BALANCED SCORECARD DAN PERKEMBANGAN NYA
Pentingnya Ukuran Dalam kajian manajemen strategik, pengukuran hasil (performace) berkaitan dengan penentuan keberhasilan – apakah strategi berhasil atau tidak. Artinya hasil akan dijadikan ukuran apakah strategi berjalan baik atau tidak. Penentuan hasil yang dijadikan ukuran menjadi sangat penting karena akan menentukan apakah strategi berjalan dengan baik atau tidak.
di Indonesia dikenal satu ukuran Program Proper yang dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Ukuran Proper pada dasarnya berfokus kepada evaluasi aktivitas nyata perusahaan dalam menerapkan manajemen lingkungan. Di Amerika, pengukuran hasil korporasi dikenal sebagai Malcolm Baldrige National Quality orientasi Malcom Baldrige adalah kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus kepada pelanggan, fokus kepada pelanggan lain dan pasar, keterukuran, analisis dan pengetahuan manajemen, serta hasil kinerja organisasi.
berbagai kendala dalam sistem pengukuran kinerja : Visi tidak dapat dilaksanakan. Tujuan dan penghargaan tidak berkaitan dengan strategi. Alokasi sumberdaya tidak berkaitan dengan strategi. Umpan balik adalah taktis, bukan strategis.
Alat ukur Strategis ROI menjadi alat ukur hasil yang sangat “disukai” karena dinilai sederhana dan mudah diterapkan. ROI mempunyai kelemahan karena sangat dipengaruhi oleh; kebijakan penyusutan, sensitif terhadap nilai buku, praktek transfer pricing, perhatian sering terfokus kepada jangka pendek, tidak bisa dibandingkan antar perusahaan yang berbeda, sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian secara umum, dipengaruhi oleh pengelolaan persediaan (LIFO dan FIFO). Total Quality Management menekankan adanya komitmen terhadap perbaikan mutu.
Konsep Balance Scorecard ide utamanya menyangkut keseimbangan nilai adanya berbagai kepentingan sehingga satu dengan lainnya haruslah seimbang. Sebagai suatu ukuran yang baru, konsep ini ternyata dikembangkan oleh banyak pihak pada berbagai bidang, yaitu pendidikan, penerapan Teknologi Informasi, pengelolaan sumberdaya alam, sampai kepada koperasi. karena dinilai bahwa konsep ini baik banyak organisasi mengadopsinya. ide utama BSC adalah adanya satu Papan Nilai yang seimbang yang dapat digunakan sebagai alat ukur menentukan apakah satu organisasi dinilai berhasil atau tidak.
Konsep Balance Scorecard kartu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. perusahaan yang berhasil didasarkan kepada keseimbangan 4 hal yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/intern, dan pembelajaran-pertumbuhan.
peran BSC adalah sebagai alat ukur hasil, dimaksudkan untuk evaluasi, jauh dari posisi strategis. permasalahan BSC bukan pada level evaluasi semata, akan tetapi harus dimulai dari penyusunan strategi.
Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi – sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu penggunaan pada tahapan perencanaan strategik, tidak lagi sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem.
Diagram BSC
Balanced Scorecard adalah Strategi BSC lebih dari sekedar pengukuran hasil, akan tetapi mengkomunikasikan strategi dalam tindakan. menyusun BSC satu perusahaan tidaklah mudah, karena harus mempertimbangkan lingkungan industri dan kinerja awal perusahaan itu sendiri.
Balanced Scorecard adalah Strategi Terdapat 4 aspek yang harus diperhatikan: Perspektif keuangan Perspektif pelanggan. Perspektif proses bisnis internal. Perspektif pembelajar dan pertumbuhan.
BSC yang disusun dengan baik akan mendatangkan manfaat; Pemahaman baik manajemen yang baik dari hubungan keputusan strategik dan tindakan dan strategi yang dipilih; Pendefinisian ulang hubungan dengan pelanggan; Rekayarsa mendasar dari proses bisnis; dan Munculnya kultur korperasi yang menekankan kepada upaya tim diantara fungsi organisasi menerapkan strategi perusahaan
keberhasilan penyusunan BSC memberikan pembelajaran sbb: Keterlibatan kepemimpinan senior Mengartikulasi visi dan strategi perusahaan Mengidentifikasi kategori kinerja yang menghubungkan visi dan strategi terhadap hasil Terjemahkan papan nilai kepada tim, devisi, dan tingkatan fungsi Kembangkan pengukuran yang efektif dan standar yang berarti (jangka pendek dan panjang, memimpin, dan tertinggal) Kenakan penganggaran yang tepat, Teknologi Informasi, Komunikasi, dan sistem imbal jasa Melihat BSC sebagai proses kontinius, membutuhkan perbaikan, penilaian ulang, dan pemutakhiran, dan Percaya bahwa BSC sebagai fasilitator perubahan kultur dan organisasi.
Strategy Map Strategy map menunjukkan satu urutan bagaimana strategi dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan. Sifatnya jangka panjang, memberikan jaminan bahwa satu organisasi berada pada satu jalur yang memang dikehendaki, direncanakan oleh organisasi ataupun perusahaan. Memahami bahwa BSC adalah bagian dari proses yang dimulai dengan strategi. Keterlibatan manajemen senior sangat dibutuhkan.
Penentuan Scorecard identifikasi yang sesuai sehingga dapat ditentukan apa yang menjadi tujuan dan kegiatan pendukung serta ukuran yang akan diterapkan – konsep pengukuran kinerja Komitmen pimpinan puncak kemampuan menterjemahkan (cascading) ke seluruh devisi ataupun ke dalam aksi yang dapat dilaksanakan dan haruslah terukur.
Implementasi Scorecard Implementasi BSC pada awalnya merupakan papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai perspektif untuk menentukan keberhasilan satu organisasi ataupun perusahaan. diharapkan bahwa capaian dan kinerja satu organisasi dapat berkelanjutan (sustainable). untuk mengimplementasikan BSC sekalipun dibutuhkan strategi.
Office Management Strategy perlunya inisiasi melalui pembentukan devisi khusus yang ditugasi untuk memantau dan mengendalikan keberlangsungan strategi. office management bekerja memantau perkembangan dan memonitor capaian-capaian yang bersifat strategis. menentukan bagaimana posisi satu perusahaan terhadap pesaingnya dalam lingkungan industri. mengkomunikasikan tindakan-tindakan strategis yang dibutuhkan oleh perusahaan guna menjaga perusahaan tetap pada strategi yang telah dirumuskan.