Pemikiran: Dasar Ekonomi Islam

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB II INDIVIDU, MASYARAKAT dan SISTEM PEREKONOMIAN
Advertisements

WARGA NEGARA DAN PARTISIPASI POLITIK
Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.
Arti Revolusi Pada tanggal 27 November 1956 diadakan upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada Bung Hatta oleh Universitas Gadjah Mada, bertempat.
Liberalisme dan Sosialisme
ANTISIPASI SEKULARISME TERHADAP KETATANEGARAAN INDONESIA
I. PENGERTIAN DASAR KOPERASI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Liberalisme dan Sosialisme sebagai Perjuangan Moral
BAB I IDEOLOGI PANCASILA.
ERICH FROMM Latar belakang dan pandangan-pandangan Fromm:
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
Berdiskusi yang bermakna dalam konteks bekerja
Membawa Orang Lapangan Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sering kali saya bertemu dengan Bung Hatta dalam rangka tugas pekerjaan saya di Kementrian.
Manusia dan pandangan hidup
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Perkembangan Koperasi di Era Reformasi
Pert. 3 Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA.
Sistem Ekonomi.
liberalisme dan sosialisme
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
Sekitar Berdirinya PNI
MENGEMBANGKAN USAHA KECIL DAN PERANAN KEWIRAUSAHAAN
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA
Kedudukan dan Fungsi Pancasila.
Kekuatan Sosial Politik Indonesia IPEM4437/3SKS
Jawaban untuk John Foster Dulles
Pendapat Tentang Sarjana
BAB 12 AKIBAT PENGARUH DARWINISME YANG MENYESATKAN
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
Ideologi yang Berkembang di Dunia
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Budaya Politik.
Otonomi Daerah Telah Lama Tersirat
PERTEMUAN 14 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
PRINSIP DEMOKRASI DAN KESEJAHTERAAN
FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME
Ideologi dan Nilai-nilai Pancasila
Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Menjadi Tamu Undangan Murase
Kalau Nilai di Sekolah Buruk
Mohammad Hatta (Juga) Bicara Marxis
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
MASYARAKAT DAN PANDANGAN HIDUP
PEREKONOMIAN INDONESIA
SISTEM EKONOMI INDONESIA Maiza Fikri, ST., M.M
Anang Zubaidy Universitas Islam Indonesia 2013
Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia.
LINGKUNGAN SOSIAL PEMERINTAHAN DALAM EKOLOGI PEMERINTAHAN
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Presented By: Lailatul Hikmah
Pancasila Sebagai Ideologi
Kejujuran dalam Ilmu Uda Hatta mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Dari dulu buku adalah nomor satu. Beliau adalah seorang pemimpin.
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan “Sejarah Terbentuknya Muhammadiyah”
PERKEMBANGAN IDEOLOGI BESAR DUNIA
Pendidikan Pancasila Masnur Marzuki, SH, LLM.
Hubungan Etnik, Integrasi dan Menangani Cabaran
PLURALISME DALAM ISLAM
PILIHAN KATA (DIKSI).
FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
pancasila PANCASILA SEBAGAI KERANGKA BERPIKIR
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
Surat Balasan Suatu kunjungan ke rumah Bung Hatta yang amat mengesankan ialah waktu saya datang untuk mengambil copy riwayat hidup Sjahrir yang saya minta.
Transcript presentasi:

Pemikiran: Dasar Ekonomi Islam Kesan saya, yang lebih menarik perhatiannya adalah peranan sosio-ekonomis Islam dalam masyarakat Indonesia. Pada tanggal 4 Mei 1949, dalam salah satu pembicaraan kami di Bangka, dia pertama kali mengemukakan masalah ini. “Dasar pemikiran Islam,” katanya, “Mengarah kepada sosialisme, dan di Indonesia sintesis antara keduanya mungkin terlaksana; seseorang dapat saja menjadi pemeluk Islam dan sekaligus menjadi seorang sosialis.” Dia selanjutnya mengatakan: “Keadilan sosialis dan persaudaraan merupakan tiang-tiang agama Islam; kalau saya hanya mempunyai sebatang roti untuk hari ini dan besok, saya harus memberikan separuhnya kepada orang yang hampir mati kelaparan; itulah dasar ekonomi agama Islam.” Ketika kami membicarakan masalah itu lebih lanjut, dia menyatakan bahwa yang paling cocok untuk Indonesia adalah sistem ekonomi campuran dengan sektor sosialis yang besar, sektor koperasi yang luas terutama pada tingkat pedesaan dan lingkungan kapitalis yang terbatas sehingga usaha kecil dapat terus hidup berdampingan dengan sektor-sektor yang lebih besar itu. Dia berpendapat bahwa “Tidak perlu dikembangkan kelas menengah kapitalis sebelum masyarakat yang pada dasarnya sosialistis dapat dimantapkan, atau pun untuk memperoleh tenaga administratif yang diperlukan untuk menjalankan aparat masyarakat sosialis”. Yang dicita-citakannya adalah sistem ekonomi campuran yang sangat sosialis atas dasar landasan politik yang demokratis. Menurut catatan saya, dia menutup pembicaraan itu dengan pandangan bahwa dia merasa Indonesia akan menjadi masyarakat seperti itu dalam masa hidupnya. Tentu saja dia kecewa karena harapannya tidak terwujud, dan dalam tahun-tahun sesudahnya dia terpaksa melunakkan pendiriannya. Namun, dia tidak pernah meninggalkan keyakinannya bahwa: Islam dapat memainkan peranan sosio-ekonomis yang progresif Yang membawa Indonesia kepada keadilan sosial yang lebih besar. Gagasan itu banyak menguasai jalan pikirannya dalam pembicaraan kami pada tahun 1967. Saya dapat memahami kekecewaan dan kekesalannya, karena pemerintah menolak keinginannya untuk mendirikan dan memimpin partai politik untuk mencapai tujuan itu. Kenyataan bahwa seorang dari dua orang pendiri suatu bangsa tidak diberi kesempatan seperti itu, tentu merupakan suatu tragedi dalam sejarah bangsa ini. George McT. Kabin, Pribadi Manusia Hatta, Seri 8, Yayasan Hatta, Juli 2002