Riwayat Hidup Nama : Trestyawaty

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KALA II PERSALINAN Proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan.
Advertisements

INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Bab 6 Demam.
KEGAWATDARURATAN KEBIDANAN Oleh Purwani SL Disampaikan pada acara Pelatihan SPGDT / Call Center Tanggal Oktober 2014.
PRE-EKLAMPSIA & EKLAMPSIA
ENCEPHALITIS.
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Kasus Kematian 13 Januari 2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny M “ DENGAN POST PARTUM HARI I DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD KABUPATEN WAJO TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011   Karya.
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
HIPERTENSI dalam KEHAMILAN
B.I.O.D.A.T.A Dr. Ika Maret Tania, SpOG Lahir : Sidoarjo, 3 Maret 1982
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Hipertensi Dalam Kehamilan
Tutor : dr. Nurmaliza Hasan
DETEKSI DINI KEHAMILAN ,KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA KEHAMILAN ,PERSALINAN DAN NIFAS ( MASA KEHAMILAN TM I,II DAN III) ELGI SAFITRI
Asrina rahman
PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN & PERSALINAN
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan.
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYULIT PERSALINAN
ILMU GIZI GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYAKIT GINJAL YANG DIDERITA IBU SELAMA KEHAMILAN OLEH KELOMPOK 11: DEWI WIJAYA GULO ILUSI CERIA.
Wanita hamil atau baru melahirkan menderita kejang atau koma
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
NAMA : OSHI ANDILA TINGKAT : II B TUGAS : ASKEB II
Preeklamsia Wanita hamil atau baru melahirkan mengeluh nyeri kepala hebat dengan penglihatan kabur Wanita hamil atau baru melahirkan menderita kejang.
KOMPLIKASI DAN PENYAKIT KEHAMILAN TRIMESTER I DAN II (ABORTUS )
ASKEB II ( PERSALINAN) Yuli indri dewi
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
Deteksi Dini Penyulit Persalinan DAN NIFAS
OLEH:DESI RIRIAN SARI NIM:130055
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT YG MENYERTAI MASA PERSALINAN PADA KALA I KALA II DAN KALA III RESNA REZA KURNIA
PENYAKIT GINJAL KHRONIK
Askeb 1 Oleh : atikah mayang sari Nim :
ASKEB IV ABORTUS Nindy kharisma zomi
PENYULIT DAN KOMPLIKASI KALA I
NAMA : SYUKRIA ANGELA RESHA TINGKAT : II B NIM :
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Ensefalopati Hipertensi
ASUHAN NIFAS Kelompok 3 ARUM RAHAYU ENOK SITI KHODIJAH MAUDY MUAMALAH
PSIKOSIS DAN DEPRESI POSTPARTUM
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
SYOK OBSTETRIK KELOMPOK 7.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN PERSALINAN KALA I By. Sulistiyah, s.siT.,m.kES
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
Konsep Dasar Persalinan Normal (INC) BY. SULISTIYAH. S.SiT., M.Kes
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Oleh : Dr. H. Endang Ma’ruf, Sp.OG
Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tarakan Kelompok 25 & 26.
Seminar Kasus Program Studi Pendidikan Bidan Stase VII
Hipertensi dalam kehamilan
HAMIL Apa saja yang tidak disarankan??? Hamil beresiko tinggi??
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
JOURNAL READING OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI Jauhar Nafies FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA PERIODE 2 JUNI-26 JULI 2014.
Puskesmas Binangun Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
KEGAWAT DARURATAN MATERNAL (PADA INTRA PARTUM)
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
RUPTURA SINUS MARGINALIS
Transcript presentasi:

Riwayat Hidup Nama : Trestyawaty Tempat tanggal lahir : Jakarta, 4 Mei 1978 Alamat : Jl. Mawar no. 10, 15 polos, Metro Suami : Tondi Nasution, ST Agama : Islam Riwayat Pendidikan SD Tarakanita II Jakarta Selatan SMP Tarakanita I, Jakarta Selatan SMA Negeri 8, Jakarta Selatan Fakultas Kedokteran UGM Obgyn FKUI

