Tugas 9 Komunikasi, adopsi,difusi dalam penyuluhan pertanian Tugas 9 Komunikasi, adopsi,difusi dalam penyuluhan pertanian RESKI TUANI SIREGAR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FUNGSI KOMUNIKASI DALAM BISNIS
Advertisements

Adopsi Inovasi dalam kegiatan Agribisnis
KOMUNIKATOR Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, manulis, kelompok orang, organisasi komunikasi (surat kabar, radio, TV, Film dll).
DASAR KOMUNIKASI DALAM BISNIS
MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
Faktor-faktor dalam komunikasi
Komunikasi.
Komunikasi Efektif.
TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF
Pertemuan 8 KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN.
PERTEMUAN 15.
Komunikasi Efektif.
KOMUNIKASI PENYULUHAN
PROSES ADOPSI INOVASI Program Studi Agribisnis UPN ”Veteran” Yogyakarta.
KOMUNIKASI DI BIDANG PERTANIAN
Komunikasi Bisnis.
KOMUNIKASI KONSELING DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
KOMUNIKASI PENDIDIKAN
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Komunikasi Efektif Agus Triyono.
Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan
KOMUNIKASI EFEKTIF.
PROSES KOMUNIKASI.
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
DIFUSI INOVASI Program Studi Agribisnis UPN ”Veteran” Yogyakarta.
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
K O M U N I K A S I Komunikasi verbal Definisi:
KOMUNIKASI EFEKTIF.
HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM HUMAS
EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
DIFUSI INOVASI Salah satu program penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku masyarakat melalui perubahan sosial yg direncanakan, dengan 3 tahapan.
Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN, KOMPONEN DAN PROSES KOMUNIKASI
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
Oleh Purna Asyanto Dodin Ernawan
KOMUNIKASI ORGANISASI
KOMUNIKASI dan KONFLIK
Komunikasi Efektif.
MEMBANGUN KETRAMPILAN BERBICARA EFEKTIF
KOMPETENSI KOMUNIKASI PENYULUH
Nama : Nuri Tri Hastuti No : 26 Kelas : X AP 3.
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN
KOMUNIKASI EFEKTIF Oleh: M. Noor Alamsyah Rain Suyati.
Penyuluhan sebagai Difusi dan Inovasi
Kelompok 7 NAMA KELOMPOK: ADZRI IDRIAS ELVITRIYA YUNESTY JULIA ANNISA RIZA BAKRI PRATAMA REZA YUNI SANDRA YUNI ELISA.
Komunikasi Efektif.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Komunikasi Penyuluhan
Teori – teori Komunikasi Massa Difusi - Inovasi
KOMUNIKASI Dalam PENYULUHAN PERTANIAN
STRATEGI PEMASARAN NADYA KHAIRUNNISA. R C1 A
KOMPONEN KOMUNIKASI Kelompok 2 : Muhammad zulfikar Nurul qomariyah
Komunikasi Penyuluhan Pertanian.
KOMUNIKASI ORGANISASI
MEMBANGUN KETRAMPILAN BERBICARA EFEKTIF
COMMUNICATION, ADOPTION & DIFFUSION OF INNOVATION (1)
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
Komunikasi Efektif.
Muhammad Nidzomuddin, S.Sos
KEPEMIMPINAN 1 KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN 2 MENGAPA KOMUNIKASI PENTING?  BAGI KEHIDUPAN MANUSIA “mendorong kemajuan peradaban manusia” dan.
Komunikasi Efektif. Pengertian Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif Apa itu komunikasi efektif? Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan.
SYAFRAWATI, SKM, M. COMM HEALTH SC.. PENGANTAR Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan seseorang atau sekelompok orang untuk berintegrasi dalam.
KOMUNIKASI Dalam PENYULUHAN PERTANIAN
ADOPSI - DIFUSI INOVASI
PROSES KOMUNIKASI.
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers A.Jurnalistik dan Komunikasi Eksistensi jurnalistik sebagai bagian dari Ilmu Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari.
Transcript presentasi:

Tugas 9 Komunikasi, adopsi,difusi dalam penyuluhan pertanian Tugas 9 Komunikasi, adopsi,difusi dalam penyuluhan pertanian RESKI TUANI SIREGAR RESKI TUANI SIREGAR

APA ITU KOMUNIKASI Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, dan yang dinyatakannya itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendi, Onong Uchjana, 1995: 9)

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Dalam proses komunikasi terdapat lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: sender, massage, delivery channel atau media, receiver dan efect/umpan balik (feedback). Melalui proses komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Secara sederhana menurut Tubbs dan Moss (1996) komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya

SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat, disertai dengan kepercayaan pada orang lain. Limahukum komunikasi yang efektif yang dikembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. 1. Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan

2. Empathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain 3. Audible Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. 4. Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.

5. Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI 1. Faktor teknis Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis komunikasi. Teknik komunikasi mencakup.unsur-unsur yang ada dalam komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan. 2. Faktor perilaku Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat: pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah vvalaupun salah, sifat yang egosentris. 3. Faktor situasional Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik dan keamanan 4. Keterbatasan waktu Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan- persyaratan komunikasi. 5. Jarak Psychologis/status social Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan.

MENGUKUR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil utama yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif : 1. Pemahaman Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan. 2. Kesenangan Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani 3. Pengaruh pada sikap 4. Hubungan yang makin baik 5. Tindakan Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil utama yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif : 1. Pemahaman Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan. 2. Kesenangan Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani 3. Pengaruh pada sikap 4. Hubungan yang makin baik 5. Tindakan

PERAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN Ditinjau dari prosesnya, penyuluhan adalah komunikasi dalam arti kata ada dua komponen yaitu manusia, yang satu sebagai pemberi pesan atau komunikator dan satu lagi sebagai penerima pesan atau komunikan. Dalam proses ini penyuluh pertanian bertindak sebagai komunikator (pemberi pesan), sedangkan petani merupakan komunikan (penerima pesan).

TUJUAN KOMUNIKASI Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari tiga macam tujuan komunikasi, yaitu: 1) Informatif, memberikan informasi berita, 2) Persuasive, membujuk dan 3) Intertainment, memberikan hiburan Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama proses penyuluhan selalu mengandung ketiga macam tujuan tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu sama. Hal ini disebabkan karena tujuan utama penyuluhan adalah mendidik

Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu perhatian terhadap: "kejelasan komunikasi" yang sangat tergantung kepada keempat unsur komuni- kasinya, yaitu: 1) Unsur penyuluh dan sasarannya, yang merupakan unsur- unsur utama yang menentukan keberhasilan komunikasi. 2) Unsur pesan Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah diupayakan agar pesan tersebut berisi hal-hal yang nudah dipahami oleh sasaran 3) Unsur media/saluran komunikasi Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar pribadi). KEJELASAN KOMUNIKASI

PROSES PERUBAHAN DALAM KOMUNIKASI Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu: 1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator. 2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator. 3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut. 4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu: 1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator. 2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator. 3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut. 4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan

MENGEFEKTIFKAN KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya. 2) Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya, 3) Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya. 4) Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup kedua belah pihak (terutama bagi sasarannya). Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya. 2) Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya, 3) Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya. 4) Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup kedua belah pihak (terutama bagi sasarannya).

HAL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PENYULUH Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan adalah orang yang tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum ataupun pesan yang sifatnya pribadi untuk mengubah perilaku petani. Tugas komunikator adalah berkomunikasi kepada komunikan. Yuhana, dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat factor yang ada pada sumber yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yaitu: keterampilan berkomunikasi, sikap mental, tingkat pengetahuan, dan posisi dalam system social budaya

Soekarwati (2008) juga menyatakan dalam praktek komunikasi, komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi dalam melakukan komunikasi pertanian sering ditentukan oleh berbagai factor, antara lain: 1.Latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman. 2.Karakter yang dipunyai. 3.Cinta dan bangga akan pekerjaan melakukan komunikasi yang diikuti ketekunan dalam melakukan pekerjaannya. 4.Kepribadian yang ia miliki 5.Tujuan melakukan komunikasi. 6.Cara penyampaian. Penyampaian informasi dengan peraga, atau menggunakan gerak tangan atau alat lain sehingga mampu memikat pendengarnya.

PENGOLAHAN PESAN Pesan dalam penyuluhan pertanian adalah semua informasi yang bertujuan untuk membantu petani dalam memperbaiki metode dan teknik pertaniannya, guna meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan mereka, memperbaiki meningkatkan tingkat kehidupan dan meningkatkan tingkat pendidikan dan social masyarakat desa pada umumnya. “Ada beberapa factor pesan yang mempengaruhi sebuah komunikasi yang efektif, meliputi kode pesan, isi pesan, dan perlakuan terhadap pesan” (Yuhana, dkk. 2008).

SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN Saluran komununikasi dalam penyuluhan pertanian diartikan sebagai media yang digunakan untuk meneruskan pesan dari penyuluh kepada petani sebagai subjek penyuluhan. Dalam komunikasi tatap muka, indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan adalah tiga indera yang paling sering menerima rangsangan atau pesan penyuluhan. Tipe pendekatanJenis metode penyuluhan Per-orangan Demonstrasi (demonstrasi hasil, demonstrasi cara, demplot, demonstrasi area) Per-orangan dan kelompok Ceramah umum, diskusi, informasi dari surat kabar, siaran radio dan TV, pameran, karyawisata, widyawisata, dan demonstrasi. Massal Informasi dari surat kabar, majalah,poster, leaflet siaran radio dan TV Massal dan kelompokCeramah umum, diskusi, informasi dari kelompok, majalah, poster, leaflet, siaran radio dan TV, pameran dan widyawisata.

