PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE HARGA POKOK PESANAN
Advertisements

Ch # 5 Harga Pokok Pesanan.
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Metode Harga pokok Proses
Klasifikasi biaya dalam metode variabel costing
AKUNTANSI PERUSAHAAN INDUSTRI
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
HARGA POKOK PESANAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
METODE HARGA POKOK PESANAN ( JOB ORDER COSTING )
Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal.
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN
METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok pesanan Job Order Cost Method
Harga Pokok Pesanan Lilik Sri Hariani
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DAN LAPORAN HARGA POKOK BARANG YANG DIPRODUKSI
METODE HARGA POKOK PESANAN /JOB ORDER COST METHOD.
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
BAB VI SISTEM HARGA POKOK PROSES
KALKULASI HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
Ch # 6 Harga Pokok Pesanan.
Akumulasi Biaya Bab 4.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
Job Costing.
Metoda Pengumpulan Biaya Produksi
Akumulasi Biaya Bab 4.
Akumulasi Biaya Bab 4.
METODE HARGA POKOK PESANAN
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
Akumulasi Biaya Bab 4.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Sistem Biaya & Akumulasi Biaya
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
Metode Harga Pokok Pesanan
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
METODE HARGA POKOK PESANAN
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PERTEMUAN 2 METODE HARGA POKOK PESANAN Contoh Soal
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
PERTEMUAN IV HARGA POKOK PESANAN MASALAH WIP AWAL
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
NAMA: I Gst Ag Ita Permata Sari NIM: ABSEN: 12
Bab 12 sistem akuntansi biaya
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Sistem penentuan kos pesanan
METODE HARGA POKOK PESANAN
Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida
AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
VIII. Penentuan Biaya Pesanan
Sistem biaya dan akumulasi biaya
Produk Rusak (setelah UTS)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
VII. Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
Pertemuan ke 11 DAN 12 Process Order Costing AKUNTANSI BIAYA I
KALKULASI HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Metode Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan.
4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN (Job Order Costing)
Penentuan Biaya Bahan Baku
Transcript presentasi:

PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I

Job Order Costing (sistem perhitungan biaya) merupakan sistem atau metode pengakumulasian atau pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan Penggunaan Job Order Costing adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan.

Karakteristik Proses Produksi berdasar pesanan adalah sebagai berikut : 1. Sifat produksi : terputus-putus/intermitten 2. Tujuan produksi : untuk memenuhi pesanan 3. Bentuk produksi : sesuai dengan spesifikasi pesanan 4. Dasar produksi : atas dasar order Contoh perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, yaitu: perusahaan mebel, perusahaan industri pesawat terbang, industri galangan kapal, dan lain-lain.

Karakteristik Pengumpulan Biaya Produksi Berdasar Job Order Costing 1. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dikumpulkan secara individual untuk tiap-tiap pesanan. 2. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan. 3. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka (predetermined rate). 4. Untuk mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan BOP pada tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok pesanan 5. Harga pokok produk per satuan dihitung sebagai berikut : Jumlah harga pokok pesanan tertentu Harga pokok per satuan = --------------------------- Jumlah satuan produk pesanan ybs

Manfaat Perhitungan Biaya Pesanan adalah untuk penetapan harga jual dan pengendalian biaya. Kartu Biaya Pesanan a. Sebagai dokumen dasar dalam perhitungan biaya pesanan dengan mengakumulasi biaya untuk setiap pesanan. Banyaknya kartu biaya pesanan dibuat sebanyak pesanan yang dikerjakan. b. Kartu biaya pesanan dibuat bernomor urut (prenumbered). c. Kartu biaya pesanan di samping dipergunakan untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga berfungsi sebagai rekening pembantu (subsidiary account) dari rekening control.