Riwayat Pekerjaan : PNS Kota Metro 2005 - Sekarang Dokter IGD RSUD.A.Yani 2005 - 2008 SMF Obgyn RSUD A.Yani 2014 - Sekr. Komite Medis RSUD A.Yani 2015 - Sekarang Kepala Verifikator Internal RSUD A.Yani 2015 Bakordik RSUD A.Yani 2015 - Sekarang TKMKB BPJS Metro 2015 Staf pengajar PRODI Kebidanan POLTEKES 2015 - Sekarang Perseptor FK Unila 2015 - Sekarang Kabid Pelayanan Yayasan Kanker Indonesia Metro 2016 - Sekarang Kabid Pembina Organisasi Ikatan Keluarga Anggota Dewan Metro 2016 - Sekarang Kabid Etika, hukum dan hubungan masyarakat IDI Metro 2016 - Sekarang Ketua Panitia Rekam Medik RSUD A.Yani 2016 - Sekarang

Pengalaman Bertugas: RS Dr. Sardjito Yogyakarta RSCM Jakarta RS Fatmawati Jakarta RS Persahabatan Jakarta RSU Tangerang RSPAD Gatot Subroto Jakarta RSUD Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh RSUD Kota Natuna, Kep. Riau RSUD Kota Ruteng, Nusa Tenggara Timur RSUD Kabupaten Lombok Utara

PREEKLAMPSIA EKLAMPSIA dr.TRESTYAWATY, Sp.OG April 2018

PENDAHULUAN 50,000 KEMATIAN IBU / TAHUN (Duley 1994) EKLAMPSIA MERUPAKAN SALAH SATU PENYEBAB UTAMA KEMATIAN IBU DI SEMUA NEGARA INSIDENS EKLAMPSIA DI NEGARA BER-KEMBANG 1:100 – 1:1700 (Crowther, 1985)

Hypertension during pregnancy categories Preeclampsia-eclampsia Chronic hypertension Chronic hypertension with superimposed preeclampsia Gestational hypertension ACOG, 2013

In recognition of the syndromic nature of preeclampsia, the task force has eliminated the dependence of the diagnosis on proteinuria ACOG 2013

In the absence of proteinuria, preeclampsia is diagnosed as hypertension in association with thrombocytopenia, impaired liver function, new development of renal insufficiency, pulmonary edema, or new onset cerebral or visual disturbance In the absence of proteinuria, preeclampsia is diagnosed as ACOG, 2013

Proteinuria Defined as the excretion of 300mg or more of protein in 24 hour collection.

Severe features of Preeclampsia Systolic blood pressure 0f 160mmHg or higher, or diastolic blood pressure of 110mmHg or higher on two occasions at least 4 hours apart while the patient is on bed rest (unless antihypertensive therapy is initiated before time) Thrombocytopenia (less than 100.000 /microliter) Impaired lver function, severe persistent right upper quadrant or epigastric pain unresponsive to medication and not accounted for by alternative diagnosed or both Progressive renal insufficiency Pulmonary edema New onset cerebral or visual disturbance ACOG 2013

PENILAIAN KLINIK TEKANAN DARAH MENINGKAT ( 140/90 mmHg) HIPERTENSI KRONIK NYERI KEPALA GANGGUAN PENGLIHATAN HIPERREFLEKSIA PROTEINURIA KOMA HAMIL < 20 MG SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA KEJANG + EKLAMPSIA HAMIL > 20 MG HIPERTENSI PREEKLAMPSIA RINGAN KEJANG – PREEKLAMPSIA BERAT

PENILAIAN KLINIK KEJANG RIWAYAT KEJANG DEMAM (-) KAKU KUDUK (-) EPILEPSI MALARIA SEREBRAL MENINGITIS ENSEFALITIS DEMAM NYERI KEPALA KAKU KUDUK (+) DISORIENTASI TEKANAN DARAH NORMAL TRISMUS SPASME OTOT MUKA TETANUS NYERI KEPALA GANGGUAN PENGLIHATAN MUNTAH RIWAYAT GEJALA SERUPA MIGRAINE

