Kedelai Bisa Jadi Snack Sehat Kedelai Bisa Jadi Snack Sehat Protein adalah salah satu sumber gizi yang kita perlukan. Anda tentu sudah tahu, bahwa protein bisa diperoleh dengan mengonsumsi daging atau telur. Namun sebenarnya, sumber protein tidak hanya berasal dari hewan, tetapi juga sayuran. Salah satu jenis sayuran yang mengandung protein tinggi adalah kedelai. Kedelai menjadi snack sehat yang bisa dimakan begitu saja setelah direbus atau dikukus dan ditaburi garam. Dulu, kedelai rebus juga populer menjadi cemilan di kampung-kampung, hanya saja orang-orang saat itu hanya mempertimbangkan manfaat ekonominya saja. Sekarang, banyak orang lebih memilih edamame, kedelai Jepang yang bijinya besar-besar sehingga lebih menggiurkan untuk dikudap. Padahal sih, kalau Anda mau, Anda juga bisa mencari kedelai lokal di pasar. Lalu, apa sebenarnya manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan dari kedelai? Bagaimana kedelai ini dibudidayakan? 1. Sumber protein nabati Kedelai ditumbuk menjadi bubuk dan dijadikan suplemen, makanan olahan, atau minuman. Kedelai ditemukan pertama kali lebih dari 3.000 tahun yang lalu di China, dan masuk ke Amerika pada tahun 1700-an. Protein kedelai berfungsi sebagai protein alternatif dari jenis hewani, seperti daging sapi, daging babi, unggas, dan telur. Bila Anda ingin mengurangi konsumsi daging, Anda tetap dapat memperoleh manfaat protein dengan mengonsumsi kedelai. 2. Bagaimana kedelai ditanam? Benih kedelai ditanam selama musim semi, ketika temperatur tanah mencapai 12,7 - 15,5 derajat Celcius. Untuk memastikan tanamannya sehat, digunakan tanah yang subur dan mendapatkan pengairan dengan baik. Benih ditanam tidak lebih dari 5 cm dalamnya dari tanah. Kedelai membutuhkan waktu untuk tumbuh dengan matang dalam waktu 3 - 5 bulan setelah ditanam. 3. Hasil olahan kedelai Di Asia, kedelai umumnya diolah menjadi bahan makanan seperti tempe, sup miso (tahu), kecap, dan tahu. Olahan lainnya yang sudah populer antara lain susu, keju, yogurt, dan mentega. Sereal, oatmeal, keripik, protein bar, smoothies, makanan yang dipanggang dengan tepung kedelai juga menjadi sumber protein kedelai yang baik. Selain dikonsumsi sebagai makanan manusia, kedelai juga dapat ditemukan sebagai makanan hewan, bahan bakar biodiesel, lilin, dan sabun. 4. Bermanfaat untuk tubuh Bila Anda sudah rajin mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan gandum, dan masih menambahkan kedelai ke dalam menu sehat Anda, hasilnya adalah peningkatan kesehatan jantung dan penurunan tekanan darah. Seperti juga protein hewani, kedelai mengandung asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk membantu membangun protein. Perbedaan di antara keduanya adalah bahwa kedelai mengandung asam lemak jenuh yang lebih rendah. Mengonsumsi protein kedelai juga akan menurunkan kolesterol, dan menurunkan peluang pengembangan kanker payudara, prostat, dan osteoporosis. Kedelai juga meringankan gejala yang dikaitkan dengan menopause. Nutrisi pada protein kedelai juga disebut mampu menurunkan berat badan, dan karenanya mengurangi kemungkinan penyakit diabetes. Kedelai mengandung karbohidrat kompleks, asam lemak omega-3, kalsium, asam folat, dan zat besi. 5. Pilih sumber kedelai dengan bijaksana Mengonsumsi protein kedelai dalam bentuk makanan dan minuman lebih baik daripada yang dalam bentuk bubuk atau pil suplemen. Suplemen yang tersedia di toko-toko makanan sehat atau di apotek kemungkinan tidak menyediakan dosis kedelai atau asam amino yang disarankan. Food and Drug Administration merekomendasikan mengonsumsi kedelai setidaknya 25 gr per hari. Anda perlu menahan diri saat berusaha memenuhi asupan ini, karena 25 gr kedelai tidaklah banyak (Anda yang sudah biasa ngemil kedelai tentu tahu hal ini). Bila kedelai sudah menjadi makanan olahan, contohnya, 113 gr tahu sama dengan mendapatkan manfaat proteinnya sebanyak 13 gr.