Compressive Sensing dan Estimasi Arah kedatangan Sinyal

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Linear Programming.
Advertisements

TEKNIK OPTIMASI MULTIVARIABEL DENGAN KENDALA BENTUK KHUSUS
R ISET O PERASI (OR). M ODEL OR Pembuatan Model OR: 1. Pendefisian alternatif – alternatif 2. Tentukan fungsi obyektif 3. Tentukan batasan (constraints)
Metode Simpleks Diperbaiki (Revised Simplex Method)
Penulisan Dalam Bentuk Matriks Eliminasi Gauss
PERTEMUAN III Metode Simpleks.
PERSAMAAN DIFFRENSIAL
DUALITAS DAN ANALISA SENSITIVITAS
SISTEM PERSAMAAN LINIER
Bab 2 PROGRAN LINIER.
Persamaan Differensial Linier Dengan Koefisien Variabel
TEKNIK OPTIMASI MULTIVARIABEL DENGAN KENDALA
BASIC FEASIBLE SOLUTION
METODE DERET PANGKAT.
TM3 PENDAHULUAN ; LINIER PROGRAMMING
Sistem Persamaan Linier
LINEAR PROGRAMMING METODE SIMPLEX
6s-1LP Metode Simpleks William J. Stevenson Operations Management 8 th edition OPERATIONS RESEARCH Enos.
BAHAN AJAR M.K. PROGRAM LINEAR T.A. 2011/2012
LINEAR PROGRAMMING Pertemuan 05
Linear Programming (Pemrograman Linier) Program Studi Statistika Semester Ganjil 2011/2012 DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc.
Linear Programming (Pemrograman Linier) Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012/2013 DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc.
Programa Linear Metode Primal Dual
Operations Management
SEPARABLE PROGRAMMING
SISTEM PERSAMAAN LINEAR Bagian-1
Tabel Simplex (MetodE Big-M & 2 Fasa) Amelia Kurniawati, ST., MT.
Optimasi dengan Konstrain
Operations Management
INVERS MATRIKS (dengan adjoint)
RISET OPERASIONAL RISET OPERASI
METODE STOKASTIK PARANITA ASNUR.
Dualitas dan Analisa Sensivitas
Pertemuan VIII: NILAI PRIBADI DAN VEKTOR PRIBADI
SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN
Gudang ~1~ Modul XIII. Penyelesaian Soal Dengan Software
Linier Programming Metode Dua Fasa.
ANALISIS SENSITIVITAS DAN DUALITAS
Pemrograman Kuadratik (Quadratic Programming)
Konsep Support Vector Machine
TEORI DUALITAS Click to add subtitle.
Programa Linear Metode Primal Dual
Minggu 1 Pertemuan II Riset Operasi
PROGRAM LINIER PENDAHULUAN
Sistem persamaan linear satu variabel ( Peubah )
Oleh : Devie Rosa Anamisa
TEORI DUALITAS.
TEORI DUALITAS D0104 Riset Operasi I.
NURINA FIRDAUSI
LINEAR PROGRAMMING.
METODA SIMPLEX.
MODUL I.
Persamaan Linear Satu Variabel
ALJABAR LINIER DAN MATRIKS
ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT
METODE BIG-M LINEAR PROGRAMMING
METODE DUAL SIMPLEKS Oleh Choirudin, M.Pd
SISTEM PERSAMAAN LINIER
TEKNIK RISET OPERASI DUALITAS.
Penyelesaian Persamaan Linier dengan Matriks
PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL
Pertidaksamaan Linier
PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL
Persamaan Diferensial Bernoulli. Persamaan diferensial (1.14) merupakan persamaan diferensial linear orde-1 (dalam variabel v), dan dapat diselesaikan.
IKG2B3/METODE KOMPUTASI
Operations Research Linear Programming (LP)
Operations Research Linear Programming (LP)
Notasi, Orde, dan Derajat
Penggunaan Matriks Langkah untuk menyelesaikan soal kehidupan sehari-hari: Mengubah soal cerita dan menyusun sistem persamaannya Menyelesaikan sistem persamaan.
Transcript presentasi:

