HAND OUT KIMIA ANALITIK AK-201

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
Advertisements

Sistematika Anion Gol I --- Garam Ca tak Larut
KIMIA ANALITIK 1.
KESETIMBANGAN LARUTAN
KIMIA ANALISA Adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan – pemisahan
REAKSI NYALA.
TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
H2O.
PRAKTIKUM BIOKIMIA URINE
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
Konsep asam basa Indriana Lestari.
Analisis Anion Oleh : Heri Satria, M.Si.
VOLUMETRI / TITRIMETRI
KIMIA ANORGANIK PERTEMUAN KE-3.
KESETIMBANGAN LARUTAN
Elektrokimia TIM DOSEN KIMIA DASAR.
JENIS JENIS REAKSI KIMIA PRODI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU
ELEKTROKIMIA Kimia SMK
KESETIMBANGAN LARUTAN
KESETIMBANGAN LARUTAN
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
PERUBAHAN KIMIA DAN KERJA LISTRIK
MUDUL 12 Zn(s) + H2SO4(aq) REAKSI KIMIA DAN SUSUNAN BERKALA
OLEH EKO BUDI SUSATYO ANALISIS KUANTITATIF OLEH EKO BUDI SUSATYO
ANALISIS KATION GOLONGAN II dan III
Kelas X Semester 1 Penyusun : SMK Negeri 7 Bandung
Kelas X Semester 1 Penyusun : SMK Negeri 7 Bandung
GRAVIMETRI Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan. Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen.
DATA PENGAMATAN Uji nyala api
LARUTAN ELEKTROLIT DAN REAKSI REDOKS
ENTER EXIT.
ANALISIS KUALITATIF BY NURASIA ILHAM.
( Ar, Mr, massa, volume, bil avogadro, pereaksi pembatas)
NAMA, RUMUS, DAN PERSAMAAN KIMIA.
OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
KESETIMBANGAN LARUTAN
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
Irnin agustina dwi astuti,m.pd
NAMA : DWI ANGGRAINI NIM : DOSEN PEMBIMBING : Drs. K. AnomW.,M.Si. NIP :
Kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp)
ANALISIS KUALITATIF.
Pemisahan Kation Golongan IV (Metode Sulfat)
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
PENGUJIAN UNTUK ION METAL (KATION) DAN ANION DALAM LARUTAN
Reaksi oksidasi - reduksi
Pemisahan kation gol. IIA
ANALISIS KUALITATIF ANORGANIK
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
Argento-Gravimetri.
( Ar, Mr, massa, volume, bil avogadro, pereaksi pembatas)
Begum Fauziyah, S. Si., M. Farm
PERUBAHAN KIMIA DAN KERJA LISTRIK
Reaksi dalam Larutan Berair
TITRASI PENGENDAPAN.
BILANGAN OKSIDASI NITROGEN
PERUBAHAN KIMIA DAN KERJA LISTRIK
PERUBAHAN KIMIA DAN KERJA LISTRIK
Analisis Kualitatif Kation
PERUBAHAN KIMIA DAN KERJA LISTRIK
Tes Pendahuluan Kation
DEFINISI KIMIA ANALISIS :
Indri Kusuma Dewi,S.Farm.,M.Sc.,Apt.
Kelarutan (s)  Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.  Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam.
HASIL KALI KELARUTAN KELOMPOK 3 KELAS 1 KA NAMA:  Dwi Sandi Wahyudi  Intan Nevianita  Nola Dwiayu Adinda  Renny Eka Dhamayanti.
Sistematika Anion Gol I --- Garam Ca tak Larut
Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan
Kesetimbangan Kelarutan
Analisis Anion PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK.
1 REAKSI REDOKS & ELEKTROKIMIA. 3 PENGERTIAN Reaksi kimia dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi (Pengertian lebih luas) Reaksi kimia dimana terjadi.
Transcript presentasi:

HAND OUT KIMIA ANALITIK AK-201 DRA. ANA HIDAYATI M, MSi

Kimia analitik Bobot : 3 sks Setmester 1 (T1/P1) Semester 2 (T0/P1)

Deskripsi MK Mk ini mempelajari analisa kimia kualitatif dan kuantitatif anorganik  Dasar pemeriksaan: kimia air dan Makanan minuman kimia Farmasi Kimia Klinik Toksikologi

Tujuan MK Peserta didik mampu menerapkan konsep analisa kualitatif dan kuantitatif anorganik dalam pemeriksaan laboratorium kesehatan Kegiatan Belajar mengajar Kuliah tatap muka/ceramah Diskusi Tugas

