Tabel 1 Lama stadia dan keperidian B. tabaci pada suhu 25 oC

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kegiatan Akuakultur (Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran)
Advertisements

PERGANTIAN KULIT dan METAMORFOSIS SERANGGA
DUNIA TUMBUHAN CIRI-CIRI TUMBUHAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Jagung
Dr.Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
Hama tanaman Pengertian hama bukan sebagai individu, namun dalam konteks populasi Tujuan mempelajari populasi : Mengetahui pengertian populasi, kepadatan,
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
MENGENAL LEBIH DEKAT WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens)
SILMAMUNA, PERTUMBUHAN POPULASI Plutella xylostella L. PADA TANAMAN KUBIS DI TEMPAT PEMELIHARAAN.
DAUR HIDUP HEWAN ( METAMORFOSIS)
Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman
Oleh: Dian Ratna Budiasih
BIO-EKOLOGI VEKTOR DAN RESERVOIR Arti-pentingnya dalam Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Ariyanto Nugroho.
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH :
Hama Pada Tanaman Jagung
Cara membuat nasi goreng
BENTUK & MEKANISME HUBUNGAN AGENS - TARGET
PEMBENTUKAN SEL GAMET MONOHIBRID SEMIDOMINAN DIHIBRID
PERBANYAKAN TANAMAN BANYAK KEMAJUAN DALAM PERBANYAKAN TANAMAN YANG DICAPAI SEJAK DAHULU. TETAPI KEMAJUAN INI TIDAK AKAN DEMIKIAN BANYAK TANPA METODE YANG.
HAMA TANAMAN JATI 1. Ulat daun jati/ teak defoliator (Hyblaea puera, Hyblaeidae) -Daerah sebaran : India, Malaysia, Afrika Selatan, Afrika Timur, Malawi,
Pemuliaan tanaman menyerbuk silang
II. PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
PERBANYAKAN TANAMAN BANYAK KEMAJUAN DALAM PERBANYAKAN TANAMAN YANG DICAPAI SEJAK DAHULU. TETAPI KEMAJUAN INI TIDAK AKAN DEMIKIAN BANYAK TANPA METODE YANG.
MUSUH ALAMI: SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA & PENYAKIT TANAMAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pathobiocenosis ; Interaksi tikus, artropoda dan manusia
FACULTY OF BIOLOGY MEDAN AREA UNIVERSITY
Kajian Pembiakan Massal Musuh alami B. tabaci
SIFAT KUANTITATIF BY SETYO UTOMO.
BIOLOGI DAN NERACA KEHIDUPAN KUTUKEBUL Bemisia tabaci Genn
PEMANFAATAN MUSUH ALAMI DALAM PENGENDALIAN KUTU KEBUL,
PEMBENTUKAN SEL GAMET MONOHIBRID SEMIDOMINAN DIHIBRID
Koloni cendawan entomopatogen pada B. tabaci yang ditemukan
Pertumbuhan Bakteri.
Outbreak di Indonesia 1980: Kedelai di Indramayu, 30 – 50 Ha
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit tumbuhan yaitu :
FISIOLOGI ULAT SUTERA.
DAUR HIDUP HEWAN.
ROADMAP Petani dan Pemulia TAHUN I TAHUN II Pasar Produk
SIKLUS METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Lipas Upik Kesumawati Hadi
Mengenal biologi KEPIK HITAM
II. PERBANYAKAN TANAMAN
b. Pendinginan siang/malam hari larutan nutrisi
Pakan Non-Ruminansia Eko Widodo.
Tabel 1. Rata-rata predator yang tertangkap* pada komoditas
A a 25oC 29oC b b c c Gambar 2 Kurva individu B. tabaci yang hidup pada umur ke-x (lx) dan keperidian individu B. tabaci pada umur ke-x (mx) pada suhu.
CARA MEMBUAT NASI GORENG
DAUR HIDUP HEWAN By:Hasna.
PEMBIAKAN Verticillium leucanii PADA BERBAGAI MEDIA
SELEKSI Alam Buatan ?.
Study Kasus Pemberantasan Hama Lalat Buah Dengan Teknik Serangga Mandul di PATIR BATAN.
Sistem Reproduksi Serangga
? ? SELEKSI Disingkirkan/diculling dipelihara Alam Buatan
PENGARUH PREDASI TERHADAP POPULASI
GAS IDEAL Syarat gas ideal :.
BIOLOGI POPULASI Populasi : sekumpulan individu yang berada di suatu tempat  Biologi Populasi : ilmu yang mempelajari sekumpulan individu dengan sifat-sifat.
MODEL PERKEMBANGAN EPIDEMI
SELAMAT DATANG DI BRIEFING ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK ULAT SUTRA
DAUR HIDUP HEWAN OLEH : NAILA.
ORDO HOMOPTERA By : Kelompok 3 Biologi A 2012.
PENGENDALIAN TERPADU LALAT BUAH (Bactrocera spp)
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
Gambar 1 Kurungan untuk pemeliharaan dan perbanyakan B. tabaci
ROADMAP RENCANA PENELITIAN
KEGIATAN SMA-DT.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FK UGM/RSUP DR SARDJITO
Sistem Reproduksi Manusia
Nama kelompok : Delta nugroho6 Dina ridha illahi8 Laila dwi anggraini17 Satria aprildo a.p25.
Transcript presentasi:

Tabel 1 Lama stadia dan keperidian B. tabaci pada suhu 25 oC Jenjang Tanaman tomat   Tanaman cabai Gulma babadotan n Hari ke- Periode (hari) lx mx Telur 150 0­6 7,01±1,06 1 ­ 0-5 6,18±1,03 6,35±0,75 - Nimfa Instar 1 148 7-11 5.18±2.40 0,99 149 6­10 5,60±1,91 6-8 2,59±0,66 0.99 Instar 2 112 12­15 4,13±1,42 0,75 126 11­13 3,79±1,44 0,84 141 9­11 2,68±0,55 0.94 Instar 3 91 16-19 4,46±2,02 0,61 14-16 3,89±1,80 140 12­14 3,65±1,01 0.93 Pupa 55 20-24 5,36±1,18 0,37 88 17-20 4,78±2,17 0,59 136 15­18 4,23±1,12 0.91 Imago Jantan 30 25-38 9,53±2,36 0,20 42 21­39 7,71±3,56 0,28 59 19­34 9,56±3,14 0,40 Betina 24 9,08±2,19 0,16 27 8,63±3,32 0,18 45 9,11±2,61 0,30 Prapeneluran 25-27 1,67±0,56 21-22 1,44±0,51 19-20 1,40±0,50 Peneluran 27-38 7,00±1,89 89,55 22-39 7,15±3,24 77,30 20-34 7,69±2,57 99,39 Siklus hidup 27,29±2,05 24,74±2,19 21,47±1,55 Wang&Tsai (1996): Siklus hidup B.tabaci pada tanaman tomat disuhu 25 selama 23,6 hari; pada suhu 27 selama 17,8 hari Keterangan : (Ro) laju reproduksi bersih, (r) laju pertambahan intrinsik, (T) rataan masa generasi, (DT) waktu untuk populasi berlipat ganda.

Tabel 2 Lama stadia dan keperidian B. tabaci pada suhu 29 oC Jenjang Tanaman tomat   Tanaman cabai Gulma babadotan n Hari ke- Periode (hari) lx mx Telur 150 0-4 5,85±2,30 1 - 5,35±1,85 ­ 0­4 5,94±2,16 Nimfa Instar 1 143 5-6 2,41±1,24 0,95 137 5-7 2,99±1,20 0,91 142 2,83±0,38 Instar 2 132 7-9 3,07±1,34 0,88 116 8-10 3,27±0,65 0,77 3,43±1,27 Instar 3 115 10-13 4,45±2,06 103 11­14 5,00±2,07 0,69 114 4,83±1,67 0,76 Pupa 96 14-18 4,94±1,35 0,64 62 15-19 4,60±0,88 0,41 74 5,03±0,78 0,49 Imago Jantan 38 19­34 7,00±1,95 0,25 31 20-32 6,77±1,71 0,21 32 6,94±1,64 Betina 29 19-34 8,62±2,34 0,20 28 20­32 8,11±2,45 0,19 35 8,12±1,77 0,23 Prapeneluran 19-20 1,17±0,38 20-21 1,00±0,00 1,09±0,28 Peneluran 20-34 7,45±2,47 91,36 21-32 7,11±2,45 52,82 7,03±1,64 64,15 Siklus hidup 20,62±1,57 21,07±0,90 22,69±0,99 Keterangan : (Ro) laju reproduksi bersih, (r) laju pertambahan intrinsik, (T) rataan masa generasi, (DT) waktu untuk populasi berlipat ganda.

Siklus Hidup Inang

Lama Hidup Inang

Keperidian 1,81 butir Inang Nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebugaran imago ---- proses pertum,perkem,dan repro