Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak ini dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Radang mukosa mulut dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit–langit dalam rongga mulut
10% dari populasi menderita penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang dibandingkan pria Radang mukosa mulut sering kali timbul pada masa kanak–kanak, namun mencapai puncaknya pada masa remaja atau dewasa.
Ulser bentuk bulat atau oval Rasa nyeri Diameter antara 2 − 4 mm Kurang dari 1 cm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematous Cenderung mengenai daerah non keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut Ulsernya bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri dari empat sampai lima dan menyembuh dalam waktu 7 − 14 hari tanpa disertai pembentukan jaringan parut
10% penderita Ulsernya berdiameter 1 − 3 cm sangat sakit dan disertai dengan demam ringan, terlihat adanya limfadenopati submandibular Dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut termasuk daerah berkeratin Berlangsung selama 4 minggu atau lebih dan sembuh disertai pembentukan jaringan parut
Mirip dengan ulser yang terlihat pada infeksi herpes primer, sehingga dinamakan herpetiformis Gambaran yang paling khas adanya ulser kecil berjumlah banyak dari puluhan hingga ratusan dengan ukuran mulai sebesar kepala jarum (1 − 2 mm) sampai gabungan ulser kecil menjadi ulser besar yang tidak terbatas jelas sehingga bentuknya tidak teratur.
Aphthae dalam mulut Ulser pada genital Radang mata (Aphthae dalam mulut dari sindrom behcet mirip dengan radang mukosa mulut dan biasanya merupakan gejala awal dari sindrom behcet)
belum diketahui secara pasti dari seluruh kasus yang ada, faktor penyebab baru dapat teridentifikasi sekitar 30%.
Misalnya tergigit, trauma sikat gigi, pemakaian peralatan gigi, sehingga terjadi ulser pada mukosa mulut.
Adanya reaksi silang antigen dari streptococcus Adanya gangguan regulasi imun yang disebabkan oleh virus herpes atau virus lainnya
Proses autoimun Hipotesis lain : perubahan perbandingan antara limfosit T helper dan T supressor.
Radang mukosa mulut sebelumnya dikenal dengan nama dyspeptic ulcer namun jarang berkaitan dengan penyakit gastrointestinal Defisiensi, terutama defisiensi vitamin B12 atau asam folat yang terjadi secara sekunder akibat malabsorbsi
Defisiensi zat besi Vitamin B12 dan asam folat 20% kasus
Pada beberapa wanita, radang mukosa mulut berkaitan erat dengan fase luteal dari siklus menstruasi Stress
Radang mukosa mulut dapat dijumpai sebagai salah satu kelainan dari infeksi HIV Kekambuhan dan keparahannya berhubungan dengan derajat penurunan imunitas pertahanan tubuh.
Riwayat medis keluarga kadang dijumpai adanya anggota keluarga yang menderita radang mukosa mulut Pendapat lain mengatakan bahwa bila kedua orangtua terserang radang mukosa mulut maka kemungkinan besar pada beberapa anaknya dapat ditemukan adanya kelainan tersebut.
Pengobatan topikal Pasta Amlexanox: anti-inflamasi. Digunakan 4 x sehari sampai ulkus mereka sembuh atau penelitian berakhir. Hasil : mengurangi nyeri pada hari ke 2-3 (hari 2-3) dan terjadi penyembuhan dengan cepat pada hari ke 3-4. Amlexanox bantu cegah pembentukan ulkus jika diterapkan selama fase gejala prodromal; 35% dari pasien yang diterapkan menggunakan pasta amlexanox mengalami perkembangan pada ulkusnya setelah 3 hari terhadap 97% dari pasien yang tidak menerima pengobatan. Keluhan yang paling umum : rasa terbakar terbakar sementara atau menyengat di lokasi pengolesan, dan terjadi hal yang sama pada kedua kelompok; kemungkinan sensasi ini disebabkan oleh alkohol dalam pasta.
Steroid topikal : salep deksametason (Untuk ulkusnya) Perak nitrat cauter (obat kumur): Perak nitrat digunakan bertahun-tahun untuk menghilangkan rasa sakit yang terkait dengan ulkus aftosa. Pengobatan Sistemik Terapi seperti thalidomide, dapson, levamisol, pentoxifylline atau colchicine terbukti efektif dalam mengobati Stomatitis aftosa berulang, tetapi memiliki efek samping yang signifikan sehingga penggunaannya dibatasi, terutama dalam perawatan primer.
Suplemen Vitamin B 12 asam lemak Omega-3: Suplemen multivitamin tidak bermanfaat: Meskipun B "12
Menjaga kebersihan mulut Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C dan zat besi Menghadapi stress dengan efektif Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.