Penilaian Hasil Belajar UTS 40% UAS 40% Tugas 20%

PENDAHULUAN Kimia Analitik adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari cara-cara untuk mengetahui dan menentukan komponen-komponen dan jumlah zat dari suatu campuran

a. Metoda Konvensional Dengan metoda konvensional, kimia analisis dilakukan secara kualitatif dan secara kuantitatif. Secara kualitatif, analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen baik unsur-unsur maupun gugus yang terkandung dalam suatu zat yang dapat dilakukan dengan analisis secara basah dan secara kering Secara kuantitatif, analisis untuk menghitung dan / menentukan jumlah/berat komponen yang terkandung dalam suatu zat yang dapat dilakukan dengan metoda volumetri dan gravimetri

b. Metoda Instrumental Dengan metoda instrumental, kimia analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan instrumen-instrumen (alat-alat ) tertentu, seperti spektrofotometer UV-Vis, SSA (Spektrometer Serapan Atom), HPLC, Kromatografi Gas, Konduktometer, Elektroanaliser dll.

I. Kimia Analitik Kualitatif Analisis secara basah yaitu suatu zat/ campuran dianalisis dalam bentuk larutan. Suatu zat dalam larutan terionisasi menjadi ion positip dan ion negatif Penyelidikan secara kualitatif dilakukan dengan cara mengubah zat yang diselidiki dengan pereaksi (reagensia) tertentu menjadi zat/ persenyawaan baru yang bersifat Karaktersitik. Berdasarkan sifat karakteristik / spesifik ini dapat ditentukan macam/ jenis penyusun zat yang diselidiki. Perubahan ini disebut reaksi kimia

Perubahan kimia yang dapat diamati adalah sbb: Terbentuknya endapan Cl- + AgNO3  endapan putih 2. Terbentuknya gas CO3 2- + HCl  gas Terjadinya perubahan warna dan reaksi reduksi dan oksidasi Larutan Kalium Permanganat + larutan asam sulfat encer + laritan Natrium Nitrit  warna ungu dari Kalium Permanganat dilunturkan

Macam-macam pereaksi / reagen: Reagen selektif Reagen yang memberikan positif terhadap beberapa ion Suatu zat + HCl  gas Zat tsb kemungkinan anion karbonat, bikarbonat, nitrit, sulfit Reagen spesifik Reagen yang memberikan positif terhadap terhadap satu ion saja Suatu zat + reagen griess  merah muda Zat tsb adalah anion nitrit

Macam-macam skala dalam analisa kualitatif Analisa makro - analisa dalam jumlah besar - zat yang diselidiki 0,5 – 1,0 g atau 20 mL Analisa semi mikro - analisa dalam jumlah sedang - zat yang diselidiki 0,05 – 0,1 g atau 1mL Analisa mikro - analisa dalam jumlah kecil - zat yang diselidiki < 0,01 g atau < 1mL

Keuntungan analisa semimikro Hemat bahan kimia hemat biaya Kecepatan analisis meningkat  hemat waktu Ketajaman pemisahan besar

Reaksi basah Alat-alat : Tabung reaksi Plat tetes Bekerglass Erlenmeyer Batang pengaduk Penjepit tabung 6. Corong 7. Botol cuci 8. Pipet tetes 9. Pemanas spirtus 10. Pemanas bunsen 11. Cawan Porselen

Analisis kualitatif  didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan mengidentifikasi ion yang sejenis Kesetimbangan asam-basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan kestimbangan ion kompleks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang sering digunakan dalam analisis kualitatif anion

Analisis Kualitatif Kation dan Anion Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup lama. Berkat kajian Karl Remegius Fresnesius (1840), dalam bentuk buku (1897) Langkah-langkah analisis kation dan anion  secara sistematis dalam diagram alir,  standar untuk kajian analisis kualitatif bahan anorganik

A. Uji pendahuluan anion untuk memisahkan anion pengoksidasi dan anion pereduksi  4 golongan, yang didasarkan pada reaksinya terhadap larutan asam Klorida (HCl) encer dan ion perak (Ag+) 1. Dengan HCl encer: - Terjadi perubahan warna : CrO42-,Cr2O7 2- - Gas tak berwarna tak berbau : CO32- - Gas tak berwarna bau menyengat: SO32-,S2-, Cl- - Gas berwarna : NO2-, Br-, I-

Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi Larutan sampel + larutan MnCl2 dalam larutan HCl pekat  warna merah-coklat - hitam  adanya anion pengoksidasi: NO2-, NO3-, CrO42- Deteksi Adanya Ion Pereduksi Larutan sampel + larutan FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer  endapan biru gelap  adanya anion pereduksi: S2-, SO32-, I- atau NO2- (kons. Tinggi)

