PENISILIN
Penisilin merupakan senyawa golongan obat antimikroba yang berasal dari perkembangbiakan bakteri Penicillium notatum dan bakteri Penicillium chrysogenum Penisilin pertama kali ditemukan oleh fleming pada tahun 1929 di London, penelitian ini ditemukan setelah mengamati pertumbuhan staphylococcus tertentu terhambat bila bakteri -bakteri tesebut dikontaminasi oleh jamur Satu decade kemudian, florey dan Chain berhasil mengisolasi substansia aktif dari jamur hasil penelitain fleming yang disebut penisilin. Penicillin terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu penisilin alam dan penisilin semisintesis. Penisilin alam diekstraksi dari biakan. P.chrysogenum, penisilin semisintesis diperoleh dengan jalan mengubah struktur kimia penisilin alam atau dengan cara sintesis inti penisilin yaitu asam amino penisilinat jamur
Penisilin merupakan suatu asam organik, berbentuk kristal, berwarna putih yang sedikit larut dalam air tetapi larut baik dalam pelarut organic. Sebaliknya garam – garam penisilin sangat baik larut dalam air dan stabil antara pH 6 dan 6,5 Penisilin terdiri dari cincin berupa inti siklik pada gugus amida dan dapat diikat berbagai radikal dan diperoleh berbagai jenis penisilin. Dalam suasana basa atau pengaruh enzim penisilinase inti β laktam terbuka sehingga penisilin terurai menjadi asam penisiloat. Pengaruh amidase terurai menjadi asam 6-amino penisilinat.
dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula yang saling terikat satu dengan yang lainnya dan dengan demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penisilin bekerja dengan menghalangi sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman yang disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah. Dinding sel manusia dan hewan tidak terdiri dari murein maka antibiotika ini tidak toksik untuk manusia Struktur beta lactam penisilin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat enzim bakteri yang diperlukan untuk pemecahan sel dan sintesis selular. Bakteri akan mati akibat lisis sel. Penisilin dapat bersifat bakteriostatik maupun bakterisidal tergantung dari obat dan dosisnya
Resistensi obat adalah keadaan di mana kuman tidak dapat lagi dibunuh dengan antibiotik. Resistensi ini dapat terjadi karena pemakaian yang tidak tepat yang dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan Bakteri Coli menjadi resisten (kebal) terhadap penisilin Resistensi bakteri ini terbantuk dengan cara : 1. Bakteri membentuk enzyme β lactamase yang memecah cincin β lactam 2. Bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri berbentuk L dapat menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih) karena lama berkembanganya. Bakteri semacam ini dengan mudah dimatikan dengan kotrimoksazol atau tetrasiklin (obat antibiotik).
Berdasarkan perkembanganya penisilin dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, diantaranya adalah : A. Penisilin golongan sempit 1. benzil penisilin (penisilin G) sifat : tidak tahan terhadap asam lambung, dapat digunakan untuk membunuh bakteri gram positif saja dan dapat diuraikan dengan penilisinase 2. fenoksi metal penisilin (penisilin V) sifat : tahan terhadap asam lambung, 3. penisilin terhadap penisilinase sifat : derivat ini hampir tdak terurai oleh penisilinase, tetapi aktivitas dari antibiotik ini memiliki daya kerja ringan daripada penisilin V dan penisilin G B. Penislin golongan luas 1. ampisilin 2. amoxiciln 3. Co - amoxilaf
1. Penisilin G Penisilin G merupakan penisilin alam dari biakan P. Chrysogenum. Diperdagangan sebagai zat yang bersifat asam. Dalam larutan dapat terurai pada pH 8 dan di tempat dingin. Penisilin aktif terhadap : Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitides, Corynebecterium difteriae, Bacillus anthracis, Leptotricia buccalis, Staphylococcus aureus resisten terhadap benzyl penisilin, dan Gonococcus menunjukkan kenaikan resistensi terhadap penisilin. indikasi: infeksi tenggorokan, meningokokus, meningitis, pneumonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki. Kombinasi penisilin G dengan Streptomisin dapat digunakan untuk: 1. infeksi antraks 2. infeksi sifilis
Kontra indikasi hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin Pemberian oral merupakan kontraindikasi pada penyakit berat karena kadar penisilin dalam darah rendah. Efek samping Reaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare. 2. Penisilin V Penisilin V merupakan turunan fenoksimetil dari penisilin G. penisilin v sedikit larut dalam air, mudah larut dalam alcohol dan aseton Spektrum antimikroba sama dengan penisilin G yaitu terhadap bakteri gram positf aerob, kurang efektif terhadap bakteri gram negatif. Resistensi terhadap penisilin V serupa dengan resistensi terhadap penisilin G
Indikasi : Penisilin V merupakan obat pilihan untuk rute oral dibandingkan penisilin G karena stabil dalam asam lambung, terutama untuk pengobatan : infeksi streptococcs pyogenes pada faringitis, Kholera, Demam rematik, Endokarditis, Infeksi saluran pernafasan, dan Infeksi kulit dan mukosa. Kontraindikasi: Penisilin V tidak dapat diberikan pada infeksi berat karena konsentrasi dalam plasma rendah. Efek samping: Hipersensitivitas, lidah seperti ditumbuhi jamur, diare disertai mual, muntah yang menimbulkan kejang perut, kelelahan, penurunan bobot badan. Sediaan: Penisilin tersedia sebagai garam natrium, dalam bentuk tablet 250 mg dan 625 mg dan sirup 125 mg/ 5 ml.
