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PADA BANGUNAN
PROSES PENGECORAN.
Peralatan instalasi.
KONSTRUKSI BATU BATA.
MANAJEMEN TERNAK BABI.
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
RUMAH SEHAT.
KANDANG TERTUTUP (CLOSED HOUSE)
KANDANG Fungsi Primer kandang : Tempat t.inggal unggas agar terlindung dari iklim (hujan, panas, angin), gangguan hewan liar, pencurian. Memberi kenyamanan.
Teknik Pengeringan dan Penyimpanan
SANITASI PEMUKIMAN Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes.
BAGIAN-BAGIN RUMAH YG PERLU DIPERHATIKAN A. LANTAI
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
KEBUTUHAN PERKANDANGAN
Konstruksi Rangka Atap
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
MANAJEMEN PEMULIAAN TERNAK
Elemen-elemen Konstruksi Bangunan: Fondasi Pertemuan 2
KANDANG AYAM Pertimbangan dalam membuat kandang :
SANITASI DAN KEAMANAN.
MEMASANG PANEL LISTRIK PEMBANGKIT
KANDANG DAN PERALATAN.
KANDANG DAN PROGRAM SANITASI
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2010
KANDANG AYAM Pertimbangan dalam membuat kandang :
TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PETERNAKAN
PEMELIHARAAN ANAK AYAM TIPE PETELUR
Assalamualaikum Wr Wb.
KENDALA PADA PELAKSANAAN STS :
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
4 BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG J PERENCANAAN DAN
SK MENTERI PERTANIAN No: 557/Kpts/TN.529/9/1976
(Matakuliah: Teknologi Hasil Perikanan 1)
PERKANDANGAN TERNAK DAN CARA PEMBUATAN
Oleh :.
SISTEM PRODUKSI SAPI PERAH
AKTIFITAS PENGGEMBALAAN
PROGRAM KESEHATAN Resisten Penyakit pada Ternak Desain Fasilitas
7 BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG J PENANGANAN LIMBAH
BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG
DRAINASE JALAN RAYA.
KANDANG DAN PROGRAM SANITASI
Kandang dan Peralatan.
KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
PENCAHAYAAN & PENGHAWAAN BANGUNAN
J AMBAN S EHAT F AKULTAS KEDOKTERAN U NIVERSITAS TRISAKTI.
Assalmmualikum Wr.Wb Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
1 MEMAHAMI KANDANG TERNAK Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia.
MANAJEMEN PEMELIHARAAN. PERKANDANGAN KANDANG TENAK LEBIH NYAMAN MEMUDAHKAN TATALAKSANA PEMELIHARAAN LEBIH EFISIEN.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG J 10 305 3 KEBUTUHAN TERNAK DAN KANDANG JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2008

KEBUTUHAN TERNAK 1. KANDANG 2. RUANG 3. PERLENGKAPAN 4. LINGKUNGAN MIKRO 5. AIR 6. UDARA RINGKASAN

1. KANDANG 1. BAHAN 2. UKURAN 3. BAGIAN

SAMPAI AKHIR ABAD 18 1. BAHAN KANDANG PERKEMBANGAN BAHAN SKALA PETERNAKAN KECIL. BANGUNAN DAN PERALATAN SEDERHANA. ABAD 19 TERBUAT DARI BAHAN LOKAL. DIBUAT SENDIRI ATAU PENGRAJIN LOKAL.

KURANG MENGGUNAKAN LOGAM KECUALI BEKAS ATAU BERASAL DARI PERABOTAN DAN PERALATAN RUMAH TANGGA. KARENA KERAS, MAHAL, DAN JARANG. ADANYA TRANSPORTASI KERETA API MEMBAWA BAHAN SEPERTI KAYU, BATA, BESI, DAN BETON. USAHA PETERNAKAN SEMAKIN KOMPLEKS DAN MAHAL SEHINGGA PERLU MODAL.

GERBONG BEKAS KERETA API DIJADI-KAN KANDANG AYAM DAN BABI PERLU MODAL.