Golongan I Anion yang terurai dalam larutan asam kuat (HCl encer) gas bila larutannya dipanaskan. Gas-gas yang dibebaskan : CO32-  CO2 (gas tak berwarna dan tak berbau) SO32-  SO2 (gas tak berwarna, bau belerang bakar) S2-  H2S (gas tak berwarna, berbau telur busuk) NO2-  NO2 + NO (gas warna coklat, bau menyengat) Golongan II Anion stabil dalam HCl encer dan mengendap sebagai garam perak S2-  Ag2S (hitam) I-  AgI (kuning pucat) Br-  AgBr (kuning-coklat) Cl-  AgCl (putih)

Golongan III Anion yang stabil dalam HCl, tetapi mengendap sebagai garam perak bila larutannya dinetralkan [CO32-  Ag2CO3 (kuning pucat)] [NO2 -  AgNO2 (kuning pucat; [NO2-] relatif tinggi) PO43-  Ag3PO4 (kuning) CrO42- Ag2 CrO4 (coklat kemerahan) SO42-  Ag2 SO4 (putih; konsentrasi SO42- - tinggi) Golongan IV Anion yang stabil dalam HCl encer, tetapi menghasilkan garam perak yang larut dalam suasana asam atau netral : NO3- , AgSO4

A.Reaksi-reaksi identifikasi anion 1.Menurut Treadwel, pembagian anion berdasarkan atas perbedaan kelarutan dari garam-garam barium dan argentumnya 2.Menurut Arthur I Vogel, pembagian anion berdasarkan atas anion-anion yang mengeluarkan gas jika ditambah asam-asam dan anion-anion yang memberikan reaksi-reaksi tertentu di dalam larutannya. 3.Menurut Faigl, pembagian anion berdasarkan sifatnya setelah ditambah Zn(NO3)2

Pembagian anion menurut Arthur I Vogel, Anion dibagi menjadi 2 kelas Kelas A Dengan + asam  produk-produk yang mudah menguap Kelas A dibagi menjadi : 1. Gas-gas yang dilepaskan bila direaksikan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : CO32-, HCO3-, SO32- , S2O32-, S2-, NO2-, CN- 2. Gas atau uap yang dilepaskan bila direaksikan dengan asam sulfat pekat, yaitu anion (1) dan F-, Cl-, Br-, NO3-, MnO4-, Borat, Tiosianat, dan asetat

Kelas B Anion Kelas B dibagi mejadi : Reaksi Pengendapan: Zat dengan AgNO3 /Pb 2+ /Ba 2+ /Hg 2+  timbul endapan: sulfat, sulfit, sulfida, klorida, Iodida, bromida, fosfat, kromat, dikromat, klorida, karbonat 2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi dalam larutan: manganat, permanganat, kromat dan dikromat, I2

Beberapa Tes Khusus dari Anion CO2 Batang pengaduk yang dibasahi BaCl2  endapan putih Deteksi H2S dengan kertas Pb-asetat  warna hitam Pb(CH3COO)2 + H2S  PbS(s) (hitam) Deteksi SO2 Alirkan gas SO2 ke dalam kertas saring yang telah dibasahi K2Cr2O7 dan H2SO4 encer  warna orange akan berubah jadi hijau

Tiosulfat Dengan Feriklorida terjadi larutan ungu Sulfat Dengan larutan Barium klorida terjadi endapan putih yang tak larut dalam asam-asam dan aqua regia/ air raja (HClp:HNO3= 1:3) Sulfida Dengan Mangan Klorida terjadi endapan merah jambu, dengan Cd asetat terjadi endapan kuning, dengan AgNO3  endapan hitam Nitrit Dengan asam asetat encer dan asam sulfanil naftilamin (Reagen Griess) terjadi warna merah

Nitrat Dengan larutan Ferro sulfat dan asam sulfat pekat  cincin coklat Klorida Dengan larutan AgNO3 LP membentuk endapan putih, larut dalam ammonia encer P, tetapi tidak larut dalam HNO3 P Bromida Diasamkan dengan asam sulfat P  timbul warna merah. Jika dikocok dalam kloroform, lapisan kloroform berwarna kemerahan Yodida Diasamkan dengan asam sulfat P  timbul warna ungu. Jika dikocok dalam kloroform, lapisan kloroform berwarna lembayung / ungu. Rodanida/ tiosianat (CNS-) Dengan Feriklorida berwarna larutan merah darah.

