XENOBIOTIK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DAMPAK POLUSI AIR.
Advertisements

AIR TERCEMAR DAN SIFAT-SIFATNYA
PENGENALAN & PENANGANAN BAHAN KIMIA
POLUTAN LOGAM BERAT: MERKURI
MIKROBIA PATOGEN PADA MAKANAN
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
Bio Industri Sri Kumalaningsih Pendahuluan.
Sumber, Jenis Limbah Cair dan Efeknya terhadap Kesehatan Masyarakat
Air Kelapa Muda Sebagai Penetral Racun Maya Rosalina Bimaldy Purwa K Ghofur Kholik Wahyuni Okta
LIMBAH B3 (BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA)
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
Bahan Pencemar Air Senyawa organik dan senyawa anorganik yang terdapat dalam air dapat menyebabkan pencemaran air minum, meskipun untuk keperluan industri.
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
Toksikologi Lingkungan
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
Kebutuhan Hara Tanaman
MINERAL MINERAL : SENYAWA ANORGANIK YANG DIBUTUHKAN TERNAK DALAM JUMLAH YANG SEDIKIT, UNTUK MENGATUR BERBAGAI PROSES DALAM TUBUH AGAR BERJALAN NORMAL.
Lilis Hadiyati, S.Si., M.Kes.
Kesuburan Tanah.
Elemen Minor dalam Air Laut
OKSIDASI DAN REDUKSI.
Interaksi dalam kehidupan mikroorganisme dengan manusia
Konservasi Sumber Daya Air Konservasi Sumber Daya Tanah
Defnisi Limbah DAN RUANG LINGKUP
PENCEMARAN.
Bahan Toksik, Klasifikasi Material Toksik, Faktor yang mempengaruhi Toksik dan Interaksi Bahan Kimia Kelompok 2 Muh. Nurcholiq Fachreza ( K )
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
BAB III Kehidupan Mikroba
AIR.
MANFAAT MIKROBILOGI DALAM BIDANG PETERNAKAN
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PEMANFAATAN MIKROBA BAKTERI Lactobacillus sp PADA BIDANG KESEHATAN
SISTEM PENCERNAAN MAUDUDI M.A..
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi Logam Berat
Pencemaran organik / nutrien
MENGENAL PIRIT.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Oleh: Drs. IGK. Wijasa, MARS
Kebutuhan nutrisi dan media
MANFAAT MIKROBILOGI DALAM BIDANG PETERNAKAN
AIR – H2O Jagat raya – tidak mungkin ada kehidupan tanpa air
Bioteknologi Penggunaan biokimia, mikrobiologi dan keteknikan kimia secara terpadu untuk menerapkan teknologi pemanfaatan mikroba dan kultur jaringan.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Proses Terjadinya Korosi
Fiskha Ayuningrum SMK PGRI 1 SENTOLO
DESKRIPSI AWAL Metabolit diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer yang dibentuk dalam jumlah terbatas.
AGEN PENYAKIT Syafriani.
KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
Siklus Sulfur (Siklus Belerang)
EKOTOKSIKOLOGI Trisnadi Widyaleksono Catur Putranto
Reaksi Senyawa Nikel Beraksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam.
MATA KULIAH BIOLOGI NUTRISI TUMBUHAN 26 Nop 2010 (sudah diedit)
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
EFEK KESEHATAN DAN TOKSIK
Efek Kesehatan dan Toksik PERTEMUAN 5 Nayla Kamilia Fithri
MIKROBIOLOGI TERAPAN “MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN AIR”
BIOTEKNOLOGI Dengan menggunakan Mikroorganisme
BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH
Retno Wilujeng Puspita Dewi
ORGAN TARGET.
Toksikologi Lingkungan
AIR YANG HYGIENIS  Oleh: ANI PUJIASTUTI.
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Toksikologi Lingkungan
NUTRISI TANAMAN Unsur Hara Esensial
Keamanan Pangan. – Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang.
Transcript presentasi:

XENOBIOTIK

Kompetensi Dasar Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa dapat menjelaskan: Klasifikasi Racun Racun Biotis atau Biotoksin Racun Abiotis