KAMBING/DOMBA: 1,0 X 1,5 m/EKOR 2. UKURAN SAPI: 1,4 X 1,8-2,0 m/EKOR KAMBING/DOMBA: 1,0 X 1,5 m/EKOR BABI: 2,0 X 3,0 m/EKOR (INDUK) 1,0 X 1,0 m/EKOR (DARA) TERGANTUNG BERAT BADAN, UMUR, KELAS, KEADAAN FISIOLOGIS, KONFORMASI BADAN, DAN PEMELIHARAAN

AYAM: 1,0 m2/4-5 EKOR (RINGAN) 2. UKURAN AYAM: 1,0 m2/4-5 EKOR (RINGAN) 1,0 m2/3-4 EKOR (BERAT) KELINCI: 0,17 m2/EKOR SETIAP 150 KG SAPI POTONG DIBUTUHKAN 2 m2 UNTUK BARAK ATAU 1,7 m2 UNTUK INDIVIDUAL

3. BAGIAN KANDANG a) DINDING b) LANTAI c) ATAP d) VENTILASI

FUNGSI BAHAN a) DINDING MENAHAN TEKANAN FISIK TERNAK. MENGURANGI INFEKSI. MENAHAN ANGIN DAN PENGARUH IKLIM BERLEBIH. BAHAN KEDAP AIR DAN KOKOH.

BAHAN BATU. MURAH DAN KUAT. BATA LEBIH MAHAL DARI BATU. PAPAN DALAM BENTUK BIDANG. BAMBU BENTUK GEDEK. KAWAT/BESI DALAM BENTUK CAGE ATAU BOX.

b) LANTAI FUNGSI BAHAN MENCEGAH KELEMBABAN. KADANG-KADANG DIPER-LUKAN JEJABA. TIDAK MERUSAK KUKU ATAU KAKI. TIDAK LICIN.

BAHAN PERLU KEMIRINGAN → DRAINASE KEMIRINGAN 2-5% MENGALIRKAN URINE DAN AIR PENCUCIAN. TANAH PERLU DIRATAKAN DAN DIPADATKAN. BAHAN TAMBAHKAN ALAS LANTAI AGAR TIDAK MUDAH HAN-CUR DAN BERLUMPUR. BATU KALI

DISATUKAN DENGAN TANAH ATAU SEMEN. TIDAK RATA. AIR DAN KOTORAN LAMA TERTAHAN → LEMBAB. SEMEN BATU KALI ATAU BATA DILA-PISI SEMEN.

CUKUP BAIK DAN KUAT. TIDAK TERLALU DINGIN. PERMUKAAN AGAK KASAR. TIDAK TEMBUS AIR → KEMIRINGAN. MUDAH DIPENGARUHI SUHU → ALAS LANTAI. BATU BATA CUKUP BAIK DAN KUAT. TIDAK TERLALU DINGIN.

LOGAM KAWAT, BESI, TERALIS. MUDAH RUSAK. BAMBU TIDAK RATA DAN KURANG KUAT → UNTUK TERNAK KECIL/UNGGAS. BAGIAN BAWAH KANDANG KO-TOR → PERLU DIBERSIHKAN. LOGAM KAWAT, BESI, TERALIS.

SANGAT KUAT → MUDAH BERKARAT. MUDAH DIGANTI PASANG. PERLU PENAMPUNGAN KOTORAN → DIBERSIHKAN. PAPAN LEBIH BAIK DARI BAMBU → RATA. TIDAK TAHAN LAMA → BERCE-LAH/KOLONG.

KEUNTUNGAN LANTAI CELAH MENGURANGI/MENGHEMAT BIAYA BAHAN. MENGURANGI TENAGA KERJA PENGUMPULAN KOTORAN. TERNAK LEBIH BERSIH. MEMBANTU PENGONTROLAN LALAT DAN POLUSI. ASPAL

c) ATAP LUNAK → MELEKAT DI KAKI. FUNGSI BAHAN MELINDUNGI TERNAK DARI PENGARUH IKLIM. MEMBERI KENYAMANAN, DLL.

