EVALUASI CAPAIAN KINERJA TA. 2017 DAN RANCANGAN PENGEMBANGAN BUAH DAN FLORIKULTURA TA. 2018 Disampaikan pada acara WORKSHOP EVALUASI PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2017 DAN RENCANA UMUM PENGADAAN 2018 DEPOK, 20 – 22 NOVEMBER 2017
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI BUAH DAN FLORIKULTURA TA. 2017 (s/d 15 November 2017) No Lokasi Dana (Rp 000) Prediksi s/d 31 Des’17 (%) Alokasi Realisasi (SP2D) % 1 Pusat 14.757.300 3.332.064 22,58 95 2 Provinsi 23.284.151 10.042.800 43,13 96 3 Kabupaten / Kota 39.167.199 12.908.139 32,96 94 4 Nasional 77.208.650 26.283.004 34,04
REALISASI CAPAIAN PER OUTPUT (s/d 15 November 2017) OUTPUT KEGIATAN VOLUME OUTPUT ANGGARAN Prediksi s/d 31 Des’17 (%) TARGET REALISASI ALOKASI (Rp. 000) 1 Kawasan Jeruk (Ha) 2.358 1.703 72,22 25.561.350 16.535.308 64,69 95 2 Kawasan Buah Lainnya (Ha) 3.932 1.187 30,18 35.451.500 5.151.224 14,53 96 3 Kawasan Florikultura (m2) 8.836 8.144 92,17 1.438.500 1.264.407 87,89 98 4 Sarana Prasarana Budidaya Tanaman Buah/ Pompa Air (Unit) 1.250 1.078 86,24 10.981.268 7.945.027 75 100*) 5 Pembinaan Kawasan Buah dan Florikultura (Kab/Kota) 100 90 3.776.032 3.128.279 82,85 TOTAL 77.208.650 34.024.145 44,07 97 *) Realisasi fisik 100 %, realisasi keuangan 73 %, sisa anggaran merupakan penghematan
REALISASI PENGEMBANGAN KAWASAN BUAH (6. 290 HA) DAN FLORIKULTURA (8 REALISASI PENGEMBANGAN KAWASAN BUAH (6.290 HA) DAN FLORIKULTURA (8.836 M2) TA. 2017 No Komoditas Luas (Ha) % Prediksi s/d 31 Des’17 (%) Target Realisasi 1 Jeruk 2.358 1.703 72,22 100 2 Mangga 1.355 395 29,15 3 Pisang 180 50 27,78 83,33 4 Durian 1.150 230 20 5 Manggis 470 220 46,81 6 Kelengkeng 175 80 45,71 7 Salak 75 35 46,67 8 Srikaya 49 9 Pepaya 111 26 23,42 77,48
Lanjutan…. No Komoditas Luas (Ha) % Target Realisasi 10 Nenas 126 26 Prediksi s/d 31 Des’17 (%) Target Realisasi 10 Nenas 126 26 20,63 100 11 Jambu Kristal 1 12 Sukun 30 13 Duku 25 14 Belimbing 15 Rambutan 160 16 Krisan 3.636 m2 2.944 m2 80,97 17 Dracaena 3.000 m2 18 Anggrek 250 m2 19 Mawar 1.950 m2
PERMASALAHAN Ada beberapa satker di daerah yang tidak meng-update data realisasi volume output di aplikasi SMART, sehingga data realisasi volume output khususnya output fisik menjadi kurang valid. Adanya perbedaan akun anggaran untuk benih buah dan sarana prasarana, khususnya untuk APBN-P mengakibatkan keterlambatan realisasi anggaran karena distribusi dilakukan bila pengadaan benih dan sarpras telah selesai.
PERMASALAHAN 3. Perubahan struktur organisasi di daerah yang mengakibatkan adanya pergantian Pejabat. 4. Dengan adanya kesamaan SBK untuk benih buah bersertifikat, di beberapa daerah harga benih tinggi sehingga kesulitan mencari benih dengan SBK yang ada, sementara di daerah lain harga benih terlalu rendah sehingga penyerapan anggaran rendah. 5. Ketersediaan benih sesuai permintaan petani memerlukan waktu untuk perbanyakan, sementara waktu terbatas khususnya APBN-P.
