Pembimbing : Dr. Magda Rosalina Hutagalung, SpBP-RE (KKF)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Low kV tehnik.
Advertisements

PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK KLASIFIKASI KENNEDY KLAS IV RAHANG BAWAH PADA GIGI PROTUSIF.
Farah Asnely Putri ( ) Merry Rachmawati ( )
POST ORTHODONTIC TREATMENT
Morfologi Gigi Sulung Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Irmawati, drg, MS, SpKGA Tania Saskianti, drg, Sp.KGA.
Plat Aktif Ortodontik Cendrawasih AF Universitas Gadjah Mada
DIAGNOSTIK DAN TREATMENT PLANNING
RENCANA PERAWATAN ORTODONTIK
INTERPRETASI X-RAY THORAX
Striktur Uretra dr. Arnold M Simanjuntak, SpU.
Radiologi anatomi Normal Susunan syaraf pusat : otak dan vertebra
Idiopathic Gingival Fibromatosis Associated
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
Sukses dengan Plat Aktif Ortodontik
TRAUMA TUMPUL MATA Dr.SRI HANDAYANI MP,SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
PELACAKAN PUBLIKASI ILMIAH oleh : Alberta Tri Prasetyowati S
RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL
Varable Control Chart Individual, Cumulative Sum, Moving-Average, Geometric Moving-Average, Trend, Modified, Acceptance.
Presented By : Group 2. A solution of an equation in two variables of the form. Ax + By = C and Ax + By + C = 0 A and B are not both zero, is an ordered.
Seno Pradopo, drg, SU, PhD, Sp.KGA
PENCABUTAN GIGI ATRAUMATIK
P ERBEDAAN P ENILAIAN S UDUT G ONIAL PADA S EFALOMETRI LATERAL DAN R ADIOGRAFI P ANORAMIK Kelompok 2 1. Vida Irena Phelia ( ) 2. Gebyar D.
Please wait Loading……. “Nyeri Neuropatik pada Nervus Trigeminu s setelah Prosedur Bedah Implan” Post – Implant Neuropathy of The Trigeminal Nerve. A Case.
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
C P I T N OLEH : Drg. EMMA. K, MDSc.
Pertemuan ke-5 Istilah Divisi, Regio, Arah, dan Gerak Tubuh
PENGKAJIAN OFTALMIK.
INDEKS KEBERSIHAN GIGI
Bedah Plastik Teknik Dasar & Prinsip
Disusun Oleh : Elian Devina G
Pengantar Antropologi Dental
Pendahuluan Terminologi ini merupakan istilah yang sudah standar, sehingga dapat membantu profesi di bidang pelayanan kesehatan dalam komunikasi untuk.
ANATOMI BIOMEKANIK THORACAL SPINE
PEMERIKSAAN OBYEKTIF OLEH: Drg. EMMA. K, MDSc.
Oleh: drg. Theodora, Sp. Ort
Disampaikan pd Pelatihan Manual terapi spine,
Kelainan Periodontal karena perawatan gigi
PRAKTIKUM ANATOMI TERAPAN DAN ASSESSMENT MANUALTERAPI TMJ
Mikrognatia, Makrognatia, dan Akromegali
Ekstraksi gigi pada kehamilan
Two-and Three-Dimentional Motion (Kinematic)
Yuanita Puspa Candra SpBP-RE
Kesehatan Gigi dan Mulut
Membuka jalan napas dengan alat (OPA) atau tanpa alat
PRAKTIKUM INTERVENSI MANUALTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR JOINT
MANUALTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR JOINT INTERVENSI
Bagus Rulianto Vicky Febrian
CLEFT LIP AND PALATE ( CLP )
Pengkajian Gawat Darurat pada Pasien Dewasa
Morfologi Gigi Permanen Rahang Atas
DISKUSI KELOMPOK 2 PROSTHODONTI “ GIGI TIRUAN LENGKAP”
Carpal Tunnel Syndrome
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
ANESTESI pada trauma medulla spinalis
Dr.Mayang Anggraini - Lily Widjaya , SKM.,MM
TEMPORO MANDIBULAR JOINT
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
KEHILANGAN SEBAGIAN GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH
PROSEDUR MEMBEBASKAN JALAN NAPAS
Constriction Ring Band Syndrome
Nasolacrimal Duct Injury
BREAST RECONSTRUCTIONS POST MASTECTOMY
Pemeriksaan fisik dan diagnostik maksilofasial
EYELID RECONSTRUCTION
LAPORAN KASUS PERAWATAN SALURAN AKAR NON VITAL GIGI SULUNG ANTERIOR Deffy Maryati PEMBIMBING : Dr. drg. Eva Fauziah, Sp. KGA (K)
MONILETRIKS Elsafana Rizky Debita PEMBIMBING dr. H. Hervina, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN.
Copyright©2010 Companyname Free template by Investintech PDF SolutionsInvestintech PDF Solutions Placenta previa is placenta implantation on the uterine.
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
Transcript presentasi:

Pembimbing : Dr. Magda Rosalina Hutagalung, SpBP-RE (KKF) ORTHOGNATIC SURGERY Mirnasari Amirsyah Pembimbing : Dr. Magda Rosalina Hutagalung, SpBP-RE (KKF)

PENDAHULUAN Orthognatic Surgery : Suatu terminologi yang menjelaskan operasi pemindahan tooth-bearing segment pada maxilla dan mandibula, yang tidak dapat dikoreksi hanya oleh orthodonsi Tujuan : Koreksi kelainan dentofacial  oklusi dental yang ideal dengan memperhatikan posisi rahang yang sesuai dengan estetik wajah

PENDAHULUAN Maloklusi ini berhubungan dengan anomali kongenital, kongenital syndrome, nonsyndromic dentofacial abnormalities, trauma

DIAGNOSIS RIWAYAT Memahami keluhan utama Penyakit Sistemik : Juvenile Rheumatoid arthritis, diabetes, scleroderma Bentuk rahang yang asimetris : riwayat hiperplasia atau hipoplasia terhadap suatu sindrom, trauma, neoplasma Simptom TMJ disease atau nyeri miofacial Pasien harus memahami secara jelas prosedur, masa pemulihan dan hasil yang mungkin dicapai setelah operasi

DIAGNOSIS.. PEMERIKSAAN FISIK Oral higiene dan periodontal Evaluasi 3 zona vertical facialis Evaluasi lebar potongan sagital facialis Evaluasi tinggi vertikal maxilla Evaluasi proyeksi rima orbita inferior, malar dan regio piriformis : defisiensi atau excess Asimetris maxilla dan mandibula Klasifikasi oklusi

DIAGNOSIS.. ZONA VERTIKAL DAN POTONGAN SAGITAL FACIALIS

DIAGNOSIS.. EVALUASI TINGGI VERTIKAL MAXILLA Pengukuran tinggi vertikal maxilla (maxillary vertical high) ideal yaitu gigi incicivus yang terlihat (incisor show) saat bibir istirahat Pria : 2-3 mm; wanita : 4-5 mm

DIAGNOSIS.. EVALUASI TINGGI VERTIKAL MAXILLA.. Lebih penting untuk mengoreksi incisor show dibanding dengan excess gingiva saat senyum lebar (gummy smile)

DIAGNOSIS.. EVALUASI PROYEKSI RIMA ORBITA INFERIOR, MALAR DAN REGIO PIRIFORMIS Kondisi nasolabial crease, fat pad malar, profil hidung, soft tissue bibir dan dagu dapat di analisis

DIAGNOSIS.. EVALUASI PROYEKSI RIMA ORBITA INFERIOR, MALAR DAN REGIO PIRIFORMIS

DIAGNOSIS.. EVALUASI PROYEKSI RIMA ORBITA INFERIOR, MALAR DAN REGIO PIRIFORMIS

DIAGNOSIS.. ASIMETRIS MAXILLA DAN MANDIBULA

DIAGNOSIS.. KLASIFIKASI OKLUSI Angel’s Angel’s normal class I : Mesiobuccal cuspid MI maxilla berada anterior buccal groove MI mandibula Caninus mandibula lebih ke anterior daripada caninus maxilla Deep bite berlebih Class II maloklusi Divisi I Mesiobuccal cuspid MI maxilla berada posterior buccal groove MI mandibula Caninus mandibula lebih ke posterior daripada caninus maxilla Reverse over jet Class II maloklusi Divisi II Mesiobuccal cuspid MI maxilla berada pada buccal groove MI mandibula Caninus mandibula lebih ke anterior daripada caninus maxilla Overjet dan Overbite yang normal 2 mm Class II maloklusi Mesiobuccal cuspid MI maxilla berada anterior buccal groove MI mandibula Overjet lebih dari normal

