MEILYA KARYA PUTRI, S.P, M.M STRATEGI KORPORAT MEILYA KARYA PUTRI, S.P, M.M
Secara umum tingkatan strategi tersebut dibagi menjadi 3, yaitu: Strategi Korporasi Strategi Bisnis Strategi Fungsional
Level Korporat BAKRIE & BROTHERS Level Bisnis Properti Minyak & Gas Perkebunan Level Fungsional Pemasaran SDM Keuangan Operasi, dan lain-lain
A. STRATEGI KORPORASI Strategi Korporasi lebih ditujukan untuk apa bisnis itu dibuat dan bagaimana perusahaan harus bertindak untuk mencapai tujuannya. Strategi korporasi atau strategi perusahaan merupakan strategi yang dimiliki perusahaan yang mencakup keseluruhan bisnis atau usaha yang dimiliki perusahaan.
Strategi ini ditujukan untuk memperoleh keunggulan kompetitif perusahaan dari berbagai bisnis yang dikelolanya. Perusahaan yang sudah maju biasanya akan memilih untuk melakukan ekspansi dengan membangun unit-unit bisnis lainnya.
Strategi Korporasi pada dasarnya untuk mengetahui: Dimana perusahaan kita sekarang (posisi perusahaan dalam industri)? Dimana perusahaan ingin berada? Bagaimana cara perusahaan untuk bisa sampai ke sana? Perusahaan perlu mengambil resiko untuk berkembang atau berekspansi. Perusahaan pesaing pasti juga akan melakukan perkembangan dan perubahan terhadap perusahaannya. Jika sebuah perusahaan hanya diam di tempat, tidak ada keinginan untuk lebih maju lagi maka risiko juga hampir sama dengan risiko saat perusahaan mencoba ingin berekspansi.
Tiga Aspek penting dalam Strategi Korporat: 0rientasi menyeluruh Perusahaan. Apakah menuju Pertumbuhan (Growth), Stabilitas (Stability), atau Penciutan/penghematan (Retrenchment). Ketiga hal ini disebut Directional Strategy. Industri atau pasar mana yang sesuai dimasuki perusahaan untuk bersaing melalui produk dan unit bisnisnya (Portofolio Strategy). Perilaku manajemen perusahaan dalam mengkoordinasi aktivitas, transfer sumber daya, dan mendayagunakan kemampuan pada lini produk dan unit bisnis (Parenting Strategy).
Strategi Penentu Arah (Directional Strategy) a. Strategi-strategi bertumbuh (Growth Strategies) Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki item kekuatan yang banyak, sementara mereka berada dalam industri yang tingkat daya tariknya tinggi. Sederhananya, perusahaan sedang memiliki kemampuan untuk ekspansi, karena kondisi eksternalnya menarik, dan kondisi internalnya juga mendukung.
Konsentrasi Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis yang dimiliki perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh. Ada dua pilihan utama strategi konsentrasi ini, yaitu: 1. Pertumbuhan Vertikal (Vertikal Growth) Pertumbuhan Vertikal dapat dicapai dengan mengambil alih fungsi yang dilakukan pemasok (supplier) atau oleh pengecer. Dengan cara ini diharapkan perusahaan dapat lebih efesien, karena biaya berkurang dan bisa mengawasi sepenuhnya fungsi-fungsi tersebut.
Integrasi vertikal Integrasi ke belakang (Backward Integration) Bila integrasinya ke Pemasok. Perusahaan mencari kepemilikan atas pemasok bahan baku dari produknya. Contoh: - Perusahaan mie instan, mungkin juga akan mendirikan perusahaan pemasok tepung terigu. Integrasi ke depan (Forward integration) Bila integrasinya ke Distributor atau pelaku yang ke arah konsumen akhir. Perusahaan medapatkan kepemilikan pada distributor atau pengecer yang memasarkan produknya. Contoh: Perusahaan mie instan mungkin juga akan mendirikan perusahaan distributor atau pengecer untuk menjamin pemasaran dan pendistribusian produknya.
2. Pertumbuhan Horizontal (Horizontal Growth) Pertumbuhan horizontal adalah ekspansi perusahaan atas produk –produk ke area geografis yang baru, dan atau menambah rentang produk dan jasa yang ditawarkan pada pasar (namun produknya masih sejenis). Hasil yang terjadi dengan strategi ini adalah Horizontal Integration. Strategi ini dilakukan dengan mencari kepemilikan pada perusahaan pesaing. Cara ini dilakukan dengan merger atau akuisisi. Merger merupakan transaksi dua perusahaan dengan persetujuan untuk melakukan integrasi dalam operasional yang sama. Sedangkan Akuisisi berarti perusahaan membeli perusahaan lain dengan mengendalikan perusahaan tersebut sepenuhnya.
Contoh: Perusahaan produsen minuman kemasan Danone di Prancis, yang merger dengan Aqua di Indonesia.
Diversifikasi (Diversification) Strategi ini biasa dilakukan pada saat perusahaan berada pada industri yang telah terkonsolidasi, dan pertumbuhannya menjadi terbatas. Dengan diversifikasi perusahaan berpeluang tumbuh menjadi lebih besar lagi.