Contoh Kartu Biaya Pesanan

Jurnal Pencatatan Biaya Bahan Jurnal-jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan bahan baku adalah sebagai berikut. a. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku Bahan baku …………………............…xxx Utang usaha (Kas)………………………………….. Xxx b. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku Produk dalam proses………………………..xxx bahan baku………………………………....... xxx Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka jurnalnya adalah : pengendali Overhead Pabrik.........………xxx bahan baku ………………………….……….xxx c. Jurnal untuk mencatat pembelian retur Utang usaha (Kas) ………………………..xxx bahan baku ……………………………………….xxx

Jurnal Pencatatan Biaya Tenaga Kerja a. Jurnal untuk mencatat kewajiban Gaji dan Upah yang terjadi Beban Gaji ………………………..xxx Utang gaji …………………………..xxx Atau : Beban Gaji ………………………............................xxx Beban gaji yg masih harus dibayar .........……………..xxx b. Jurnal untuk mencatat pembayaran Gaji Utang gaji..........……………………xxx Kas ………………………………………………xxx c. Jurnal untuk mencatat alokasi Gaji Produk dalam proses ……….. xxx Beban gaji ………………………….xxx # Biaya administrasi (gaji bagian pemasaran)……….xxx Biaya administrasi (gaji bagian administrasi) ….....xxx Beban gaji……………………………………………………xxx **Unk beban tenaga kerja tidak langsung Pengendali overhead pabrik..................xxx beban gaji................................................xxx

Jurnal Pencatatan Biaya Overhead Pabrik a. Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya (aktual) pengendali overhead pabrik………………………………. xxx Berbagai macam rekening yang di kredit………………………xxx Atau cth : akumulasi penyusutan mesin................………………………xxx asuransi biaya dimuka...........................………………………xxx b. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Produk dalam proses ……………………………………….xxx overhead pabrik dibebankan…………………………………… xxx overhead pabrik dibebankan.....................................xxx pengendali overhead pabrik...............................................xxx

Jurnal Pencatatan Produk Selesai Untuk mencatat barang jadi yang diserahkan dari produksi ke bagian : Persediaan produk jadi …………………xxx Produk dalam proses……………………... Xxx Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi : Persediaan produk jadi ……………..xxx Produk dalam proses BBB………………….. xxx Produk dalam proses BTK …………………..xxx Produk dalam proses BOP …………………..xxx

Jurnal Pencatatan Barang Dlm Proses Akhir Untuk mencatat persediaan barang dalam proses akhir periode: Persediaan produk dalam proses……... xxx Produk dalam proses ………………………xxx Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi : Persediaan produk dalam proses.……..xxx Produk dalam proses BBB ………………… xxx Produk dalam proses BTK …………………xxx Produk dalam proses BOP ………………….xxx

Jurnal Pencatatan Barang Selesai kepada Pemesan Jurnal untuk mencatat penyerahan langsung ke pemesanharga pokok penjualan Piutang usaha ..........................xxx Penjualan .................................xxx Harga pokok penjualan…………..xxx Produk dalam proses………………xxx Jurnal untuk mencatat mengisi persediaan produk jadi Produk selesai …………….xxx Produk selesai………………… xxx

Kerugian dalam Proses Produksi Kerugian dalam proses produksi berdasarkan pesanan tidak dapat dihindari, kerugian ini disa diakibatkan oleh : Adanya sisa bahan Produk cacat Produk rusak

1. Sisa Bahan Dalam proses pabrikasi sisa bahan dapat berasal dari: Pengolahan kurang baik Suku cadang rusak atau cacat yang tidak bisa diretur Stock bahan terlalu lama Penghentian proyek-proyek percobaan Mesin-mesin pengolahan sudah tua Apabila sisa bahan selalu terjadi dan sisa bahan tersebut laku dijual maka perlakuan hasil penjualan sisa bahan ini dapat : Ditutup ke ikhtisar L/R Pengurangan harga pokok penjualan Dikreditkan ke pengendali overhead pabrik

Ilustrasi : CV Empat Sekawan berusaha dibidang furniture dan selalu mengumpulkan serpihan kayu(sisa bahan) dan menjualnya seharga Rp. 600.000,- Solusi ?