overjet Overjet dan over bite Overjet dan overbite normal : 2 mm

DIAGNOSIS.. ANALISA CHEPHALOMETRIC DAN DENTAL MODEL Cephalometri merupakan suatu pengukuran radiografi kepala dan wajah terhadap titik-titik acuan tertentu dan reproducible secara lateral dan AP Memberikan gambaran yang akurat dari tulang, soft tissue dan dental Memberikan gambaran abnormalitas rahang secara vertikal

Cephalometric

Standard lateral cephalometric tracing dengan landmark. S, sella N, nasion ; Ar, articulare ; A, subspinale ; Pog, pogonion ; B, supramentale ; ANS, anterior nasal spine ; Me, menton ; GN, gnathion ; PNS, posterior nasal spine ; MP, mandibular plane ; NF, nasal floor ; Go, gonion (From Wolfe AA, Berkowitz S. Plastic Surgery of the Facial Skeleton. Bosron, MA: Litde, Brown and Co.; 1989:57, with permission.)

A (subspinale) : titik paling dalam pada anterior maxilla B (supramentale): Titik terdalam pada anterior mandibula

RENCANA THERAPY Data  Penilaian (Deviasi dari normal)  Target : oklusi Class I dengan estetik wajah terbaik) Faktor yang paling penting menentukan keberhasilan estetik adalah soft tissue Prinsip : memperhatikan usia  tanda penuaan tampak lebih muda

Oklusi Skeletal Class II Hampir selalu disebabkan mandibular retrognatia Tapi dapat juga disebabkan prominent maxilla atau kelainan bimaxillary Tatalaksana dengan mandibular advancement (BSSO), Le Fort I set back atau bimaxillary www.maxilofacialmonterrey.com

Oklusi Skeletal Class III Tatalaksana Prominent mandibula : Advancement maxilla, meletakkan mandibula di posterior, atau kombinasi keduanya Kalau perlu genioplasty www.maxilofacialmonterrey.com

Konstriksi maxilla Maxilla terlihat sempit Isolated atau bersamaan dengan abnormalitas yang lainnya Non surgical : palatal expander Surgical : - surgically assisted rapid palatal expansion (SARPE) - two-piece LeFort I osteotomy

Apertognatia Anterior open bite disebabkan kontak prematur pada molar posterior Impaksi posterior maxilla dengan atau tanpa disertai counter clockwise mandibula www.iqb.es

Grabb and Smith Plastic Surgery – Seventh Edition

Vertical Maxillary Excess Lip incompetence, chin dimpling, tampilan gusi yang excess Long face syndrome Therapi dengan mengurangi tinggi maxilla (impaksi maxilla) Berdampak pada rotasi counterclockwise mandibula dan proyeksi dagu yang bertambah  mengurangi tampilan gigi pada saat bibir istirahat www.slideshare.net

Short Lower Face Insufisiensi incisor show dan/atau jarak yang pendek antara subnasale dan pogonion Tatalaksana  menambah incisor show Memperpanjang maxila ke inferior Berdampak pada rotasi clockwise mandibula dan proyeksi dagu yang berkurang  kalau perlu dikombinasi dengan genioplasty

Facial Asymmetry Pertumbuhan asimetris mandibula pada hemifacial microsomia, trauma pediatrik, radiasi, neoplasma Osteotomy maxilla sesuai level oclusal plane maxilla dan sesuai dengan dental midline Mandibular osteotomy untuk mencapai oklusi class I Asimetris dagu  genioplasty www.maxilofacialmonterrey.com

PERSIAPAN OPERASI Informed consent Foto klinis Cephalometric Oral higiene Ekstraksi M3 mandibula pada bilateral sagital split osteotomy 6 bulan pre op Pembuatan model surgery, splint

Impression & Bite Registration Wafer Fabrication To help us with the dental arch restoration & occlusion, we can use the wafer Australian Craniofacial Unit Impression & Bite Registration

Articulator with Dental Casts Cast model with bite registration Using the registration bite we determine the post injury occlusion. Then cut the model according to fracture line then mount it on an articulator then determine the pre injury occlusion.