Borat  Reaksi nyala Dengan asam sulfat P dan metanol P dibakar, memberikan nyala hijau Fosfat a. + AgNO3 terjadi endapan kuning. b. + amonium molibdat + asam pikrat encer dipanaskan terjadi endapan kuning

Dengan asam sulfat P dan etanol 70% terjadi bau etil asetat Kromat/Dikromat Dengan larutan Pb(NO3) 2  endapan kuning. Dengan larutan AgNO3  endapan merah coklat Permanganat Jika diasamkan dengan asam sulfat p + H2O2 p dalam keadaan dingin atau dengan asam oksalat dalam keadaan panas, warna ungu akan hilang Asetat Dengan asam sulfat P dan etanol 70% terjadi bau etil asetat

Reaksi Pendahuluan Identifikasi Anion dalam sampel Sampel + AgNO 3  endapan Putih: Karbonat, sulfit, thiosulfat, klorida, thiosianat Kuning: Phospat, Bromida, Iodida Merah: Kromat, dikromat Hitam : Sulfida 2. Sampel + HCl encer  gas a. Gas tidak berwarna dan tidak berbau gas CO2  Bukti: batang pengaduk + BaCl2  endapan putih (karbonat)

b. Gas SO2 (tidak berwarna dan berbau) Bukti: Kertas saring + Kalium dikromat + asam sulfat encer  warna orange jadi hijau (sulfit/thiosulfat) 3. Bila dg HCl encer tidak menghasilkan gas maka perlu HCl pekat Gas a. tidak berwarna  Gas Cl2 Bukti : Kertas lakmus biru  merah b. Berwarna (nitrit, nitrat, bromida, iodida) 4. Sampel + FeCl3  merah darah (CNS-) 5. Sampel + BaCl2  endapan putih (Sulfat) 5. Reaksi nyala : Hijau (borax)

B. Analisis Kation Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam 3 tahapan sbb : 1. Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan - Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa dengan pereaksi pengendap golongan tertentu. - Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam satu golongan. - Pemisahan endapan dan larutan  teknik sentrifugasi  dekantasi.

Tahap kedua : Pemisahan Kation-kation dari tiap golongan Serangkaian reaksi  memisahkan satu kation dalam satu kelompok dari kation lainnya Reaksi yang dipilih  keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat- sifat kimia Tahap ketiga : Identifikasi tiap Kation Keberadaan suatu kation diidentifikasi  satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation

Kation Golongan I : Hg2 2+, Ag+, Pb 2+ Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan I adalah asam klorida (HCl)  ENDAPAN Golongan I disebut golongan asam klorida / golongan klorida / golongan perak Dalam suasana asam klorida  kation dari golongan II-V larut + NH3  endapan hitam (Hg2 2+) + NH3  larut (Ag+) + K2CrO4  endapan kuning (Pb 2+)  merah (Ag +)

Kation Golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb2+, Sn2+, Sn4+,As3+, Bi3+) Dengan penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25 – 0,30 M)  endapan Sulfida a. Endapan hitam  Hg2+, Cu2+ , Pb2+ b. Endapan jingga  Sb2+ c. Endapan kuning  Sn 2+ Golongan II  disebut hidrogen sulfida atau golongan tembaga-timah

Sulfida golongan II memiliki nilai Ksp yang sangat kecil  konsentrasi ion sulfida herus dijaga relatif rendah Sulfida Golongan III atau IV diharapkan tetap larut

Kation Golongan III (Zn2+ Mn2+, Fe2+ atau Fe3+,Co 2+, Ni 2+, Al3+ ,Cr3+) Dengan hidrogen sulfida dalam buffer amoniak ‑ amonium klorida Ion‑Ion dari kation golongan III semuanya mengendap Golongan ini  gol. hidrogen sulfida basa atau golongan aluminium‑besi Sulfida logam yang tak dapat diendapkan pada golongan II akan terlihat pada golongan III Sulfida golongan III memiliki Ksp lebih besar dibandingkan golongan II  sehingga dibutuhkan konsentrasi S 2- > yang dipenuhi oleh larutan hidrogen sulfida dalam suasana basa (pH = 9).