BAHAN SENG KURANG BAIK GENTING TAHAN LAMA. SUHU TERKONTROL. CUKUP MENAHAN HUJAN, PA-NAS MATAHARI, DAN UDARA MALAM HARI. SENG KURANG BAIK

MURAH. SIRAP SIANG TERLALU PANAS. MALAM TERLALU DINGIN. NIPAH, RUMBIA, ALANG-ALANG TIDAK TAHAN LAMA. MURAH. SIRAP

MAHAL. ASBES KUAT. SUHU TERKONTROL.

d) VENTILASI JENDELA, LUBANG ANGIN, DSB. ARTIFISIAL/BUATAN PERLU UNTUK PERTUKARAN UDARA SEGAR. TERBUKA ATAU BENTUK JENDELA. d) VENTILASI ALAMI MEMANFAATKAN UNSUR LING-KUNGAN MELALUI PENGATURAN KONSTRUKSI. JENDELA, LUBANG ANGIN, DSB. ARTIFISIAL/BUATAN

MENGGUNAKAN ALAT. BLOWER, KIPAS ANGIN, DLL. PERLU BIAYA TAMBAHAN. DIGUNAKAN SAAT DIPERLU-KAN.

2. KEBUTUHAN RUANG (SPACE REQUIREMENT) KEBUTUHAN KOMODITAS TERNAK TER-HADAP KETERSEDIAAN RUANG TERMA-SUK FASILITASNYA UNTUK BERGERAK BEBAS, LELUASA, DAN NYAMAN. PER EKOR SAPI DAGING 4,5 m2 SAPI PERAH 5,8 m2 DOMBA/KAMBING 2,7 m2 BABI 1,8 m2 KUDA 13,0 m2

3. PERLENGKAPAN UTAMA TAMBAHAN

PERLENGKAPAN UTAMA 1. TEMPAT PAKAN (PALUNG-AN/MANGER) DAN MINUM. 2. BAK AIR TEMPAT PENAM-PUNGAN KOTORAN DAN LIMBAH. 3. PERLENGKAPAN KHUSUS SESUAI KOMODITAS. 4. LISTRIK DAN PENERANG-AN.

PERLENGKAPAN TAMBAHAN a. HALAMAN PENGELOLAAN c. NAUNGAN d. SILO b. LAPANG TERNAK e. PAGAR

a. HALAMAN PENGELOLAAN 2. COLLECTING YARD 3. FORCING YARD TEMPAT KEGIATAN TATALAKSANA 1. PINTU 2. COLLECTING YARD 3. FORCING YARD 4. CRUSH/RACE 5. TIMBANGAN 6. TEMPAT DIPPING 7. HOLDING YARD 8. EXTRA YARD

1. PINTU L 1-1,5 m UNTUK SAPI DAN 0,5-0,6 m UNTUK DOM-BA. TERNAK MASUK SATU PER SATU.

TIGA PINTU DIDORONG ATAU DIGE-SER. PINTU DI-JATUHKAN. PINTU ALIH (CLASSING GATE) DIALIH KE KANAN ATAU KIRI. LAZIM UN-TUK HALA-MAN TUNDA. PINTU GESER (SLIDING GATE) DIDORONG ATAU DIGE-SER. PINTU JATUH (DROPPING GATE) PINTU DI-JATUHKAN.

2. HALAMAN PENGUMPUL (COLLECTING YARD) TEMPAT ME-NGUMPULKAN TERNAK DALAM KELOMPOK. MEMUDAHKAN TATALAKSANA. TEMPAT ME-NAMPUNG TERNAK BARU.

HALAMAN PENYALUR (FORCING YARD/ FUNNEL) MENYALURKAN TERNAK TATA-LAKSANA. BERBENTUK SE-GITIGA DAN BER-HUBUNGAN DE-NGAN LORONG.

ANTARA HALAMAN PENYALUR DAN TUNDA. BERBENTUK BULAT ATAU SEGIDELAPAN. 4. HALAMAN PEMILIH ANTARA HALAMAN PENYALUR DAN TUNDA. BERBENTUK BULAT ATAU SEGIDELAPAN. DIKELILINGI HALAMAN TUNDA. MENGGU-NAKAN PINTU JATUH.

TEMPAT SEMENTARA SEBELUM DAN SETE-LAH TATALAKSANA SERTA DARI DAN KEMBALI KE PADDOCK. 5. HALAMAN TUNDA (TAMPUNG/HOLDING YARD) MENGELILINGI HALAMAN PEMILIH. LEBIH DARI SATU. MENGGUNAKAN PINTU ALIH.

6. HALAMAN TAMBAHAN EXTRA YARD DISIAPKAN BILA HALAMAN TUNDA/PENGUMPUL PENUH TETAPI MASIH PERLU PENGELOM-POKAN.

7. LORONG TATALAKSANA (CRUSH/RACE) TEMPAT TATALAKSANA L 0,8 m UN-TUK SAPI. ADA ALAT BANTU SEPERTI TIMBANGAN, KANDANG JEPIT (VETERINARY CRUSH), TEMPAT DIPPING/SPRAYING. DIAKHIRI DENGAN TEMPAT BONGKAR MUAT.

