Keputusan Bertahap Winnie Septiani
Keputusan Bertahap Digunakan untuk keputusan yang lebih kompleks dimana pemilihan secara langsung sukar untuk dilaksanakan. Analisa dimulai dari ujung akhir keputusan menuju keputusan awal. Pemilihan alternatif pada setiap tahap dapat dilakukan dengan cara pemilihan langsung, menggunakan harapan pay off, utilitas atau nilai ekivalen tetap.
Langkah-langkah dalam analisa bertahap Mulai dari ujung paling kanan diagram keputusan dan bergerak ke kiri sepanjang cabang tersebut sehingga mencapai suatu simpul keputusan. Pada simpul keputusan ini, dilakukan pemilihan di antara alternatif yang ada, berdasarkan kriteria tertentu, misalnya pay off terbesar. Coret cabang dari simpul keputusan yang tak terpilih dengan memberi tanda dua garis sejajar ( //).
Aturan pembuatan diagram keputusan Proses ini terus bergerak ke kiri sehingga mencapai simpul keputusan awal dan lakukan pemilihan di antara alternatif awal. Beri tanda dua garis sejajar bagi cabang yang tak terpilih. Tindakan atau alternatif yang terpilih ialah cabang-cabang dari semua simpul keputusan yang tidak diberi tanda dua garis sejajar.
Contoh Kasus Seorang produsen menghadapi persoalan untuk memutuskan pada tahap pertama, apakah perlu mendirikan pabrik besar (t1) atau pabrik kecil (t2). Pada tahap kedua, kalau keadaan memungkinkan harus diputuskan untuk memilih salah satu dari tiga hal yaitu perluasan besar, perluasan kecil atau tanpa perluasan. Apabila produsen memilih mendirikan pabrik besar atau kecil, dia dihadapkan pada tiga kejadian tak pasti mengenai hasil penjualan produknya yaitu permintaan tinggi, sedang, rendah dengan probabilitas masing-masing sebesar (0,4) , (0,4) dan (0,2). Keuntungan (laba) sebagai pay off dihitung dengan cara mengurangi hasil penjualan dengan biaya mendirikan pabrik atau biaya perluasan pabrik. Biaya mendirikan pabrik besar 10 juta dan pabrik kecil 6 juta. Apabila pabrik besar didirikan mampu melayani semua permintaan yang akan terjadi maka tak diperlukan perluasan. Didalam permintaan tinggi, sedang dan rendah, hasil penjualan bisa mencapai sebesar 20 juta, 15 juta dan 10 juta.
Apabila yang dipilih mendirikan pabrik kecil, maka produk yang dihasilkan hanya mampu untuk memnuhi permintaan rendah. Jika ternyata permintaan tinggi atau sedang, perlu keputusan tahap kedua yaitu perlu memperluas pabrik atau tidak. Seandainya permintaan tinggi ada tiga kemungkinan keputusan yaitu mengadakan perluasan besar-besaran, perluasan kecil atau tidak melakukan perluasan. Jika permintaan sedang ada dua kemungkinan keputusan yaitu mengadakan perluasan kecil atau tidak melakukan perluasan, sedangkan jika permintaan rendah, tidak perlu membuat keputusan tahap kedua. Biaya perluasan besar-besaran dan kecil-kecilan 5 juta dan 3 juta. Jika pabrik yang didirikan kecil permintaan meningkat dan diputuskan memperluas pabrik secara besar-besaran, dengan hasil penjualan ditaksir mencapai 19 juta. Jika keputusan memperluas pabrik secara kecil, hasil penjualan ditaksir mencapai 18 juta tetapi jika keputusan tidak melakukan perluasan, hasil penjualan ditaksir hanya mencapai 10 juta. Akhirnya jika pabrik yang didirikan kecil, permintaan rendah, tak perlu keputusan tahap kedua dengan hasil penjualan 10 juta dan biaya mendirikan pabrik 6 juta. Semua nilai laba merupakan pay off yang diletakkan pada akhir setiap cabang yang sesuai.
Contoh Mendirikan Pabrik besar t1 tinggi k1 10 6 0,4 sedang k2 5 0,4 rendah k3 B 8 0,2 perl. besar t3 8 9 tinggi k4 perl. kecil t4 A Mendirikan Pabrik kecil t2 9 0,4 tanpa perl. t5 8 D 4 sedang k5 9 perl. kecil t6 9 0,4 tanpa perl. t7 E 4 C rendah k6 4 0,2 Simpul keputusan tahap pertama Simpul keputusan tahap kedua