Jaw relationship before operation Jaw relationship planned after operation This is an example of the process. The marked line should be shifted to the place of the blue line. And the midline should also be shifted. Then only can we arrive at the pre injury occlusion.

Wafer Intraoperative occlusal splint made of acrylic  guide for jaw relationship during Orthognathic surgery

Computer-Assisted surgical simulation (CASS) Grabb and Smith Plastic Surgery – Seventh Edition

PROSEDUR OPERASI Teknik standar : elevasi kepala, hipotensi anestesia, persiapan darah, desinfeksi intra oral, topikal steroid pada bibir (<< edema dan nyeri), iv steroid post op Pemasangan arch bar Memakai splint durante operasi hingga perawatan di ruangan  mempertahankan oklusi

PROSEDUR OPERASI.. Osteotomy Le Fort I Expose maxilla  memotong dari tepi apertura piriformis ke arah zygoma (identifikasi n. Infra orbita)  komplit  potongan maxilla dapat digeser dan fixasi Fiksasi dengan plate – screw pada buttress lateral dan medial maxilla

Grabb and Smith Plastic Surgery – Seventh Edition

Grabb and Smith Plastic Surgery – Seventh Edition

Surgically Assisted Rapid Palatal Expansion(SARPE) PROSEDUR OPERASI.. Surgically Assisted Rapid Palatal Expansion(SARPE) Koreksi kostriksi transversal maxilla Non surgical orthodontic procedure  Menggunakan palatal expander Dewasa muda  SARPE  osteotomy Le Fort I

Bilateral Sagittal Split Osteotomy PROSEDUR OPERASI.. Bilateral Sagittal Split Osteotomy Ekstraksi molar 3, 6 bulan sebelum operasi Expose prosesus coronoid Diseksi medial ramus subperiosteum Memotong medial ramus sejajar dengan oklusal plane  membelah ramus Mandibula diletakkan pada oklusi yg sesuai Fixasi dengan lag screw www.asdablog.com

Grabb and Smith Plastic Surgery – Seventh Edition

Sagital Split Osteotomy and alloplastic midface augmentation Pre Op Post Op Grabb and Smith Plastic Surgery – Seventh Edition

PROSEDUR OPERASI.. Intraoral Vertical Ramus Osteotomy Teknik untuk koreksi mandibular prognatism atau asimetris Insisi = sagital split osteotomy Subperiosteal dissection dari lateral ramus menggunakan Merrill-LeVasseur retractor Potong vertical dari sigmoid notch ke inferior border mandibula Segmen distal dipindahkan hingga oklusi Approach extraoral  scar pada leher Merrill-LeVasseur retractor

Two Jaw Surgery PROSEDUR OPERASI.. Memindahkan maxilla dan mandibula dalam satu prosedur operasi

KOMPLIKASI Posisi kedua rahang yang tidak sesuai  oklusi dan estetik tidak tercapai Sagital split yang jelek  mencabut gigi M3 6 bln pre op osteotomi untukmemberi waktu penyembuhan socket Perdarahan  a.palatina pada maxilla Kerusakan saraf : n. Infra orbital, n. Alveolaris inferior, n. Mentalis  parestesia Nonunion  secondary bone grafting Malunion  re-osteotomy

KESIMPULAN Orthognatic surgery merupakan suatu terminologi untuk mendiskripsikan operasi memindahkan segmen tooth-bearing pada maxilla dan mandibula Orthognatic surgery ideal dikerjakan setelah selesai masa pertumbuhan

DAFTAR PUSTAKA Alex M. Greenberg, DDS Joachim Prein, MD, DDS in Craniomaxillofacial Reconstructive and Corrective Bone Surgery: Principles of Internal Fixation Using the AO/ASIF Technique Bahman Guyuron in Aesthetic Plastic Surgery Cleft and Craniofacial Orthognatic Surgery in Nelligan Vol III Orthognatic Surgery in Grabb and Smith VII edition PETERSON'S PRINCIPLES OF ORAL AND MAXILLOFACIAL SURGERY Second Edition