8. TEMPAT PEMUATAN (LOADING CRUSH) TEMPAT ME-NAIKKAN ATAU ME-NURUNKAN TERNAK KE ATAU DARI TRUK. LANDAI ATAU MIRING UNTUK TERNAK BERJALAN.

b. LAPANG TERNAK (PADDOCK) TEMPAT PEMELIHARAAN TERNAK DIBATASI PAGAR SESUAI DENGAN DAYA TAMPUNG. b. LAPANG TERNAK (PADDOCK) DIISI SEKELOMPOK TERNAK. DILENGKAPI PA-DANG RUMPUT, TEMPAT PAKAN, AIR MINUM, DAN NAUNGAN.

c. NAUNGAN TEMPAT BERNAUNG DARI PENG-ARUH CUACA. MENAUNGI TEMPAT PAKAN. MENUNJANG PENGGUNAAN SERAGAM LADANG BERKALA. MENINGKATKAN BERAT BA-DAN SAPI DI MUSIM PANAS. KELEMBABAN <45% DAN SUHU >30O C.

d. SILO LAZIM DI PE-TERNAKAN SAPI POTONG DAN PERAH. TEMPAT MEMBUAT SILASE. LAZIM DI PE-TERNAKAN SAPI POTONG DAN PERAH.

MEMBANGUN SILO BENTUK PERSYARATAN KEUNTUNGAN

PIT SILO BENTUK SILO TRENCH SILO BOX SILO POUCH SILO TOWER SILO

PIT SILO BENTUK SUMUR. GALI TANAH.

BOX SILO BENTUK KOTAK. DI BAWAH ATAU ATAS TANAH.

TRENCH SILO BENTUK SELOKAN. BAGIAN ATAS LE-BIH.

TOWER SILO BENTUK MENA-RA BULAT.

POUCH SILO DARI SEKAT BAMBU ATAU KAYU.

DINDING KEDAP AIR, HALUS, DAN TA-HAN ASAM. TAHAN TEKANAN. SYARAT DIAMETER TIDAK LE-BAR. SILASE MENG-GUMPAL. DINDING KEDAP AIR, HALUS, DAN TA-HAN ASAM. TAHAN TEKANAN. SILO Ø 488 cm DAN TINGGI 1.220 cm MENDA-PAT TEKAN-AN 1.050 kg/m2. PENGISIAN MEN-JAMIN KESELA-MATAN KERJA. HINDARI GANGGUAN LALAT DAN BAU SAAT PENGELUARAN. DRAINASE LOKASI BAIK DAN TIDAK TERJADI PELUM-PURAN.

KEUNTUNGAN RENDAH PENG-GUNAAN TE-NAGA KERJA. TIDAK MEMER-LUKAN LAHAN LUAS. PEMASUKAN DAN PENGELU-ARAN MENGGU-NAKAN ALAT KHUSUS.

4. LINGKUNGAN MIKRO CAHAYA KELEMBABAN TEMPERATUR

3. LINGKUNGAN MIKRO UNSUR KEBUTUHAN SESUAI TUN-TUTAN TERNAK YANG DAPAT BERU-BAH EKSTRIM DAN BERBAHAYA BI-LA BERADA DI ATAS ATAU BAWAH AMBANG BATAS TOLERANSI.

CAHAYA USAHAKAN KANDANG MENGHADAP KE TIMUR. SINAR MATAHARI. PENERANGAN ME-MUDAHKAN PENA-NGANAN DAN PENG-AMATAN.

KELEMBABAN TIDAK TERLALU TINGGI TERNAK MUDAH TERSE-RANG PENYAKIT PER-NAPASAN. MIKROORGANISME MUDAH TUMBUH. TIDAK TERLALU TINGGI

TEMPERATUR TERLALU TINGGI MENGGANGGU PRODUKSI DAN FISIOLOGIS TERNAK. PILIH TERNAK DENGAN HEAT TOLE-RANCE (DAYA TAHAN PA-NAS) TINGGI. TERLALU RENDAH TERNAK TIDAK TA-HAN/MATI TERUTAMA ANAK/BARU LAHIR/BARU MENETAS.