Jurnal : Ditutup ke ikhtisar laba-rugi Kas/Piutang dagang Rp 600.000 Pendapatan lain-lain Rp600.000 Pengurangan harga pokok penjualan Harga pokok penjualan Rp 600.000 Dikreditkan ke pengendali biaya overhead pabrik Pengendali overhead pabrikRp Rp600.000 Apabila ditelusuri langsung ke masing-masing pesanan Produk dalam proses Rp 600.000

2. Produk Cacat Faktor penyebab terjadinya produk cacat : a. Bersifat normal : Produk cacat yang tidak bisa dihindari, maka untuk memperbaiki produk tersebut membutuhkan biaya tertentu. Perlakuan tambahan biaya ini, akan dibebankan pada pengendali overhead pabrik. b. Karena kesalahan/kegagalan internal : Karyawan telah melakukan kelalaian, kecerobohan atau sebab-sebab internal lainnya yang mengakibatkan kecacatan pada produk. Kerugian dari produk cacat yang tidak dapat ditutup dari hasil penjualan dibebankan sebagai penambah pengendalian overhead pabrik.

1). Bersifat normal, contoh : P.T sigli adalah perusahaan yang menghasilkana komponen televisi. Pada bulan September 2015 perusahaan menerima pesanan 2.000 unit komponen. Harga pokok produksi untuk satu unit komponen ini sebesar Rp 1.250,-, yang terdiri dari bahan baku langsung Rp 500,- TKL Rp Rp 400,- dan BOP dibebankan Rp 350 karena proses produksi ini lebih rumit terjadi kerusakan sebanya 40 unit ini dianggap kerusakan normal. Untuk itu produk ini perlu diperbaiki dengan biaya bahan baku langsung Rp 5.000,- biaya TKL Rp 3.000,- dan BOP Rp 2.500,- . Jurnal : Pengendali overhead pabrik.......Rp10.500 Persediaan bahan baku ........................Rp 5.000 Beban gaji ............................................Rp 3.000 macam-macam kedit ............................Rp 2.500

2). Karena kesalahan, contoh : P.T sigli adalah perusahaan yang menghasilkana komponen televisi. Pada bulan September 2015 perusahaan menerima pesanan 2.000 unit komponen. Harga pokok produksi untuk satu unit komponen ini sebesar Rp 1.250,-, yang terdiri dari bahan baku langsung Rp 500,- TKL Rp Rp 400,- dan BOP dibebankan Rp 350 karena proses produksi ini lebih rumit terjadi kerusakan sebanya 40 unit ini dianggap kerusakan karena kesalahan. Untuk itu produk ini perlu diperbaiki dengan biaya bahan baku langsung Rp 8.000,- biaya TKL Rp 4.000,- dan BOP Rp 2.500,- . Jurnal : Rugi produk cacat .......................Rp14.500 Persediaan bahan baku ........................Rp 8.000 Beban gaji ............................................Rp 4000 macam-macam kedit ............................Rp 2.500

3. Produk Rusak Faktor penyebab produk rusak : Bersifat normal Karena kesalahan kurangnya perencanaan, kurangnya pengawasan terhadap tenaga kerja, dll

Perlakuan harga pokok produksi a. Produk rusak laku dijual Produk rusak laku dijual : bersifat normal (diperlakukan sebagai pengurang pengendali biaya overhead pabrik) Contoh : Pesanan No.707 mengenai pembuatan 2.000 mainan anak- anak. Harga pokok produk untuk satu unit Rp 2.000. karena kerumitannya terjadi kerusakan 50 mainan. Namun meskipun demikian kursi cacat tersebut masih dapat dijual dengan harga Rp. 1.000,- per unit. Sehingga dengan adanya kejadian tersebut maka perusahaan terpaksa harus memproduksi mainan anak-anak sebanyak 2.050 unit ( 2.000 mainan yang sesuai dengan pelanggan ditambah 50 mainan yang rusak). Harga pokok : • Bahan Baku Langsung....Rp 900,0 • Tenaga Kerja Langsung. Rp 600,- • Overhead Parik...............Rp 500,- • Jumlah keseluruhan....... Rp2.000,-