Compressive Sensing dan Estimasi Arah kedatangan Sinyal Progress Report Compressive Sensing dan Estimasi Arah kedatangan Sinyal Basis Pursuit dan CVX Programming Kamis, 10 April 2014 Koredianto Usman NIM : 33213002

Algoritma Compressive Sensing Asumsi : X sinyal sparse Y compressed sensing dari X Y = A.X Rekonstruksi: Mencari |x|1 minimum sehingga A.X = Y

Untuk kemudahan sketsa, diambil kondisi 2 dan 3 variabel Ilustrasi Untuk kemudahan sketsa, diambil kondisi 2 dan 3 variabel Kemudian digeneralisir menjadi n variabel Misalkan x = [0 5]T A = [0,8 0,6 ] Maka Y = A X = 0x0,8 + 5x0,6 = 3 Diberikan : Y = [3] Dan A = [0,8 0.6] Rekonstruksi: Tentukan |X|1 minimal sehingga AX = Y

Tentukan |X|1 minimal sehingga AX = Y Ilustrasi | 2 Variabel Kemudian digeneralisir menjadi n variabel Misalkan x = [0 5]T A = [0,6 0,8 ] Maka Y = A X = 0x0,6 + 5x0,8 = 4 Rekonstruksi: Diberikan : Y = [4] Dan A = [0,6 0.8] Tentukan |X|1 minimal sehingga AX = Y Linear Programming : Misalkan X = [x1 x2]T Maka: AX = 0,6x1 + 0,8x2 = 3

Solusi dari persamaan linier Ilustrasi | 2 Variabel Tanpa constraint, maka terdapat banyak solusi dari 0,6x1 + 0,8x2 = 4 X1 X2 [X1, X2] 6.67 [6.67 0] 5 1.25 [5 1.25] 1 4.25 [1 4.25] [0 5] Solusi dari persamaan linier

Ilustrasi | 2 Variabel Dengan constraint Norm l1, maka hanya ada satu solusi: SOLUSI: X = [0 5] X semula = [0 5] 0,6x1 + 0,8x2 = 4 |x|1 = 5 |x|1 = 6 |x|1 = 2

Ilustrasi | 2 Variabel Refleksi: Seandainya digunakan norm l2: SOLUSI: X = [2.39 3.19] 0,6x1 + 0,8x2 = 4 X semula = [0 5] |x|2 = 3,98 |x|2 = 2

Ilustrasi | 2 Variabel Refleksi: Seandainya digunakan norm l2: Dengan Pseudo Inverse : 0,6x1 + 0,8x2 = 4 SOLUSI: X = [2.39 3.19] Diberikan : Y = [4] Dan A = [0,6 0.8] X semula = [0 5] A+ = [0.8 0.6]T Sehingga X = A+y = [2.4 3.2] Kesimpulan : Menyelesaikan LP dengan minimisasi Norm L2 sama dengan teknik Pseudo Inverse |x|2 = 3,98 |x|2 = 2

Ilustrasi | 2 Variabel Refleksi: Seandainya matriks CS nya terbalik A = [0,6 0,8 ] (semula) Misalkan x = [0 5]T A = [0,8 0,6 ] (menjadi) Maka Y = A X = 0x0,8 + 5x0,6 = 3 Diberikan : Y = [3] Dan A = [0,8 0.6] Rekonstruksi: Maka: AX = 0,8x1 + 0,6x2 = 3

Cari X : dengan norm l1 minimal sehingga : Ilustrasi | 3 Variabel A = [ 0.3 0,6 0,4 0.1 0.8 0.3] Misalkan x = [0 5 1]T Y = A.X = [3.4 4.3]T Y = A.X = [3.4 4.3]T Rekonstruksi : A = [ 0.3 0,6 0,4 0.1 0.8 0.3] Cari X : dengan norm l1 minimal sehingga : AX = y