5. KEBUTUHAN AIR TERNAK 1. KEBUTUHAN AIR. 2. KETERSEDIAAN AIR.

a. SAPI b. DOMBA c. BABI d. AYAM e. KELINCI 1. KEBUTUHAN AIR a. SAPI b. DOMBA c. BABI d. AYAM e. KELINCI

TERGANTUNG TIPE. SAPI PERAH LEBIH BANYAK. a. SAPI BERAT BADAN 45 kg PERLU 4,6 l AIR. PEDET RATIO AIR:SUSU = 5:1. SAPI PERAH PERLU 36,5-40 l/HARI DAN MENINGKAT SAMPAI 70 l/HARI DI AKHIR KEBUNTINGAN. SAPI BUNTING

b. DOMBA DEWASA 4,5 l/hari. BUNTING 2,2 KALI DOMBA KERING. LAKTASI

3,4 l/HARI . 5,7-6,8 l/HARI. 18 l/HAR.I 23 l/HARI. c. BABI TIDAK PERLU TAMBAHAN AIR PADA PA-KAN BER-BENTUK CAIR (BU-BUR). 3,4 l/HARI . SAPIHAN 5,7-6,8 l/HARI. DEWASA 18 l/HAR.I BUNTING 23 l/HARI. LAKTASI

d. AYAM DISEDIAKAN AD LIBITUM

e. KELINCI INDUK TIDAK BUNTING 0,28 l/HARI. INDUK BUNTING 0,57 l/HARI.

e. PAGAR MEMBATASI TEMPAT/LAHAN PEMELIHARAAN TERNAK. MISAL PADANG PENGGEM-BALAAN. SANGAT BERMANFAAT DALAM SISTEM LADANG. TANPA PEMAGARAN BAIK PENGELOLAAN LADANG TIDAK EFEKTIF.

1. PERSYARATAN PEMASANGAN PAGAR. e. PAGAR 1. PERSYARATAN PEMASANGAN PAGAR. 2. MACAM PAGAR. 3. PROTEKSI PAGAR KAYU.

PRODUKSI TERNAK TIDAK SERAGAM. PAGAR TIDAK MEMENUHI SYARAT PRODUKSI TERNAK TIDAK SERAGAM. VEGETASI RU-SAK MENING-KAT. PEMANGSA (PREDATOR) MASUK. PROGRAM KE-SEHATAN KU-RANG BERHA-SIL. DISTRIBUSI TERNAK TIDAK TERARAH.

BERDASARKAN DISTRIBUSI PAGAR UNTUK 1. MENGONTROL TERNAK. 2. MENGATUR PENGGUNAAN HIJAUAN. 3. MELINDUNGI AREAL. 4. MEMISAHKAN UNIT.

MENCEGAH TERNAK KE-LUAR AREAL DAN MA-SUK KE AREAL LAIN. 1. MENGONTROL TERNAK BERFUNGSI MENANGANI, MENGATUR, DAN MEM-BATASI TERNAK. PENANGANAN INDIVIDU TERNAK MENGGUNAKAN PAGAR SELEBAR BADAN TERNAK BERBENTUK LORONG. MENCEGAH TERNAK KE-LUAR AREAL DAN MA-SUK KE AREAL LAIN.

2. MENGATUR PENGGUNAAN HIJAUAN HIJAUAN TERSEDIA SEPANJANG TAHUN. SAAT TERTENTU PAGAR DIPINDAH. BERMANFAAT DALAM TATALAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN.

3. MELINDUNGI AREAL UNTUK PENGGUNAAN SPESIFIK. MISAL KANDANG, YARD, KEBUN RUMPUT, ATAU TEMPAT PENGGEMBALA-AN. PEMELIHARAAN TERKONSENTRASI BERDASARKAN KE-PENTINGAN DAN TUJUAN.

4. MEMISAHKAN UNIT UNIT PADDOCK DIPISAH UN-TUK PENGGU-NAAN/PENGE-LOLAAN BER-BEDA. DISTRIBUSI TERNAK EFISIEN DENGAN CARA PEMAGARAN BERSILANG (CROSS FENCING). HIJAUAN KURANG PALATABEL TERBA-GI PADA SETIAP UNIT. PEMASUKAN TERNAK KE-PADATAN TINGGI MENG-HABISKAN RUMPUT KU-RANG PALATABEL DA-LAM WAKTU SINGKAT.