Jawaban : Harga pokok produk selesai : HP. Produk selesai(baik):2.000unit x Rp2.000=Rp 4.000.000 HP. Produk rusak : 50 kursi x Rp2.000=Rp 100.000 HP. Produk selesai, produk baik : = Rp 4.100.000 Jurnal penjualan produk rusak : Kas Rp 50.000 pengendali overhead pabrik Rp 50.000 produk dalam proses (PDP)-bahan Rp 45.000 PDP - Tenaga Kerja Rp 30.000 PDP – BOP Rp 25.000

Produk rusak laku dijual : karena kesalahan Harga pokok produk rusak : Rp 100.000 Penjualan produk rusak : Rp 50.000 Rugi produk rusak Rp 50.000 Jurnal : Kas Rp 50.000 Rugi produk rusak Rp 50.000 Produk dalam proses (PDP)-bahan Rp 45.000 PDP - Tenaga Kerja Rp 30.000 PDP – BOP Rp 25.000

Perlakuan harga pokok produksi b. Produk rusak tidak laku dijual Produk rusak tidak laku dijual : bersifat normal Pesanan No.707 mengenai pembuatan 2.000 mainan anak- anak. Harga pokok produk untuk satu unit Rp 2.000. karena kerumitannya terjadi kerusakan 50 mainan bersifat normal namun tidak laku dijual. Sehingga dengan adanya kejadian tersebut maka perusahaan terpaksa harus memproduksi mainan anak-anak sebanyak 2.050 unit ( 2.000 mainan yang sesuai dengan pelanggan ditambah 50 mainan yang rusak). Harga pokok : • Bahan Baku Langsung....Rp 900,- • Tenaga Kerja Langsung. Rp 600,- • Overhead Parik...............Rp 500,- • Jumlah keseluruhan....... Rp2.000,

Pengendali overhead pabrik Rp 100.000 produk dalam proses (PDP)-bahan Rp 45.000 PDP - Tenaga Kerja Rp 30.000 PDP – BOP Rp 25.000 Produk rusak tidak laku dijual : karena kesalahan Rugi produk rusak Rp 100.000 Produk dalam proses (PDP)-bahan Rp 45.000 PDP - Tenaga Kerja Rp 30.000 PDP – BOP Rp 25.000

Contoh : Transaksi berikut merupkan traansaksi yang dilakukan P.T XYZ pada bulan Januari 2015: Pembelian bahan baku yang dilakukan secara kredit sebesar Rp 3.000.000 dan secara tunai Rp 4.000.000,- Bukti permintaan bahan baku langsung sebesar Rp 2.200.000,- dan bahan baku tidak langsung Rp 650.000,- Biaya gaji untuk pabrik sebesar Rp 3.800.000,- terdiri atas Rp 2.300.000,- TKL dan sisanya tenaga kerja tidak langsung Penyusutan mesin-mesin pabrik senilai Rp 440.000,- dicatat, dan biaya asuransi pabrik yang sudah jatuh tempo bulan tersebut Rp 170.000,-

Suatu pesanan diselesaikan dengan serapan biaya TKL Rp 726 Suatu pesanan diselesaikan dengan serapan biaya TKL Rp 726.000,- bahan baku telah dibebankan sebelumnya ke pesanan tersebut sebesar Rp 320.000,- BOP dibebankan dengan tarif 75% dari biaya TKL BOP aktual lain-lain Rp 310.000,-, terutang Pesanan yang dimaksud dalam point 5 dikirimkan ke pemesan dengan nilai tagihan sebesar Rp 1.925.000,- Buatlah ayat jurnal yang berkaitan dengan transaksi tersebut :