“T EKNOLOGI P RODUKSI T ERNAK SAPI ” “Bangsa bangsa ternak sapi” Yopy Imenuel ismael, s.st., mm.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
Advertisements

PRAKTIKUM PBAB POWER POINT NURUL TRIJAYANTI LANJUT.
SMA Negeri 1 BONE-BONE KAB.LUWU UTARA MIHRAWATI, S.Pd NIP: T. A. 2009/2010.
Assalamu’alaykum salam sejahtera untuk kita semua FG 3 DDina Wulandari EEvi Hidayati JJuwita Mannawi LLydia Destanti.
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
KEGIATAN INTI.
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Nama : M.Syamsul Huda Kelas : E NIM :
Standar KompetensiKompetensi Dasar Materi Evaluasi Keluar.
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
JENIS-JENIS SAPI POTONG
Organ tubuh manusia dan hewan (Part 1)
Bangsa-bangsa Ternak Sapi dan Kerbau
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
Organ pencernaan manusia terdiri dari
Sistem pencernaan Oleh: Nawan Primasoni
Sistem Pencernaan Makanan & Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Ruminansia
Sistem Pencernaan Pada Manusia
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
LOADING………………. 1.Admaja Adi Dipurna ( ) 2.Dwi Kurnia ( ) 3.Syamsiatun ( ) 4.Tika Mayangsari ( ) 5.Nur Hatta.H ( Agustin.
Di Susun Oleh Munifatus Zuroidah
BABI.
SAPI MADURA Oleh : Aprilya Eka Lestary Kelas : E 02.
BETERNAK DOMBA DAN KAMBING
DAN NENEK MOYANG TERNAK PERAH BANGSA-BANGSA SAPI PERAH EKSOTIK
Jenis - jenis sapi di Dunia
SISTEM PENCERNAAN.
MAKANAN SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Sistem Pencernaan Oleh: Ida Rianawaty,S.Si.,M.Pd..
Sistem Pencernaan Makanan
PEMBIBITAN SAPI POTONG
Herbivora atau Karnivora
AIR.
RUMINOLOGI 2 Bahan Ikuliah Ibu Yunasri Usman
Tatap muka ke 6 SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG
Zat Makanan Proses Pencernaan Alat Pencernaan Gangguan Pencernaan
Bangsa-Bangsa Sapi dan Kerbau.
Kelompok 3 Nama Anggota Kelompok : Cut Nyak Tri Wahyuni Dahan Perkasa
Proses Pencernaan pada Manusia
Nama: Lu’luil Hamsah NIM : Kelas : E
Semarang DIKLAT MULTIMEDIA MATA PELAJARAN BIOLOGi 22 – 31 Oktober 2005
SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA.
SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA.
Proses Pencernaan Pada
Sistem pencernaan manusia
Digesti Ruminansia Oleh: Danial Mukhtar Husada
Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN HEWAN
JENIS – JENIS SAPI TERNAK
BAB: 5 SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
BAB V PENCERNAAN MAKANAN
MATERI Manajemen Seleksi Pejantan dan Induk Sebagai Donor dan Resipien
Sistem pencernaan Pada manusia.
BAB V PENCERNAAN MAKANAN
Disusun Oleh: Nama : IMELDA SAPUTRI Npm : Sesi : A
Sistem Pencernaan Makanan & Gangguan Pada Sistem Pencernaan
TUGAS BIOLOGI NAMA : KUKUH N P NPM :
Sistem Pencernaan Kelompok 2 : 1.Rina Purwanita ( )
Sistem pencernaan pada hewan pemammambiak (rumenasiua)
BANGSA SAPI EROPA DARATAN
Taufich Hilman NIM : Kelas : E No. Absen: 38
Proses pencernaan.
BIOLOGI Sistem Pencernaan Manusia XI KEP 6 SMK KESEHATAN SAMARINDA
SISTEM PENCERNAAN.
BAB V PENCERNAAN MAKANAN
Sistem Pencernaan pada manusia Oleh : Ridayatullah, S,Pd Guru Madya pada MTsN 1 Paser – Tanah Grogot.
Asal usul ternak.
Transcript presentasi:

“T EKNOLOGI P RODUKSI T ERNAK SAPI ” “Bangsa bangsa ternak sapi” Yopy Imenuel ismael, s.st., mm

Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan (herbivora). Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia. Hewan ruminansia dapat mengunyah atau memamah makanannya melalui dua fase. Fase pertama terjadi pada saat awal makanan masuk, makanan hanya dikunyah sebentar dan masih dalam tekstur yang kasar. Selanjutnya makanan akan disimpan di dalam rumen lambung. Fase kedua yaitu ketika rumen sudah penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung lagi.