Ilustrasi | 3 Variabel A = [ 0.3 0,6 0,4 0.1 0.9 0.3] 0.1 0.9 0.3] Y = A.X = [3.4 4.3]T Jika X = [X1 X2 X3] Maka AX=y menghasilkan 2 persamaan: 0.3X1 + 0.6X2 + 0.4 X3 = 3.4 …. (f1) 0.1X1 + 0.8X2 + 0.3 X3 = 4.3 …. (f2) Dengan konstrain : |X1| + |X2| + |X3| minimal

Dengan konstrain : |X1| + |X2| + |X3| minimal Ilustrasi | 3 Variabel Lagrange Multiplier: Menjadi: 0.3X1 + 0.6X2 + 0.4 X3 – 3.4 = 0 (0.3X1 + 0.6X2 + 0.4 X3 – 3.4) + (0.1X1 + 0.8X2 + 0.3 X3 – 4.3)= 0 0.1X1 + 0.8X2 + 0.3 X3 – 4.3 = 0 Dengan konstrain : |X1| + |X2| + |X3| minimal 14.3 C C Q 8.5 B Q P A 5.3 B 5.6 P A 11.3 43

Ilustrasi | 3 Variabel Interior Point Algorithm (0.3X1 + 0.6X2 + 0.4 X3 – 3.4) + (0.1X1 + 0.8X2 + 0.3 X3 – 4.3)= 0 Dengan konstrain : |X1| + |X2| + |X3| minimal Z2 C Q C Q P Z”1 B A B Z’1 P Z1 A Contoh Algoritma: Primal-Dual APBQCA : Bidang Convex Z1 : Interior point Z2 : Exterior point

Dikembangkan oleh Stephen Boyd (Stanford Univ.) Convex Optimization CVX - Matlab CVX adalah ekstensi MEX pada Matlab untuk menyelesaikan Masalah Convex Optimization Dikembangkan oleh Stephen Boyd (Stanford Univ.)

CVX - Matlab INSTALASI:

CVX – Matlab – RECOVERY REAL %Contoh CS dan recoverynya dengan CVX %Optimization n = 512; %Panjang sampel asal k = 15; %sparsity m = 5 * k; %jumlah sampel yang dikumpulkan %Bangkitkan sinyal x x = genSparse(n,k); %Bangkitkan matriks pengukuran A = genA(n,m); %Hitung sinyal hasil pengukuran y y = A*x; %Rekonstruksi dengan CVX cvx_begin variable xbaru(n); minimize (norm(xbaru ,1)) subject to A* xbaru == y; cvx_end function x = genSparse(n,k) temp = randperm(n); x = zeros(n,1); x(temp(1:k))=randn(k,1); function A = genA(n,m) A = randn(m,n)/sqrt(m); randn(k,1); Blok CVX

CVX - Matlab Blok CVX

CVX – Matlab – RECOVERY REAL %Contoh CS dan recoverynya dengan CVX %Optimization n = 512; %Panjang sampel asal k = 15; %sparsity m = 5 * k; %jumlah sampel yang dikumpulkan %Bangkitkan sinyal x x = genSparse(n,k); %Bangkitkan matriks pengukuran A = genA(n,m); %Hitung sinyal hasil pengukuran y y = A*x; %Rekonstruksi dengan CVX cvx_begin variable xbaru(n) complex; minimize (norm(xbaru ,1)) subject to A* xbaru == y; cvx_end function x = genSparse(n,k) temp = randperm(n); x = zeros(n,1); x(temp(1:k))=randn(k,1) + j*randn(k,1); function A = genA(n,m) A = randn(m,n)/sqrt(m); randn(k,1); Blok CVX

CVX – Matlab – RECOVERY COMPLEX