PROFILE MUBALLIGHAT ‘AISYIYAH Materi TOT Muballighat PWA Jatim Oleh Siti Dalilah Candrawati
TRAINING MUBALLIGHAT ‘AISYIYAH KABUPATEN KEDIRI AHAD, 25 SYA’BA N 1433 H – 15 JULI 2012 M
PENGANTAR Seorang muballighat adalah “uswah” (suri tauladan ) bagi masyarakat. Menjadi suri tauladan bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh begitu saja, tetapi harus diupayakan. Untuk mengupayakannya perlu proses, yaitu bagaimana seorang muballighat menjalani proses pembentukan kepribadiannya, apakah melalui pelatihan, seminar, diskusi, membaca, autodidak maupun aktifitas lain. Bekal dasar utama untuk menjalani proses pembentukan kepribadian seorang muballighat adalah menyadari siapa diri kita senyatanya saat ini. Selanjutnya berproses menjadikan diri kita lebih baik Siapkah anda wahai muballighat……………………..!
KONSEP DIRI Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi kita tentang diri dapat bersifat fisik, psikologis, sosial, intelektual, mau pun spiritual. Konsep diri kita saat ini merupakan bagian dari ke-empat unsur: Diri Riil (diri kita senyatanya). Diri idiil (diri kita seharusnya). Citra keluarga (persepsi keluarga tentang kita). Citra teman (persepsi kolega tentang kita).
PERKEMBANGAN KONSEP DIRI Di saat lahir, kita tidak memiliki konsep diri apapun, kita belum mengetahui status kemandirian kita. Secara perlahan kita membedakan antara “aku” dan “bukan aku”. Menemukan bahwa fisik kita tidak menyatu dengan lingkungan dan menemukan arti pentingnya orang lain bagi kita. Kita mulai belajar menempatkan kemanusia an kita sebagai hal yang penting.
Lanjutan Pengembangan Diri 5. Pengalaman awal tentang kesenangan atau sebaliknya, kasih sayang atau penolakan akan membentuk konsep dasar bagi konsep diri kita dimasa mendatang. 6. Bersamaan dengan perkembangan bahasa dan bicara serta pengalaman beragam,konsep diri mulai terbentuk dan menjadi kuat, bisa menjadi konsep diri positif dan konsep diri negatif. 7. Pengalaman dan proses belajar yang intensif dan sadar diri dapat merubah konsep diri “negatif’ menjadi “positif”.
CIRI KONSEP DIRI NEGATIF Peka terhadap kritik (negative thinking). Responsif dan antusias atas pujian. Hiperkritis (tidak pandai menghargai/menga kui kelebihan orang lain, gampang mengeluh, meremehkan, mencela). Apatis, dingin, tidak hangat dan tidak akrab. Pesimis terhadap kompetisi karena tidak berdaya melawan persaingan.
CIRI KONSEP DIRI POSITIF Memiliki prinsip dan mempertahankannya serta mampu mengevaluasi prinsip bila terbukti salah. Mampu bertindak berdasar nilai dan prinsip. Tidak cemas terhadap keadaan. Yakin mampu mengatasi masalah dan siap menerima kegagalan. Merasa setara dengan orang lain. Mengakui perasaan, keinginannya secara wajar. Menikmati pekerjaan, persahabatan, permainan secara penuh. Peka terhadap kebutuhan orang lain
MENJADI MUBALLIGHAT IDEAL Bagaimana profile muballighat ‘Aisyiyah yang ideal itu? Apa langkah-langkah yang dilakukan agar dapat mencapai profile muballighat ‘Aisyiyah yang ideal itu?
AKHIR KALAM NASHRUN MINALLAH WA FATHUN QARIB WASSALAMU ‘ALAIKUM WR WB