Chafid Seffriyadi IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Islam tidak mencegah umatnya melakukan perubahan mengikuti arus modeerisasi Muhammad Abduh salah satu tokoh pembaharuan Islam dan Pendidikan Agama tidak boleh dipisahkan daripada perkembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu moderen, sains teknologi dan sains teknikal
RIWAYAT HIDUPPENDIDIKAN Lahir pada tahun 1849 di desa Mahallat Nasr Ayah beliau Petani Usia 16 tahun menikah Pada 11 Juni 1905, Muhammad Abduh menghembuskan nafas terakhirnya Bersekolah di Tanta 3 tahun Meneruskan pengajian di al-Azhar Bertemu Jamaludin al-Afganistan dan mempelajari ilmu mantiq dan filsafat
BEFOREAFTER “Satu setengah tahun saya belajar di mesjid Syekh Ahmad dengan tidak mengerti satu apapun. Ini adalah karena metodenya yang salah, guru guru mulai mengajak kita dengan menghafal istilah-istilah tentang nahwu dan fiqh yang kita tidak ketahui artinya. Guru-guru tak merasa penting apa yang kita mengerti atau tidak.” “Tidaklah berlalu lima hari dari masa pertemuan itu, kecuali apa yang tadinya paling kusenangi seperti bermain, bercanda, dan berbangga bangga telah berubah menjadi hal- hal yang paling kubenci”.
Dalam usia yang masih muda sekitar tahun Muhammad Abduh berani berfikir out of box mengkritisi sistem pendidikan yang ia dapati karena hanya mempelajari agama saja, sistem pendidikan yang menurut beliau tidak menambah kecerdasan peserta didiknya, auto kritik kepada metodelogi pengajaran para gurunya yg menjadikan hafalan adalah sesuatu yg wajib walaupun para murid tidak mengerti apa yang sedang mereka pelajari
Hal lain yang menjadi kritik Abduh adalah sistem pendidikan yang dibangun oleh pemerinmtah mesir saat itu, yaitu pemerintah mesir membangun sekolah – sekolah yang berorientasi pada pendidikan barat yang menekankan pada perkembangan aspek intelektual, Bahkan untuk memenuhi tenaga guru ia mendatangkan tenaga pengajar dari Barat terutama dari Perancis. Disamping itu ia juga mengirim sejumlah pelajar ke Barat yang kelak akan mengembangkan ilmunya di Mesir.
Wanita saat itu menjadi makhluk yang dijauhkan dalam proses pendidikan, sehingga wanita tetap dalam kebodohan dan penderitaan, Abduh menilai itu terjadi karena ketidaktahuan umat Islam pada ajaran agama yang sebenarnya, karena mereka mempelajari dengan cara yang tidak tepat.
Muhammad Abduh berusaha merobak sistem pendidikan dengan memberikan insan manusia baik laki-laki maupun wanita untuk menadapatkan pendidikan yang layak, peserta didik harus diajakan ilmu pengetahuna dan ilmu agama yang bisa berjalan beriringan untuk bekal hidup didunia, metodelogi guru juga harus terus dikembangkan sesuai kebutuhan peserta didik sehingga ada kenyamanan dalam menempuh studi.
TERIMA KASIH