Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal Disusun oleh: Satria Tirta D Setiawan Rais
Konsep Materialitas Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Mengapa Konsep Materialitas Penting dalam Audit Laporan Keuangan? Auditor tidak bisa memberikan jaminan bagi siapapun bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat. Karena ia tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang terjadi dicatat, diringkas, digolongkan, dikompilasi secara semestinya ke dalam laporan keuangan.
Dalam audit laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan (assurance) berikut ini: Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi Bahwa ia telah mengumpulkan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan Bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan
Pertimbangan Materialitas Pertimbangan Kuantitatif; hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan, seperti: 1. Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan 2. Total aktiva dalam neraca 3. Total aktiva lancar dalam neraca 4. Total ekuitas pemegang saham dalam neraca Pertimbangan Kualitatif, seperti: 1. Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum 2. Kemungkinan terjadinya kecurangan 3. Syarat yang tercantum perjanjian kredit dari bank 4. Adanya gangguan dalam trend laba 5. Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan
Tingkatan Materialitas MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan mengandung salah saji material jika laporan tersebut berisi kekeliruan atau kecurangan yang dampaknya, secara individual atau secara gabungan, sedemikian signifikan sehingga mencegah penyajian secara wajar laporan keuangan tersebut sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum. MATERIALITAS PADA TINGKAT SALDO AKUN yaitu salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun saldo akun material (besarnya saldo akun yang tercatat).
Hubungan antara Materialitas dengan Bukti Audit Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan ( kuantitas ) bukti audit. Semakin rendah tingkat materialitas , semakin banyak jumlah bukti yang diperlukan ( hubungan terbalik ). Materialitas Bukti Audit Salah saji Rp 100.000 Banyak Salah saji Rp 300.000 Sedikit
Risiko Audit Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya. Jika diinginkan tingkat kepastian 99%, risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya adalah 1%.
Unsur Risiko Audit Risiko Bawaan : kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait. Risiko Pengendalian : risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
Unsur Risiko Audit Risiko Deteksi : risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko ini ditentukan oleh efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Penggunaan Informasi Risiko Audit Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor untuk menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian saldo akun tertentu. Dengan formula sebagai berikut : Risiko audit individual = risiko bawaan x risiko pengendalian x risiko deteksi Resiko Deteksi = Risiko audit individual / (Risiko bawaan x Risiko pengendalian)
Hubungan antar Risiko Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan resiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima.
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit digambarkan sebagai berikut : 1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan. 2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini : a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang dikumpulkan. b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan. c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama
Strategi Audit Awal Penentuan strategi awal audit adalah tujuan akhir dari perencanaan audit. Ada dua pendekatan yang bisa dipakai dalam stratregi awal audit Subtantif penuh (Primarily/Full substantive) Pendekatan taksiran tingkat resiko rendah (Low Risk audit approach)
Terimakasih