PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL Akuntansi Biaya Pertemuan 6 Surisman,SE, M.Ak
Pokok Bahasan Definisi Harga Pokok Variabel Manfaat informasi Harga Pokok Variabel Konsep Biaya Periode Kelemahan dan keunggulan metode Variabel Costing Penentuan Harga Pokok Produksi Variabel Perbandingan Harga Pokok Variabel Costing dan Full Costing dari sisi perolehan Laba
Defenisi Variabel Costing Adalah : Suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukan unsur biaya yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya priode (period cost) yang langsung dibebankan kepada rugi laba periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.
Variable Costing versus Full Costing Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik tetap maupun variabel. Variable Costing : Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Sedangkan BOP tetap termasuk biaya periodik.
TUJUAN HARGA POKOK VARIABEL Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya volume laba untuk pengambil keputusan jangka pendek Memudahkan manjemen mengendalikan kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu di dalam perusahaan.
MANFAAT INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH METODE VARIABLE COSTING Manfaat metode variable costing bagi manajemen: Untuk perencanaan laba jangka pendek Untuk pengendalian biaya Untuk pengambilan keputusan
Perencanaan laba jangka pendek Dalam penyusunan anggaran, manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Karena dalam jangka pendek biaya tetap tidak berubah, maka informasi yang relevan dengan perencanaan laba jangka pendek adalah informasi yang berdampak terhadap hasil penjualan dan biaya variabel yang merupakan komponen untuk menghitung laba kontribusi dan ratio laba kontribusi
Contoh perhitungan ratio laba kontribusi & operating leverage Hasil Penjualan Rp 100 Ratio Laba Kontribusi = 40 : 100 Biaya Variabel 60 Rp 40 Laba Kontribusi Ratio Operating Leverage = 40 : 10 Biaya Tetap Rp 30 Laba Bersih Rp 10
Misal dalam menyusun anggaran, manajemen puncak mempertimbangkan rencana untuk menaikkan harga jual produk sebesar 10% dan diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak mengalami perubahan, dampak kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka pendek adalah: ratio laba kontribusi x persentase kenaikan harga jual Jika ratio laba kontribusi = 40%, dengan adanya rencana kenaikan harga jual produk sebesar 10% akan menaikkan laba bersih sebesar 4% (40% x 10%).
Kenaikan laba kontribusi: Contoh alternatif lain terkait laba perusahaan, misal dengan ratio laba kontribusi sebesar 40% manajemen puncak memperkirakan dengan menaikkan anggaran biaya iklan sebesar Rp 11.000.000 akan menaikkan hasil penjualan sebesar Rp 35.000.000. Alternatif ini dapat diuji kelayakannya: Kenaikan laba kontribusi: (40%xRp 35.000.000) = Rp 14.000.000 Kenaikan biaya iklan = 11.000.000 Dampak kenaikan biaya iklan terhadap laba bersih = Rp 3.000.000
Pengendalian biaya Dalam Variable Costing, period costs yang terdiri dari biaya tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap terdiri atas Discretionary Fixed Costs dan Committed Fixed Costs. Discretionary Fixed Costs : biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen dan dalam jangka pendek dapat dikendalikan manajemen, contoh biaya iklan.
Committed Fixed Costs: biaya tetap yang dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan (timbul dari kepemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasi pokok) dan dalam jangka pendek tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh : biaya depresiasi, sewa, asuransi dan gaji karyawan inti. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam laporan laba rugi Variable Costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari Committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek, khususnya untuk penentuan harga jual jangka pendek. Dalam metode variabel costing apabila harga jual telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali.