PERMASALAHAN 6. Proses pengadaan dilakukan mendekati waktu penanaman sehingga penyelesaian proses pengadaan benih disesuaikan dengan waktu penanaman (musim penghujan), 7. Adanya relokasi anggaran untuk beberapa daerah, karena bencana alam (Gunung Agung, Bali) POK-nya baru turun pada awal Bulan November, menyebabkan lambatnya realisasi anggaran. 8. Belum selaras berkoordinasi antara Satker Provinsi dan Satker Kabupaten untuk dana yang ada di Provinsi (TP-Provinsi).
UPAYA PERCEPATAN Percepat penetapan pejabat pengelola satker Koordinasi lebih intensif dengan Pokja ULP untuk pengajuan proses pengadaan/lelang Koordinasi dengan sumber ketersediaan benih buah Pendampingan intensif untuk mengatasi permasalahan dilapangan Percepat pelaksanaan CPCL (T – 1) untuk realisasi pada musim hujan pertama Percepat proses penyelesaian administrasi (SPJ) untuk pengajuan SP2D
Capaian Serapan Masing-Masing Satker
Realisasi Anggaran Per Satker Tahun 2017 (s/d 15 November 2017) ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) (%) Prediksi s/d 31 Des’17 (%) I. Dinas Pertanian Provinsi : 1. Aceh 370.500.000 353.534.000 95,42 2. Sumatera Utara 257.500.000 176.996.750 68,74 90 3. Sumatera Barat 2.366.806.000 405.211.200 17,12 92 4. Sumatera Selatan 735.000.000 545.820.000 74,26 82 5. Riau 300.000.000 264.185.000 88,06 6. Lampung 3.948.500.000 1.131.767.500 28,66 91,60 7. Bengkulu 225.000.000 95 8. Jawa Barat 1.962.500.000 656.269.950 33,44 9. Jawa Tengah 2.283.000.000 501.840.550 21,98 10. Jawa Timur 1.930.000.000 969.857.500 50,25 98 11. Kalimantan Barat 2.360.000.000 213.000.000 9,03
Lanjutan…. NO SATKER ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) (%) Prediksi s/d 31 Des’17 (%) 12. Kalimantan Tengah 375.000.000 371.536.625 99,08 13. Kalimantan Selatan 374.000.000 99,73 14. Kalimantan Timur 1.509.500.000 653.139.950 43,27 65 15. Kalimantan Utara 400.000.000 390.556.045 97,64 16. Sulawesi Selatan 475.000.000 449.347.250 94,60 17. Sulawesi Tenggara 372.396.000 99,31 18. Sulawesi Barat 370.847.400 98,89 19. NTT 750.000.000 91 20. Papua 748.875.000 99,85 21. Maluku Utara 370.845.000 100 22. Gorontalo 150.000.000 149.575.000 99,72 23. Papua Barat 640.000.000 573.200.000 89.56 89,56
Lanjutan…. NO SATKER ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) (%) 1. Karo Prediksi s/d 31 Des’17 (%) II. Dinas Pertanian Kabupaten / Kota 1. Karo 623.000.000 47.280.000 7,59 95 2. Agam 1.375.000.000 216.585.750 15,75 96 3. OKU 375.000.000 98 4. Lampung Selatan 1.429.500.000 411.808.500 28,81 5. Sambas 5.630.000.000 5.041.987.000 89,56 6. Bulungan 200.000.000 195.584.000 97,79 7. Sukabumi 939.000.000 212.950.000 22,68 93 8. Cianjur 1.039.500.000 283.242.000 27,25 9. Sumedang 480.000.000 13.572.000 2,83 97,02 10. Garut 354.166.000 100 11. Bandung 1.140.000.000 1.091.693.825 95,76
Lanjutan…. NO SATKER ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) (%) Prediksi s/d 31 Des’17 (%) 12. Cirebon 805.000.000 79.950.000 9,93 82 13. Majalengka 555.000.000 76.470.000 13,78 92 14. Pati 490.000.000 181.828.000 37,11 96 15. Magelang 105.000.000 104.513.000 99,54 16. Karanganyar 224.000.000 223.570.000 99,81 17. Banjarnegara 419.000.000 202.499.000 48,33 97 18. Bondowoso 150.000.000 148.871.100 99,25 19. Banyuwangi 1.228.158.000 600.157.500 48,87 20. Malang 1.400.000.000 21. Nganjuk 147.368.000 98,25 22. Lumajang 320.000.000 7.700.000 2,41 70 23. Magetan 200.000.000 195.105.000 97,55