Larutan hijau  Cr,Fe(II) Merah  Co, Biru  Ni, kuning  Fe(III) Terbentuknya warna‑warna yang spesifik dari ion golongan III  terutama ion kompleksnya, sehingga pengamatan warna  sebagai deteksi awal dari keberadaan ion golongan III dalam larutan Larutan hijau  Cr,Fe(II) Merah  Co, Biru  Ni, kuning  Fe(III) Sampel + NaS Endapan a. Pink (Mn) b. Hitam (Fe(II), Co , Ni endapan

Kation Golongan IV (Ca2+dan Ba 2+) Kalsium dan barium terletak dalam satu golongan  memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dan sulit untuk saling dipisahkan Klorida, sulfida dan hidroksida dari barium dan kalsium bersifat larut Dengan karbonat dalam suasana buffer amonium klorida ‑ amoniak  endapan putih

Ion kalsium dan barium hanya ditemukan dalam muatan 2+, keduanya berikatan secara lonik dengan anion Garamnya yang larut dalam air mencakup asetat, bromida, klorida, lodida, nitrat, dan perklorat Dengan karbonat, fluorida, oksalat dan sulfat  timbul endapan

Konsentrasi kesetimbangan dari Ca dan Ba dalam larutan jenuh menurun menurut urutan: CaCrO4 > Ca(OH)2(s) > CaSO4(s) > CaF2(s) > CaCO3(s) > CaC2O4(s) > Ba(OH)2(s) > BaF2(s) > BaC2O4 (s) > BaCO3(s) > BaSO4(s) > BaCrO4(s) Dalam proses analisis, perbedaan kelarutan di antara kedua kromatnya sangat berguna barium kromat endapan kuning, kalsium kromat tidak mengendap Tes nyala : Ca 2+ adalah merah terang Ba 2+ adalah hijau‑kuning

Analisis Kation Golongan V (Mg2+, Na+, K+, NH4+) Senyawa kation golongan V  memilki derajat kelarutan yang sangat tinggi, sehingga disebut golongan larut Untuk identifikasi kation golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik Ion amonium diidentifikasi dari sampel melalui gas yang dibebaskannya Untuk kation lainnya tidak ada pereaksi pengendap yang spesifik Tambahan identifikasinya dilakukan dengan menggunakan tes nyala

1) Ion Magnesium, Mg 2+ Unsur magnesium  salah satu anggota golongan alkali tanah sifat ion Mg 2+ tidak berwarna dan memiliki kemiripan dengan Ca 2+, Ba 2+ Magnesium sulfat dan magnesium kromat  larut baik dalam air, tetapi hidroksidanya sedikit larut, kecuali adanya ion amonium dan magnesium karbonat

Ion Natrium dan Kalium anggota golongan alkali (IA)  sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat Uji nyala yang memberikan warna kuning terang untuk Na+, dan violet untuk K+ Kontaminasi Na+  menyebabkan masalah pengamatan pada uji nyala K+ Warna natrium akan menghalangi warna kalium Warna kalium dapat terlihat dengan jelas bila digunakan filter cobalt untuk menyerap warna kuning

Analisis kualitatif secara kering Pemanasan Uji pipa tiup Uji nyala Uji spektroskopi Uji manik boraks Uji manik Phosphat Uji manik Karbonat

1. Pemanasan Zat diletakkan dalam tabung reaksi kecil Dipanasi dengan nyala bunsen Hasil : sublimasi, pelelehan, penguraian disertai perubahan warna, terjadi gas 2. Uji pipa tiup Prinsip : reaksi reduksi-oksidasi Tempat zat : arang yang berlubang + zat yang diselidiki misal Na2CO3 / K2CO3 kemudian dipanaskandg api bunsen dan tereduksi menjadi logam Na / K Khusus Oksida Al, Ca, Sr tidak dapat direduksi oleh arang. Residu putih + Cobalt nitrat dan dipanasi  warna biru terang.

3. Uji Nyala Senyawa loganm tertentu diuapkan dalam nyala bunsentak terang dan memberikan warna yang karakteristik. Prosedur : Kawat Platina panjang 5 cm, diameter 0,03 – 0,05 cm dicelupkan dalam HCl pekat kemudian dan tempelkan zat yang akan diuji agar menempel pada kawat Platina dipanaskan dalam dalam zone mengoksid bawah ( C ) dari nyala bunsen dan diamati warna nyala yang terjadi.

4. Uji Spektroskopi  Spektroskop Tujuan : untuk memisahkan cahaya atas komponen-komponennya dan mengidentifikasi kation-kation yang ada oleh perangkat rona yang khas.

5. Uji Manik boraks Prosedur : Ujung kawat Platinum dibengkokkan menjadi lingkaran kecil dan dipanaskan di atas api bunsen sampai membara kemudian dengan cepat dibenamkan di bubuk Na2 B4O7 10 H2O dan dipanaskan pada bagian nyala yang terpanas, maka garam membengkak ketika melepas air kristalnya dan menyusut sebesar lingkaran membentuk manik mirip kaca tembus cahaya yang tidak berwarna dari natrium tetra borat dan anhidrida borat.