Dalam metode Variabel costing ini biaya produk mencakup: BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG BIAYA OVERHEAD PABRIK
Harga faktur + Biaya Lainnya BIAYA BAHAN BAKU Pengertian Harga Pokok Bahan Baku HP BAHAN BAKU = Harga faktur + Biaya Lainnya Dari bahan baku HP BAHAN BAKU = Harga Faktur dari Bahan baku SEMUA MENJADI ELEMEN BIAYA VARIABEL ELEMEN BIAYA VARIABEL MELIPUTI BAHAN BAKU, BIAYA LAIN VARIABEL Kelompok elemen harga pokok bahan baku berdasarkan tingkat variabilitasnya
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Sistem Penggajian Perusahaan Dapat Golongkan SISTEM UPAH PER POTONG PRODUK Elemen Biaya Produksi SISTEM UPAH PER JAM KERJA LANGSUNG SISTEM UPAH TETAP PER BULAN Biaya Tetap Period Cost
Biaya Overhead Pabrik Atas Dasar Tingkah Laku Dikelompokan BOP VARIABEL BOP TETAP ELEMEN BIAYA PRODUKSI BIAYA PERIODE
PERBEDAAN VARIABEL COSTING DAN FULL COSTING DILIHAT DARI SEGI : Penentuan Harga Pokok Produk Penentuan Harga Pokok Persediaan Pengakuan “Period Cost” Pendekatan Pengelompokkan biaya Penyajian Laporan Rugi/Laba
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK Elemen biaya Full costing Variable costing BBB(raw material cost) BTKL(direct labor cost) BOP variabel (variable FOH) BOP tetap (fixed FOH) Jumlah Harga Pokok Produk Rp.xxx Rp. xxx _
PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN Full Costing Sebagian biaya overhead pabrik tetap MASIH MELEKAT pada persediaan sampai produk laku terjual. Variable Costing Biaya overhead pabrik tetap DIBEBANKAN pada Period Cost sehingga TIDAK MELEKAT pada persediaan
PENYAJIAN DALAM LAPORAN LABA RUGI PERBEDAAN HARGA POKOK PENUH DAN HARGA POKOK VARIABEL DAPAT DITINJAU DARI SEGI: PENGGOLONGAN BIAYA DI DALAM LAP RUGI LABA STRUKTUR ATAU SUSUNAN PENYAJIAN LAP RUGI LABA BESARNYA LABA BERSIH
PENGGOLONGAN BIAYA Full Costing Biaya digolongkan dengan pendekatan Fungsi Biaya digolongkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Variable Costing Biaya digolongkan dengan pendekatan Variabelitas Biaya digolongkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap
Pendekatan Fungsi Biaya Produksi tetap Produksi Produksi variabel Non Produksi tetap Non Produksi Non Produksi variabel
Pendekatan Variabelitas Biaya Produksi Variabel Variabel Non Produksi Variabel Produksi Tetap Tetap Non Produksi Tetap
STRUKTUR ATAU SUSUNAN PENYAJIAN LAP RUGI LABA Pada Variable Costing ada item Contribution Margin (laba kontribusi) yaitu selisih penjualan dengan biaya- biaya variabel, sedangkan pada Full Costing tidak ada.
BESARNYA LABA BERSIH Perbedaan besar laba antara full costing dengan variabel costing, tergantung kepada besarnya perlakuan biaya produksi tetap yang ditunda pembebanannya ke dalam rugi laba. Perbedaan tersebut dapat diketahui dengan perhitungan selisih BOP yang melekat pada persedian awal dan akhir
KELEMAHAN METODE VARIABEL COSTING Pemisahan biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap. Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing.
KELEMAHAN METODE VARIABEL COSTING Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya. Sehingga untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan analisis keuangan.
Keunggulan Variable Costing Alat perancanaan operasi Variable Costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan laba yang telah ditetapkan. Penetapan harga jual Penetapan harga jual dapat lebih mudah dilakukan dengan konsep margin kontribusi akan memudahkan untuk menetapkan harga jual yang dapat menutup biaya tetap Alat Bantu Pengambilan keputusan Manajemen Metode variable costing, biaya dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel yang memungkinkan manjemen dapat memahami pengaruh yang akan timbul dari biaya priodik terhadap laba
Keunggulan Variable Costing Penentuan Titik Impas atau Pulang Pokok Perhitungan sederhana untuk menentukan suatu keadaan perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi Alat Pengendalian Manajemen Variabel costing jauh lebih efektif dari pada full costing untuk pengendalian manajemen
Penentuan Harga Pokok Produksi Variabel Dikenal juga dengan istilah : direct costing Harga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Penentuan Harga Pokok Produksi Variabel Dengan menggunakan Metode Variable Costing, Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
Perbandingan Harga Pokok Variabel dan Full Costing dari Sisi Perolehan Laba Laporan Rugi Laba Full Costing Variabel Costing Penjualan xxx Haraga Pokok Penjualan Haraga Pokok Penjualan Variabel Laba Kotor Margin kontribusi kotor Biaya Komersial Biaya Komersial variabel - Pemasaran - Pemasaran variabel - Administrasi - Administrasi variabel Laba Usaha Margin Kontribusi bersih Biaya Keuangan Biaya Tetap - Biaya Bunga - Overhead pabrik tetap Laba Bersih - Pemasaran tetap - Administrasi tetap
Dampak Terhadap Laba Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi perubahan terhadap persediaan, maka Laba Full Costing=Laba Variable. Bila Produksi > Penjualan sehingga terjadi peningkatan persediaan, maka Laba Full Costing > Laba Variable Costing. Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi penurunan persediaan, maka Laba Full costing < Laba Variable Costing.