Klasifikasi Racun Klasifikasi Berdasarkan Sumber Klasifikasi Berdasarkan Wujud Klasifikasi Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia Klasifikasi Berdasarkan Terbentuknya Pencemar/Xenobiotik Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target Klasifikasi Berdasarkan Hidup/Matinya Racun

Klasifikasi Berdasarkan Sumber Alamiah (flora, fauna, kontaminasi mikroorganisme) & Buatan (bahan sintesis beracun) Titik, Area & Bergerak Domestik, Komersial & Industri

Klasifikasi Berdasarkan Wujud Padat: padatan halus, sangat aerodinamis  mudah masuk ke dalam paru-paru Cair Gas: berdifusi  menyebar lebih cepat drpd cairan dan zat padat

Klasifikasi Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia (Bahan B3) Korosif Radioaktif Evaporatif Eksplosif Reaktif

Klasifikasi Berdasarkan Terbentuknya Pencemar/Xenobiotik Pencemar Primer: terbentuk dan keluar dari sumbernya Pencemar Sekunder: transformasi pertama di lingkungan Pencemar Tersier: transformasi kedua di lingkungan dst

Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan Fibrosis: terbentuknya jaringan ikat berlebihan Granuloma: terdapat jaringan radang yang kronik Demam: temperatur badan melebihi normal Asfiksia: keadaan kekuranagan oksigen Alergi: sensitivitas berlebihan

Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan (2) Kanker: tumor ganas Mutan: generasi yang secara genetik berbeda dari induknya Teratogen: cacat bawaan Keracunan sistemik: menyerang seluruh anggota tubuh

Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target Hepatotoksik: beracun bagi hepar/hati Nefrotoksik: beracun bagi nefro/ginjal Neurotoksik: beracun bagi neuron/saraf Hematotoksik: beracun bagi hematologi/darah/sistem pembentukan sel darah Pneumotoksik: beracun bagi pneumon/paru-paru

Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target (2) Dermatotoksik: beracun bagi dermal/kulit Reproduktif-toksik: beracun bagi sistem reproduksi Oftalmotoksik: beracun bagi mata dst

Klasifikasi Berdasarkan Hidup/Matinya Racun Biotis: Zat hidup, dapat berkembang biak bila lingkungan mengizinkan Abiotis: Zat tidak hidup, dapat berubah menjadi berbagai senyawa

Racun Biotis atau Biotoksin Biotoksin : racun yang didapat pada biota Racun asli: biota itu sendiri beracun (Biotoksin) Racun tidak asli: akibat kontaminasi dengan B3 yang ada di media di mana biota hidup

Racun Biotis atau Biotoksin Racun asli: organisme beracun bagi manusia dan organisme lain yang memakannya racun sengaja dimasukkan ke dalam tubuh organisme lain sebagai mekanisme defens biota Racun terbesar: bakteri dan fungi Racun biotis: mikroba, tanaman, hewan

RACUN MIKROBA Berupa racun yang dibuat oleh mikroba itu sendiri atau sisa metabolisme/metabolit Mikroba pembentuk racun (toksin) a.l: ~ Vibrio cholera ~ Clostridium botulinum ~ Pseudomonas cocovenans ~ Staphylococcus aureus ~ Mycotoxin ~ Algatoxin

RACUN MIKROBA (2) Racun metabolit organisme a.l: ~ NH3 ~ Nitrat, Nitrit ~ CO, CO2 ~ Derivatif sulfur ~ dll

Endo-toksin & Exo-toksin Karakteristik Endotoksin Exotoksin Pelepasan toksin Lisis sel (kerusakan sel) Sel yang baik Komposisi Protein = antigen Polisakarida = anti imun Lipida = toksin Protein Neutralisasi Homolog; begatif Positif Termostabilitas Lebih stabil Kurang stabil Pewarnaan Gram Negatif Toksisitas Kurang toksik Lebih toksik

MIKROBA PEMBENTUK RACUN Vibrio cholera Clostridium botulinum Clostridium tetani Pseudomonas cocovenans Staphylococcus aureus Corynebacterium diphtheriae

RACUN JAMUR/FUNGI Atau MIKOTOKSIN Claviceps purpurea Aspergilus flavus Fusarium roseum Fusarium tricinctum Penicillium sp Aspergilus sp

