Shalat Tasbih Tata Cara Sha lat (http://an-nashihah.com , Ustadz Luqman Jamal) Secara umum, shalat tasbih sama dengan tata cara shalat yang lain, hanya saja ada tambahan bacaan tasbih yaitu: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ Lafadz ini diucapkan sebanyak 75 kali pada tiap raka’at dengan perincian sebagai berikut. Sesudah membaca Al-Fatihah dan surah sebelum ruku sebanyak 15 kali, Ketika ruku’ sesudah membaca do’a ruku’ dibaca lagi sebanyak 10 kali, Ketika bangun dari ruku’ sesudah bacaan i’tidal dibaca 10 kali, Ketika sujud pertama sesudah membaca do’a sujud dibaca 10 kali, Ketika duduk diantara dua sujud sesudah membaca bacaan antara dua sujud dibaca 10 kali, Ketika sujud yang kedua sesudah membaca do’a sujud dibaca lagi sebanyak 10 kali, Ketika bangun dari sujud yang kedua sebelum bangkit (duduk istirahat) dibaca lagi sebanyak 10 kali. Demikianlah rinciannya, bahwa shalat Tasbih dilakukan sebanyak 4 raka’at dengan sekali tasyahud, yaitu pada raka’at yang keempat lalu salam. Bisa juga dilakukan dengan cara dua raka’at-dua raka’at, di mana setiap dua raka’at membaca tasyahud kemudian salam. Wallâhu A’lam. www.hilfans.wordpress.com www.stisitelkom.ac.id www.hilfan.blog.stisitelkom.ac.id
Bibliography : Abu Dâud As-Sijistâny. Beliau berkata, “Tidak ada, dalam masalah shalat Tasbih, hadits yang lebih shahih dari hadits ini.” Ad-Dâraquthny. Beliau berkata, “Hadits yang paling shahih dalam masalah keutamaan Al-Qur`ân adalah (hadits tentang keutamaan) Qul Huwa Allâhu Ahad, dan yang paling shahih dalam masalah keutamaan shalat adalah hadits tentang shalat Tasbih.” Al-Âjurry. Ibnu Mandah. Al-Baihaqy. Ibnu As-Sakan. Abu Sa’ad As-Sam’âny. Abu Musa Al-Madiny. Abu Al-Hasan bin Al-Mufadhdhal Al-Maqdasy. Abu Muhammad ‘Abdurrahim Al-Mishry. Al-Mundziry dalam At-Targhib Wa At-Tarhib dan Mukhtashar Sunan Abu Dâud . Ibnush Shalâh. Beliau berkata, “Shalat Tasbih adalah sunnah, bukan bid’ah. Hadits-haditsnya dipakai beramal dengannya.” An-Nawawy dalam At-Tahdzîb Al - Asma` Wa Al-Lughât . Abu Manshur Ad Dailamy dalam Musnad Al-Firdaus . Shalâhuddin Al-‘Alâi. Beliau berkata, “Hadits shalat Tasbih shahih atau hasan, dan harus (tidak boleh dha’if).” Sirajuddîn Al-Bilqîny. Beliau berkata, “Hadits shalat tasbih shahih dan ia mempunyai jalan-jalan yang sebagian darinya menguatkan sebagian yang lainnya, maka ia adalah sunnah dan sepantasnya diamalkan.” Az-Zarkasyi. Beliau berkata, “Hadits shalat Tasbih adalah shahih dan bukan dha’if apalagi maudhu’ (palsu).” As-Subki. Az-Zubaidy dalam Ithâf As-Sâdah Al-Muttaqîn 3/473. Ibnu Nâshiruddin Ad-Dimasqy. Al-Hâfidz Ibnu Hajar dalam Al-Khishâl Al-Mukaffirah Lidzdzunûb Al-Mutaqaddimah Wal Muta`Akhkhirah , Natâijul Afkâr Fî Amâlil Adzkâr dan Al-Ajwibah ‘Alâ Ahâdits Al-Mashâbîh . As-Suyûthy. Al-Laknawy. As-Sindy. Al-Mubârakfûry dalam Tuhfah Al-Ahwadzy . Al-‘Allamah Al-Muhaddits Ahmad Syâkir rahimahullâh. Al-‘Allamah Al-Muhaddits Nâshiruddîn Al-Albâny rahimahullâh dalam Shahîh Abi Dâud (hadits 1173-1174), Shahîh At-Tirmidzy , Shahîh At-Targhib (1/684-686) dan Tahqîq Al-Misykah (1/1328-1329). Al-‘Allamah Al-Muhaddits Muqbil bin Hâdy Al-Wâdi’iy rahimahullâh dalam Ash-Shahîh Al-Musnad Mimmâ Laisa Fî Ash-Shahihain . Lihat Al-Alâ`i Al-Mashnû’ah 2/42-45, Al-Futûhât Ar-Rabbâniyyah 4/318-322, Al-Adzkârkarya Imam An-Nawawy dengan tahqiq Salim Al-Hilaly 1/481-482, dan Bughyah Al-Mutathawwi` hal. 98-99. www.hilfans.wordpress.com www.stisitelkom.ac.id www.hilfan.blog.stisitelkom.ac.id