Contoh perhitungan Data mengenai produksi, biaya dan penjualan selama tahun 2013 dan tahun 2014 sebagai berikut: Tahun 2013 Tahun 2014 Volume Produksi 1000 Unit 800 Unit Volume Penjualan Harga Jual per unit Rp 350 Biaya produksi - Variabel - Bahan baku per unit Rp 75 - Tenaga Kerja per unit Rp 41 - Tarif Overhead Pabrik Rp 30 - Administrasi & Penjualan Rp 12 - Tetap per tahun - Overhead Pabrik Rp 92.000 Rp 50.000 Berdasarkan data tersebut dapat disusun rugilaba metode full costing dan variabel coting masing-masing tahun
Laporan Rugi Laba(Full Costing) Tahun 2013 Tahun 2014 Penjualan Rp 280.000 Rp 350.000 Harga Pokok Penjualan Persedian awal Rp 47.600 - Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000 - Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800 - Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000 - Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 Total biaya Produksi Rp 238.000 Rp 208.800 Barang Siap Dijual Rp 256.400 Persedian akhir Rp 190.400 Laba Kotor Rp 89.600 Rp 93.600 Biaya Administrasi&Penjualan - Variabel Rp 9.600 Rp 12.000 - Tetap Rp 50.000 Jumlah By Adm & penjualan Rp 59.600 Rp 62.000 Laba Bersih Rp 30.000 Rp 31.600
Laporan Rugi Laba(Variabel Costing) Tahun 2013 Tahun 2014 Penjualan Rp 280.000 Rp 350.000 Harga Pokok Penjualan Persedian awal Rp 29.200 - Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000 - Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800 - Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000 Total biaya Produksi Rp 146.000 Rp 116.800 Barang Siap Dijual Persedian akhir Margin Kontribusi Kotor Rp 163.200 Rp 204.000 Biaya Administrasi&Penjualan - Variabel Rp 9.600 Rp 12.000 Margin Kontribusi Bersih Rp 153.600 Rp 192.000 Biaya Tetap - Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 - Administrasi&Penjualan Rp 50.000 Jumlah Biaya Tetap Rp 142.000 Laba Bersih Rp 11.600
Perbedaan Laba Pada tahun 2013 ternyata laba neto Absorption Costing lebih besar daripada laba neto Variable Costing sebesar Rp.18.400,- Perbedaan ini timbul karena adanya penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir sebesar (Rp.92.000 : 1.000)x200unit =Rp.18.400,-
Perbedaan Laba Pada tahun 2014 ternyata laba neto Full costing lebih rendah daripada Variable costing sebesar Rp.18.400,- Hal ini terjadi adanya pengeluaran BOP Tetap dalam persediaan awal. Pendekatan Full Costing=Penjualan Pendekatan Variable Costing= Produksi
Reconciliation Of Full and Variable Costing Net Income (NI) Tahun 2013 Tahun 2014 Variable Costing-NI Rp 11.600 Rp 50.000 Add: Fixed-FOH Cost (200 unitxRp.92) 18.400 Deduct: (200 unitxRp.92) 18.400 Absorption Costing Rp 30.000 Rp 31.600
Contoh Soal : Data biaya PT. GLORIA ∑ Produksi 9.000 unit ∑ Terjual 8.000 unit Harga Jual Rp. 1.000/unit Biaya variable : - Bahan baku Rp. 250/unit - Tenaga Kerja Rp. 200/unit - BOP Rp. 150/unit - Penjualan Rp. 25/unit Biaya tetap : - Biaya tetap produksi Rp. 1.000.000/periode Kapasitas normal 10.000 unit - Biaya Administrasi Rp. 250.000/periode Biaya Penjualan Rp. 200.000/periode Diminta : Buatlah laporan rugi laba dengan kedua metode !
Terima kasih