Erry Yudhya Mulyani,M.Sc
Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satuatau lebih pengukuran.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secaraspesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (beratBadan), TB (tinggi badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masatubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA
a. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yangdibuat oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatanpamong desa b.Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal (Sunda, Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional.
c. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atauberdasar kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihankades, pemilu, banjir, gunung meletus dll). d.Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak kerabat/ tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya. e. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui, maka ditentukan tanggal 15 bulan
Pengukuran BB dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu timbangan Berat Badan, namun ada kekhususan dalam mengukur BB bayi,yaitu dapat dilakukan:
Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan Alat ukur, seperti; a.Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri b.Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri.
Pengukuran lingkar kepala dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah ini
Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihanberat badan) dan Obesitas (kegemukan)
Rumus atau cara menghitungBMI yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadratdari tinggi badan dalam meter (kg/m²) Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi: a.Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan b.Wanita hamil c.Orang yang sangat berotot, contohnya atlet
Berat badan relative merupakan alternative lain untuk menentukan status gizi seseorang. Berat badan relative adalah persentase berat badan dalam kilogram terhadap berat badan normal (tinggi badan dikurangi dengan 100). Namun, pengukuran BBR kini jarang dilakukan di rumahsaakit karena peranannya untuk menentukan status gizi seseorang sudahbanyak diganti oleh IMT
Penilaian berdasarkan berat badan relatif : kurus (underweight) bila 110% obesitas bila > 120% -obesitas ringan bila % obesitas sedang bila % -obesitas berat bila % -obesitas Morbid bila > 200%
Rasio pi-pa diukur mula-mula mengukur lingkaran pinggang (perut) pada lingkaran terkecil diatas umbilikus. Kemudian, lingkaran panggul diukur lewat tonjolan gluteus yang paling maksimal
Hasil kedua pengukurankemudian digambar padanomogram dan dengan meletakkan hasil pengukuran lingkaran pinggangpada sklala di sebelah kiri, sementara hasil pengukuran lingkaran panggulpada skala di sebelah kanan. Hubungkan kedua hasil pada skala tersebutdengan garis lurus yg akan memotong garis AGR/WHR (abdominal- gluteal ratioatau waist hip-ratio) yg terletak antara kedua skala
Rasio pi-pa (WHR) sebesar 1,0 atau kurang bagi laki-laki dan 0,8 atau kurang bagi wanita merupakan nilai yang normal. (Hartono, Andry. 2006) Perlu ditekankan bahwa resiko penyaki tyang berhubungan dengan lingkar pinggang adalah bervariasi pada populasi dan kelompok etnik yang berbeda. Sebagai contoh, lemak di sekitar perut pada wanita kulit hitam kurang menunjukan hubungan yang kuat dengan resiko penyakit jantung dan diabetes dibandingkandengan wanita kulit putih. Oleh karena itu,diperlukan nilai maksimum (cut-off points) yang lebih spesifikberdasarkan seks dan populasi
Pengukura n PriaWanita Resiko Meningkat Resiko Sangat Meningkat Resiko Meningkat Resiko Sangat Meningkat Lingkar Pinggang 94 cm 102 cm 80 cm 88 cm Perbanding an Lingkar/Lin gkar Pinggul 0,91,00,80,9
Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi metode paling populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi. Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi jenis perifer (obesitas tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), danobesitas tipe ovid (DivisionXenical, 2007)
Lemak disimpan di sekitar pinggul danbokong Tipe ini cenderung dimiliki wanita.Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoidumumnya kecil, kecuali resiko terhadappenyakit arthritis dan varises vena (varicoseveins).
Biasanya terdapat pada pria. dimanalemak tertumpuk di sekitar perut. Resikokesehatan pada tipe ini lebih tinggidibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel- sellemak di tempat lain. Lemak yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakitgallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu (payudara danendometrium).
dapat disimpulkan bahwa seorang pria kurus dengan perut gendut lebih beresiko dibandingkan denganpria yang lebih gemuk dengan perut lebih kecil. Untuk diagnosis obesitas abdominal (tipe Android), lingkaranperut bagi wanita Asia adalah ≥ 80 cm dan bagi pria Asia adalah≥ 90cm (bagi wanita Kaukasian≥ 35 inci dan pria Kaukasian≥ 40 inci).
Ciri dari tipe ini adalah "besar diseluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnyaterdapat pada orang-orang yang gemuksecara genetic.
Lipatan Triseps Pengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk menentukanstatus lemak tubuh, sementara LLA dan LOLA untuk mengetahuistatus protein otot. Kurang lebih separuh jaringan adipose tubuhterdapat dalam jaringan bawah kulit (subkutan) sehingga pengukuranstatus lemak tubuh dapat dilakukan pada lipatan kulit triseps,subskapuler, abdominal, panggul, serta paha.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penilaian lemaksubkutan lewat pengukuran lipatan kulit merupakan cara yang cukupakurat. Pengukuran lipatan triseps dilakukan dengna menggunakan caliper.
Cara pengukurannya adalah lengan yang lipatan triseps akan diukur dibiarkan digantung bebas disisi tubuh. Peganglah lipatan kulit tersebut seperti menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangansedikit di atas titik tengah lengan atas yang sudah ditandai. Gunakankaliper untuk mengukur tebalnya, tunggu 2 hingga 3 detik, kemudianbacalah hasil pengukuran tersebut pada 1,0 mm yang terdekat. Ulangi prosedur pengukuran hingga 3 kali hitung rata-rata dari hasil pengukuran.
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saatini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar= 11,3 mm untuk laki-laki, 14,9 mm untuk wanita.
Ukuran lingkaran lengan atas (LLA) menentukan massa ototdan jaringan subkutan. Biasanya cara ini digunakan pada anak-anakkendati dapat pula dipakai untuk mengukur Lingkaran Oktot LenganAtas (LOLA) pada orang dewasa.
Cara pengukuran adalah dengan menggunakan pita pengukuryang tidak mulur (sebaiknya pita pengukur produksi RossLaboratories, Columbus, OH untuk memudahkan pembacaannya) lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang non-dominan (lengan kiri) di antara puncak prosesus akromialis scapuladan prosesus olekranon os ulna, sementara lengan bawah difleksikan90o. Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas, kencangkan pitapengukur yang telah dipasang melingkari titik tengah lengan atastanpa menimbulkan penekanan pada jaringan lunak. Lakukanpembacaan pada sentimeter terdekat. (Hartono, Andry. 2006)
Ukuran lingkaran otot lengan atas (LOLA) yang dihitungberdasarkan tebal triseps dan ukuran LLA akan menghasilkan indeksmassa otot (simpanan protein tubuh). Pengukurannya dilakukan dalamsentimeter dengan rumus: LOLA (cm) = LLA cm – (0,314 x tebal kulit triseps (mm))
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saatini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar= 22,8 cm untuk laki-laki, 20,9 cm untuk wanita. (Hartono, Andry. 2006)