Lanjutan…. NO SATKER ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) (%) 24. 25. 32. 33. Prediksi s/d 31 Des’17(%) 24. Gresik 340.000.000 284.905.000 83,8 90 25. Buleleng 1.402.875.000 377.763.100 26,93 98,52 26. Tabanan 480.000.000 127.205.100 26,5 27. Lombok Timur 375.000.000 371.300.000 99,01 28. Minahasa Selatan 13.860.000.000 99,5 29. Jeneponto 247.500.000 223.000.000 90,1 30. Gowa 736.000.000 728.891.000 99,03 31. Bantaeng 320.000.000 89.413.600 27,94 97 32. Bone 1.014.500.000 151.457.001 14,93 95 33. Takalar 100.000.000 99.452.000 99,45
BUAH DAN FLORIKULTURA TA 2018 OVERVIEW PENGEMBANGAN BUAH DAN FLORIKULTURA TA 2018
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2018 No Kegiatan Volume Nilai (Rp. 000) 1 Kawasan Buah Lainnya (Ha) 3.640 Ha 42.945.000 2 Kawasan Jeruk (Ha) 2.500 24.667.500 3 Kawasan Perbatasan (Ha) 500 8.000.000 4 Kawasan Tanaman Florikultura 22.100 M2 2.200.000 TOTAL BUAH DAN FLORI 80.909.881 Keterangan : Kawasan Buah Lainnya terdiri dari; Mangga (1.200 Ha). Manggis (1.200 Ha), Pisang (1.000 Ha), Durian (65 Ha), Kelengkeng (85 Ha), Srikaya (20 Ha), Sukun (20 Ha), Nenas (25 Ha) dan Salak 25 Ha; Sebagian pengembangan Durian, Kelengkeng dan Salak merupakan lanjutan dalam pengembangan Kebun Komersil (mitra swasta) dan Kebun Orchard.
RANCANGAN PENGEMBANGAN BUAH DAN FLORIKULTURA TA 2018 2.500 Ha, 27 Prov, 51 Kab/ KOta 1.200 Ha, 10 Prov, 23 Kab/ Kota 1.200 Ha, 9 Prov, 20 Kab/ Kota 1.000 Ha, 13 Prov, 22 Kab/ Kota 65 Ha, 4 Prov, 5 Kab/Kota 85 Ha, 2 Prov, 4 Kab/ Kota 25 Ha, 1 Prov, 1 Kab/ Kota 20 Ha, 1 Prov, 2 Kab/ Kota 1.500 m2, 1 Prov, 1 Kab/Kota 2.000 m2, 1 Prov, 1 Kab/Kota 5.600 m2, 3 Prov, 4 Kab/Kota 10.000 m2, 1 Prov, 1 Kab/Kota 2.000 m2, 2 Prov, 2 Kab/Kota 1.000 m2, 1 Prov, 1 Kab/Kota
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUAH DAN FLORIKULTURA TA. 2018 Identifikasi seluruh kegiatan secara detil dan rinci; Pastikan ketersediaan benih; Identifikasi awal : calon lokasi, calon penerima bantuan, ketersediaan benih; Hasil CPCL dilengkapi dengan titik koordinat menggunakan GPS; Spesifikasi benih sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura; Konsultatif dengan Badan Litbang Pertanian (Balitjestro, BPTP, dan Balitbu); dan Libatkan Petugas Penyuluh Lapang; Kabid yang menangani berkoordinasi dengan Balai Benih, penangkar, BPSB, dan Badan Litbang
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN Rancang dan susun RKAKL agar dapat segera dieksekusi; Serapan T I 25% Serapan T II 50% dan seterusnya Hindari kesalahan penyusunan RKAKL agar tidak perlu revisi; Buat Rancangan RKAKL dengan menggunakan acuan yang baku; Perhatikan rambu yang diberikan; Penyiapan proses administrasi sesegera mungkin spesifikasi teknis; Pengajuan proses lelang sesegera mungkin; Sesuai Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015
PENCERMATAN Cek kesesuaian output di DIPA dan POK; Cek kode akun dan komponen isinya; Cek kesesuaian alokasi komoditas, output pada lampiran Petunjuk Teknis; Bila diperlukan segera proses usulan revisi/ralat → target revisi DIPA tidak boleh berkurang Usulan ralat/revisi disampaikan kepada Dirjen Hortikultura rekomendasi DIRJEN Mengacu pada Lembar Kertas Kerja
Terima Kasih