Diversifikasi terkonsentrasi (Concentric/related diversification). Pertumbuhan dengan diversifikasi tipe ini berarti perusahaan mengembangkan usaha-usahanya pada bisnis yang masih terkait dengan bisnis utama perusahaan. Biasanya ini bisa dilakukan oleh Perusahaan karena kondisi internal perusahaan sangat kuat (misalnya kondisi finansial perusahaan sangat kuat). Contohnya: Perusahaan produsen minyak sawit mentah (CPO), juga menghasilkan minyak goreng dan mendirikan usaha Oleo Chemical (Produk – produk hasil turunan dari minyak goreng).
2. Diversifikasi konglomerat (Conglomerate/unrelated diversification). Kalau Perusahaan merasa industri terkait dalam bidang bisnisnya sudah tidak menarik lagi, maka ia masuk ke bisnis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan bisnis intinya. Misalnya: Perusahaan minyak goreng membuka usaha properti.
b. Strategi Stabilitas (Stability Strategies) Pilihan ini masuk akal bila kondisi lingkungan perusahaan sulit diprediksi, atau diprediksi tidak tumbuh karena situsasi makronya (seperti perekonomian, permintaan dari pasar) sedang lesu. Piihan dari strategi ini: Pause/istirahat dan waspada Perusahaan melakukan jeda setelah mengalami pertumbuhan yang pesat, dan hanya melakukan perubahan-perubahan kecil. No Change/tanpa perubahan Tidak melakukan perubahan apa-apa. Perusahaan tetap melakukan strategi yang telah dijalankan.
Profit Strategy/Laba Strategi ini pada dasarnya tidak mengubah apa-apa dari yang telah dijalankan, di tengah kondisi lingkungan yang merosot. Perusahaan mungkin bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, namun masih tanda tanya untuk jangka panjang.
c. Strategi Penciutan atau penghematan (Retrenchment Strategy) Strategi ini diambil perusahaan karena lingkungan tidak menarik sementara internal perusahaan juga mengalami masalah. Ini adalah kondisi saat perekonomian mengalami krisis. Indonesia pernah mengalami beberapa kali krisis, salah satunya pada tahun 1997-1998 yang kemudian berdampak pada kondisi bisnis, paling tidak 5 tahun berikutnya.
4 Pilihan Strategi penghematan: Turnaround Strategy Strategi ini lebih mendekatkan pada peningkatan efesiensi. Biasanya kondisi perusahaan belum terlalu parah dan ada kemungkinan untuk diselamatkan. Captive Strategy Perusahaan mengurangi beberapa fungsi yang dirasakan kurang perlu. Sementara itu, fungsi lain yang dapat membuat perusahaan kembali normal ditingkatkan efektivitasnya. Apalagi bila ada investor lain yang terlibat.
3. Sell-out / Divestment/Divestasi Situasi perusahaan tambah parah, dan mungkin dengan menjual saham perusahaan. Masih ada kemungkinan perusahaan yang membeli dapat memperbaiki keadaan. Perusahaan melakukan penyehatan perusahaan dengan cara menjual sebagian asset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. 4. Bankruptcy/liquidation Perusahaan mengajukan pailit ke pengadilan, sehingga ada kewajiban-kewajiban yang barangkali bisa dihindarkan oleh perusahaan. Perusahan melakukan penyehatan perusahaan dengan menjual seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
Contoh: PT. Dirgantara Indonesia telah mem-PHK ribuan karyawannya. PT. Bank Niaga Tbk. Melepas seluruh kepemilikan sahan (divestasi) di PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. PT. Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaannya, yakni Glavermas Mirror Pte Ltd.
2. Strategi Kombinasi Usaha Patungan (Joint Venture) Usaha Patungan didefenisikan sebagai pengaturan modal antara dua atau lebih perusahaan yang menyebabkan terciptanya kesatuan organisasi yang baru. Bentuk khusus dari usaha patungan biasa disebut sebagai kepemilikan bersama (Joint Ownership).
Usaha Patungan dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut: Untuk memperkenalkan teknologi dan produk baru secara cepat. Untuk menguasai, mempengaruhi, mengurangi persaingan, atau sebagai alat untuk mempengaruhi pemasok. Membantu perusahaan yang lebih kecil untuk bersaing dengan perusahaan raksasa. Untuk mengindarkan resiko besar bagi perusahaan baru. Contoh: Diamond – Star Motors merupakan hasil usaha patungan antara perusahaan A.S., Chrysler corporation, dan Perusahaan Jepang, Mitsubishi Motors.
b. Aliansi Strategi (Strategic Alliance) Aliansi strategi merupakan persekutuan antara perusahaan-perusahaan yang menggabungkan sumber daya, kemampuan, dan kompetensi inti secara bersama-sama untuk mencapai kepentingan bersama. Dalam Aliansi Strategi, perusahaan yang terlibat tidak memiliki saham di perusahaan mitranya.