GEJALA DAN TANDA TEKANAN DARAH DIASTOLIK MERUPAKAN INDIKATOR MENGUKUR TAHANAN PERIFER TIDAK TERPENGARUH KEADAAN EMOSI DIAGNOSIS HIPERTENSI BILA TEKANAN DIASTOLIK  90 mmHg PADA DUA KALI PENGUKURAN BERJARAK  1 JAM HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN HIPERTENSI KARENA KEHAMILAN HIPERTENSI KRONIK

KLASIFIKASI HIPERTENSI KARENA KEHAMILAN DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA LAIN HIPERTENSI PREEKLAMPSIA RINGAN PREEKLAMPSIA BERAT KENAIKAN DIASTOLIK 15 mmHg ATAU  90 mmHg DALAM 2 PENGUKURAN JARAK 1 JAM IDEM TEKANAN DIASTOLIK > 110 mmHg PROTEINURIA (-) KEHAMILAN > 20 mg PROTEINURIA 1+ PROTEINURIA 2+ OLIGURIA HIPERREFLEKSIA GANGG.PENGLIHATAN NYERI EPIGASTRIUM

KLASIFIKASI HIPERTENSI KRONIK DALAM KEHAMILAN DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA LAIN HIPERTENSI KRONIK SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA HIPERTENSI KEHAMILAN < 20 mg PROTEINURIA DAN TANDA LAIN PREEKLAMPSIA

Hipertensi Dalam Kehamilan LEBIH SERING PADA PRIMIGRAVIDA RISIKO MENINGKAT PADA MASSA PLASENTA BESAR (GEMELI, PENYAKIT TROFOBLAS) HIDRAMNION DIABETES MELLITUS ISOIMUNISASI RHESUS FAKTOR HEREDITER MASALAH VASKULER

Risk Factor for Preeclampsia Primiparity Previuos preeclamptic pregnancy Chronic Hypertension or chronic renal disease or both History of thrombophilia Multifetal pregnancy In vitro fertilization Family history of preeclampsia Type 1 Diabetes Melitus or type II Obesity Systemic Lupus erythematosus Advanced maternal age (older than 40 years) ACOG 2013

Hipertensi Dalam Kehamilan HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DAN PREEKLAMPSIA RINGAN SERING TANPA GEJALA PROGNOSIS LEBIH BURUK DENGAN PROTEINURIA

DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA BERAT TEKANAN DARAH DIASTOLIK > 110 mmHg PROTEINURIA  2+ OLIGURIA < 400 ml/24 JAM EDEMA PARU: NAFAS PENDEK, SIANOSIS, RONKHI NYERI EPIGASTRIUM/KUADRAN ATAS KANAN GANGGUAN PENGLIHATAN: SKOTOMA NYERI KEPALA HEBAT HIPERREFLEKSIA MATA: SPASME ARTERIOLER, EDEMA, ABLASIO RETINA KOAGULASI: KOAGULASI INTRAVASKULER DISSEMI-NATA, SINDROM HELLP PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT OTAK: EDEMA SEREBRI JANTUNG: GAGAL JANTUNG

KEJANG DAPAT TERJADI TANPA TERGANTUNG PADA BERAT RINGANNYA HIPERTENSI EKLAMPSIA KEJANG DAPAT TERJADI TANPA TERGANTUNG PADA BERAT RINGANNYA HIPERTENSI SIFAT KEJANG TONIK-KLONIK KOMA TERJADI SETELAH KEJANG DAN DAPAT BERLANGSUNG LAMA

DIDETEKSI SEBELUM KEHAMILAN 20 MG HIPERTENSI KRONIK DIDETEKSI SEBELUM KEHAMILAN 20 MG SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA ADALAH HIPERTENSI KRONIK + PREEKLAMPSIA