SYARAT PENEMPATAN PAGAR 1. TOPOGRAFI 2. LUAS AREAL 3. FUNGSI LAHAN

1. TOPOGRAFI DI AREAL DATAR SUDUT PAGAR 90o. DI AREAL SANGAT MIRING SUDUT PAGAR 120o.

2. LUAS AREAL GUNAKAN PAGAR PER-MANEN. AREAL KECIL GUNAKAN PAGAR SE-MENTARA.

2. LUAS AREAL BAHAN DAN BENTUK PA-GAR HALA-MAN PENGE-LOLAAN BERBEDA DARI PAGAR PADDOCK. BERHUBUNGAN DENGAN MOBI-LITAS TERNAK. DAERAH AKTIVITAS TINGGI TERNAK BERPAGAR KUAT, KOKOH, DAN TIDAK MENGGUNAKAN KAWAT.

GUNAKAN BAHAN KUAT DAN TAHAN LAMA. 2. MACAM PAGAR GUNAKAN BAHAN KUAT DAN TAHAN LAMA. a. PAGAR PERMANEN b. PAGAR SEMENTARA

a. PAGAR PERMANEN TERDIRI DARI 1. TONGGAK UTAMA (POST FENCE). 2. TONGGAK TAMBAHAN (SE-CONDARY POST FENCE). 3. PENYANGGA (STAY). 4. TONGGAK PASAK (DROPPER). 5. KAWAT BERDURI DAN KA-WAT LI-CIN. 6. PAPAN ATAU BA-TANG KA-YU.

1. TONGGAK UTAMA (POST FENCE), TAMBAHAN, DAN PENYANGGA. SEBAGAI TONG-GAK SUDUT AREAL ATAU TONGGAK PINTU. 1,35 m DARI PERMUKAAN TANAH. JARAK ANTAR TONGGAK 14 m. BILA LEBIH DIPASANG TONGGAK TAMBAHAN. DALAM TONGGAK UTAMA 0,85 m DAN TONGGAK TAMBAHAN 0,6 m. PENYANGGA DUA SISI (DOUBLE SIDE) MENGUAT-KAN TONG-GAK. ATAU TUNG-GAL (ONE SI-DE) DITUN-JANG BATU PENAHAN.

4. TONGGAK PASAK (DROPPER) DIPASANG DI ANTARA TONG-GAK UTAMA. ATAU TONGGAK TAMBAHAN. JARAK 2,8 m. TIDAK MENYENTUH TANAH.

4. TONGGAK PASAK (DROPPER) FUNGSI MENJAGA JA-RAK ANTAR BARIS. MENERUSKAN TEKANAN KE SE-LURUH PAGAR. PENAHAN ATAU PENYANGGA PA-GAR. PAGAR LEBIH LENTUR.

5. KAWAT BERDURI DAN KAWAT LICIN. EMPAT BARIS. BARIS KE 1 DAN 4 KAWAT LICIN. BARIS KE 2 DAN 3 KAWAT BERDURI.

5. KAWAT BERDURI DAN KAWAT LICIN. JARAK JARAK BARIS KE 1 DAN 2 = KE 3 DAN 4 YAITU 30 cm.

5. KAWAT BERDURI DAN KAWAT LICIN. FUNGSI KAWAT LICIN TI-DAK MELUKAI KU-LIT. KAWAT BERDURI MENGGENTARKAN SAPI.

ATAU TONG-GAK TAMBAH-AN. 6. PAPAN ATAU BATANG KAYU. SEBAGAI TONGGAK UTAMA. ATAU TONG-GAK TAMBAH-AN. BATANG KAYU KECIL UNTUK TONGGAK PA-SAK. PAGAR PENG-GANTI BATANG KAYU KECIL UNTUK TONG-GAK PASAK. PAGAR PENG-GANTI KAWAT. ATAU TONGGAK PAGAR SEMEN-TARA.

ATAU BATANG KAYU. 6. PAPAN ATAU BATANG KAYU. SEBAGAI PAGAR PENGGANTI KAWAT. ATAU BATANG KAYU.