5 ORGAN PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA

1. Rongga Mulut (Cavum Oris) Dalam rongga mulut hewan ruminansia, terdapat 2 organ sistem pencernaan yang memiliki fungsi penting, yaitu gigi dan lidah. Gigi ruminansia berbeda dengan susunan gigi mamalia lain. Gigi seri (insisivus) memiliki bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa rumput, gigi taring (caninus) tidak berkembang sama sekali, sedangkan gigi geraham belakang (molare) memiliki bentuk datar dan lebar.

2. Kerongkongan (Esofagus) Esofagus atau kerongkongan adalah saluran organ penghubung antara rongga mulut dan lambung. Di saluran ini, makanan tidak mengalami proses pencernaan. Mereka hanya sekedar lewat sebelum kemudian digerus di dalam lambung. Esofagus pada hewan ruminansia umumnya berukuran sangat pendek yaitu sekitar 5 cm, namun lebarnya mampu membesar (berdilatasi) untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanannya.

3. Lambung Setelah melalui esofagus, makanan akan masuk ke dalam lambung. Lambung pada hewan ruminansia selain berperan dalam proses pembusukan dan peragian, juga berguna sebagai tempat penyimpanan sementara makanan yang akan dikunyah kembali. Ukuran ruang dalam lambung hewan ruminansia bervariasi tergantung pada umur dan makanannya. Yang jelas ruangan lambung tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu rumen (80%), retikulum (5%), omasum (7–8%), dan abomasum (7–8%).

a.Rumen (Perut Besar) Mula-mula makanan yang melalui kerongkongan akan masuk ke dalam rumen. Makanan ini secara alami telah bercampur dengan air ludah yang sifatnya alkali dengan pH ± 8,5. Rumen berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi makanan yang telah ditelan. Setelah rumen terisi cukup makanan, sapi akan beristirahat sembari mengunyah kembali makanan yang dikeluarkan dari rumen ini. Di dalam rumen, populasi bakteri dan Protozoa menghasilkan enzim oligosakharase, hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim selulase. Enzim-enzim ini berfungsi untuk menguraikan polisakarida termasuk selulosa yang terdapat dalam makanan alami mereka. enzim pengurai protein seperti enzim proteolitik dan beberapa enzim pencerna lemak juga terdapat di sana.

b. Retikulum (Perut Jala) Di retikulum, makanan diaduk-aduk dan dicampur dengan enzim-enzim tersebut hingga menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan bantuan kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan makanan ini kemudian didorong kembali ke rongga mulut untuk dimamah kedua kalinya dan dikunyah hingga lebih sempurna saat sapi tengah beristirahat.

c. Omasum (Perut Buku) Setelah gumpalan makanan yang dikunyah lagi itu ditelan kembali, mereka akan masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan oleh dinding omasum.

d. Abomasum (Perut Masam) Abomasum adalah perut yang sebenarnya karena di organ inilah sistem pencernaan hewan ruminansia secara kimiawi bekerja dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Di dalam abomasum, gumpalan makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain, sedangkan asam klorida (HCl) selain membantu dalam pengaktifan enzim pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga berperan sebagai desinfektan bagi bakteri jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa bakteri akan mati pada Ph yang sangat rendah.

4. Usus Halus Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah diproses di dalam lambung. Sari-sari makanan yang diserap kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dan diubah menjadi energi. 5. Anus Setelah sari-sari makanan diserap oleh usus halus, sisa proses penyerapan akan dibawa menuju anus. Sisa ampas makanan tersebut akan dikeluarkan melalui anus.

Berikut adalah fase atau proses pencernaan makanan pada hewan memamah biak : 1.Hewan memakanan rumput atau tumbuhan dengan mulutnya 2.Makanan masuk ke dalam rumen, yaitu organ penyimpanan sementara makanan yang telah ditelan. 3.Makanan kemudian masuk ke dalam retikulum. Disini makanan akan diaduk dan dicampur dengan enzim pencernaan hingga menjadi makanan setengah dicerna. 4.Makanan didorong dari retikulum kembali ke mulut untuk dikunyah kembali. 5.Makanan yang sudah dikunyah kembali kemudian ditelan dan masuk ke dalam omasum untuk digiling agar makanan menjadi lebih halus. 6.Dari omasum, makanan yang telah digiling halus kemudian diteruskan ke abomasum yang merupakan perut sesungguhnya. Disinilah makanan benar-benar dicerna.

