PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teknik Pembuatan dan Pengukuran Tanaman Uji
Advertisements

DASAR GENETIK TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
SELEKSI TONGKOL KE BARIS
PEMULIAAN TANAMAN JAGUNG DENGAN METODE Seleksi Berulang Timbal Balik (Reciprocal Recurrent Selection) Kelompok 3 FIRMAN PHE OCHA.
Berbagai Jenis Rancangan Percobaan
Pola Perkawinan Half-Diallel Pola ini mirip pola full-diallel, tetapi tidak menggunakan “reciprocal Crosses” termasuk “selfing”. Half diallel hampir memberikan.
a. Pola keturunan yang tidak lengkap b. Pola keturunan yang lengkap
PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
MODUL 5 :METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
PRODUKSI BENIH (BIJI).
METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
BAB IX: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
BAB VIII: METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang
TEKNIK PERSILANGAN DALAM PEMULIAAN TERNAK
(RECURRENT SELECTION)
GENETIK TANAMAN MENYERBUK SILANG : JAGUNG
METODA SELEKSI.
MANAJEMEN PEMULIAAN TERNAK PET 032
MODUL 7 :METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
VARIETAS SINTETIK Ika Dyah Saraswati
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
TEKNIK PERSILANGAN DALAM PEMULIAAN TERNAK
Metode Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman menyerbuk silang
DASAR PEWARISAN DAN HUKUM MENDEL
Kuliah 8 dasar pemuliaan ternak
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF / KAWIN / SEXUAL PADA TUMBUHAN
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
BAB III: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Metode pemuliaan & Varietas Hibrida
Metode pemuliaan & Varietas Hibrida
Oleh : Setyo Utomo Dasar Pemuliaan Ternak, 2016/smstr II
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
PEMULIAAN POHON HUTAN IV. Produksi Benih dan Kebun Benih
Kuliah 8 dasar pemuliaan ternak
VIII. Teknik Pembuatan dan Pengukuran Tanaman Uji
NILAI PEMULIAAN SAPI PERAH
PERSILANGAN Macam perkawinan ternak :
Kuliah 11 dasar pemuliaan ternak
PRODUKSI BENIH TANAMAN :
METODE PEMULIAAN TANAMAN
Berbagai Jenis Rancangan Percobaan
MODUL 6 :PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
BAB VII: PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN, HUBUNGANNYA DENGAN PEMULIAAN
SILANG DALAM CONTOH PROSES SILANG DALAM ADALAH PERISTIWA PEMBUAHAN DIRINYA SENDIRI (SELF FERTILIZATION) PADA TANAMAN. PERKAWINAN SAUDARA SEKANDUNG PADA.
Dosen Pengasuh PEMULIAAN POHON Jumani, S.Hut., M.P. 5/9/2018
Tanaman Penyerbuk Sendiri Tanaman Penyerbuk Silang
PEMULIAAN POHON HUTAN VII. KBRCB
Menyusun program pemuliaan
SELEKSI HIBRIDISASI DAN INBREDING
CATATAN PENTING DAN BATASAN ISTILAH
Prosedur Seleksi Massa
Seleksi dan Manfaat Dalam Meningkatkan Produktivitas Domba
BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA.
GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN
KONSEP ANALISIS OF VARIANCE
H2 HERITABILITAS.
Seleksi dapat dibedakan
PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
PRODUKSI BENIH (BIJI).
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Dosen Pengasuh PEMULIAAN POHON Jumani, S.Hut., M.P.
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia dan Non Ruminansia Babi
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia (Domba)
Berbagai Jenis Rancangan Percobaan
By Lili Andajani, S.Pd, M.Pd PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF / KAWIN / SEXUAL PADA TUMBUHAN.
Transcript presentasi:

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Secara umum ada 2 : a. Pola keturunan yang tidak lengkap b. Pola keturunan yang lengkap Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Pola Keturunan Tidak Lengkap (Incomplete Pedigree Design) : a. Open Pollinated Mating b. Polycross (pollen Mix) design Pola Keturunan Lengkap (Complete Pedigree Design) a. Nested Design b. Factorial Design c. Single Pair Mating d. Full Diallel e. Half Diallel f. Partial Diallel Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan IPD (Incomplete Pedigree Design) Open Polinated Mating Polycross (Pollen Mix) design Angin (bebas) Setiap induk betina disilangkan dgn tepung sari dari sejumlah pohon induk Tujuan Dipergunakan Untuk : Menentukan besarnya variant genetik additif dan heretabilitas populasi yang diuji Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan CPD (Complete Pedigree Design) 1. Nested Design adalah suatu pola penyerbukan terkendali yang telah digunakan didalam pohon-pohon hutan yaitu dengan cara mengawinkan beberapa group pohon induk kelamin tertentu, dengan group-group pohon induk lain. Hasil ND merupakan uji keturunan famili (full-sib) yaitu kedua induknya diketahui. Kelemahan : bahwa penaksiran terhadap kemampuan berkombinasi umum ” general combining ability” hanya dapat dicapai oleh kelompok induk yang lebih jarang “rarer sex”, karena kelompok induk dilakukan persilangan tunggal. Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Bagan ND digunakan sebagai “the rarer sex” dan masing-masing dikawinkan dengan 4 induk betina yang berbeda. Jantan (♂) 1 2 3 4 5 6 7 8 Betina (♀) Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan 2. Factorial Design FD disebut dengan istilah tester design yaitu pola penyerbukan terkendali, yang melibatkan beberapa induk jantan sebagai “tester” disilangkan dengan semua induk-induk betina dalam suatu populasi. Kelemahan jumlah keturunan yang tidak berkerabat yang dapat disediakan sebagai induk-induk untuk generasi yang akan datang dibatasi oleh jumlahnya induk yang berfungsi sebagai “tester”. Derivat dari factorial mating design telah dikenal pula “disconected factorial design” metode ini adalah membagi “breeding population” menjadi beberapa kelompok induk di dalam setiap kelompok tetap menggunakan pola faktorial. Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Factorial Mating design Induk Jantan Induk Betina 1 2 3 4 5 X 6 7 8 9 10 11 12 Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Disconected Factorial design Induk Jantan Induk betina 1 2 3 4 5 6 7 8 9 x X 10 11 12 13 14 15 16 Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Single-Pair Mating SPD adalah pola perkawinan setiap induk dikawinkan pada satu induk yang dalam satu populasi Induk Jantan Induk Betina 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X x Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan FULL DIALLEL Sistem perkawinan yang paling luas dan sesuai adalah “full diallel” yaitu dengan mengawinkan masing-masing induk dengan induk-induk yang lain, dalam suatu kombinasi penuh termasuk persilangan resiprokal. Persilangan resiprokal adalah dua perkawinan yang didalamnya melibatkan dua induk. Induk Jantan Induk Betina 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x X Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Half-Diallel Pola ini mirip pola full-diallel, tetapi tidak menggunakan “reciprocal Crosses” termasuk “selfing”. Half diallel hampir memberikan informasi selengkap full-diallel, padahal biaya investasinya hanya separohnya saja. Induk Jantan Induk Betina 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X x Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Partial-Diallel * Progressive Mating Scheme * Disconected Diallel PMS Induk Jantan Induk Betina 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 X x Jum Colection 2006

PEMULIAAN POHON HUTAN VI. Pola Perkawinan Disconected Diallel DD Induk Jantan Induk Betina 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 x X Jum Colection 2006

AND Jum Colection 2006