3. Ampsilin Mempunyai spektrum kerja yang luas, aktif terhadap: Haemofilus influenza, Bordetella pertusis, Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitidis, Salmonella typhi, Enthamoeba Coli Indikasi : infeksi saluran kemih, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus Kontra indikasi : alergi (hipersensitiv) terhadap penisilin. Resistensi: Bakteri yang resisten adalah Proteus mirabilis Efek samping: Mual, muntah, diare ringan, hipersensitivitas, demam, kejang perut, rasa nyeri, penurunan bobot badan, kelelahan.
Dosis : Dewasa dan anak – anak dengan berat 20 kg : 250 mg – 500 mg tiap 6 jam Anak dengan bb jurang dari 20 kg : 50 – 100 mg kg/ bb. Diberikan tiap 6 jam sekali. 4. Amoksisilin Amoksisilin mempunyai spektrum antibiotika yang identik dengan ampisilin kecuali amoksisilin peka terhadap enzim penisilinase. Resistensi: Mikroba yang resisten terhadap amoksisilin adalah bakteri yang memproduksi enzim penisilinase yaitu: Enterobacter pylori, Peudomonas aureus, Clostridium tetani.
Indikasi : dapat digunakan untuk mengobati penyakit : infeksi pada kulit, infeksi jaringan mukosa, infeksi telinga, hidung, tenggorokan, infeksi saluran pernafasan bawah, Infeksi saluran urin & genital, Gonorrhoeae akut, Efektif untuk demam tifoid akibat Salmonella typhi yang sudah tidak peka terhadap kloramfenikol. Efek samping: Mual, Muntah, demam, Diare, Kelemahan, hipersensitivitas, gatal- gatal.
Dosis : Dewasa dan anak – anak dengan bb kurang dari 20 : 250 – 500 mg tiap 8 jam anak – anak dengan bb kurang dari 20 : - 40 mg kg bb sehari tiap 8 jam
Absorpsi: *Penisilin G tidak tahan terhadap suasana asam (pH 2). Cairan lambung (pH 4) tidak terlalu merusak. Garam Na Penisilin G oral diabsorpsi di duodenum. Adanya makanan akan menghambat absorpsi. Kadar maksimal dalam darah tercapai dalam menit. Pemberian i.m kadar maks dalam darah menit. *Penisilin V walaupun relatif tahan asam, 30% mengalami pemecahan di bagian atas saluran cerna sehingga tidak sempat diabsorpsi *Ampisilin absorpsinya tergantung ada tidaknya makanan. Adanya makanan dalam saluran cerna menghambat absorpsi. *Amoksisilin absorpsinya di saluran cerna jauh lebih baik dari pada ampisilin. T ½ nya sama. *Karbenisilin tidak diabsorpsi di saluran cerna
Distribusi Penisilin G didistribusi luas dalam tubuh, jumlah yang besar terdapat dalam hati, empedu, ginjal, usus, limfe dan semen, cairan serebrospinal sukar dicapai. Ampisilin didistribusi secara luas dalam tubuh. Penetrasi pada SSP efektif bila ada radang meningen. Pada bronchitis dan pneumonia ampisilin disekresi melalui sputum 10% dari kadar di serum. Amoksisilin dan karbenisilin distribusinya sama dengan ampisilin.
Reaksi alergi sering ditimbulkan oleh pemberian penisilin khususnya penisilin G. Bisa terjadi anemia hemolitik, gangguan fungsi hati dapat berkembang menjadi hepatitis. Efek samping lain berupa gangguan mulut (lidah seperti ditumbuhi jamur), diare ringan, mual, muntah dan pengurangan bobot badan. Efek toksik penisilin terhadap SSP dapat menimbulkan epilepsi karena pemberian penisilin intra vena dosis tinggi. Ampisilin, oksasilin dan karbenisilin dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.