Enggar Dwi Kartikasari 105100701111005 OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI KHITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN EKSTRAKSI OTOMATIS Oleh Kelompok 3 : Very Wicaksono N. 105100301111012 Moch. Ryan Insan T. 105100301111018 Reinhard M. P. 105100300111027 Cucuk Agus Permana 105100301111044 Devi Liana 105100307111010 Vonia Dwi A. 105100300111036 Enggar Dwi Kartikasari 105100701111005 Rida Hapsari 105100701111013 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara maritim dengan sumber bahan baku yang berlimpah sangat berpotensi besar sebagai negara produsen khitin dan khitosan dunia. Namun keterbatasan pengetahuan dan teknologi yang ada perlu adanya upaya pengembangan khitin dan khitosan tersebut. Khitin tidak hanya terdapat pada kulit udang, juga terdapat pada rajungan. Dengan keterbatasan alat-alat yang digunakan sehingga tidak banyak yang tau kandungan khitin pada rajungan. Untuk itu maka diperlukan suatu mesin ekstraksi yang mampu diandalkan. Sehingga khitin yang dihasilkan memiliki mutu yang baik.
Tujuan penelitian Untuk mengetahui tingkat optimasi proses ekstraksi khitin dari cangkang rajungan dengan mesin ekstraksi otomatis.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2004 di Laboratorium Teknik dan Manajemen Industri Hasil Perikanan, Laboratorium Biokomia Hasil Perikanan, Jurusan Teknologi Hasil Perikanan-Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Biokimia Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor
BAHAN DAN ALAT Cangkang rajungan dan Mini Plant. HCl teknis, NaOH teknis, dan air. asam sulfat, asam borat, tablet kjeldahl, barium klorida, dan asam asetat. mesin ekstraksi otomatis, gelas ukur, bakul, nampan. oven, tanur, kjeltek system, timbangan analitik, cawan.
PENGUMPULAN DATA Penentuan Tingkat Optimasi Proses Ekstraksi dilakukan untuk melihat kombinasi antara suhu dan waktu selama proses ekstraksi, terutama tahap demineralisasi dan deproteinasi proses pembuatan khitin dengan metode Yang pernah dilakukan oleh Suptijah et al. (1992) dengan melakukan beberapa modifikasi.
Demineralisasi serpihan cangkang rajungan dengan ukuran HCl 1 N nisbah 1:7 (b/v) serpihan cangkang rajungan dengan ukuran ± 3,27 mm dilarutkan pemanasan pada suhu 90 dan 100 0C selama 30, 45, 60 menit Diaduk (60 rpm) AIR Residu khitin terdemineralisasi
Dipanaskan 90 dan 100 0C selama 30, 45, 60 menit Deproteinasi NaOH 3,5% nisbah 1:10 (b/v) dicampur Dipanaskan 90 dan 100 0C selama 30, 45, 60 menit dikeluarkan Larutan NaOH residu padatan khitin Dikeluarkan padatan khitin
Analisis Khitin analisis terhadap khitin meliputi : rendemen kadar air (AOAC 2005) kadar abu (AOAC 2005) kadar nitrogen (AOAC 2005) derajat putih (Food Chemical Codex III 1981) dan derajat deasetilasi (Suptijah et al. 1992).
RANCANGAN PERCOBAAN Rancangan percobaan yang digunakan untuk analisis mutu khitin adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Tunggal.
Menurut Steel dan Torrie (1989) model matematik Rancangan Acak Lengkap Tunggal Dimana : Yij = Nilai Pengamatan μ = Nilai rata-rata pengamatan αi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Galat Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Mutu Bahan Baku Optimasi Proses Ekstraksi Khitin Awal
Penentuan Tingkat Optimasi Proses Ekstraksi Lanjutan (a) Rendemen (b) Kadar Abu
(c) Kadar Nitrogen (d) Kadar Air (e) Derajat Putih
(f) Derajat Deasetilasi Kondisi Optimum Proses Ekstraksi Khitin Kondisi optimum untuk menghasilkan khitin yang lebih mendekati standar mutu diperlihatkan pada Tabel 7. yaitu pada perlakuan demineralisasi 100 0C selama 60 menit dan deproteinasi 100 0C selama 60 menit, yaitu dengan rendemen yang dihasilkan 9,279%, kadar air 7,257%, kadar abu 0,6398%, total nitrogen 5,4068%, derajat putih 50,2% dan derajat deasetilasi sebesar 21,3%.
KESIMPULAN Terdapat kelebihan pada alat ekstraksi otomatis tersebut dibanding dengan alat manual, diantaranya aktivitas penanganan selama proses yang lebih mudah dilakukan, kondisi proses operasi yang dapat dikontrol (suhu dan lama proses ekstraksi dapat disesuaikan), serta tingkat pemakaian energi dan tenaga manusia yang sedikit. Berbagai perlakuan yang diberikan pada proses ekstraksi khitin ternyata memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter yang diamati yaitu kadar abu, kadar nitrogen, kadar air, derajat putih dan derajat deasetilasi. Kondisi optimal proses ekstraksi khitin diperoleh dari perlakuan proses demineralisasi 100 0C selama 60 menit dan deproteinasi 100°C selama 60 menit, yaitu dengan rendemen yang dihasilkan 9,279%, kadar air 7,257%, kadar abu 0,6398%, total nitrogen 5,4068%, derajat
LAMPIRAN
Khitosan