GANGGUAN PADA PAYUDARA Oleh : Rizky Noviandini E RMIK 4A
PAYUDARA Payudara adalah sebuah kelenjar sebasea yang termodifikasi di jaringan superfisialis dinding dada anterior, yang terdiri dari campuran variabel jaringan kelenjar penghasil susu, lemak, dan jaringan ikat pendukung (ligamen Cooper). Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang bertanggungjawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah bersalin.
GANGGUAN PADA PAYUDARA Payudara dapat mengalami berbagai jenis gangguan, mulai dari yang ringan hingga yang gawat seperti kanker ganas. Namun tidak semua perubahan atau benjolan di jaringan payudara berarti kanker payudara. Bahkan, sebagian besar kondisi payudara tidak bersifat kanker. Berikut ini merupakan gangguan yang sering menyerang payudara wanita.
1. KISTA A. DEFINISI Kista payudara adalah benjolan berbentuk bulat atau lonjong yang berisi cairan dan tumbuh pada jaringan payudara. Kista ini tidak mengandung sel kanker, atau dengan kata lain kista ini bersifat jinak. Jika diraba, kista terasa lembek seperti balon berisi air atau terkadang bisa juga terasa seperti benda padat. Kista payudara juga dapat berukuran sangat kecil dan hampir tidak teraba. Atau bahkan sebaliknya, ukurannya sangat besar dengan diameter 2,5 sampai 5 sentimeter rasa tidak nyaman atau nyeri. Kista bisa tumbuh pada salah satu payudara saja atau pada keduanya.
B. PATOFISIOLOGI KISTA Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi. Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista. Penyebab pasti kista payudara belum dapat diketahui, namun diduga berkaitan dengan tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Kondisi tersebut memicu perubahan jaringan payudara sehingga membentuk kista. Selain itu, munculnya kista dalam jaringan payudara juga berkaitan dengan adanya perubahan hormon pada wanita, terutama dalam siklus menstruasi tiap bulannya. Kista muncul seminggu atau 2 minggu sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang sesudahnya. Kista banyak terjadi pada wanita saat premenopause, terutama bila wanita tersebut menjalani terapi sulih hormon.
C. TANDA DAN GEJALA Gejala yang dapat ditemukan pada penderita kista payudara adalah: 1)Payudara terasa nyeri dan area benjolan terasa lembek. 2)Menjelang menstruasi, benjolan akan semakin besar. Namun pasca menstruasi, benjolan akan mengecil. 3)Benjolan mudah bergeser dengan batasan yang jelas. 4)Puting susu mengeluarkan cairan berwarna jernih, kuning, atau cokelat.
D. DIAGNOSIS KISTA PAYUDARA 1)Pemeriksaan fisik. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan, terutama pada benjolan di payudara. 2)Pemeriksaan cairan pada benjolan payudara. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan jarum ke dalam benjolan di payudara untuk mengambil cairan dari kista tersebut. Jika cairan tidak mengandung darah dan kista menghilang setelah cairan diambil, maka tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan. Sedangkan jika yang terjadi sebaliknya, maka diperlukan pemeriksaan dengan pemindaian jaringan payudara. 3)Pemindaian payudara. Pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui foto Rontgen, atau USG. Pemindaian payudara dengan USG dapat memastikan benjolan tersebut berisi cairan atau padat. Jika berisi cairan, maka benjolan tersebut dapat didiagnosis sebagai kista payudara.
E. PENATALAKSANAAN 1)Farmakologi Jika dokter tidak menggangap tindakan lebih lanjut diperlukan, biasanya obat diberikan obat penghilang rasa sakit seperti paracetamol, tamoxifen, danazol atau bromocriptine namun jika kista tersebut dirasa menggangu, semakin menyakitkan dan semakin membesar bisa dilakukan operasi untuk pengambilan cairan didalam kista yang disebut lumpectomy. 2)Non Farmakologi a.Biasakan gaya hidup sehat dan teratur b.Jaga Keseimbangan Hormon c.Atur Pola makan yang Sehat
2. ABSES PAYUDARA A. DEFINISI Abses payudara adalah benjolan yang terbentuk di payudara karena berkumpulnya nanah dan terasa nyeri. Kebanyakan abses muncul persis di bawah lapisan kulit. Abses payudara umumnya dialami oleh wanita berusia 18 hingga 50 tahun, khususnya oleh ibu yang sedang dalam masa menyusui. Seringkali abses payudara juga dapat muncul sebagai komplikasi dari mastitis.
B. ETIOLOGI ABSES PAYUDARA Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri biasanya masuk melalui kulit puting susu yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.
C. PATOFISIOLOGI ABSES PAYUDARA Adapun patogenesis dari abses payudara ini adalah luka atau lesi pada puting sehingga terjadi peradangan kumudian organisme berupa bakteri atau kuman masuk kedalam payudara sehingga pengeluaran susu terhambat akibat penyumbatan duktus kemudian terjadi infeksi yang tidak tertangani yang mengakibatkan terjadinya abses.