RACUN ALGAE Pyrrophyceae: protozoa, hewan laut, mastigifora Cyanophyceae: blue green algae, atau cyanobacterium: organisme air tawar Chrysophyceae: algae hidup di air payau

TANDA-TANDA TANAMAN BERACUN Rasa pahit, bergetah seperti susu Racun bisa trdapat pada buah, daun, biji dan akar Jamur liar Tanaman dengan kuncup berlaminasi Racun stabil terhadap panan, larut dalam air  air bekas masuk sebaiknya tidak diminum Tanaman liar/tidak dikenal, sebaiknya tidak dimakan Tanaman yang tidak lazim dimakan, sebaiknya tidak dimakan

TANAMAN BERACUN HCN: cassava, acacia, sorgum muda Asam oksalat: Chenopodiaceae, rumex, oxilidaceae Fosfor organik: Oxylobrium paviflorum, gastrolobium bilobium Curare: tanaman sebagai obat anastesi Vicia faba:

RACUN ABIOTIS Racun Antropogenik (lampiran Permen perindustrian no 148/M/SK/1983 tentang bahan B3) T/d: Racun Logam dan Non Logam

Racun Logam Logam: elemen yang di dalam larutan air dapat melepaskan satu atau lebih elektron dan menjadi kation Dikelompokkan: 1. Logam berat (berat jenis > 5) dan Logam ringan (berat jenis  5) 2. Logam essensial dan tidak essensial 3. Trace mineral (sedikit) dan bukan trace mineral (konsentrasi logam di kerak bumi ≥ 1000 ppm)

Racun Non Logam/Organik Polisklik hidrokarbon (PAH) Olefin terklorinasi Dioksin terklorinasi DDT dan DDE Alisiklik terklorinasi Bifenil terklorinasi (PCB) dll

Efek Racun Abiotis Efek Logam Non Logam Fibrosis Ba, Co, Fe, Mn, Zn SiO2, Asbestos Granuloma Be M.TBC, M. Leprae, Fungi, Parasit Demam Co, Mn, Pb, Zn Mikroba patogen Afiksia - CO, CO2, H2S, SO2, NH3, CH4, dll Kanker Cr, (Be, Cd, Cu, Fe, Pb, Ni, Se, Ti, Tel, Va) Asbestos, Benzidin, Radiasi Pengion Mutasi Metil-Hg, Be, As, Cr Bensene, Radiasi Pengion Sistemik Pb, Hg, Cd, Se, Ti, Tel, Va Bo, F, P Ekonomik As, Hg, Zn, Na Pestisida orgnaik Alergik Cr, Mg, Ni Macam-macam zat organik /anorganik

Vibrio cholerae Mamin (bakteri)  usus halus (Vibrio mengkolonisasi usus halus  toksin)  aktivasi adenylcylase (enzim selular)  ion Na tidak terserap oleh usus  ion Cl keluar dari lumen usus (balans osmotik terganggu)  cairan memasuki usus secara masif  Diare

Clostridium botulinum Penyebab keracunan makanan  Botulism Menimbulkan gejala setelah terjadi masa tunas 24 jam – 7 hari. Bila tidak segera ditolong dapat meninggal 3 – 7 hari (krn sulit menelan dan sulit bernapas) Toksin bakteri: botulin, LD 50 = 0,5g Spora bakteri resisten terhadap panas Botulin dapat dihancurkan pada suhu 80-100 OC, selama 10’. Toksin bakteri labil terhadap panas (protein)  keluar (sel pecah). Dalam makanan  protoksin

Clostridium botulinum Toksin  peredaran darah & sistem limfatik  jaringan saraf di seluruh tubuh Toksin terikat pada membran saraf ekstraseluler yang kolinergik dan memasuki saraf secara endositosis Toksin akan mengurangi atau mencegah eksositosis asetilkolin (sintesis, metabolisme dan penyimpanan tidak terganggu). Tidak tersedianya asetilkolin pada sinap neuromuskuler, gangglionik, dan postgangglionik saraf simpatik dan simpatik  kondisi impuls tidak terjadi  kelumpuhan

TUGAS MANDIRI Buatlah penjelasan pada masing-masing xenobiotik