Adopsi dalam penyuluhan pertanian pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses penerimaan inovasi atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh pada petani atau masyarakat sasarannya Pengertian

Tahapan adopsi 1) Tahap kesadaran atau penghayatan (awareness stage).[ Pertama kali mendengar tentang inovasi ] 2) Tahap Minat atau tertarik (interest stage). [ Mencari informasi lebih lanjut ] 3) Tahap Penilaian (Evaluation stage). [ Menimbang manfaat dan kekurangan penggunaan inovasi ] 4) Tahap Percobaan ( Trial stage) [ Menguji sendiri inovasi pada skala kecil ] 5) Tahap Penerimaan (Adoption)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi Dari khasanah kepustakaan diperoleh informasi bahwa kecepatan adopsi, ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: 1. Sifat-sifat atau karakteristik inovasi 2. Sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna 3. Pengambilan keputusan adopsi 4. Saluran atau media yang digunakan 5. Kualifikasi penyuluh. Dari khasanah kepustakaan diperoleh informasi bahwa kecepatan adopsi, ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: 1. Sifat-sifat atau karakteristik inovasi 2. Sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna 3. Pengambilan keputusan adopsi 4. Saluran atau media yang digunakan 5. Kualifikasi penyuluh.

Kategori dan karakteristik adopsi Kategori adopter dipengaruhi oleh status sosial, status ekonomi, kemampuan komunikasi, pendidikan dan umur. Berdasarkan kecepatan adopsi, adopter dikelompokkan menjadi: 1.Perintis/ innovator(mancari informasi sebelum teknologi itu diperkenalkan) 2.Pengetrap dini/ early adopters (barani menanggung resiko) 3.Pengetrap awal/ the early majority(berani mencoba) 4.Pengetrap akhir/ the late majority(barani mencoba jika sudah ada hasil) 5.Penolakan/ laggars(tidak pernah mau mencoba) Kategori adopter dipengaruhi oleh status sosial, status ekonomi, kemampuan komunikasi, pendidikan dan umur. Berdasarkan kecepatan adopsi, adopter dikelompokkan menjadi: 1.Perintis/ innovator(mancari informasi sebelum teknologi itu diperkenalkan) 2.Pengetrap dini/ early adopters (barani menanggung resiko) 3.Pengetrap awal/ the early majority(berani mencoba) 4.Pengetrap akhir/ the late majority(barani mencoba jika sudah ada hasil) 5.Penolakan/ laggars(tidak pernah mau mencoba)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan adanya faktor- faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi. (Suparlan, 1981) menyatakan bahwa adopsi inovasi dipengaruhi oleh : 1. Tidak bertentangan dengan pola kebudayaan yang telah ada, 2. Struktur sosial masyarakat dan pranata sosial, dan 3. Persepsi masyarakat terhadap inovasi. Kecepatan proses adopsi dipengaruhi oleh klasifikasi pengadopsi, ciri-ciri pribadi, sosial, budaya dan lingkungan serta sumber informasi

INOVASI Menurut (Lionberger dan Gwin, 1982). Inovasi tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Secara umum inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai- nilai dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu daerah tertentu

Memilih Inovasi tepat guna (Kotler, 2003) mengartikan inovasi sebagai barang, jasa, dan ide yang diangap baru oleh seseorang. Definisi yang lebih lengkap disampaikan oleh (Van Den Ban dan Hawkins, 1996) yang menyatakan: an innovation is an idea, method, or object which is regarded as new by individual, but which is not always the result of recent research. Dari beberapa definisi tersebut, inovasi mempunyai tiga komponen, yaitu (a) ide atau gagasan, (b) metode atau praktek, dan (c) produk (barang dan jasa ).

Difusi merupakan proses penyebaran inovasi dari seorang yang telah emngadopsi inovasi kepada orang lain dalam masyarakat. Konsekuensi merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat adanya adopsi atau penolakan terhadap suatu inovasi.

a. Model Difusi Top Down Model Difusi Top Down dikembangkan berdasarkan penelitian di India, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan sekolah, laboratorium dan stasiun percobaan. A.H. Bunting (1979) mengatakan bahwa model top down difusion sebagai model penyuluhan pertanian konvensional. b. Model Feed-Back Model ini dikembangkan oleh Benor dan Horison. Model ini dikenal sebagai trainning and visit system atau di Indonesia di sebut sistem latihan dan kunjungan (sistem laku). Model ini selanjutnya dibukukan dengan judul “Agricultural Eftension The Training and Visit System”. c. Model Farmer Back To Farmer Model difusi farmer back to farmer dikemukakan oleh Rhoades dan Booth (1982). Model ini mengasumsikan bahwa penelitian harus dimulai dan diakhiri di tingkat petani. Hal ini berarti bahwa petani harus dilibatkan secara aktif sebagai anggota tim pemecahan masalah di lapangan.