DIPASANG DAN DIBUKA. DAPAT DIPINDAH b. PAGAR SEMENTARA

b. PAGAR SEMENTARA BALOK PAN-CANG DI SUDUT LAHAN MEMUDAH-KAN PEMIN-DAHAN. DILENG-KAPI TALI PENARIK UNTUK MENAHAN UJUNG PAGAR.

3. KAWAT BERDURI ATAU KAWAT LICIN. b. PAGAR SEMENTARA TERDIRI DARI 1. TONGGAK UTAMA. 2. BATANG KAYU ATAU PAPAN. 3. KAWAT BERDURI ATAU KAWAT LICIN.

b. PAGAR SEMENTARA MACAM PAGAR LISTRIK

PAGAR LISTRIK ELECTRIC FENCE KAWAT ATAU KABEL BERALIRAN LISTRIK. LISTRIK BERDENYUT SECARA PERIODIK. MEMBATASI AREAL TERTENTU. MEMBERI KEJUTAN KEPADA TERNAK BILA TERSENTUH. PENGHALANG BAGI PREDATOR. BIASANYA SEBAGAI PEMBATAS PADDOCK PADANG PENGGEMBALAAN UNTUK MEMUDAHKAN TATALAKSANA PEMINDAHAN.

PAGAR LISTRIK SUMBER TENAGA AKI 12 ATAU 24 VOLT. BERDENYUT SETIAP 2 DETIK. Ø KAWAT 1,6 mm ATAU 2,4 mm.

PROTEKSI ATAU PENCEGAHAN. 1. PERLAKUAN TERHADAP KAYU. PROTEKSI PAGAR KAYU TIDAK TAHAN LAMA KARENA SERANGAN RAYAP ATAU SEMUT MERAH. PROTEKSI ATAU PENCEGAHAN. 1. PERLAKUAN TERHADAP KAYU. 2. PERLAKUAN TERHADAP TANAH.

1. PERLAKUAN TERHADAP KAYU. PROTEKSI PAGAR KAYU 1. PERLAKUAN TERHADAP KAYU. LABUR DENGAN TIR, SOLINEM, KREOSOL, KOPER KHROM ARSENAT (COPPER CHROME ARSENATE/CCA), ATAU MINYAK PENGAWET KAYU.

2. PERLAKUAN TERHADAP TANAH. a. ALDRIN EMULSION 5 g/l AIR. b. CHLORDANE EMULSION 10 g/l AIR. c. CAMPURAN 5 g CHLORDANE DAN 2,5 g HEPTACHLOR PER l AIR. d. DIELDRIN EMULSION 5 g/l AIR. GUNAKAN SALAH SATU. VOLUME LARUTAN 150 l/m3 TANAH. HINDARKAN EROSI TANAH BEPERLAKUAN. TUTUP DENGAN TANAH BIASA SETEBAL 15 cm ATAU DITEMBOK.

6. UDARA ANGIN UDARA BERGERAK. CEGAH ANGIN LANGSUNG. ANGIN MEMBAWA DEBU DAN BIBIT PENYAKIT. MENGGANGGU FISIOLOGIS TERNAK. KAPASITAS UDARA

PERLU PERSEDIAAN UDARA BERSIH. UDARA SETARA DENGAN OKSIGEN. MENCEGAH AKUMULASI LIMBAH GAS. LIMBAH ADALAH HASIL SAMPING/BY PRODUCT. METAN, CO2, AMONIA.

KEBUTUHAN PERKANDANGAN RINGKASAN KEBUTUHAN PERKANDANGAN FAKTOR UNGGAS BABI RUMINANSIA KUDA NAUNGAN V KONTROL SUHU X KONTROL CAHAYA PENAHAN ANGIN PENAHAN KEKERINGAN

KEBUTUHAN PERKANDANGAN RINGKASAN KEBUTUHAN PERKANDANGAN FAKTOR UNGGAS BABI RUMINANSIA KUDA PENAHAN SINAR V X PENAHAN HUJAN BEBAS KONDENSASI V = DIBUTUHKAN X = TIDAK DIBUTUHKAN

ATAP MELINDUNGI DARI TEMPERATUR DINGIN, MATAHARI DAN HUJAN. MENYERAP PANAS TUBUH DIBUTUHKAN BAHAN TAHAN CUACA SEPERTI LOGAM (ALUMINIUM DAN SENG), ASBES, GENTING, DAN RUMBIA.