HIPERTENSI KRONIK PROTEINURIA KEJANG DAN KOMA DIAGNOSIS BANDING KELOLA SEBAGAI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN PROTEINURIA SEKRET VAGINA / CAIRAN AMNION INFEKSI SALURAN KEMIH, ANEMIA BERAT, PAYAH JANTUNG, PARTUS LAMA DARAH DALAM URIN, SKISTOSOMIASIS, KONTAMINASI DARAH VAGINA KEJANG DAN KOMA EPILEPSI MALARIA SEREBRAL  TRAUMA KEPALA  PENYAKIT SEREBROVASKULER INTOKSIKASI (ALKOHOL, OBAT, RACUN) KELAINAN METABOLISME  MENINGITIS ENSEFALOPATI  INTOKSIKASI AIR HISTERIA DLL. DIAGNOSIS BANDING

ISKEMIA UTEROPLASENTER SPASME ARTERIOLAR KEJANG DAN KOMA KOMPLIKASI ISKEMIA UTEROPLASENTER SPASME ARTERIOLAR KEJANG DAN KOMA PENANGANAN TIDAK TEPAT

PENCEGAHAN PEMBATASAN KALORI, CAIRAN, DIIT RENDAH GARAM TIDAK MENCEGAH HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN BAHKAN MEMBAHAYAKAN JANIN MANFAAT ASPIRIN, KALSIUM MASIH DIPERDEBATKAN DETEKSI DINI DAN PENANGANAN CEPAT-TEPAT

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TANPA PROTEINURIA PEMANTAUAN TEKANAN DARAH ALUR TERAPI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TANPA PROTEINURIA HAMIL > 37 MG TERMINASI KEHAMILAN HAMIL < 37 MG PEMANTAUAN TEKANAN DARAH MENINGKAT PREEKLAMPSIA

PENGELOLAAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TANPA PROTEINURIA JIKA KEHAMILAN < 37 MINGGU RAWAT JALAN PEMANTAUAN TEKANAN DARAH, PROTEINURIA & KONDISI JANIN TIAP MINGGU BILA KONDISI JANIN MEMBURUK / GANGGUAN PER-TUMBUHAN JANIN  RAWAT DAN PERTIMBANGKAN TERMINASI KEHAMILAN JIKA KEHAMILAN > 37 MINGGU TERMINASI KEHAMILAN

ALUR TERAPI PREEKLAMPSIA RINGAN HAMIL > 37 MG TERMINASI KEHAMILAN PEMANTAUAN TEKANAN DARAH, PROTEINURIA, REFLEKS, KONDISI JANIN HAMIL < 37 MG KENAIKAN PROTEINURIA GANGGUAN PERTUMBUHAN JANIN KENAIKAN TEKANAN DARAH PREEKLAMPSIA TERMINASI KEHAMILAN RAWAT INAP

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA RINGAN JIKA KEHAMILAN < 37 MINGGU DAN TIDAK TERJADI PERBAIKAN, LAKUKAN PENILAIAN 2 KALI/MG RAWAT JALAN PEMANTAUAN TEKANAN DARAH 2X/HR, PROTEINURIA 1X/HR & KONDISI JANIN BANYAK ISTIRAHAT DIIT BIASA TIDAK PERLU PENGOBATAN

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA RINGAN JIKA KEHAMILAN < 37 MINGGU DAN TIDAK MEMUNG-KINKAN RAWAT JALAN, RAWAT DI RS PEMANTAUAN TEKANAN DARAH 2X/HR, PROTEINURIA 1X/HR & KONDISI JANIN BANYAK ISTIRAHAT DIIT BIASA TIDAK PERLU PENGOBATAN TIDAK PERLU DIURETIK, KECUALI TERDAPAT EDEMA PARU, DEKOMPENSASI KORDIS & GAGAL GINJAL AKUT PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT  PERTIMBANGKAN TERMINASI PROTEINURIA  KELOLA SEBAGAI PREEKLAMPSIA BERAT TEKANAN DIASTOLIK TURUN SAMPAI NORMAL PASIEN DIPULANGKAN ISTIRAHAT & PERHATIKAN TANDA PREEKLAMPSIA BERAT TEKANAN DIASTOLIK NAIK  RAWAT

