XENOBIOTIK
Kompetensi Dasar Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa dapat menjelaskan: Klasifikasi Racun Racun Biotis atau Biotoksin Racun Abiotis
Klasifikasi Racun Klasifikasi Berdasarkan Sumber Klasifikasi Berdasarkan Wujud Klasifikasi Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia Klasifikasi Berdasarkan Terbentuknya Pencemar/Xenobiotik Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target Klasifikasi Berdasarkan Hidup/Matinya Racun
Klasifikasi Berdasarkan Sumber Alamiah (flora, fauna, kontaminasi mikroorganisme) & Buatan (bahan sintesis beracun) Titik, Area & Bergerak Domestik, Komersial & Industri
Klasifikasi Berdasarkan Wujud Padat: padatan halus, sangat aerodinamis mudah masuk ke dalam paru-paru Cair Gas: berdifusi menyebar lebih cepat drpd cairan dan zat padat
Klasifikasi Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia (Bahan B3) Korosif Radioaktif Evaporatif Eksplosif Reaktif
Klasifikasi Berdasarkan Terbentuknya Pencemar/Xenobiotik Pencemar Primer: terbentuk dan keluar dari sumbernya Pencemar Sekunder: transformasi pertama di lingkungan Pencemar Tersier: transformasi kedua di lingkungan dst
Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan Fibrosis: terbentuknya jaringan ikat berlebihan Granuloma: terdapat jaringan radang yang kronik Demam: temperatur badan melebihi normal Asfiksia: keadaan kekuranagan oksigen Alergi: sensitivitas berlebihan
Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan (2) Kanker: tumor ganas Mutan: generasi yang secara genetik berbeda dari induknya Teratogen: cacat bawaan Keracunan sistemik: menyerang seluruh anggota tubuh
Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target Hepatotoksik: beracun bagi hepar/hati Nefrotoksik: beracun bagi nefro/ginjal Neurotoksik: beracun bagi neuron/saraf Hematotoksik: beracun bagi hematologi/darah/sistem pembentukan sel darah Pneumotoksik: beracun bagi pneumon/paru-paru
Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target (2) Dermatotoksik: beracun bagi dermal/kulit Reproduktif-toksik: beracun bagi sistem reproduksi Oftalmotoksik: beracun bagi mata dst
Klasifikasi Berdasarkan Hidup/Matinya Racun Biotis: Zat hidup, dapat berkembang biak bila lingkungan mengizinkan Abiotis: Zat tidak hidup, dapat berubah menjadi berbagai senyawa
Racun Biotis atau Biotoksin Biotoksin : racun yang didapat pada biota Racun asli: biota itu sendiri beracun (Biotoksin) Racun tidak asli: akibat kontaminasi dengan B3 yang ada di media di mana biota hidup
Racun Biotis atau Biotoksin Racun asli: organisme beracun bagi manusia dan organisme lain yang memakannya racun sengaja dimasukkan ke dalam tubuh organisme lain sebagai mekanisme defens biota Racun terbesar: bakteri dan fungi Racun biotis: mikroba, tanaman, hewan
RACUN MIKROBA Berupa racun yang dibuat oleh mikroba itu sendiri atau sisa metabolisme/metabolit Mikroba pembentuk racun (toksin) a.l: ~ Vibrio cholera ~ Clostridium botulinum ~ Pseudomonas cocovenans ~ Staphylococcus aureus ~ Mycotoxin ~ Algatoxin
RACUN MIKROBA (2) Racun metabolit organisme a.l: ~ NH3 ~ Nitrat, Nitrit ~ CO, CO2 ~ Derivatif sulfur ~ dll
Endo-toksin & Exo-toksin Karakteristik Endotoksin Exotoksin Pelepasan toksin Lisis sel (kerusakan sel) Sel yang baik Komposisi Protein = antigen Polisakarida = anti imun Lipida = toksin Protein Neutralisasi Homolog; begatif Positif Termostabilitas Lebih stabil Kurang stabil Pewarnaan Gram Negatif Toksisitas Kurang toksik Lebih toksik
MIKROBA PEMBENTUK RACUN Vibrio cholera Clostridium botulinum Clostridium tetani Pseudomonas cocovenans Staphylococcus aureus Corynebacterium diphtheriae
RACUN JAMUR/FUNGI Atau MIKOTOKSIN Claviceps purpurea Aspergilus flavus Fusarium roseum Fusarium tricinctum Penicillium sp Aspergilus sp
RACUN ALGAE Pyrrophyceae: protozoa, hewan laut, mastigifora Cyanophyceae: blue green algae, atau cyanobacterium: organisme air tawar Chrysophyceae: algae hidup di air payau
TANDA-TANDA TANAMAN BERACUN Rasa pahit, bergetah seperti susu Racun bisa trdapat pada buah, daun, biji dan akar Jamur liar Tanaman dengan kuncup berlaminasi Racun stabil terhadap panan, larut dalam air air bekas masuk sebaiknya tidak diminum Tanaman liar/tidak dikenal, sebaiknya tidak dimakan Tanaman yang tidak lazim dimakan, sebaiknya tidak dimakan
TANAMAN BERACUN HCN: cassava, acacia, sorgum muda Asam oksalat: Chenopodiaceae, rumex, oxilidaceae Fosfor organik: Oxylobrium paviflorum, gastrolobium bilobium Curare: tanaman sebagai obat anastesi Vicia faba:
RACUN ABIOTIS Racun Antropogenik (lampiran Permen perindustrian no 148/M/SK/1983 tentang bahan B3) T/d: Racun Logam dan Non Logam
Racun Logam Logam: elemen yang di dalam larutan air dapat melepaskan satu atau lebih elektron dan menjadi kation Dikelompokkan: 1. Logam berat (berat jenis > 5) dan Logam ringan (berat jenis 5) 2. Logam essensial dan tidak essensial 3. Trace mineral (sedikit) dan bukan trace mineral (konsentrasi logam di kerak bumi ≥ 1000 ppm)
Racun Non Logam/Organik Polisklik hidrokarbon (PAH) Olefin terklorinasi Dioksin terklorinasi DDT dan DDE Alisiklik terklorinasi Bifenil terklorinasi (PCB) dll
Efek Racun Abiotis Efek Logam Non Logam Fibrosis Ba, Co, Fe, Mn, Zn SiO2, Asbestos Granuloma Be M.TBC, M. Leprae, Fungi, Parasit Demam Co, Mn, Pb, Zn Mikroba patogen Afiksia - CO, CO2, H2S, SO2, NH3, CH4, dll Kanker Cr, (Be, Cd, Cu, Fe, Pb, Ni, Se, Ti, Tel, Va) Asbestos, Benzidin, Radiasi Pengion Mutasi Metil-Hg, Be, As, Cr Bensene, Radiasi Pengion Sistemik Pb, Hg, Cd, Se, Ti, Tel, Va Bo, F, P Ekonomik As, Hg, Zn, Na Pestisida orgnaik Alergik Cr, Mg, Ni Macam-macam zat organik /anorganik
Vibrio cholerae Mamin (bakteri) usus halus (Vibrio mengkolonisasi usus halus toksin) aktivasi adenylcylase (enzim selular) ion Na tidak terserap oleh usus ion Cl keluar dari lumen usus (balans osmotik terganggu) cairan memasuki usus secara masif Diare
Clostridium botulinum Penyebab keracunan makanan Botulism Menimbulkan gejala setelah terjadi masa tunas 24 jam – 7 hari. Bila tidak segera ditolong dapat meninggal 3 – 7 hari (krn sulit menelan dan sulit bernapas) Toksin bakteri: botulin, LD 50 = 0,5g Spora bakteri resisten terhadap panas Botulin dapat dihancurkan pada suhu 80-100 OC, selama 10’. Toksin bakteri labil terhadap panas (protein) keluar (sel pecah). Dalam makanan protoksin
Clostridium botulinum Toksin peredaran darah & sistem limfatik jaringan saraf di seluruh tubuh Toksin terikat pada membran saraf ekstraseluler yang kolinergik dan memasuki saraf secara endositosis Toksin akan mengurangi atau mencegah eksositosis asetilkolin (sintesis, metabolisme dan penyimpanan tidak terganggu). Tidak tersedianya asetilkolin pada sinap neuromuskuler, gangglionik, dan postgangglionik saraf simpatik dan simpatik kondisi impuls tidak terjadi kelumpuhan
TUGAS MANDIRI Buatlah penjelasan pada masing-masing xenobiotik