D. TANDA DAN GEJALA Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya : 1)Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah mengkilap, panas jika disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan). 2)Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. 3)Demam tinggi, menggigil, malaise. 4)Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah) 5)Gatal- gatal
E. DIAGNOSIS ABSES PAYUDARA Langkah pertama yang umumnya dokter lakukan adalah melakukan pemeriksaan fisik pada benjolan. Jika hasil pemeriksaan fisik masih belum dapat memastikan diagnosa, maka dapat dilakukan pemeriksaan dengan USG. Dari hasil pemeriksaan USG, dapat dipastikan apakah benjolan yang diperiksa merupakan abses payudara atau bukan, serta didapatkan juga informasi mengenai jumlah kantung nanah di dalam benjolan.
F. PENATALAKSANAAN 1)Pemberian antibiotik akan diberikan oleh dokter untuk mencegah infeksi lanjutan dari abses. 2)Disarankan untuk berhenti menyusui terlebih dahulu pada payudara yang terkena abses untuk memulihkan payudara yang sakit ke kondisi semula. 3)Pencegahan dapat sederhana dilakukan oleh para ibu dengan cara memakai teknik yang benar dalam menyusui agar tidak terjadi luka, menyusui secara bergantian baik kiri maupun kanan agar berguna dalam pengosongan air susu sehingga tidak terjadi peradangan, menjaga kebersihan dari payudara sendiri, dan juga mencuci tangan terlebih dahulu sebelum dan sesudah menyusui.
3. KANKER PAYUDARA A. DEFINISI Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru- paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Tapan, 2005).
B. ETIOLOGI KANKER PAYUDARA Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara antara lain: 1)Faktor reproduksi. Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. 2)Penggunaan hormon. Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement.
3)Penyakit fibrokistik. Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali. 4)Riwayat keluarga dan faktor genetik Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
C. PATOFISIOLOGI KANKER PAYUDARA Kanker payudara dapat menyerang jaringan sekitar sehingga mempunyai tentakel. Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor irregular yang bisa terapa saat palpasi. Pada saat tumor berkembang, terjadi fibrosis di sekitarnya dan memendekkan Cooper’s ligamen. Saat Cooper’s ligamen memendek, mengakibatkan terjadinya peau d’orange (kulit berwarna orange) perubahan kulit dan edema berhubungan dengan kanker payudara. Jika kanker payudara menyerang duktus limpatik, tumor dapat berkembang di nodus limpa, biasanya menyerang nodus limpa axila. Tumor bisa merusak lapisan kulit, menyebabkan ulserasi. Metastasis diakibatkan oleh kanker payudara yang menempati darah dan sistem lympa, menyebabkan perkembangan tumor di tulang, paru-paru, otak, dan hati (Lowdermilk et al 2000, Swart 2011)
D. TANDA DAN GEJALA 1)Perubahan rasa pada payudara atau puting susu. 2)Puting susu menjadi kaku. 3)Perubahan warna kulit payudara, aerola payudara atau puting susu menjadi pucat, merah atau bengkak. 4)Benjolan yang tidak hilang, tidak sakit, terasa keras, dan akan semakin tumbuh. Benjolan yang tumbuh dapat berupa kubis dan mudah berdarah. 5)Ada rasa nyeri/ sakit pada payudara. 6)Perubahan ukuran payudara. 7)Timbul luka pada payudara yg tak kunjung sembuh. 8)Puting tertarik kedalam. 9)Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk. 10)Terkadang keluar cairan, darah merah, kehitam-hitaman, atau nanah dari puting.
E. DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA 1)Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis adalah prosedur murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara. Apabila ditemukan indikasi yang abnormal, yaitu benjolan atau penebalan pada jaringan payudara, sakit pada salah satu payudara atau pada ketiak. Satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah, puting tertarik ke dalam atau berubah posisi, perubahan kulit (mengkerut), bengkak di bawah ketiak ayau tulang selangka, ruam pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut harus dilakukan tiga pengkajian, yaitu pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau ultrasonografi, dan biopsi. 2)Mammografi Mammografi bisa mendeteksi kanker payudara pada tahap awal, bisa menunjukkan lesi yang tidak bisa dideteksi dengan pemeriksaan payudara klinis.
3)MRI MRI digunakan untuk beberapa kasus, yaitu : kasus kanker payudara dengan hasil mammografi negatif, untuk mengetahui ukuran tumor dalam kanker lobular invasif, untuk memantau respon kanker payudara terhadap terapi preoreratif, ada kejanggalan antara penilaian pengkajian awal terhadap gumpalan di payudara. 4)Tes Genetik Penyebab utama dari pewarisan kanker payudara adalah mutasi dari gen BRCA1 atau BRCA2, yang merupakan faktor resiko dari pengembangan penyakit lain. Akan tetapi gen ini sangat jarang ditemukan pada populasi wanita dengan kanker payudara. Tes ini sudah dilakukan di Amerika Serikat.
F. PENATALAKSANAAN 1)Pembedahan a)Mastectomy radikal yang dimodifikasi b)Mastectomy total c)Lumpectomy/tumor d)Wide excision/mastektomy parsial. e)Ouadranectomy. 2)Radiotherapy Merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. 3)Chemotherapy Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. 4)Manipulasi hormonal Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
F. TERMINOLOGI MEDIS Cyst of Breast: kista pada payudara Lumpectomy: Lump = gumpalan Ectomy = Pengangkatan Ultrasonography: Ultrasound = Suara ultra sonik (Frequensi tinggi) Graphy = Pemeriksaan Mammogrphy: Mamm = payudara Graphy = Pemeriksaan MRI: Magnetic = medan magnet Resonance = gema Imaging = penggambaran Biopsi: Pengambilan sampel jaringan