Bangsa-bangsa sapi dikelompokkan menjadi 3. Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus) Bangsa-bangsa sapi India (Bos Indicus) Bangsa-bangsa sapi Jawa (Bos Sundaicus ) B ANGSA -B ANGSA S API

1.Angus - Warna badan hitam - Tidak bertanduk dan ini dianggap sebagai sifatnya yang paling penting - Pada pejantan mencapai berat badan sampai 850 kg, pada betina mencapai berat badan 675 kg - Sifat yang penting : kualitas karkas istimewa dengan tulang-tulang yang kecil, perdagingan yang baik, persentase lemak yang rendah Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus)

2. Shorthorn Tanduk yang pendek. Warna bulu khas yaitu warna merah, putih, dan kecoklatan Jantan mencapai berat 1 Ton dan betina mencapai kg. Sifat menonjol adalah produksi susu tinggi, dapat memanfaatkan hijauan secara efisien, dan pertumbuhan yang cepat pada pemeliharaan feedlot. Kekurangan : kualitas karkas kurang bagus. Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus)

▪3.Hereford ▪Bertubuh rendah,tegap,lebar,rata, dan berurat daging padat. ▪Warna bulu putih (bagian muka) dan warna merah (bagian dada, perut bagian bawah,) dan ekor berwarna putih. ▪Memiliki tanduk dengan arah ke dalam dan ke bawah. ▪Kelebihan : ketahanan, kemampuan merumput, daya adaptasi, efisiensi reproduksi, tulang-tulang yang kuat, perdagingan yang tebal. ▪Kekurangan : rentan terhadap cancer eye dan pink eye karena pigmen mata. Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus) Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus)

4. Limousin Bulu Merah keemasan Tanduk berwarna terang. Berat Badan jantan kg, betina 650 kg Umur 6 bulan jantan 425 kg dan 1 tahun kg. Fertilitas tinggi. Mothering ability (sifat keibuan) baik. Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus) Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus)

5.Sapi Simental Asal Simme, Switzerland. Induk 750 kg (1500 lbs). Warna tubuh merah dan putih, Tanda putih di muka, bawah perut, kaki, ekor dan flank. Temperamen tenang. Bangsa-bangsa sapi Eropa (Bos Taurus)

Bangsa-bangsa sapi India (Bos Indicus) 1.Brahman - Memiliki tanduk - Warna bulunya abu-abu muda, totol-totol, sampai hitam - Terdapat punuk pada punggung di belakang - Berat badan betina dewasa kg dan jantan dewasa kg - Kelebihan : toleransi terhadap panas, kemampuan untuk mengasuh anak, daya tahan terhadap kondisi seperti penyakit dan parasit - Kelemahan : toleransi yang rendah terhadap suhu udara rendah, rendahnya fertilitas

2. Ongole ▪Punuk besar demikian juga lipatan-lipatan kulit yang terdapat di bawah leher dan perut, telinga panjang dan menggantung ▪Kepala relatif pendek dengan profil melengkung ▪Mata besar dan tenang ▪Tanduk pendek ▪Warna bulu putih atau putih kehitam-hitaman ▪Berat badan jantan ±600 kg dan betina ±450 kg Bangsa-bangsa sapi India (Bos Indicus)

1.Sapi Jawa -Bentuk tubuh kecil dengan warna bulu bervariasi, merah bata, putih, abu-abu atau kombinasi ketiganya. Bangsa-bangsa sapi Indonesia (Bos Sundaicus)

2. Sapi Bali Keturunan langsung dari Banteng Pertama dikembangkan di P. Bali Bentuk tubuh : Mendekati type daging, kompak, agak padat. Bobot badan dewasa : 300 – 400 kg. Warna : Anak & betina → coklat muda sampai tua. Jantan dewasa → hitam. Garis hitam pada punggung dari leher sampai ekor. Bangsa-bangsa sapi Indonesia (Bos Sundaicus)

3.Sapi Madura Tubuh kecil. Berat jantan dewasa (4-5 tahun): 350 kg, betina 200 kg, Presentase karkas 50-55%. Warna coklat atau merah bata, bagian perut dan bagian dalam paha berwarna keputihan. Tanduk mengarah keluar. Bangsa-bangsa sapi Indonesia (Bos Sundaicus)

TERIMA KASIH.