Uji manik boraks : Manik dan zat (CuO) yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala reduksi bawah,dan warnanya diamati pada waktu panas dan dingin  Panas : tak berwarna, dingin : merah Kemudian manik dan zat (CuO) dipanasi dalam nyala oksidasi bawah, dan warnanya diamati lagi waktu panas dan dingin  Panas : hijau, dingin: biru. Logam tersebut : Cu

Reaksi Kimia : Na2 B4O7 10 H2O  Na2 B4O7 + 10 H2O Na2 B4O7 2NaBO2 + B2O3 CuO + NaBO2  NaCuBO3 CuO + B2O3  Cu(BO2 )2 Cu(BO2 )2 +NaBO2 +C  CuBO2 + Na2 B4O7 +CO Cu(BO2 )2 +NaBO2 +C  2Cu + 2Na2 B4O7 +2CO merah

6. Uji Manik fosfat Manik dibuat serupa dengan manik boraks, tetapi boraks diganti dengan dengan garam mikrokosmik : Na(NH4)HPO4 4H2O Na(NH4)HPO4 4H2O  NaPO3 + H2O (g) + NH3 (g) NaPO3 + CoO  NaCoPO4 (manik fosfat biru)

7. Uji Manik Karbonat Dilelehkan natrium carbonat pada lingkaran kawat Platina dalam nyala bunsen pentulan putih tak tembus cahaya. Kemudian pentulan putih + KNO3 + MnO dipanasi dalam nyala oksida MnO+ Na2CO3  Na2MnO4 + CO2 2Cr2O3 + 4Na2CO3 + 3O2  4Na2CrO4 + 4CO2

Tabel uji manik fosfat _____________________________________________ Nyala oksida Nyala reduksi Logam Panas Dingin Panas Dingin _______________________________________________ Hijau Biru tak berwarna merah Cu Coklat Kn Coklat merah kuning t berwarna Fe Hujau hijau hijau hijau Cr Biru biru biru biru Co Ungu ungu t berwarna t berwarna Mn t berwarna t berwarna kuning ungu Ti

Kesetimbangan Larutan Elektrolit Yang Sukar Larut Konsep 1: Larutan Zat ‑ Zat Elektrolit Yang Sukar Larut Banyak zat yang nampaknya tidak larut, sesungguhnya melarut juga, tetapi kelarutannya kecil sekali MisaInya : AgCl, didalam air nampaknya tidak larut, tetapi percobaan  setiap liter larutan terdapat 1,25 x 10 -5 mol AgCl yang larut Karena AgCl  elektolit kuat  AgCl yang terlarut dalam air, terurai menjadi ion‑ionnya, Ag+ dan Cl- Larutan AgCl yang mengandung AgCl padat adalah LARUTAN JENUH, dimana kesetimbangan reaksi ionisasinya dapat ditulis sebagal berikut : AgCl (s) AgCl(aq)  Ag+(aq) + Cl-(aq)

Konsep 2 : KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELARUTAN (Notasi : l ) Kelarutan suatu zat adalah : banyaknya zat terlarut maksimal yang dapat larut dalam satu liter larutan pada suhu tertentu. Contoh : Kelarutan AgCI = 1,25 X 10-5 mol / L , artinya : banyaknya AgCl maksimal yang dapat larut dalam 1 liter larutan = 1,25 x 10-5 mol Semua yang larut, terurai menjadi ion‑ion Ag+ dan Cl - Ini berarti, dalam larutan jenuh AgCl, terdapat : ion Ag + sebanyak 1,25 x 10‑5 molion / L ion Cl - sebanyak 1,25 x 10‑5 molion / L

P ‑ 1. Bila kelarutan AgCl pada 250C = 1,8 x 10 -3 gram / L , berapakah massa ion‑ion Ag + dan ion Cl - (dalam mgram) yang terdapat dalam 2 liter larutan jenuhnya ? ( Ar. Ag = 108, Cl = 35,5 ).