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA RINGAN JIKA KEHAMILAN > 37 MINGGU PERTIMBANGKAN TERMINASI KEHAMILAN SERVIKS MATANG  LAKUKAN INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ml DEKSTROSE 5% 10 TETES/MENIT ATAU PROSTAGLANDIN SERVIKS BELUM MATANG  PROSTA-GLANDIN / MISOPROSTOL / KATETER FOLEY / BEDAH CAESAR

EKLAMPSIA WANITA HAMIL ATAU BARU MELAHIRKAN MENGELUH NYERI KEPALA HEBAT, PENGLIHATAN KABUR, MUAL MUNTAH, NYERI ULU HATI WANITA HAMIL ATAU BARU MELAHIRKAN MENDERITA KEJANG ATAU KEHILANGAN KESADARAN / KOMA

PENGELOLAAN UMUM SEGERA RAWAT LAKUKAN PENILAIAN KLINIK JIKA PASIEN TIDAK BERNAFAS BEBASKAN JALAN NAFAS BERIKAN O2 DENGAN SUNGKUP LAKUKAN INTUBASI BILA PERLU JIKA PASIEN KEHILANGAN KESADARAN BARINGKAN PADA SATU SISI UKUR SUHU PERIKSA APAKAH ADA KAKU KUDUK

PENGELOLAAN UMUM JIKA PASIEN SYOK JIKA TERDAPAT PERDARAHAN LIHAT PENGELOLAAN SYOK JIKA TERDAPAT PERDARAHAN LIHAT PENGELOLAAN PERDARAHAN JIKA PASIEN KEJANG BARINGKAN PADA SATU SISI, TEMPAT TIDUR ARAH KEPALA DITINGGIKAN SEDIKIT UNTUK MENCEGAH ASPIRASI BEBASKAN JALAN NAFAS PASANG SPATEL LIDAH FIKSASI

ALUR TERAPI PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA KEJANG ANTI KONVULSAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA  ANTI KONVULSAN  ANTI HIPERTENSI  PASANG INFUS  KESEIMBANGAN CAIRAN  PENGAWASAN  OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI PEMBEKUAN DARAH OLIGURIA SINDROM HELLP KOMA PERSALINAN 12 JAM (EKLAMPSIA) / 24 JAM (PREEKLAMPSIA) GAWAT JANIN PARTUS PERVAGINAM BEDAH CAESAR RUJUK

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA PENGELOLAAN KEJANG ANTI KONVULSAN PERLENGKAPAN PENGELOLAAN KEJANG LINDUNGI DARI TRAUMA ASPIRASI MULUT DAN TENGGOROK BARINGKAN PADA SISI KIRI, TRENDELENBURG O2 4-6 LITER/MEN

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA PENGELOLAAN UMUM JIKA DIASTOLIK > 110 mmHg BERIKAN ANTI HIPERTENSI SAMPAI DIASTOLIK ANTARA 90-100 mmHg PASANG INFUS RINGER LAKTAT UKUR KESEIMBANGAN CAIRAN KATETERISASI URIN JIKA JUMLAH URIN < 300 ML/JAM  PANTAU EDEMA PARU PENGAWASAN OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS & DJJ TIAP 1 JAM LAKUKAN UJI PEMBEKUAN DARAH

MAGNESIUM SULFAT MAGNESIUM SULFAT MERUPAKAN OBAT TERPILIH UNTUK PENGELOLAAN PRE-EKLAMPSIA/EKLAMPSIA MAGNESIUM SULFAT DITETAPKAN SEBAGAI OBAT PALING EFEKTIF UNTUK MENGATASI KEJANG EKLAMPSIA (The Eclampsia Collaborative Trial Group 1995, Neilson 1995, Lucas, Levano dan Cunningham 1995)

MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA Alternatif I Dosis awal Dosis Pemeliharaan MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g dalam larutan Ringer Asetat / Ringer Laktat selama 6 jam Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 (40%) 2 g IV selama 5 menit MgSO4 1 g / jam melalui infus Ringer Asetat / Ringer Laktat yang diberikan sampai 24 jam postpartum

MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA Alternatif II Dosis awal Dosis pemeliharaan Sebelum pemberian MgSO4 ulangan, lakukan pemeriksaan: Hentikan pemberian MgSO4, jika: Siapkan antidotum MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml Lignokain (dalam semprit yang sama) Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4 Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit Refleks patella (+) Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit) Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2 Jika terjadi henti nafas: Bantu pernafasan dengan ventilator Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi

Pengelolaan antihipertensi Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg Nifedipin sublingual. Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral.

DIAZEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT PENGELOLAAN DIAZEPAM DOSIS AWAL DIAZEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT DOSIS PEMELIHARAAN DIAZEPAM 40 MG / 500 ML RINGER LAKTAT TIDAK MELEBIHI 100 MG/24 JAM PEMBERIAN MELALUI REKTUM DIAZEPAM 20 MG DALAM SEMPRIT 10 ml JIKA MASIH ADA KEJANG DOSIS TAMBAHAN 10 MG/JAM DAPAT DIBERIKAN MELALUI KATETER URIN KE DALAM REKTUM

PENGELOLAAN PERSALINAN PREEKLAMPSIA BERAT  PERSALINAN DALAM 24 JAM EKLAMPSIA  PERSALINAN DALAM 12 JAM BILA DILAKUKAN BEDAH CAESAR TIDAK ADA KOAGULOPATI ANESTESIA TERPILIH ANESTESIA UMUM JIKA TIDAK TERSEDIA ANESTESI UMUM JANIN MATI BBLR LAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM JIKA PEMATANGAN SERVIKS BAIK  INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ML DEKSTROSE 5% ATAU PROSTAGLANDIN

OLIGURIA (<400 ML/24 JAM) SINDROM HELLP LAKUKAN RUJUKAN BILA: OLIGURIA (<400 ML/24 JAM) SINDROM HELLP (HEMOLYSIS, ELEVATED LIVER ENZYMES & LOW PLATELETS) KOMA BERLANJUT > 24 JAM SETELAH KEJANG

PERAWATAN POSTPARTUM ANTI KONVULSAN DITERUSKAN SAMPAI 24 JAM POSTPARTUM / KEJANG TERAKHIR ANTI HIPERTENSI JIKA TEKANAN DIASTOLIK > 110 mmHg PEMANTAUAN JUMLAH URIN

 PREEKLAMPSIA  GANGGUAN PERTUMBUHAN JANIN  GAWAT JANIN ALUR TERAPI  ANTI HIPERTENSI  SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA?  ISTIRAHAT  PEMANTAUAN JANIN  OBSERVASI KOMPLIKASI HIPERTENSI KRONIK  PREEKLAMPSIA  GANGGUAN PERTUMBUHAN JANIN  GAWAT JANIN TERMINASI KEHAMILAN

PENGELOLAAN HIPERTENSI KRONIK LANJUTKAN PENGOBATAN HIPERTENSI SEBELUM-NYA BILA DIASTOLIK > 110 mmHg ATAU SISTOLIK  160 mmHg BERIKAN ANTI HIPERTENSI PROTEINURIA  SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA ? ISTIRAHAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN & KONDISI JANIN TANPA KOMPLIKASI  TUNGGU PERSALINAN ATERM JIKA TERDAPAT PREEKLAMPSIA, PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT ATAU GAWAT JANIN  TERMINASI KEHAMILAN OBSERVASI KOMPLIKASI

Prevention of Preeclampsia Low dose aspirin, Cohcrane meta analysis of 59 trials > 37.000 women  17% reduction in risk of preeclampsia Administration of vit C or E not recommended, cochrane systematic review 15 randomized controlled trial (20748 women) Calcium supplementation might be expected to be greater benefit in women who have a nutritional deficiency of calcium , metaanalysis 13 trials

Protein and calorie restriction for obese pregnant woman shows no reduction in the risk of preeclampsia and may increase the risk of IUGR and should be avoided Dietary salt not reduce insidence of preeclampsia, metaanalysis 7000 randomized patient Regular exercise has been hypothesized to prevent preeclampsia by improving vasculas functon, 30 minutes moderate exercise on most days is recommended during normal pregnancy

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA