1. MENELUSURI HAKIKAT GEREJA a. Gereja : umat allah Dalam perjanjian baru gambaran gereja sebagai umat allah dapat ditemukan dalam 1ptr. 2:10; rm. 9:25. menurut konsili vatikan ii sebutan umat allah bagi gereja untuk menekankan bahwa gereja bukanlah pertama-tama suatu organisasi manusiawi melainkan perwujudan karya allah konkret. dengan demikian gereja adalah kelompok dinamis yang keluar dari sejarah allah dengan manusia Dengan paham gereja sebagai umat allah, diakui kembali kesamaan martabat dan peranan semua anggota gereja. semua anggota gereja memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi. Hakikat Gereja
b. Gereja: Tubuh Kristus Istilah "Tubuh Kristus" merupakan kiasan yang umum digunakan dalam Perjanjian Baru bagi Gereja (semua orang yang telah diselamatkan). Gereja dijuluki "satu tubuh di dalam Kristus" di dalam Roma 12:5. Melalui tubuh jasmani-Nya, Yesus menunjukkan kasih Allah secara jelas, nyata, dan dengan berani - Gereja yang sekarang menunjukkan kasih Allah secara jelas, nyata, dan dengan berani. Dengan cara ini, Gereja berfungsi sebagai "tubuh Kristus." Gereja dapat dijuluki Tubuh Kristus karena: 1) Anggota Tubuh Kristus dipersatukan dengan Kristus dalam keselamatan (Efesus 4:15-16). 2) Anggota Tubuh Kristus mengikuti Kristus sebagai Pemimpin (Kepala) mereka (Efesus 1:22-23). 3) Anggota Tubuh Kristus merupakan perwakilan jasmani Kristus di dunia ini. Gereja adalah organisme yang melaluinya Kristus mewujudkan kehidupan-Nya di dunia pada saat ini.
c. Gereja: Bait Roh Kudus GEREJA adalah tempat Roh Kudus hadir secara penuh di dunia. [KGK ,809] Umat Israel beribadah dalam Bait Allah di Yerusalem. Bait ini tak ada lagi. Ia telah digantikan oleh Gereja, yang tidak terbatas pada tempat tertentu. "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama- Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:20). Yang membuat Gereja hidup ialah Roh Kristus: Ia hidup dalam Sabda Kitab suci dan hadir dalam tanda-tanda suci SAKRAMEN-SAKRAMEN. Kasih- Nya bergema dalam hati umat beriman dan berbicara dalam doa-doa mereka. Ia memimpin mereka dan memberikan aneka karunia Ilahi, baik yang sederhana maupun yang luar biasa. Siapapun yang berada dalam hubungan dengan Roh Kudus dapat mengalami mukjizat- mukjizat sejati, bahkan hingga hari ini.
d. Gereja: Misteri dan Sakramen Gereja disebut misteri, karena hidup ilahinya, yang masih tersembunyi dan hanya dimengerti dalam iman. Gereja disebut sakramen, karena misteri Allah itu justru menjadi tampak di dalam Gereja. Misteri dan sakramen adalah dua aspek dari satu kenyataan, yang sekaligus ilahi dan insani, yang disebut Gereja. Gereja adalah sakramen yang kelihatan, yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan, sakramen keselamatan bagi semua orang, yang menampilkan dan sekaligus yang mewujudkan misteri cinta kasih terhadap manusia.
e. Gereja: Communio Gereja sebagai communio (Yun. koinonia) artinya hubungan atau persekutuan (communio) dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam sakramen- sakremen. Communio atau persekutuan Gereja merupakan hasil karya Roh Kudus di dalam umat beriman
f. Gereja: Pesekutuan Para Kudus (Communio Sanctorum). Komunikasi iman mengakibatkan suatu persekutuan rohani antara orang beriman sebagai anggota satu Tubuh Kristus dan membuat mereka menjadi sehati sejiwa. Sumber kesatuan Gereja yang sesungguhnya adalah Roh Kudus, yang mempersatukan semua oleh rahmat-Nya.
a. Syarat Teologis Syarat pertama : mau dan mampu mengambil jarak dari keluarga maupun dirinya. Syarat kedua : Mau dan mampu mengalami penderitaan demi Yesus. Syarat ketiga : Mau dan mampu melepaskan diri dari segala hal duniawi b. Syarat Administratif Pembaptisan adalah pintu masuk untuk menjadi anggota Gereja. Sakramen baptis adalah syarat minimal menjadi anggota Gereja.
2. Menalar Hakikat Gereja (Sifat Gereja) a. Gereja yang Satu. Ada tiga alasan: Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya. Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus.
b. Gereja yang Kudus sifat “kudus” juga berarti bahwa Gereja yang dinodai oleh dosa itu tak akan sebegitu dirusak oleh dosa sampai Roh Kudus sama sekali meninggalkan Gereja atau tak kelihatan lagi (Mat 16:18). Sebab, Gereja dijamin Tuhan untuk tak sampai kehilangan rahmatNya kendati berdosa. Dan Roh Kudus itu sendirilah yang akan menjadi jiwa Gereja, sehingga kekudusan tidak tergantung pada anggota Gereja melainkan pada Roh Kudus yang menjadi sumber kekudusan Gereja. Itulah mengapa St. Paulus berkata “atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Kor 6:19). Meski individu-individu warga Gereja rapuh dan malang, jatuh dan berdosa, Gereja terus menjadi tanda dan sarana kekudusan.
c. Gereja yang Katolik Gereja bersifat Katolik dalam arti bahwa Kristus secara universal hadir dalam Gereja dan bahwa Ia telah mengutus Gereja untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia
d. Gereja yang Apostolik Apostolik berasal dari kata Yunani, “ApostellO” (mengutus, menguasakan) yang berarti utusan, suruhan, wakil resmi yang diserahi misi tertentu. Kata “apostolic” kemudian dipakai untuk menyebut para rasul. Gereja yang apostolik berarti bahwa Gereja yang berasal dari para rasul, dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Kristus sebagai batu penjuru, sudah ada sejak jaman Gereja perdana.