Konsep 3 : HASIL KALI KELARUTAN (Notasi : Ksp) Kesetimbangan ionisasi berikut : PbCl 2 (s)  Pb+2(aq) + 2C1-(aq) Menurut hukum kesetimbangan : K [PbCl 2 = [ Pb2+(aq)][Cl- (aq)]2 Karena konsentrasi PbCl 2 padat dalam larutan jenuh dapat dianggap tetap, maka persamaan di atas dapat ditulis : Ks (PbCl 2 ) = [Pb2+ (aq)][Cl-(aq)]2 Ksp disebut hasil kali kelarutan hasil kali konsentrasi ion‑ion dalam larutan jenuh yang dipangkatkan dengan masing‑masing koefisien reaksinya Tiap‑tiap senyawa mempunyai nilai Ksp tertentu dan harganya tergantung pada suhu. jika temperatur makin tinggi maka harga makin besar.

Daftar Hasil Kali Kelarutan beberapa elektrolit yang sukar larut pada 25°C. A s e t a t Hidroksida AgCH3COO 2 x 10-3 AI (OH) 3 8x 10-23 Ca (OH) 2 8 x 10-6 Karbonat Cd (OH) 2 1,2 x I0-14 Ag 2 CO 3 8 x 10-12 Cr (OH)3 1 X 10-30 BaCO 3 5 x I0-9 Cu (0H) 2 6x 10-20 CaCO 3 4,8 x 10-9 Fe (OH) 2 1 X 10-11 CuCO 3 1 X 10-10 Fe (OH) 3 1 X 10-14 FeCO 3 2 x 10-11 Mg (0H) 2 1 X 10-11 MgCO3 1 X 10-5 Mn (OH) 2 4 x 10-14 MnCO 3 9 X 10-11 Pb (OH) 2 1 X 10-16 PbCO 3 1 X 10-13 Sn (OH) 2 1 X 10-16 SrCO 3 1 X 10-9 Zn (OH) 2 1 X 10-11

K r o m a t S u 1 f a t Ag 2 CrO4 1 x 10-12 Ag 2 SO4 8 x 10-12 BaCrO 4 2 x 10-10 BaSO 4 8 x 10-12 PbCrO 4 2 x 10-10 CaSO 4 . 2H 2O 8 x 10-12 SrCrO4 3,6 x I0-5 Hg 2 SO 4 8 x 10-12 PbSO4 8 x 10-12 SrSO4 8 x 10-12 Halida S u 1 f i d a AgCl 1,6 x 10-10 Ag 2 S 10-5 MnS AgCl 4 x 10-13 Bi 2 S 3 10-72 NiS ion-16 Agl 1 x 10-16 CdS 10-28 PbS ion-21 CaF2 4 x 10-11 CoS 10-21 SnS ion-28 Hg 2 Cl2 1 x 10-18 CuS 10-40 Tl 2 S i on-28 PbCl 2 1,7 x 10-5 FeS 10-22 ZnS ion-22 SrF2 4 x 10-9 HgS 10-54

O k s a l a t BaC2O4 1 x 10-7 CaC2O4 2 x 10-10 MgC2O4 9 x 10-5

P – 2 Kalau kelarutan Ag2CO3 adalah a mol/L, maka hasil kali kelarutan Ag2CO3 adalah : a. 4a 3 b. a3 c. 2a3 d. 2a2 e. 4a2 P – 3. Bila kelarutan PbCl2 pada suatu suhu adalah 3 x 10-3 mol / liter, maka berapakah hasil kali kelarutan PbCl2 pada suhu tersebut ?

Contoh soal : Bila Ksp (AgCl) = 1,56 x 10-10 Berapakah kelarutan AgCl (dalam air) ? Jawab : AgCl (s)  Ag++(aq) + Cl-(aq) Misalkan AgCl yang larut = x mol / L Maka [ Ag+ (aq) = x million / L [Cl-(aq) x million /L Ksp (AgCl] = [Ag++(aq) ][ Cl- (aq)] = x . x x2 = 1,56 x 10-10 x = 1,25 x 10-5 mol /Ll Jadi kelarutan AgCl = 1,25x 10-5 mol /L

P4 Pada suatu suhu tertentu, hasil kali kelarutan BaSO4 = 1 x 10-10. Berapa gram / liter BaSO4 pada suhu tsb? (Ar.Ba = 137, S = 32, O = 16) P – 5 a). Berapa konsentrasi OH- dalam larutan jenuh Mg(OH)2? PH + pOH = 14 dan POH = -log (OH)- Ksp = 4 . 10-12 b). jika dirumuskan : (bab larutan II) maka tentukan pH larutan jenuh Mg (OH)2 tersebut

P - 6 Hasil kali kelarutan AgCNS = 4. 10-8, pada suhu 25°C. Kelarutan AgCNS pada suhu 25°C adalah : (A) 16 . 10-16 mol / L (B) 4 . 10-8 mol / L (C) 2 . 10-8 mol / L (D) 2 . 10-4 mol / L (E) 64 . 10-16 mol / L

Konsep 4 : PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP KELARUTAN ZAT – ZAT ELEKTROLIT YANG SUKAR LARUT AgCl(s)  Ag+ (aq) + Cl- (aq) Berdasarkan asas Le Chatelier, diketahui bahwa: Perubahan konsentrasi atau jumlah zat‑zat yang berada dalam kesetimbangan mengakibatkan penggeseran kesetimbangan. Karena itu penambahan ion Cl- (aq) ke dalam larutan jenuh AgCl, mengakibatkan penggeseran kesetimbangan ke KIRI. Hal ini berarti, banyaknya AgCl yang larut BERKURANG, atau dengan perkataan lain: Ion sejenis mengakibatkan kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut makin berkurang.

Contoh soal : a). Berapa kelarutan AgCl di dalam air (lihat contoh soal konsep 3) b). Berapa kelarutan AgCl di dalam 1 liter larutan yang mengandung 0,0 1 mol KCl ? Jawab: Diketahui Ksp (AgCl) = 1,56 x 10-10 Penyelesaian : a) Kelarutan AgCl dalam air = 1,25 x 10- 5 Mol /L b) Larutan KCl 0,0 1 mol /L : KCl  K+ + Cl- 0,01 mol 0,01 mol ion 0,0 1 mol ion

AgCl  Ag + (aq) + Cl - (Aq) x mol ion x mol lion Misal: kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M adalah x mol/L  [Ag + (aq) ] = x molion / L dan [Cl - (aq) ] = x molion / L Dengan memperhatikan ion Cl- yang berasal dari KCl, maka: [Ag + (aq) ] = x molion / L dan [Cl - (aq) ] = x molion / L Karena [ Cl - ] yang berasal dari KCI >>daripada [ Cl- ] yang berasal dari AgCl  maka [Cl - ] = (x + 0,01) = 0,01 molion / L Sehingga: Ksp (AgCl) = [Ag + ][Cl -] 1,56 x 10-10 = (x) (0,01) X = 1,56 x 10-8 Jadi kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M =1,56 x 10-8 mol / L Dibandingkan dengan kelarutan AgCl dalarn air 1,25 x 10-5 Kesimpulan : Kelarutan AgCl dalam larutan KCl lebih kecil.

P – 7 Bila pada suatu suhu, kelarutan BaSO4 dalam air murni adalah 10-5 mol / liter, maka pada suhu yang sama, berpakah kelarutan BaSO4 dalam kelarutan BaSO4 dalam larutan yang mengandung 0,01 mol / liter Na2SO4 P – 8 Kelarutan AgBr paling besar di dalam : (A) Air murni (B) Larutan NaBr 0,1 M (C) Larutan AgNO3 0,1 M (D) Larutan NaBr 1 M (E) Larutan AgNO3 1 M

Konsep 5 :TERBENTUKNYA ENDAPAN PADA PENCAMPURAN LARUTAN LARUTAN EKTROLIT Ada kemungkinan yang dapat tejadi, apabila larutan AgNO3 dicampur dengan larutan NaCI dengan reaksi : Ag + + Cl - AgCl (s) Kemungkinan 1 : Apabila [ Ag + ] . [ Cl- ] < Ksp (AgCI), maka endapan AgCl BELUM terbentuk, dan larutannya disebut larutan belum jenuh. Kemungkinan II : Apabila [ Ag + ] . [ Cl - ] = Ksp (AgCI), maka endapan AgCl TETAP AKAN terbentuk, dan larutannya disebut larutan tetap jenuh Kemungkinan III : Apabila [ Ag + ] [ Cl - ] > Ksp (AgCI), maka TERBENTUKLAH Endapan AgCl, sehingga: [Ag + (aq) ] [ Cl - (aq) = Ksp (AgCl)

Contoh soal Bila 400 ml larutan NaCO3 yang mengandung 0,2 mol Na2CO3 dicampur dengan 100 ml larutan CaC12 yang mengandung 0,1 mol. CaCl2, maka periksalah, apakah endapan CaCO3 dapat terbentuk ? (Ksp (CaCO3) = 4,8 x 10 -9 Penyelesaian : Jadi : [CO3] 2-= x 0,2 mol = 0,4 milion / l [Ca + 2] = x 0,2 mol = 0,4 milion / l Hasil kali konsentrasi Ca + 2 dan CO3 2-adalah : Berarti : [CO3] 2- [Ca + 2] > K sp (CaCO3) Kesimpulan : endapan CaCO3 terbentuk dalam pencampuran tersebut